Anda di halaman 1dari 21

TELAAH JURNAL

Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur


Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2017

DI SUSUN OLEH KELOMPOK ROY :

1. SLAMET AFRIYADI 2016 91 006

2. MUHAMMAD HUSEN 2016 91 005

3. M. HATTA 2016 91 015

4. M. ALI NAPIAH 2016 91 008

5. M. MIZAN 2016 91 007

6. UJANG WAHYUDIN 2016 91 004

7. SARWINDA NOVITA UTAMI 2016 91 013

8. PUTRI AYU DIAN MUFIDA 2016 91 002

9. KARMILA WATI 2016 91 025

10. RETNI KUSTIANDARI 2016 91 027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TA 2016 – 2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang banyak dijumpai pada pusat-pusat

pelayanan kesehatan diseluruh dunia saat ini adalah penyakit

muskuluskeletal. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab fraktur

(patah tulang) terbanyak (Anonim, 2010). Fraktur atau patah tulang adalah

terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan

rudapaksa (Mansjoer, 2008).

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat

lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan

sekitar 1.3 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden

kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur

ekstrimitas bawah sekitar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi.

Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi diintegritas pada tulang.

Penyebab terbanyaknya adalah insiden kecelakaan, tetapi factor lain

seperti proses degeneratif dan osteoporosis juga dapat berpengaruh

terhadap terjadinya fraktur (Depkes RI, 2011). Keluhan utama yang sering

ditemukan pada pasien fraktur adalah nyeri (Helmi, 2013).

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat

individual. Nyeri tidak lagi dipandang sebagai kondisi alami dari cidera

atau trauma yang akan berkurang secara bertahap seiring waktu, karena

2
nyeri yang tak mereda dapat menyebabkan komplikasi, peningkatan lama

rawat inap di rumah sakit dan distress (Helmi, 2013).

Perawat mempunyai peran penting dalam pemberian pereda nyeri

yang adekuat, yang prinsipnya mencakup mengurangi ansietas, mengkaji

nyeri secara regular, memberi analgesik dengan tepat untuk meredakan

nyeri secara optimal, dan mengevaluasi keefektifannya (Kneale,

2011).Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam

asuhan keperawatan (Kozier & Erb, 2009).

Penatalaksanaan nyeri meliputi dua tipe dasar intervensi

keperawatan: intervensi farmakologi dan non farmakologi.

Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi melibatkan penggunaan obat.

Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi, meliputi stimulasi

kutaneus (Kozier & Erb, 2009). Stimulasi kutaneus atau terapi berbasis

suhu ini berupa kompres panas dan kompres dingin. Kompres pada tubuh

bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Efek

panas dapat meredakan nyeri dengan meningkatkan relaksasi otot

sedangkan efek dingin dapat meredakan nyeri dengan memperlambat

kecepatan konduksi saraf dan menghambat impuls saraf (Kozier & Erb,

2009).

Berbagai tindakan bisa dilakukan di antaranya rekognisi, reduksi,

retensi, dan rehabilitasi. Meskipun demikian masalah pasien fraktur tidak

bisa berhenti sampai itu saja dan akan berlanjut sampai tindakan setelah

atau post operasi. Peran perawat sangat penting dalam perawatan pasien

3
pre dan post operasi terutama dalam pemberian asuhan keperawatan pada

pasien. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mentelaah jurnal dengan

judul “Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada

Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun

2012”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk menelaah jurnal hasil penelitian di bidang keperawatan yang

telah dipublikasikan sesuai dengan kaidah ilmiah sehingga dapat

diterapkan dirumah sakit.

2. Tujuan Khusus

Setelah menelaah sebuah penelitiian ilmiah mahasiswa diharapkan

mampu :

