Anda di halaman 1dari 5

|1

PENERAPAN LAMPU PERANGKAP (Light Trap) DAN EKSTRAK AKAR TUBA


UNTUK PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG KUNING
(Scirpophaga spp) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L)

Mukhlis1
1
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanui Selatan Jl Raja
Inal Siregar Tanggal No 32, Padangsidimpuan 22716

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Penerapan Lampu Perangkap (Light Trap) dan
Pemberian Ekstrak Akar Tuba Untuk Pengendalian Hama Penggerek Batang (Scirpophaga
spp) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L). Penelitian dilaksanakan pada lokasi lahan
praktek Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, berlangsung
mulai bulan Pebruari sampai bulan Mei 2016. Rancangan yang digunakan dalam penelitian
ini Rancang Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yang diteliti, yaitu: Faktor
I lampu perangkap (Light Trap 1 = lampu perangkap (Keadaan redup),
K2 = lampu perangkap (keadaan terang). Faktor II pemberian ekstrak akar tuba diberi
symbol (T). T0 = 0 cc/liter air (kontrol), T1 = 75 cc/liter air, T2 = 100 cc/liter air, T3 = 150
cc/liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi padi tidak
berpengaruh nyata, sedangkan serangan penggerek batang padi kuning berpengaruh nyata
dengan penerapan lampu perangkap dan pemberian ekstrak akar tuba.

Kata kunci: lampu perangkap, ekstrak akar tuba, penggerek batang kuning, padi

PENDAHULUAN Beras merupakan bahan pangan pokok


sebagian besar masyarakat Indonesia.
Padi termasuk genus Oryza L. yang Seiring tingginya laju pertumbuhan
meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar penduduk, kebutuhan akan beras pun
di daerah tropik dan daerah sub tropik semakin meningkat (Anonimus, 2010).
seperti Asia, Afrika, Amerika dan Proses pencapaian swasembada beras
Australia. Menurut Chevalier dan tak lepas dari penerapan dan inovasi
Neguier padi berasal dari dua benua teknologi yang dikembangkan
Oryza Fatua Koenig dan Oryza Sativa L. pemerintah, misalnya dalam penggunaan
berasal dari benua Asia, sedangkan jenis benih unggul, teknologi pemupukan,
padi lainnya yaitu Oryza Stapfii Roschev pengendalian organisme penggangu,
dan Oryza Glaberima Steund berasal dari pengolahan tanah, dan sebagainya. Dalam
Afrika Barat (Anonimus, 2012). kaitannya dengan status beras sebagai
Indonesia adalah negara agraris
dengan luas lahan pertanian jutaan hektar. swasembada harus tetap dimantapkan dan
Beras telah menjadi makanan pokok dilestarikan. Berbagai cara dilakukan
hampir seluruh penduduknya sehingga untuk dapat meningkatkan produksi
produksinya harus diamankan. Ternyata tanaman padi, baik melalui pemanfaatan
swasembada beras tidak selamanya dapat alat pertanian sebagai pengendali hama
dipertahankan terbukti masih seringnya begitu juga penggunaan pupuk berupa
negara melakukan impor beras dari organik dan anorganik (Prasetiyo, 2002).
Thailand, Vietnam dan Kamboja (Ami, Salah satu sifat serangga adalah
2008). memiliki ketertarikan terhadap cahaya,
|2

