TA 2016 – 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(patah tulang) terbanyak (Anonim, 2010). Fraktur atau patah tulang adalah
lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan
sekitar 1.3 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden
terhadap terjadinya fraktur (Depkes RI, 2011). Keluhan utama yang sering
individual. Nyeri tidak lagi dipandang sebagai kondisi alami dari cidera
atau trauma yang akan berkurang secara bertahap seiring waktu, karena
2
nyeri yang tak mereda dapat menyebabkan komplikasi, peningkatan lama
kutaneus (Kozier & Erb, 2009). Stimulasi kutaneus atau terapi berbasis
suhu ini berupa kompres panas dan kompres dingin. Kompres pada tubuh
kecepatan konduksi saraf dan menghambat impuls saraf (Kozier & Erb,
2009).
bisa berhenti sampai itu saja dan akan berlanjut sampai tindakan setelah
atau post operasi. Peran perawat sangat penting dalam perawatan pasien
3
pre dan post operasi terutama dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mentelaah jurnal dengan
2012”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
mampu :
4
BAB II
HASIL TELAAH JURNAL
A. Abstrak
ABSTRAK
Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap
integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis
salah satunya respon berupa nyeri. Nyeri pada pasien fraktur salah
satunya disebabkan karena spasme otot. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri
pada pasien fraktur ekstremitas tertutup. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen dengan desain one group pre test-post test yang
dilaksanakan pada 31 Mei sampai 14 Juni 2017 dan bertempat di ruang
Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
random sampling dengan metode porposive sampling yaitu berjumlah 15
sampel. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata nyeri sebelum
dilakukan kompres dingin adalah 6,40 dengan standar deviasi 0,99 dan
rata-rata skala nyeri setelah dilakukan kompres dingin adalah 3,53
dengan standar deviasi 1,30. Hasil analisis data yang dilakukan
menggunakan uji T berpasangan atau Paired T-test, ada perbedaan
antara nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres dingin pada pasien
fraktur ektremitas tertutup. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh
pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ektremitas
tertutup. Disarankan kepada perawat di Instalasi Gawat Darurat agar
dapat mengaplikasikan intervensi kompres dingin untuk mengurangi
nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup.
Kata kunci: fraktur tertutup, nyeri, kompres dingin
kata. Syarat abstrak yang baik berkisar antara 150-200 kata. Adapun poin-
Latar Belakang
“Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual
5
Tujuan
Metode
sampel”
Hasil
tertutup”
Kesimpulan
Saran / Rekomendasi
6
Kata Kunci
sebanyak 199 kata, abstrak juga terdapat dalam Bahasa Inggris. tetapi
abstrak, untuk penulisan abstrak sudah baik dan sesuai dengan kaidah
B. Pendahuluan
PENDAHULUAN
7
psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Nyeri tersebut
Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan
bermotor. Pada orang tua, wanita lebih sering mengalami fraktur dari
WHO mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal
kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni
8
jumlah kasus fraktur tertutup sebanyak 915 (71%) pasien.
dan trauma benda tajam atau tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang
(8,5%), dan dari 14.127 trauma benda tajam atau tumpul, yang
mengalami fraktur.
depresi.
pasien fraktur ekstremitas tertutup pada tahun 2009 sebanyak 369 orang,
tahun 2010 sebanyak 409 orang dan tahun 2011 sebanyak 418 orang.
Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu
9
farmakologi merupakan manajemen kolaborasi antara dokter dengan
relasasi.
lokasi nyeri, hal ini memakan waktu 5 sampai 10 menit selama 24 sampai
ketidaknyamanan
penulisan jurnal yang baik pada latar belakang telah dijelaskan angka
10
kejadian kecelakaan dan fraktur secara garis besar dari kejadian di dunia
data yang terbaru atau tahun yang mendekati waktu dari penelitian,
tertutup.
11
D. Metodologi
group pre test-post test (pra-post test dalam satu kelompok) secara
tertutup.
penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu dalam uraian telah
a. Jenis penelitian
12
pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas
desain one group pre test – post test (pra-post test dalam satu kelompok).
13
Pasien yang dirawat dalam 12-24 jam pasca trauma
eksklusi atau yang tidak bisa dijadikan sampel dalam penelitian. Kriteria
E. Instrumen
F. Data Analisis
G. Hasil
Kelebihan
14
penelitian, hasil disertai dengan tabel statistik, sehingga pembaca dapat
karena itu pembaca sudah mendapat informasi dari akhir penelitian beserta
Kekurangan
telah dibuktikan dengan teori yang sudah di lakukan. Jurnal ini juga belum
ini tidak dijelaskan berapa lama waktu yang ideal ketika memberikan
H. Simpulan/ diskusi
dengan 6,95.
(95% CI: 2,81-4,25), median 3,00 dengan standar deviasi 1,302. Nyeri
15
sebelum dilakukan kompres dingin adalah diantara 2,81 sampai
dengan 4,25.
=0,000.
Palembang
16
J. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
2012).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter%20I.pdf, diakses 14
maret 2012).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22361/5/Chapter%2
Hoesin Palembang.
17
Suddart. Jakarta: EGC.
Rineka Cipta.
kalimat, dan masih ditemukan kutipan yang dibuat peneliti namun tidak
tercantum dalam daftar pustaka. Pada penulisan daftar pustaka yang dibuat
1. Strenghts (kekuatan)
18
b. Murah dan sederhana
2. Weakness (kelemahan)
3. Opportunities ( kesempatan)
sakit
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sakit karena terbukti dapat menurunkan intensitas dan skala nyeri pada
pasien.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Ditjen PP & PL : Jakarta
http://www.depkes.go.id (diakses tanggal 13 Februari 2017)
Kozier, B., & Erb,G., (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Alih
Bahasa: Eny Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti. Jakarta:
EGC.
21