a. Mampu menelaah judul jurnal

b. Mampu menelaah abstrak jurnal

c. Mampu menelaah pendahuluan jurnal

d. Mampu metode penelitian

e. Mampu menelaah hasil penelitian

f. Mampu menelaah kesimpulan dan saran

g. Mampu menelaah daftar pustaka penelitian

h. Mampu menelaah implikasi kegunaan hasil penelitian

4
BAB II
HASIL TELAAH JURNAL

A. Abstrak

ABSTRAK
Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap
integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis
salah satunya respon berupa nyeri. Nyeri pada pasien fraktur salah
satunya disebabkan karena spasme otot. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri
pada pasien fraktur ekstremitas tertutup. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen dengan desain one group pre test-post test yang
dilaksanakan pada 31 Mei sampai 14 Juni 2017 dan bertempat di ruang
Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
random sampling dengan metode porposive sampling yaitu berjumlah 15
sampel. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata nyeri sebelum
dilakukan kompres dingin adalah 6,40 dengan standar deviasi 0,99 dan
rata-rata skala nyeri setelah dilakukan kompres dingin adalah 3,53
dengan standar deviasi 1,30. Hasil analisis data yang dilakukan
menggunakan uji T berpasangan atau Paired T-test, ada perbedaan
antara nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres dingin pada pasien
fraktur ektremitas tertutup. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh
pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ektremitas
tertutup. Disarankan kepada perawat di Instalasi Gawat Darurat agar
dapat mengaplikasikan intervensi kompres dingin untuk mengurangi
nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup.
Kata kunci: fraktur tertutup, nyeri, kompres dingin

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dengan jumlah kata 199

kata. Syarat abstrak yang baik berkisar antara 150-200 kata. Adapun poin-

poin yang dimuat dalam abstrak tersebut adalah sebagai berikut :

 Latar Belakang
“Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual

terhadap integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan

fisiologis salah satunya respon berupa nyeri. Nyeri pada pasien

fraktur salah satunya disebabkan karena spasme otot.”

5
 Tujuan

“penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres

dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup”

 Metode

“metode penelitian secara purposive sampling dengan desain

one group pre test-post test”

 Tempat dan Sampling

“penelitian ini bertempat di ruang Instalasi Gawat Darurat

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berjumlah 15 orang

sampel”

 Hasil

“Hasil analisis data yang dilakukan menggunakan uji T

berpasangan atau Paired T-test, ada perbedaan antara nyeri sebelum

dan setelah pemberian kompres dingin pada pasien fraktur ektremitas

tertutup”

 Kesimpulan

“berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien

fraktur ektremitas tertutup”

 Saran / Rekomendasi

“Disarankan kepada perawat di Instalasi Gawat Darurat agar

dapat mengaplikasikan intervensi kompres dingin untuk mengurangi

nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup”

6
 Kata Kunci

“fraktur tertutup, nyeri, kompres dingin”

Abstrak sudah ditulis sesuai dengan syarat penulisan yaitu

sebanyak 199 kata, abstrak juga terdapat dalam Bahasa Inggris. tetapi

masih ada koreksi. Latar belakang belum memperlihatkan secara spesifik

tentang fenomena yang ditemukan dilapangan, sebaiknya ditambahkan

angka kejadian atau insiden Fraktur ekstremitas, baik kejadian fraktur

ekstremitas terbuka maupun fraktur ekstremitas tertutup. Pada teknik

pengambilan sampel tidak dicantumkan bagaimana kriteria dalam

pemilihan responden atau yang menjadi sampel dalam penelitian. Dari

hasil penelitian yang dilakukan dilakukan tidak dijelaskan berapa lama

waktu dalam pemberian kompres dingin untuk mengurangi intensitas nyeri

pada fraktur ekstremitas tertutup.

Terlepas dari beberapa hal yang perlu koreksi dalam penulisan

abstrak, untuk penulisan abstrak sudah baik dan sesuai dengan kaidah

penulisan, peneliti membuat abstrak dengan bahasa yang mudah di pahami

dan abstrak dibuat secara lengkap, singkat dan padat.

B. Pendahuluan

PENDAHULUAN

Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas

seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis maupun

7
psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Nyeri tersebut

adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan

ketidaknyamanan secara verbal maupun non verbal. Padahal rasa nyaman

merupakan salah satu kebutuhan dasar individu dan merupakan tujuan

diberikannya asuhan keperawatan pada seseorang di rumah sakit.

Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan

umur dibawah 45 tahun, biasanya berhubungan dengan olahraga,

pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan

bermotor. Pada orang tua, wanita lebih sering mengalami fraktur dari

pada laki-laki berkaitan dengan perubahan hormon pada saat menopause

sehingga meningkatkan insiden osteoporosis.

WHO mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal

dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami

kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni

insiden fraktur khususnya ekstremitas atas dan bawah diperkirakan

jumlahnya sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi, dimana

sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda. Setiap

tahunnya di Amerika Serikat sekitar 25 juta orang mengalami fraktur.

Dari jumlah ini, mayoritas mereka masih menderita nyeri karena

pengelolaannya yang belum adekuat.

Hasil penelitian Kilbourne et al di Baltimore (2008) dalam Nasrullah

(2011), tentang analisis penanganan emergensi pasien trauma di bagian

ortopedi Rumah Sakit Umum Lahore terhadap 1289 pasien, didapatkan

8
jumlah kasus fraktur tertutup sebanyak 915 (71%) pasien.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007, penyebab

terjadinya insiden fraktur biasanya karena jatuh, kecelakaan lalu lintas

dan trauma benda tajam atau tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang

mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus

kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang

(8,5%), dan dari 14.127 trauma benda tajam atau tumpul, yang

mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Menurut Riyadina, (2005)

yang melakukan penelitian tentang insiden kecelakan lalu lintas di Jakarta

pada pengendara motor menyatakan pada bulan Oktober 2005 terdapat

425 orang mengalami insiden kecelakaan dan 132 orang diantaranya

mengalami fraktur.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun

2007 didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami insiden fraktur, 56%

diantaranya mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15%

mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau

depresi.

Berdasarkan data RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, jumlah

pasien fraktur ekstremitas tertutup pada tahun 2009 sebanyak 369 orang,

tahun 2010 sebanyak 409 orang dan tahun 2011 sebanyak 418 orang.

Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu

manajemen farmakologi dan manajemen nonfarmakologi. Manajemen

9
farmakologi merupakan manajemen kolaborasi antara dokter dengan

perawat yang menekankan pada pemberian obat yang mampu

menghilangkan sensasi nyeri, sedangkan manajemen nonfarmakologi

merupakan manajemen untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan

teknik manajemen nyeri meliputi, stimulus dan massage kutaneus, terapi

es dan panas (pemberian kompres dingin atau panas), stimulus saraf

elektris transkutan, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnotis, dan teknik

relasasi.

Menurut Kozier, (2010) kompres dingin dapat dilakukan di dekat lokasi

nyeri atau di sisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan

lokasi nyeri, hal ini memakan waktu 5 sampai 10 menit selama 24 sampai

48 jam pertama setelah cedera. Pengompresan di dekat lokasi aktual nyeri

cenderung memberi hasil yang terbaik.

Sedangkan menurut Smeltzer & Bare (2002), mengatakan untuk

menghilangkan nyeri pada cidera dapat dilakukan dengan pemberian

kompres dingin basah atau kering ditempat yang cedera secara

intermitten 20 sampai 30 menit selama 24 sampai 48 jam pertama setelah

cedera, dengan pemberian kompres dingin dapat menyebabkan

vasokontriksi, yang dapat mengurangi pendarahan, edema dan

ketidaknyamanan

Pembahasan dalam pendahuluan sudah sesuai dengan kaidah

penulisan jurnal yang baik pada latar belakang telah dijelaskan angka

10
kejadian kecelakaan dan fraktur secara garis besar dari kejadian di dunia

dan dipersempit ke angka kejadian fraktur yang terjadi di tempat

penelitian. Namun sedikit masukan yang perlu di koreksi adalah data

angka kejadian dunia dan di indonesia tersebut sebaiknya dicantumkan

data yang terbaru atau tahun yang mendekati waktu dari penelitian,

sehingga nantinya dikawatirkan akan menimbulkan kesenjangan data.

Kemudian pada pendahuluan masih terdapat kutipan yang atau hasil

penelitian yang dicantumkan oleh peneliti namun tidak terdaftar di daftar

pustaka(Hasil penelitian Kilbourne et al di Baltimore (2008) dalam

Nasrullah (2011) dan kutipan Riyadina (2005)).

C. Kerangka Konsep dan Hipotesis

Pada jurnal pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri

pada pasien fraktur ekstremitas tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun

2012 dengan dengan uji T berpasangan atau Paired T-test kerangka

konsep dan hipotesis tidak dicantumkan. Seharus nya hipotesis

ditampilkan agar lebih mudah di pahami yaitu: Ha: Ada pengaruh

pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ektremitas

tertutup.

Begitu juga dengan kerangka konsep, seharusnya di tampilkan

untuk memudahkan para pembaca jurnal memahami pengaruh pemberian

kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup di

IGD RSMH Palembang.

11
D. Metodologi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain one

group pre test-post test (pra-post test dalam satu kelompok) secara

kuantitatif, dimana suatu kelompok diberikan perlakuan untuk menguji

perubahan-perubahan yang terjadi setelah eksperimen, tetapi sebelumnya

dilakukan observasi pertama (pre-test), setelah itu dilakukan post-test.

Bentuk rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Penelitian ini hanya melibatkan 1 kelompok eksperimen, dimana kelomok

sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu kelompok diobservasi, kemudian

kelompok tersebut dilakukan pemberian kompres dingin dalam

mengurangi intensitas nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup.

Kemudian membandingkan apakah ada perbedaan antara nyeri sebelum

dan setelah pemberian kompres dingin pada pasien fraktur ektremitas

tertutup.

