Anda di halaman 1dari 9

makalah teori keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang
didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang
adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang
pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar
seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model
Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis
mencoba memaparkan Teori dan Model Keperawatan, sekaligus untuk memenuhi tugas
matakuliah Konsep Dasar Keperawatan

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan teori dan model konsep keperawatan, serta
apakah tujuan teori dan model konsep keperawatan tersebut?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor
yang mempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan dari
teori dan model konsep keperawatan tersebut.
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan.
3. Mengetahui pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990
merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain
yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep
yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori
keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu
dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
. Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan
atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat
teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan
sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.

2.2 Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi Teori


Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori
dan konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai
hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori
keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan
yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPERAWATAN:

1.Filosofi Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan
di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain
Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan
asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai
dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah
berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan
berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan
langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas
sebagai tim kesehatan.

3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan
dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan
cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada
tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus
atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-
teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang
ilmu keperawatan.

2.3 Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan
2.3.1 TEORI NIGHTINGALE (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan,
dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam
upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang
adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan
praktek keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat
(Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan penawaran yang dapat
divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.

2.3.2 TEORI PEPLAU


Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori ini klein adalah individu
dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam proses interpersonal dan
terapeutik.Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat
dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat dan
klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan melalui hubungan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990).
Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling
tumpang tindih seperti berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi(
Chinn dan Jacobs, 1995)

2.3.3 TEORI HENDERSON


Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup seluruh
kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya... dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson,
1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal

2.3.4 TEORI ABDELLAH


Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960) meliputi
pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien maupun keluarga. Dalam
teori Abdellah mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal
sebagai 21 masalah keperawatan abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan mencegah
meluasnya infeksi
4. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan memberbaiki
defermitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respons respons fisiologos tubuh terhadap kondisi penyakit-
patologis,fisiologis dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan
penyakit organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
19. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan
fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi
masalah yang muncul akibat dari penyakit
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhui
dalam munculnya suatu penyakit

2.3.5 TEORI ORLANDO


Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan berkurang,meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando
mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3
elemen yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi
perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab
yang mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau
berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

2.3.6 TEORI LEVINA


Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai,
dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam
menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan
manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa
definisi teori tersebut adalah sebagai berikut : KondisiKlien memasuki system
pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan. Responsibilitas
tanggung jawabPerawat bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan tingkah
laku atau tingkat fungsi tubuh) sebagai adaptasi klien atau usaha untuk Rasa,
Stress, Inflamasi beradaptasi terhadap lingkungan. 4 Sensorio respon antara lain :
Fungsi perawat memasukkan intervensi takut untuk meningkatkan adaptasi terhadap
penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih
lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.4
prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status
mempertahankan atau memulihkan Perlindungan terhadap energiKeseimbangan intake dan
output energi untuk mencegah kesehatan : kelelahan Perlindungan terhadap
integritas strukturaMempertahankan atau struktur tubuh (penyembuhan) pemulihan
Perlindungan terhadap integritas personal. Mempertahankan atau pemulihan rasa
identitas dan harga diri Perlindunga (mengenali kualitas diri) terhadap integritas
sosialMemperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang
lain. Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi
utama dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong
atau terapeutik

2.3.7 TEORI JOHNSON


Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana stres aktual atau torensial
dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuannya adalah menurunkan stres
sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya
( Johnson,1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada
pengelompokan perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi
prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri

2.3.8 TEORI ROGERS


Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada
proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai
lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi
dasar teori rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah
sesuatu yang unik . tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang
dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda
dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. Manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat
dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan m,endukung
adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan menggembangkan
pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan
itu sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis
dan kemampuan menerapkanya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah
keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru keperawatan . . . keperawatan
merupakan ilmu tentang humanispik.

2.3.9 TEORI OREM


Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang
diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang
bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada
mereka. Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu
manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan
tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia
dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas
dari lingkungannya. Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.
Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi
aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat :
Syarat universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air,
makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya. Syarat
pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara,
struktur norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan self care. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu
ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan
total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat
ketergantungan pasien yang tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan
pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian)
Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).

2.3.10 TEORI KING


Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus pad
interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial.
Ketiganya membektuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat
dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses
interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh
perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

2.3.11 TEORI NEUMAN


Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan
memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap
penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.Perawatan berfokus kepada
mencegah serangan stress dalam melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan
derajat kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan
primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang
disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien.Menurut
Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh
akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri dari pencegahanPeran ini disebut
pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer = meliputi tindakan keperawatan
stressor, mencegah terjadinya reaksiuntuk mengidentifikasi adanya tubuh karena
adanya stressor. Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi
tubuh lainnyamengurangi atau menghilangkan karena adanya stressor. Tersier =
meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau
komplikasi dari suatu penyakit.

2.3.12 TEORI ROY


Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan
yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu
pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan
knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan
mempengaruhi derajat kesehatan. Roy menggambarkan metode adaptasi dalam
keperawatan. Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang
utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis dan sosial.seluruh individu harus beradaptasi terhadap
kebutuhan berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

2.3.13 TEORI WATSON


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur
teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan
untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan
dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan
Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori
keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai
pedoman, serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan
Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu:
Filosofi Florence Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu
keperawatan
Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu:
teori Nightingale, teori Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando,
teori levina, teori Johnson, teori Rogers, teori Orem, teori King, teori Neuman,
teori Roy, teori Watson.

3.2 Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut para ahli diantaranya adalah: a.

Metode Deskriptif Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat serta situasi-
situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119). b.

Metode Komparatif Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian
yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variabel ada perbedaan dalam
suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu
instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan variabel
yang diteliti. c.

Metode Korelasi Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti.
Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

d.

Metode Survei Menurut Zikmund (1997), metode penelitian survei adalah satu bentuk
teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang,
melalui pertanyaan-
pertanyaan, menurut Gay & Diehl (1992) metode penelitian survei
merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan
kuesioner dan wawancara. e.

Metode Ex Post Facto Metode


Ex post Facto
adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat
yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas
kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu. f.

Metode True Experiment Dikatakan


true experiment
(eksperimen yang sebenarnya atau betul-betul) karena dalam desain ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri utama dari
true experimental
adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagaikelompok kontrol
diambil secara
random
(acak) dari populasi tertentu. g.

Metode Quasi Experiment Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design
, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. h.

Metode subjek Tunggal Eksperimen subjek tunggal (


single subject experimental
), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
3.

Anda mungkin juga menyukai