2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1634 - 1639 , September 2014
Metil Bromida (CH3Br) Sebagai Fumigan Hama Gudang Areca Nut Weevil
(Araecerus fascicullatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Pada Biji Pinang
Methyl Bromide (CH3Br) As Fumigant for Pest Werehouse Areca Nut Weevil (Araecerus
fascicullatus De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) on Areca Nut
ABSTRACT
This research aimed to know the apropriate concentration for controlling A. fasciculatus on several
dose and time exposure. This research was conducted in shading house of agriculture quarantine
main centre, Belawan Gedung Johor, ± 25 m above sea level, started on February to April 2014.
This research used randomized complete design, with two factors and three the replicate, firts factor
was replication dose of Methyl Bromide (0 g/m3, 24 g/m3, 32g/m3and 40 g/m3) and second wastime
exposure ( 2 hours, 4 hours and 12 hours). The result showed that dose and time exposure of Methyl
Bromide so significantly affected to mortality percentage, as well as interaction between two
factors. The best result showed on D3 (dose 40 g/m3) with mortality rate 85,16% and T3 (exposure
time 6 hours) with mortality rate 51,09%.
Keywords :Fumigation, A. fascicullatus, Methyl Bromide, Areca nut
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Metil Bromida dalam pengendalian hama A.
fasciculatus dengan berbagai dosis dan waktu pemaparan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
Kassa Mess Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Gedung Johor, Medan dengan ketinggian
tempat ± 25 m dpl mulai bulan Februari sampai April 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama yakni dosis (0
g/m3, 24 g/m3, 32g/m3 dan 40 g/m3) dan faktor kedua yakni waktu pemaparan (2 jam, 4 jam dan 12
jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan waktu pemaparan berpengaruh sangat nyata
terhadap persentase mortalitas hama, Sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata
terhadap persentase mortalitas. Hasil terbaik ditunjukkan pada D3 (dosis 40 g/m 3) untuk
mengendalikan A. fasciculatus dengan persentasi mortalitas 85,16% dan T3 (waktu pemaparan 12
jam) untuk mengendalikan A. fasciculatus dengan persentase mortalitas 51,09%.
Kata kunci :fumigasi, A. fasciculatus, Metil Bromida, biji pinang
yang memiliki daya penetrasi yang cukup ditetapkan maka fumigasi tersebut dinyatakan
besar sehingga dapat mematikan jaringan tepat sasaran dengan waktu pemaparan yang
organ hama tersebut, CH3Br mempunyai terlama.
kapasitas penetrasi yang cukup besar, cepat
menembus kulit, mata dan saluran pernafasan. 60.00 51.09
Mortalitas (%)
Jika kulit bersinggungan dengan benda-benda 41.66
Persentase
yang terkontaminasi dengan fumigasi cair 40.00 32.75
dapat menyebabkan dermatitis akut dan
kematian organ. 20.00
Dari hasil sidik ragam terdapat tingkat
0.00
mortalitas hama tertinggi (51,09%) pada
1 2 3
perlakuan waktu pemaparan T3 (12 jam) dan
terendah (32,75%) pada perlakuan waktu Waktu Pemaparan (Jam)
pemaparan T1 (2 jam). Ini menunjukkan
bahwa perlakuan fumigasi dengan waktu Gambar 15. Hubungan persentase mortalitas
pemaparan yang lebih lama memiliki dengan waktu pemaparan (jam)
efektifitas racun yang lebih besar dan dapat T1(2 Jam) T2(4 Jam) T3(12Jam)
menyebabkan kematian (mortalitas), hal ini
sesuai dengan literatur dari Jufrihadi (2008) Terdapat beberapa ketentuan apabila
yang menyatakan bahwa tidak dapat fumigasi tidak dilakukan berdasarkan standar
melakukan kontak terus menerus dengan yang ada, diantaranyaadanya hambatan atau
metil bromida (CH3Br) selama beberapa jam penyumbatan diselang monitor, adanya
karena akan mengakibatkan kematian. masalah dengan peralatan monitoring, lantai
Hubungan persentase mortalitas tempat fumigasi tidak kedap gas serta
dengan dosis dapat dilihat pada Gambar 14. sirkulasi yang tidak baik (kipas angin) hal ini
sesuai dengan literatur Jufrihadi (2008) yang
100.00 85.16 menyatakan Jika dari hasil pengukuran
Mortalitas (%)
menunjukkan bahwa fumigasi yang dilakukan kerusakkan yang terjadi pada biji pinang
dengan metil bromidatidak berbahaya untuk meliputi perubahan warna maupun tampilan
biji pinang sehingga dapat dilaksanakan untuk morfologis dari biji pinang itu sendiri.
tujuan kegiatan ekspor maupun impor. Hal ini Hal ini karena biji pinang memiliki
dapat dilihat dalam Tabel 2. struktur biji yang keras dan kasar sehingga
sulit untuk gas metil bromida tersebut masuk
Tabel 2. Pengamatan Visual Morfologi Biji dan merusak tampilan visual morfologinya,
Pinang hal ini karena metil bromida hanya dapat
bereaksi dengan molekul yang mengandung
sulfur seperti yang ditemukan pada karet alam
No Sebelum Sesudah Keterangan dan bulu-buluan, serta dapat melarutkan
1. bahan-bahan yang mengandung aspal dan
Tidak ditemukan
perubahan warna batu bara muda, apabila bertemu dengan
maupun kerusakkan
morfologis lainnya
unsur-unsurtersebut barulah metil bromida
akan dapat merubah sifat dari bahan yang
2. Tidak ditemukan difumigasikan.
perubahan warna
maupun kerusakkan
Hal ini sesuai dengan literatur Badan
morfologis lainnya Karantina Pertanian (2006) yang menyatakan
bahwa metil bromidaadalah bahan kimia yang
No Sebelum Sesudah Keterangan reaktif, dapat bereaksi dengan unsur-unsur
dan merubah sifat dari bahan yang difumigasi.
. Tidak ditemukan Diketahui bahwa metil bromidabereaksi
perubahan warna
maupun kerusakkan
dengan molekul yang mengandung sulfur
morfologis lainnya seperti yang ditemukan pada karet alam dan
4. Tidak ditemukan bulu-buluan. metil bromidaakan membentuk
perubahan warna
maupun kerusakkan suatu zat yang mudah meledak dengan
morfologis lainnya
alumunium dalam keadaan tidak ada oksigen.
Tidak ditemukan
Cairan metil bromidaadalah pelarut kuat yang
5. perubahan warna akan melarutkan bahan-bahan bitumin (yang
maupun kerusakkan
morfologis lainnya mengandung aspal dan batu bara muda) serta
menyebabkan melembek dan memuainya
6. Tidak ditemukan beberapa plastik, terutama PVC (polyvinyl
perubahan warna
maupun kerusakkan cloride).
morfologis lainnya
SIMPULAN
7. Tidak ditemukan
perubahan warna Dosis fumigasi metil bromida ; D0 (0
maupun kerusakkan
morfologis lainnya g/m3) D1 (24g/m3) D2 (32g/m3) dan D3
(40g/m3) berpengaruh sangat nyata terhadap
8. Tidak ditemukan persentase mortalitas hama dengan hasil
perubahan warna
maupun kerusakkan
terbaik pada Dosis D3 (40g/m3).Waktu
morfologis lainnya pemaparan metil bromida ; T1 (2Jam) T2 (4
Jam) dan T3(12 Jam) berpengaruh sangat
9. Tidak ditemukan
nyata terhadap persentase mortalitas hama
perubahan warna
maupun kerusakkan
morfologis lainnya
dengan hasil terbaik pada waktu pemaparan
T3 (12 Jam).Interaksi antara dosis perlakuan
dengan waktu pemaparan metil bromida
Dari pengamatan visual yang telah berpengaruh nyata terhadap mortalitas hama
dilakukan,diperoleh hasil dari ke sembilan A. fascicullatus.Dosis, waktu pemaparan serta
kombinasi perlakuan (D1T1, D2T1, D3T1, interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata
D1T2, D2T2, D3T2, D1T3, D2T3dan D3T3) serta terhadap perubahan visual morfologi biji
ke 3 ulangannya tidak ditemukannya pinang.
1638
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1634 - 1639 , September 2014