Metode penelitian adalah cara yang akan digunakan dalam

penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu dalam uraian telah

tercermin langkah-langkah tekhnis dan operasional yang akan dilakukan.

Didalam metodologi penelitian mencakup beberapa hal yaitu :

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian menjelaskan tentang jenis pendekatan atau metode

penelitian mana yang akan dilaksanankan. Di dalam jurnal “pengaruh

12
pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas

tertutup di IGD RSMH Palembang ” sudah dijelaskan jenis penelitian yang

digunakan yaitu metode penelitian eksperimental dengan menggunakan

desain one group pre test – post test (pra-post test dalam satu kelompok).

b. Populasi dan sampel

Populasi merupakan sekelompok yang akan menjadi sasaran

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang diteliti yaitu semua pasien

fraktur ektremitas tertutup yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat RSUP

Dr Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012.

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian pasien fraktur ektremitas tertutup yang

dirawat di IGD RSUP Dr Mohammad Hoesin.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Dimana 1

kelompok yang berjumlah 15 orang terlebih dahulu diobservasi dan

kemudian kelompok yang berjumlah 15 orang tersebut diberikan

perlakuan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan non random sampling dengan metode porposive sampling.

Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu:

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian :

 Semua pasien fraktur estremitas tertutup yang mengeluh nyeri

 Laki-laki yang berusia ≥ 14 tahun

13
 Pasien yang dirawat dalam 12-24 jam pasca trauma

 Pasien tidak dalam pengaruh obat analgetik (kompres dingin

dilakukan 4 jam setelah pemberian analgetik).

 Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar

persetujuan sebagai responden

 Jika terjadi diskolorasi tindakan kompres dingin dihentikan dan tidak

di ikut sertakan kembali menjadi responden penelitian.

 Bisa berkomunikasi dengan baik dan mengikuti prosedur penelitian

sampai tahap akhir.

Di dalam penelitian jurnal ini tidak dijelaskan bagaimana kriteria

eksklusi atau yang tidak bisa dijadikan sampel dalam penelitian. Kriteria

ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria dari studi (Nursalam, 2008).

E. Instrumen

Jurnal ini tidak mencantumkan instrumen penelitian

F. Data Analisis

Jurnal ini tidak mencantumkan data analisis.

G. Hasil

 Kelebihan

Pada bagian pembahasan hasil sudah dijelaskan secara rinci dengan

bahasa yang mudah dimengerti tentang hasil yang diperoleh selama

14
penelitian, hasil disertai dengan tabel statistik, sehingga pembaca dapat

mengetahui semua hasil dan kesimpulan penelitian secara jelas. Oleh

karena itu pembaca sudah mendapat informasi dari akhir penelitian beserta

kesimpulan yang didapat.

 Kekurangan

Pada peneltian jarang diimplementasikan sebelumnya, meskipun

telah dibuktikan dengan teori yang sudah di lakukan. Jurnal ini juga belum

memberi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Dan pada penelitian

ini tidak dijelaskan berapa lama waktu yang ideal ketika memberikan

kompres dingin, dan berapa kali kompres dingin dilakukan dalam

mengurangi intensitas nyeri pada fraktur ekstremitas tertutup .

H. Simpulan/ diskusi

1. Rata-rata nyeri sebelum dilakukan kompres dingin adalah 6,40 (95%

CI: 5,85-6,95), median 6,00 dengan standar seviasi 0,986. Nyeri

terendah adalah 5 dan nyeri tertinggi adalah 8. Dan hasil estimasi

interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata nyeri

sebelum dilakukan kompres dingin adalah diantara 5,85 sampai

dengan 6,95.

2. Rata-rata skala nyeri setelah dilakukan kompres dingin adalah 3,53

(95% CI: 2,81-4,25), median 3,00 dengan standar deviasi 1,302. Nyeri

terendah adalah 2 dan nyeri tertinggi adalah 6. Dan hasil estimasi

interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata nyeri

15
sebelum dilakukan kompres dingin adalah diantara 2,81 sampai

dengan 4,25.

Ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan setelah pemberian

kompres dingin pada pasien fraktur ektremitas tertutup di Instalasi Gawat

Darurat RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 Pvalue

=0,000.

I. Implikasi Penggunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan telaah jurnal “pemberian kompres dingin pada pasien

fraktur ektremitas tertutup di Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr

Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Pada pasien fraktrur

ekstremitas tetutup yang diberikan kompres dingin sebagian besar

responden mengalami perbedaan intensitas skala nyeri sebelum dan

sesudah dilakukan pemberian kompres dingin pasien fraktrur ekstremitas

tetutup. Jadi dapat di simpulkan terdapat perbedaan intensitas nyeri pada

pasien fraktur ektremitas tertutup dengan teknik dilakukan pemberian

kompres dingin di Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Mohammad Hoesin

Palembang

16
J. Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.

Graha Ilmu: Yogyakarta.

2. Engram, B. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC.

3. Khodijah, S. (2011). Efektifitas Kompres Dingin Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Fraktur Di Rindu B RSUP H.

Adam Malik Medan. (online).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/Abstract.pdf, diakses 12 Maret

2012).

4. Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Masyarakat

Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

5. Novelandi, R. (2009). Karakteristik penderita fraktur yang dirawat

inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan. (online).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter%20I.pdf, diakses 14

maret 2012).

6. Dinas Kesehatan Prov. Sumsel. (2008).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22361/5/Chapter%2

0I.pdf, diakses 14 April 2012)

7. Rahman. (2012). Medikal Record Rumah Sakit Dr Mohammad

Hoesin Palembang.

8. Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

17
Suddart. Jakarta: EGC.

9. Kozier, B, et all. (2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,

Dan Praktik (Edisi 7 Vol 2). Jakata: EGC.

10. Notoadmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

11. Dahlan, M. (2009). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Dalam penulisan jurnal peneliti mencantumkan sumber pustaka

dalam teks kutipan hanya menggunakan pengkodean angka diakhir

kalimat, dan masih ditemukan kutipan yang dibuat peneliti namun tidak

tercantum dalam daftar pustaka. Pada penulisan daftar pustaka yang dibuat

peneliti masih ada beberapa koreksi yang perlu diperhatikan yaitu :

 Baris kedua dari daftar pustaka tidak menjorok kedalam

 Jarak antar baris tidak 2 spasi.

 Penulisan daftar pustaka tidak sesuaikan dengan abjad

 Masih ditemukan pembuatan nama tempat dan penerbit yang tidak

sesuai kaidah penulisan seperti Graha Ilmu : yogyakarta.

 Jarak spasi antar kalimat juga masih ditemukan tidak sesuai

dengan kaidah penulisan.

II. Telaah Jurnal berdasarkan SWOT

1. Strenghts (kekuatan)

a. Teknik ini mudah dilakukan

18
b. Murah dan sederhana

c. Sangat mungkin diterapkan di rumah sakit

d. Mempunyai lebih sedikit efek samping

2. Weakness (kelemahan)

Terapi ini masih jarang dilakukan sebelumnya, jadi meskipun sudah

ada penelitiannya tetapi masih jarang diterapkan.

3. Opportunities ( kesempatan)

a. fraktur ektermitas termasuk angka kejadian yang tinggi di rumah

sakit

b. Beberapa penelitian tentang pewatan fraktur terus dikembangkan

c. Orang semakin tertarik dengan metode pengobatan baru yang

murah, aman, dan efek samping minimal.

d. Perlu sosialisasi hasil penelitian.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil jurnal disimpulkan masih terdapat koreksi yang perlu

dilakukan seperti masih ditemukan sistem penulisan yang tidak sesuai

dengan kaidah penulisan jurnal ilmiah menurut APA STYLE. Berdasarkan

kesimpulan hasil penelitian pengaruh pemberian kompres dingin terhadap

nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup, dapat diterapkan d rumah

sakit karena terbukti dapat menurunkan intensitas dan skala nyeri pada

pasien.

B. Saran

Sebagai mana direkomendasikan dalam penelitian pengaruh

pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas

tertutup dapat dijadikan salah satu alternative dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010). Fraktur (Patah Tulang). Jurnal Ilmu Keperawatan dan


Kebidanan (JIKK) Vol. ... No. ... http://nursingbegin.com/fraktur-
patahtulang/ (diakses tanggal 13 Februari 2017)

Depkes RI, (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Ditjen PP & PL : Jakarta
http://www.depkes.go.id (diakses tanggal 13 Februari 2017)

Helmi, Z. N. (2013). Buku Ajar Gangguan Muskuloskleletal. Jakarta: Salemba


Medika.

Kozier, B., & Erb,G., (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Alih
Bahasa: Eny Meiliya, Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti. Jakarta:
EGC.

Mansjoer, A, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuluskeletal. Jakarta: EGC

Mediarti, D. Dkk, 2012. Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri


Pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang
Tahun 2012. (Jurnal kedokteran dan kesehatan volume 2, No. 3,
Oktober 2015). Palembang : Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Keperawatan.

Notoadmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan.


Jakarta :Info Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai