Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nanda Febrika

NPM : E1K020032

Prodi : Proteksi Tanaman

Mata kuliah : Praktikum Ilmu Hama Tanaman

Dosen : Ir. Nadrawati, MP

Ir. Djamilah, MP

PENGAMATAN KERUSAKAN PADA


TANAMAN PERKEBUNAN

I. Latar belakang

Hama Oryctes rhinoceros yang lebih dikenal sebagai kumbang tanduk atau kumbang badak
atau kumbang penggerek pucuk kelapa pada saat ini menjelma sebagai hama utama di perkebunan
kelapa . Sebelumnya, hama ini lebih banyak dikenal sebagai hama pada tanaman kelapa dan palma lain
(Mahmud, 1989). Kajian mengenai biologi dan ekologi dari Oryctes rhinoceros telah lama dan banyak
dilakukan oleh para peneliti dari berbagai belahan dunia, namun demikian pada saat ini menjadi
menarik perhatian lagi karena kerusakan yang ditimbulkan di perkebunan kelapa sawit sangat besar.
Kerugian akibat serangan Oryctes pada perkebunan kelapa sawit dapat terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Kerugian secara tidak langsung adalah dengan rusaknya pelepah daun yang akan mengurangi
kegiatan fotosintesis tanaman yang pada akhirnya akan menurunkan produksi. Kerugian tidak langsung
yang kedua adalah memperpanjang masa TBM dari tanaman kelapa sawit yang biasanya 30 bulan
sudah panen menjadi 5-7 tahun, bahkan ada tanaman yang sudah tidak mampu recovery lagi serta tidak
menghasilkan buah. Sedangkan kerugian secara langsung adalah matinya tanaman kelapa sawit akibat
serangan hama ini yang sudah mematikan pucuk tanaman.

Pada saat ini, populasi Oryctes rhinoceros di alam sudah sangat banyak sebagai akibat selalu
tersedianya pakan dan tempat berkembang biak dalam jumlah yang sangat banyak. Kebun kelapa yang
sangat luas, sekitar 8 juta hektar, akan selalu menyediakan pakan bagi Oryctes. Belum lagi ditambah
pakan tradisional yaitu tanaman kelapa dan palma lainnya. Sedangkan tempat berkembang biak juga
selalu tersedia setiap tahunnya serta dalam jumlah yang sangat banyak yaitu kegiatan replanting
tanaman kelapa tua yang menghasilkan rumpukan batang kelapa . Tempat berkembang biak lain yaitu
lahan gambut tempat perkebunan kelapa . Bahan organik lain yang selama ini dikenal sebagai tempat
berkembang biak Oryctes adalah tumpukan kotoran sapi, serbuk gergaji, tumpukan sampah organik,
dan lain-lain.

Populasi yang sangat tinggi menyebabkan Oryctes tidak hanya menyerang kelapa sawit dari
kebun yang telah mengadakan replanting saja, tetapi juga menyerang kebun kelapa generasi satu. Hal
ini dimungkinkan apabila di sekitar kebun tersebut sudah ada sumber Oryctes misalnya tumpukan
bahan organik atau kebun kelapa di sekitarnya. Dampak lain yang diakibatkan populasi yang sangat
tinggi adalah Oryctes tidak hanya menyerang tanaman belum menghasilkan (TBM) saja tetapi pada
saat ini mampu menyerang tanaman kelapa tua. Bahkan ada kebun yang harus melakukan kegiatan
replanting yang dipercepat meskipun umur kelapa sawit baru 15 tahun (Susanto & Brahmana, 2008).

Kumbang tanduk dapat dikendalikan dengan baik apabila menerapkan sistem pengendalian
hama terpadu (PHT). Pengendalian harus didahului dengan kegiatan monitoring atau sensus secara
rutin dan teknik pengendalian yang sesuai dengan kondisi kebun kelapa masing-masing. Teknik
pengendalian Oryctes rhinoceros akan dibagi menjadi pengendalian pada kondisi kebun TBM, TM,
areal replanting, dan areal lahan gambut.

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mengenal cara mengamati gejala
kerusakan pada hama tanaman perkebunan,khususnya kumbang tanduk Oryctes rhinoceros pada
tanaman kelapa.

III. Prosedur kerja


Prosedur kerja yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah :

1. Mencari tanaman kelapa yang terserang hama kumbang tanduk


2. Lalu difoto dan dicatat lokasi tanaman tersebut
3. Saya mendapatkan foto tanaman yang saya amati di daerah Universitas Bengkulu
IV. Prosedur kerja
Prosedur kerja yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah:

1. Setiap kecamatan dipilih dua desa/kelurahan sampel.


2. Tiap desa/kelurahan sampel dipilih dua lokasi dengan tanaman kelapa yang cukup
rapat
3. Masing-masing lokasi memilih 5 tanaman sampel dengan demikian dari setiap
kecamatan sampel akan terpilih 20 batang tanaman sampel.
4. Khusus untuk praktikum mandiri maka mengamati 3 tanaman kelapa, dicatat dan
difotokan juga mencatat lokasinya

V. Hasil dan Pembahasan

GAMBAR KETERANGAN
Pada gambar pertama jumlah pelepah
seluruhnya kecuali pelepah kering adalah 18
pelepah, sedangkan yang terserang hama
kumbang tanduk adalah 7 pelepah.
P = (a/b) x 100%
P = 7 / 25 x 100% = 28 %
Jadi total kerusakan yang disebabkan oleh
hama kumbang tanduk pada gambar satu
adalah 28 persen.
pada gambar kedua total dari seluruh
pelepah adalaah 20 pelepah, sedangakan
pelepah yang terserang hama adalah 8
pelepah, lebih banyak dari gambar
pertama karena jarak pohonya lebih jauh
dengan gambar pertama.
P = (a/b) x 100%
P = 8 / 20 x 100% = 40 %
Jadi total kerusakan pada gambar kedua
adalah 40 persen
Pohon pada gambar ketiga letaknya tak
jauh dari gambar pertama dengan total
kerusakan yang cukup parah. Total seluruh
pelepahnya sendiri adalah 13 pelepah,
sedangkan yang terserang hama ada 5
pelepah.
P = (a/b) x 100%
P = 5 / 13 x 100% = 38 %
Jadi total kerusakannya adalah 38 persen
cukup banyak pelepah yang terserang
hama kumbang tanduk
TUGAS PERTANYAAN

Apakah pengamatan saudara benar-benar mencerminkan tingkat kerusakan yang ada di tingkat
desa? tingkat kecamatan? mengapa?

Jawab:
Pengamatan saya tidak mencerminkan tingkat kerusakan yang ada di tingkat desa maupun
kecamatan, karena pada setiap tempat persentase kerusakan yang disebabkan oleh hama Oryctes
rhinoceros berbeda. Persentase yang berbeda dikarenakan adanya faktor tanaman yang tumbuh di
sekitar tanaman kelapa tersebut, tetapi gejala kerusakan yan terjadi bisa saja sama di tiap desa maupun
kecamatan. Gejala yang diakibatkan hama Oryctes rhinoceros merusak daun mau pun pelapa. Gejala
kerusakan nampak pada daun yang sudah terbuka, ditandai dengan adanya guntingan yang berbentuk
huruf V terbalik.
DAFTAR PUSTAKA

https://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/0901672_171017093944_BAB_I,_II,_III.pdf

Anda mungkin juga menyukai