dalam praktek secara tradisional hal ini Senyawa bio-aktif rotenone


telah lama diaplikasikan misalnya (C23H22O6) paling banyak terdapat pada
menggunakan lampu petromak untuk akar tuba (Derris elliptica). Rotenone
menangkap laron (serangga), menangkap diklasifikasikan oleh World Health
lalat buah dengan warna kuning, Organization sebagai insektisida kelas II
menangkap lalat dengan warna-warni dengan tingkat bahaya menengah.
yang mencolok dan menangkap nyamuk Rotenone sangat cepat rusak di air dan di
dengan menggunakan ultraviolet. tanah, dalam waktu 2-3 hari dengan
Intensitas cahaya dapat berpengaruh paparan sinar matahari seluruh racun
terhadap perilaku serangga (hama), rotenone akan hilang (Apriyanti, 2009).
sehingga intensitas cahaya dapat
dimanfaatkan guna menangkap serangga BAHAN DAN METODE
(hama) yang mana penangkapan serangga
(hama) tersebut dapat dimanfaatkan Penelitian dilaksanakan pada lokasi
dalam bidang pertanian (pengendalian lahan praktek Fakultas Pertanian
hama serangga) serta dapat digunakan Universitas Muhammadiyah Tapanuli
sebagai bahan pakan ternak. Cahaya Selatan, berlangsung mulai bulan
memiliki daya tarik dan mampu Pebruari sampai bulan Mei 2016.
mempengaruhi perilaku serangga (hama), Rancangan yang digunakan dalam
dengan intesitas tertentu akan diperoleh penelitian ini adalah Rancang Acak
efisiensi sumber energi (catu daya), serta Kelompok (RAK) faktorial, adapun
daya pikat untuk mengumpulkan perlakuan sebagai berikut.
serangga (hama). Kemampuan ini dapat
dijadikan sebagai alat pengendalian Faktor lampu perangkap (Light Trap)
populasi serangga yang tidak K1 = lampu perangkap (Keadaan redup)
menguntungkan (hama) dengan K2 = lampu perangkap (keadaan terang)
pendekatan ramah lingkungan.
Usaha altematif yang lebih efektif Faktor pemberian ekstrak akar tuba
dalam mengendalikan populasi dan T0 = 0 cc/liter air (kontrol)
penyebaran sserangga sebagai vektor T1 = 75 cc/liter air
penyakit yang mudah didapat dan bersifat T2 = 100 cc/liter air
ramah lingkungan, sangat diperlukan. T3 = 150 cc/liter air
Salah satu tanaman yang dapat berperan
sebagai bioinsektisida dalam Pelaksanaan
pengendalian serangga adalah akar 1. Persiapan benih
tanaman tuba (Derris elliptica) Benih terlebih dahulu disemaikan
(Kardinan, 2009). hingga bibit berumur 21 hari. Kemudian
Tumbuhan tuba mengandung zat yang dilakukan pengolahan lahan yang dimulai
disebut rotenone (C23H22O6). dari membersihkan rerumputan, bebatuan
Kandungan rotenone pada tanaman tuba dan kotoran lainnya. Selanjutnya
(Derris elliptica) sangat bermanfaat, dilakukan pengolahan tanah dengan
senyawa ini banyak digunakan dalam menggunkan cangkul. Kemudian dibuat
bidang pertanian sebagai bioinsektisida petakan dengan luas 100 cm x 100 cm.
yang aman digunakan oleh petani dan
dapat pula digunakan sebagai larvasida 2. Penanaman
ngengat (Plutella xylostella Linn.) (Yoon, Bibit padi dapat ditanam sesudah
2006 dan Suraphon Visetson, 2001). berumur 21 hari. Bibit yang ditanam
Ekstrak tanaman tuba (Derris elliptica) dipilih bibit yang baik. dengan ciri
dapat pula bermanfaat sebagai tanaman sebagai berikut: a) Batang daunnya utuh,
pembunuh nyamuk (Kardinan, 2009). tidak terkena penyakit, b) Tinggi bibit
|3

kira-kira 20-25 cm, yang kerdil tidak


perlu ditanam, c) Bibit tampak tegar, 5. Variabel pengamatan.
tidak lemas. Tinggi tanaman (cm), jumlah anakan
per rumpun, jumlah malai per rumpun, ,
3. Pemasangan perlakuan produksi tanaman per petakan dan
Lampu perangkap (Light Trap) intensitas serangan hama penggerek
dipasang pada saat tanaman padi berumur batang kuning.
1 (satu) minggu stelah tanam, sesuai
dengan perlakuan. Aplikasi ektrak akar HASIL
tuba dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 mst dan diberikan dengan Berdasarkan uji statistik tinggi
interval 2 minggu sekali dilakukan tanaman, jumlah anakan per rumpun,
dengan cara menyemprotkan pada jumlah malai per rumpun, produksi gabah
tanaman padi, perlakuan diberikan sesuai per petakan dan intensitas serangan
dengan dosis perlakuan. penggerek batang kuning dapat dilihat
pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4
4. Pemeliharaan dan Tabel 5.
Pemeliharaan meliputi: Pengairan,
penyulaman, penyiangan.

Tabel 1 Pengaruh Lampu Perangkap dan Ekstrak Akar Tuba Terhadap Tinggi Tanaman
Umur Menjelang Panen
Ekstrak Akar Tuba Lampu Perangkap
Rataan
K1 K2
T0 54.28 51.75 53.01a
T1 52.53 53.17 52.85a
T2 54.10 55.17 54.63a
T3 57.16 58.56 57.86ab
Rataan 54.46a 54.66a -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% uji
Duncan

Tabel 2 : Pengaruh Lampu Perangkap dan Ekstrak Akar Tuba Terhadap Jumlah Anakan
Per Rumpun
Ekstrak Akar Tuba Lampu Perangkap
Rataan
K1 K2
T0 21,53 21.40 71,89ab
T1 21,96 22.53 73,37abc
T2 24.06 19.33 21.96a
T3 26.30 20.63 24.73a
Rataan 10,88a 20.97ab -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% uji
Duncan.

Tabel 3 : Pengaruh Lampu Perangkap dan Ekstrak Akar Tuba Terhadap Jumlah Malai Per
Rumpun
Ekstrak Akar Tuba Lampu Perangkap Rataan
|4

K1 K2
T0 59.29 57.76 58.52a
T1 64.00 64.00 64.00ab
T2 67.24 70.56 68.9ab
T3 70.56 73.96 72.26abc
Rataan 65.27a 66.57ab -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% uji
Duncan.

Tabel 4 : Pengaruh Lampu Perangkap dan Ekstrak Akar Tuba Terhadap Produksi Gabah
Per Petak
Ekstrak Akar Tuba Lampu Perangkap
Rataan
K1 K2
T0 250.0 220.9 235.45a
T1 547.6 372.1 459.85ab
T2 739.6 562.5 651.05ab
T3 864.9 756.9 810.9abc
Rataan 607.27ab 478.1a -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% uji
Duncan.

Tabel 5 : Pengaruh Lampu Perangkap dan Ekstrak Akar Tuba Terhadap Intensitas Serangan
Hama Penggerek Batang Kuning
Ekstrak Akar Tuba Lampu Perangkap
Rataan
K1 K2
T0 23.61 67.6 45.60ab
T1 19.81 15.21 17.51a
T2 17.69 6..6 12.14a
T3 76.29 16.0 46.14abc
Rataan 34.35ab 26.35a -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%
uji Duncan.

Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, warna-warni yang mencolok dan


dan Tabel 4, terlihat tidak memberikan menangkap nyamuk dengan
pengaruh yang nyata terhadap menggunakan ultraviolet. Intensitas
pertumbuhan dan produksi tanaman padi, cahaya dapat berpengaruh terhadap
sedangkan pada Tabel 5, intensitas perilaku serangga (hama), sehingga
serangan hama penggerek batang kuning intensitas cahaya dapat dimanfaatkan
memberikan pengaruh yang nyata dengan guna menangkap serangga (hama) yang
penerapan lampu perangkap dan ekstrak mana penangkapan serangga (hama)
akar tuba. Hal ini sesuai pendapat Azrul tersebut dapat dimanfaatkan dalam
Sulaiman, dkk. 2009. Salah satu sifat bidang pertanian. Hal ini sejalan dengan
serangga adalah memiliki ketertarikan pendapat Kardinan, (2009) menyatakan
terhadap cahaya, dalam praktek secara bahwa bahan kimia yang terkandung
tradisional hal ini telah lama dalam akar tuba berperan sebagai
diaplikasikan misalnya menggunakan moluskisida, insektisida, akarisida,
lampu petromak untuk menangkap laron nematisida dan racun ikan. Rotenon
(serangga), menangkap lalat buah dengan merupakan racun berspektrum luas.
warna kuning, menangkap lalat dengan Sebagai racun perut dan kontak,
|5

menyebabkan serangga untuk berhenti Kardinan, A. 2009. Tanaman Pengusir


makan. Kematian serangga terjadi dan Pembasmi Nyamuk. Agro
beberapa jam sampai beberapa hari Media. Jakarta
setelah terkena rotenon. Lubis, dkk, 1986, Ilmu Kesuburan Tanah,
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian UISU, Medan,Hal : 90-
KESIMPULAN 95
Pracaya dan Kahono, 2011, Kiat Sukses
Berdasarkan hasil penelitian Budi Daya Padi, PT. Maraga
diambil suatu kesimpulan bahwa Borneo Tarigas, Singkawang.
pertumbuhan dan produksi padi tidak Prasetiyo Y.T, 2002, Budidaya Padi
memberikan pengaruh yang nyata dengan Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah)
penerapan lampu perangkap dan ekstrak Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
akar tuba, tetapi memberikan pengaruh Suparyono dan Agus Setyono, 1997,
nyata dalam menekan intensitas serangan Mengatasi Permasalahan
hama penggerek batang padi kuning. Budidaya Padi, Penebar
Swadaya, Jakarta.
SARAN Setiawati wiwin, dkk. 2008.Tumbuhan
Bahan Pestisida Nabati Dan Cara
Berdasarkan hasil penelitian Pembuatanya Untuk
disarankan melakukan penelitian dengan Pengendalian Organisme
menggunakan lampu perangkap dan Pengganggu
ekstrak akar tuba, tetapi untuk Tumbuhan.Bandung:Balai
memperoleh pertumbuhan tanaman padi Penelitian Tanaman Sayuran
disarankan dengan penambahan Sulaiman Azrul, dkk. 2009. Penggunaan
pemberian pupuk. Water Electric Light Trap (WEL-
T) sebagai Pengganti Pestisida
DAFTAR PUSTAKA yang Resisten Untuk Membasmi
Hama Penggerek Batang Pasi
Agus Andoko, 2002, Budidaya Padi (Sundep). Institut Pertanian
Secara Organik, Penebar Bogor.
Swadaya, Solo. Yandianto, 2003, Bercocok Tanam Padi,
Anisa Ami, 2011, Serba Serbi Tanaman M2S, Bandung.
Padi, Alfarisi Putra, Bandung. Yoon, A. S. 2006. Extraction of rotenone
Dartius, 1989, Dasar Fisiologi from Derris elliptica and Derris
Tumbuhan II, Fakultas Pertanian malaccensis by pressurized liquid
UISU, Medan extraction compared with
Dwidjoseputro. D, 1983, Pengantar maceration. Journal of
Fisiologi Tumbuhan, PT. Cromatography A. ELSAVIER.
Gramedia, Jakarta (Online) www.elsavier.com,
Daryanto, 2003, Bercocok Tanam Padi, diakses 25 April 2011
CV, Aneka Ilmu, Malang. Zubairi et al, 2004. The Effect Of
Gomez, A.K and A.A, 2001, Prosedur Rotenone Crude Extract From
Statistik Untuk Penelitian Derris Elliptica On The
Pertanian, UI, Press, Jakarta. Larvicidal Activity (Mortality) Of
Hasan Basri Jumin, 2010, Dasar-dasar Mosquito. Faculty of Chemical
Agronomi. Rajawali Press, Jakarta and Natural Resources
Jumar Ir. 2000. Entomologi Pertanian. Engineering UTM Skudai, Johor.
Jakarta : Rineka Cipta. Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai