OLEH :
FADIA REZIKA HERWANDA
2003110290
DOSEN PENGAMPU:
Dra. ATRIA MARTINA, M.Si
RODESIA MUSTIKA ROZA, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
PEMBUATAN BIAKAN MURNI DAN BIAKAN INDUK
I. PENDAHULUAN
jamur tumbuh subur pada musim penghujan atau pada kondisi kelembaban relatif
memungkinkan jamur biasa hidup dan tumbuh pada substrat organik yang mulai
lapuk. Beberapa jenis jamur kayu memiliki nilai komersil yang cukup tinggi
karena berpotensi dijadikan sebagai obat dan pangan alternatif, diantaranya jamur
tiram atau oyster mushroom, jamur kuping, jamur shitake , jamur maitake dan
Jamur tiram putih (Pleurotus astreatus) merupakan jenis jamur kayu yang
dapat dikonsumsi dan bernilai gizi lebih tinggi dibandingkan jamur kayu lainnya.
Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamine dan riboflavin
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain juga mengandung 18 macam
asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung
produksi alami tidak dapat memenuhi permintaan pasar sehingga perlu upaya
budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram dapat dikelola usaha skala kecil,
Indonesia, karena iklim di Indonesia sangat cocok untuk pertumbuhan badan buah
(Gunawan 2000).
Biakan murni atau sering disebut juga biakan generasi F0 merupakan asal
mula bibit di peroleh. Pada kultur murni media yang sering digunakan adalah
media Potato Dextrosa Agar (PDA) yang memiliki kandungan nutrisi berupa air,
protein dan karbohidrat yang berasal dari substrat kentang dan gula. Produksi
budidaya jamur tiram putih meliputi 4 fase yaitu fase pembuatan biakan
murni/kultur murni (F0), pembuatan biakan induk (F1), pembibitan indukan (F2)
dan fase produksi (F3). Namun masalah utama budidaya jamur tiram putih
harga jual mahal dan hanya diperoleh ditempat tertentu (Suparti & Karimawati
2017).
Tahapan produksi jamur tiram, indukan jamur biakan murni (F0) yang
miselium (spora jamur). Bagian yang sering digunakan sebagai sumber indukan
berasal dari lamella (gills) yang terletak tepat di bawah tudung jamur (pileus),
berwarna putih, lunak, memiliki bentuk berlapis dan rapat seperti insang. Lamella
dari basidiospora yang terdapat di luar bagian jamur. Indukan miselium F0 (filial
atau anakan) bisa juga didapat dengan cara isolasi atau membelah bagian badan
buah jamur (stipe) dan diambil bagian tengahnya yang seperti busa agar didapat
indukan miselium yang lebih steril. Langkah dalam budidaya jamur dengan
yang rumit yang disebut teknik aseptik, untuk menghindari terjadinya kontaminasi
atau menjaga kemurnian bibit (Suprapti & Djarwanto 2009). Berdasarkan uraian
diatas maka praktikum ini penting dilakukan untuk mengetahui cara pembuatan
biakan murni untuk biakan induk dan mengetahui bagian-bagian yang dapat
II. METODE
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, Pisau/ scalpel, pinset,
cawan petri, bunsen.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, jamur tiram, alcohol
70%, Medium PDA steril.
Tubuh buah jamur tiram dibersihkan dengan alcohol 70%. Tubuh buah
dipotong bagian dasarnya dengan scalpel steril. Tangkai bawah jamur disayat
secara searah. Lalu tubuh buah dibelah, usahakan jaringan dalam tubuh buah yang
terbelah tidak tersentuh apapun. Jaringan yang terletak diujung atas tangkai jamur
disayat menggunakan pinset steril. Kemudian, potongan jamur diinokulasi pada
medium PDA dan diinkubasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1 2 3
A B C
D E F
Gambar 2. Medium yang telah ditumbuhi Jamur hari ke- 5 A) OKJ S1(1) B)
OKJ S1(2) C) OKJ S1(3) D) ARK S1(1) E) ARK S1(2) F) ARK
S1(3)
3.2 Pembahasan
tinggi karena harus dilakukan dengan kondisi steril dengan menggunakan bahan
dan peralatan khusus. Dalam kegiatan pembibitan dikenal istilah pembiakan tahap
pertama (F1), pembiakan tahap kedua (F2), dan pembiakan tahap ketiga (F3).
Setelah mencapai pembiakan tahap ketiga (F3), bibit siap diinokulasikan di media
tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur dewasa siap konsumsi. Biakan murni
jamur budidaya yang dimiliki tidak dapat digunakan terus menerus sebagai
Praktikum ini menggunakan 2 isolat jamur tiram yang diambil dari pasar
Arengka dan di rumah budidaya OKY jamur tiram. Jamur tiram yang diambil dari
pasar Arengka diberi kode isolat (ARK) yang diinokulasikan sebanyak 3 kali
ulangan sedangkan jamur tiram yang diambil dari rumah budidaya OKY jamur
tiram diberi kode isolat OKJ yang diinokulasikan sebanyak 3 kali ulangan. Jamur
yang dipilih adalah jamur yang memiliki ukuran yang besar, dalam keadaan yang
sehat dan segar seperti yang dapat dilihat pada gambar 1. Menurut Marzuki et al.
(2021) menyatakan bahwa isolasi jamur tiram dilakukan dengan cara mengambil
bagian steril dari tubuh buah jamur tiram menggunakan silet. Bagian yang steril
merupakan bagian jamur yang tidak terkena kontak dengan lingkungan luar yaitu
bagian tengah. Silet yang digunakan terlebih dahulu diberi alkohol untuk
memastikan silet tersebut steril. Pemindahan bagian tubuh buah jamur dilakukan
di laminar air flow (LAF) dan di dekat bunsen. Setelah itu, hasil isolasi
diinkubasikan pada suhu kamar hingga mulai tumbuh miselium dari jamur tiram.
Salah satu tahap yang paling penting dalam pembuatan biakan murni yaitu
media biakan. Media yang digunakan pada praktikum ini adalah media PDA
semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar
hari ke-5 yang ditunjukkan pada gambar 2 menunjukan kontaminasi hal ini terjadi
karna pada saat kami melakukan proses inokulasi potongan jamur tiram tersebut
dilakukan dengan keadaan steril, mulai dari ruangan kerja, bahan media dan
kualitas media tanam, proses budidaya, dan kualitas bibit yang digunakan.
Menurut Suparti & Karimah (2017) menyatakan bahwa kualitas indukan jamur
yang tidak bagus juga akan mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Arifah SP. 2019. Gula Pasir Sebagai Pengganti Dektrosa Pada Komposisi PDA
Isnayati, Riyadi S, dan Khairunnas, MI. 2019. Budidaya Jamur Tiram Tanpa
21.
Rosmiah, Aminah IS, Hawalid, dan Dasir. 2020. Budidaya Jamur Tiram Putih
Suparti dan Karimawati N. 2017. Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur
Widiwurjani dan Guniarti. 2016 . Potensi Bibit Jamur Tiram Hasil Biakan Dari
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus L.) adalah salah satu komoditas
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung gizi dan rasa yang
cukup lezat. Selain kandungan gizinya yang tinggi, jamur tiram putih mempunyai
manfaat untuk kesehatan yaitu sebagai protein nabati yang tidak mengandung
kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung.
Budidaya jamur tiram putih di Indonesia belum dapat untuk memenuhi kebutuhan
dikarenakan dalam media tanam jamur tiram ini terdapat serbuk gergaji yang
memiliki bahan organik atau senyawa kompleks yang perlu diurai menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur dalam
semula tidak bermanfaat menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan menjadi
bahan yang aman dan tidak berbahaya .Bahan organik yang terdapat pada serbuk
kayu sengon tidak dapat langsung diserap oleh jamur tiram sehingga diperlukan
proses penguraian bahan organik terlebih dahulu dengan cara dikomposkan. Salah
satu faktor yang mempengaruhi budidaya jamur tiram putih selain faktor
lingkungan yaitu media tanam jamur tiram putih. Media tanam jamur yang
digunakan harus dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam.
Bahan dasar yang digunakan dalam media jamur tiram adalah serbuk gergaji,
disamping itu terdapat bahan tambahan lain, misalnya bekatul, gips, kapur, dan
Media tumbuh jamur atau biasa disebut baglog merupakan media tumbuh
jamur yang terbuat dari campuran serbuk gergaji, bekatul, dan berbagai nutrisi
lainnya yang dapat membantu pertumbuhan jamur. Pada media tersebut nantinya
akan dikelola dan dirawat supaya tumbuh jamur yang dapat dikonsumsi. Istilah
baglog diartikan sebagai kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan (log).
Ketika plastik media diberi lubang atau di sobek, dari lubang tersebutlah jamur
akan tumbuh. Salah satu cara untuk memanfaatkan serbuk gergaji adalah dengan
menjadikannya sebagai bahan utama jamur tiram putih karena tingginya limbah
gergaji yang disebabkan oleh produksi kayu perabotan rumah tangga di Indonesia
yang terbuang dan tidak dimanfaatkan lagi. Untuk mengurangi limbah serbuk
gergaji salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan sebagai bahan utama
dari media tanam jamur tiram putih yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan
(Hunaepi et al. 2018). Berdasarkan uraian diatas maka penting praktikum ini
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sekop, terpal, sendok,
ember.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu serbuk kayu, dedak,
kapur, gipsum, dolomit, EM 4, plastik PP, karet gelang, dan cincin paralon.
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pengomposan
Persiapkan semua bahan yang akan digunakan. Semua bahan yang
sudah dipersiapkan dicampur sampai merata. Lalu, bahan yang sudah
tercampur merata ditambahkan air secukupnya sampai kelembapan
mencapai ±60-70% yang ditandai dengan substrat yang digenggam akan
meggumpal dan tidak akan pecah. Kemudian media yang sudah tercampur
dimasukkan ke dalam terpal dan dibiarkan selama 5 hari untuk proses
pengomposan.Setelah 3 hari pengomposan, substrat kompos dibalik dan
dimasukkan lagi dalam terpal sampai hari ke 5.
2.2.2 Pembuatan Baglog
Media tanam yang sudah selesai dikomposkan dimasukkan ke dalam
plastik PP dan dipadatkan. Media tanam yang sudah siap dikemas
dimasukkan dan disusu rapi satu persatu ke dalam drum besi yang airnya
telah dipanaskan untuk sterilisasi selama 5-7 jam. Lalu, baglog yang sudah
steril ditempatkan di tempat yang bersih. Setelah itu dimasukkan bibit
kedalam baglog dan disisakan sekitar 10 cm pada bagian mulut baglog
untuk pemasangan cincin paralon. Media yang sudah dipadatkan
kemudian diikat dengan menggunakan karet gelang. Setelah itu, baglog
siap diinkubasi di kumbung jamur hingga tumbuh jamur.
Praktikum ini menggunakan media tanam jamur tiram putih yaitu serbuk
gergaji, bekatul dan kapur. Serbuk gergaji memiliki kandungan lignin dan nutrisi
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tiram. Pemilihan serbuk kayu
jamur, untuk pertumbuhan jamur tiram menjadi lebih baik . Begitupun dengan
dedak yang dapat menjadi alternatif media tumbuh dari jamur karena
mengandung protein, selulosa, serat, nitrogen, lemak, dan P2O5 untuk nutrisi bagi
media tanam, untuk pertumbuhan jamur yang optimal. Media dengan pH yang
(Asegab 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Asegab M. 2011. Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang dan Jamur
Hunaepi, Fitri, Linda M. 2018. Pengelolaan Limbah Baglog Jamur Tiram Menjadi
Ramdhani AH, dan Roedy S. 2020. Pengaruh Lama Pengomposan pada Berbagai
281.
Masefa dan Lia. 2016. Pengaruh Kapur dan Dolomit terhadap Pertumbuhan
Kunjungan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Juni 2023 dari
pukul 11.00-13.30 WIB. Praktikan yang mengambil mata kuliah budidaya jamur
beserta dua dosen pengampu mengunjungi Rumah Jamur Nando yang merupakan
Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Pemilik tempat ini didirikan oleh pemuda yang
jamur ini sejak beberapa tahun belakangan, ini dimulai dari hobinya dan sesuai
membuka usaha rumah jamur ini hanya memanfaatkan lahan sebelah rumahnya
Pekanbaru. Di rumah jamur Nando ini sendiri pengunjung yang biasanya banyak
didominasi anak sekolah, wisatawan yang bisa melihat dan belajar langsung
operasional setiap hari mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
(a) (b)
Gambar 2. a) Pemilik rumah jamur Nando sedang sharing ilmu terkait jamur b)
dan dilengkapi dengan gazebo serta tempat bermain anak sehingga paling tepat
wisata yang edukatif, murah dan unik. Adapun yang dibudidayakan disini adalah
jenis jamur tiram. Disini, kami diberikan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang
yang baik dan benar, praktik secara singkat tentang bagaimana cara membuat
media tanam jamur, kami juga dapat melihat secara langsung berbagai macam
jamur yang sudah diawetkan mulai dari jamur tiram, jamur kuping, jamur
Ganoderma, jamur enoki, dll. Sekaligus dapat mencicipi berbagai makanan olahan
dari jamur yang telah tersedia seperti jamur krispi, es krim jamur, nugget jamur,
a b
c d
Gambar 3. a) Penampakan rumah kumbung jamur b) Foto bersama praktikan
berkeliling oleh bang Nando selaku pemilik tempat wisata ini untuk melihat
rumah kumbung jamur sebagai tempat budidaya. Tak hanya itu kami juga ikut
serta dalam memetik jamur tiram secara langsung. Kami melihat beribu baglog
jamur tiram mulai dari jamur tiram putih bahkan jamur tiram merah. Di dalam
kumbung jamur kami melihat baglog yang sudah ditumbuhi banyak jamur dan ada
juga baglog yang sudah mati, karna pada umumnya baglog dapat bertahan sekitar
5-7 bulan. Ia mengatakan rumah jamur harus disiapkan dalam kondisi yang sedikit
lembab, dan tidak perlu cahaya matahari yang terlalu intens mengenai rumah
jamur agar tidak menggangu pertumbuhan jamur. Jika cuaca kota Pekanbaru
cukup panas, ia cukup menyemprotkan air ke media tanam jamur untuk menjaga
kelembaban jamur sedangkan jika cuaca sejuk biasanya jamur akan lebih cepat
panen. Saat ini bang Nando sudah bisa memproduksi 30 kilo jamur tiram yang
menjanjikan melihat permintaan pasar yang cukup tinggi. Omset yang didapatkan
Nando perbulannya bisa mencapai 6-10 juta. Omset tersebut belum termasuk dari
kunjungan ke rumah jamur. Untuk kunjungan ke rumah jamur di tahun 2018 ini
saja sudah mencapai 2000 orang lebih. Dalam satu media tanam mereka dapat
memanen jamur 5 sampai 6 kali. Bahkan untuk membuat media tanam jamur juga
dipergunakan untuk membuat kompos. Jamur yang dihasilkan juga dapat diolah
menjadi banyak produk seperti es krim jamur, nugget, jamur krispi, bakso krispi,
abon jamur, sate jamur dengan nilai gizi dan nutrisi yang tinggi. Sehingga dalam
jamur dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan. Bang nando cukup
menginspirasi kami karna yang berawal dari hobi dan memanfaatkan basic ilmu
nya ketika kuliah dulu dapat mengantarkan dia menjadi pemuda yang sukses
dalam berwirausaha.