Anda di halaman 1dari 27

SISTEM

REPRODUKSI
PADA PRIA
Dymas Leo K (10)
Rendy A (20)
Umar S (24)
Setiap makhluk hidup di dunia seperti manusia,
hewan, tumbuhan bahkan mikroorganisme pun pasti
bereproduksi.

Mengapa?
Mahluk hidup bereproduksi bertujuan
mempertahankan keberadaan jenisnya.

Demikian juga
manusia
Proses reproduksi diatur oleh sistem reproduksi
Manisia memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan.
Keduanya memiliki sitem reproduksi yang berlainan
dan saling membutuhkan
ALAT REPRODUKSI
LAKI-LAKI
KOMPONEN SISTEM
REPRODUKSI PRIA
1. ALAT REPRODUKSI DALAM
TESTIS
2. SALURAN DAN KELENJAR PELENGKAP (KELENJAR ASESORI)
VASA EFERENSIA (DUKTUS EFEREN)
EPIDIDIMIS
VAS DEFERENS
KANALIS INGUINALIS
URETRA PENIS
VESIKA SEMINALIS
SEMEN (MANI)
KELENJAR PROSTAT
KELENJAR COWPERI
3. ALAT KELAMIN LUAR
PENIS
SKROTUM
ALAT REPRODUKSI
DALAM
TESTIS
• Jumlah sepasang
• Ukuran sebesar telur burung
merpati
• Terletak dalam skrotum
• Testis menggantung → bagian
anterior dinding abdomen
• Embriogenesis →testis dalam
rongga tubuh
• Sebelum janin dilahirkan → testis
akan turun dalam rongga
skrotum
• 90 % tersusun atas tubulus seminiferus
• Tubulus seminiferus terdiri atas sel epitel yang akan
mengadakan pembelahan mitosis dan meiosis
menjadi spermatozoa
• Spermatogenesis dimulai dari usia 13 tahun (usia
pubertas) berlangsung seumur hidup
• Diantara tubulus seminiferus terdapat sel interstitial
(sel Leydig) → fungsi mengontrol perkembangan
karakteristik seks sekunder pria.
SALURAN DAN KELENJAR PELENGKAP

(KELENJAR ASESORI)

• Dari testis keluar saluran


pendek disebut
VASA EFERENSIA (DUKTUS
EFEREN) yang
menyalurkan sperma ke
dalam EPIDIDIMIS.
• Fungsi VASA EFERENSIA
adalah menampung
sperma
EPIDIDIMIS
• Epididimis mrp
struktur melingkar-
lingkar dengan
panjang 20 kaki
dan meliputi
setengah bagian
dorsal testis
• Epididimis terdiri
atas :
o Caput
o Corpus
o Cauda Epididimi
FUNGSI :
o Tempat spermatozoa melakukan proses
pematangan sehingga mampu membuahi
ovum
o Bagian cauda epididimis berfungsi sbg tempat
penyimpanan sperma
o Membuat suspensi spermatozoa encer yang
berasal dari testis menjadi lebih pekat
o Mengangkut spermatozoa dari vasa eferensia ke
vas deferens
• Spermatozoa yang dikeluarkan tubulus
seminiferus belum mampu bergerak, perlu
pematangan di dalam epididimis
• Spermatozoa mengalami pematangan
selama 18 jam sampai 10 hari
• Epididimis mensekresi banyak cairan yang
mengandung hormon, enzim dan gizi khusus
untuk pematangan spermatozoa
VAS DEFERENS
• Vas deferen adalah saluran
penghubung epididimis
dengan uretra pada penis.
Dibagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi
• Panjang sekitar 18 inchi
• Dinding mengandung otot-
otot licin → pengangkutan
semen saat ejakulasi
• Sebelum masuk ke uretra, vas
deferens bergabung dengan
saluran Ekskresi vesikula
seminalis dan membentuk ductus
Ejakulasi berlanjut ke uretra.
• Fungsi vas deferens :
o Pengangkut sperma dari epididimis ke uretra
• Uretra Penis:
o Uretra adalah Saluran
pengangkut
spermatozoa dari vas
deferens ke penis
o Fungsinya adalah
mengangkut urine dan
semen (mani)

- Vesika seminalis:
Merupakan kantong semen
(mani) yang dindingnya
menghasilkan cairanlendir
yang mengandung
fruktosa, asam askorbat
dan asam amino sebagai
makanan dan pelindung
sperma sebelum
membuahi ovum
- Kelenjar prostat:
Menghasilkan cairan
basa berwarna putih
susu.
Cairan ini berfungsi untuk
menetralkan sifat
asam pada saluran
vasa eferentia dan
cairan pada vagina
sehingga sperma
dapat bergerak
dengan aktif
- Kelenjar cowperi
(bulbouretralis):
Penghasil cairan pelicin
SEMEN (MANI)
• Terdiri atas :
o Spermatozoa
o Plasma Semen

Spermatozoa
dihasilkan oleh testis terdiri atas
o Kepala bentuk oval berisi nukleus lebar 2,5-3,5
μm dan panjang 4-5 μm
o Leher
o Ekor panjang 50μm
PLASMA SEMEN

• Merupakan cairan yang berfungsi untuk


o Melicinkan vagina ketika bersetubuh
o Memelihara spermatozoa ketika diluar tubuh
• Volume : 2 – 5 ml
• Warna : putih keruh/putih kelabu seperti lem kanji
• pH : 7,2 – 7,8
• Bau : khas seperti bau bunga akasia
• Viskositas : 3-5 cm
• Koagulasi : segera menggumpal setelah ejakulasi
• Likuefaksi : 15 – 20 menit setelah ejakulasi
• Konsentrasi normal : > 20 juta/ml
• Motilitas : ∑ spermatozoa yang bergerak > 60% dari total yang
hidup; 25 % gerak maju,cepat dan lurus, 25% gerak lurus tapi
lambat
ALAT KELAMIN LUAR
PENIS
o Fungsi :
• Sebagai alat untuk
kopulasi/coitus/berset
ubuh
• Meletakkan semen ke
dalam saluran
reproduksi wanita
• Sebagai alat untuk
pengeluaran urine
o Terdiri dari akar, badan
dan ujung bebas yang
berakhir pada gland
penis
o Badan penis terdiri atas
korpus kavernosum dan
korpus spongiosum
• Kedua korpus tersebut bersifat seperti spons
• Terbagi atas rongga-rongga sebagai kapiler
yang sangat membesar dan bersambung
dengan vena penis
• Ereksi penis disebabkan pembesaran
rongga-rongga ini oleh darah yang
terkumpul.
• Kulit pembungkis gland penis →
prepusium→sirkumsisi
SKROTUM
o Kantong
pembungkus testis
o Tersusun oleh kulit
dan jaringan
subkutan yang
tidak mengandung
lemak.
o Fungsi :
• Termoregulator
untuk testis agar
temperatur
optimal
sehingga proses
spermatogenesis
berjalan lancar.
o Spermatogenesis memerlukan suhu tetap dan
beberapa derajat lebih rendah dari suhu tubuh
o Jika udara panas dan suhu panas maka skrotum
akan menggantung jauh dari tubuh
o Jika udara dingin, skrotum mengecil dan mendekati
tubuh yang suhunya lebih tinggi
o Turunnya testis ke dalam skrotum agar suhu di sekitar
testis tsb lebih rendah dari suhu rongga tubuh
o Suhu testis berkisar antara 1 – 8 ⁰C lebih rendah dari
suhu rongga tubuh
PEMBENTUKAN
SPERMATOZOA
1. Tahap Proliferasi / spermatositogenesis

• Spermatogonium A disebut spermatogonium induk


membelah 2 x secara mitosis membentu 4
spermatogonia A
• 1 sel berfungsi untuk spermatogenesis berikutnya
• 3 sel lain membelah membentuk 6 spermatogonia
intermediet dan membelah lagi membentuk 12
spermatogonia B
• Masing-masing spermatogonia B membelah
membentuk spermatosit primer (spermatosit I)
2. Tahap Meiosis

• Spermatosit I mengalami meiosis I menempuh fase


leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan diakinesis
dari profase lalu metafase. anafase dan telofase
• Terbentuk spermatosit II (sekunder) yang
mengalami meiosis II menjadi spermatid haploid
• Setiap spermatosit I menghasil 4 spermatid
• Spermatid dijumpai pada potongan tubulus
seminiferus
3. Tahap Spermiogenesis
• Terjadi perkembangan spermatid menjadi spermatozoa
• Rangkaian perubahan ini dibagi 4 fase yaitu :
o Fase Golgi
o Fase Tudung/Kap
o Fase Akrosom
o Fase Pematangan
• Saat diejakulasikan, spermatozoa bercampur dengan plasma semen.
• Campuran spermatozoa dengan plasma semen disebut semen
Penyakit pada Sistem
Reproduksi
Gonorhea (kencing nanah)
Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan
melalui hubungan seksual.
Akibat: radang pada organ reproduksi yang
menyebabkan kemandulan, mata, persendian dan
selaput otak pada bayi
Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung
saluran kencing dan terasa panas (terbakar) saat
buang air kecil
Sifilis
Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan
melalui hubungan seksual
Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium
lanjut, sifilis menyerang hati, susunan syaraf dan
otak

Herpes genital
Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan
melalui hubungan seksual
Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan
menyebabkan kanker rahim
Kemandulan Pada Pria
• Genetis
o Sindrom Klinefelter : tubulus
seminiferus degenerasi
o Sindrom down : cryptorchidisme
• Hormon
o Produksi FSH dan LH menurun,
spermatogenesis terganggu
o Hipogonadotropin menyebankan
hipogonadism
• Anatomi
o Testis menggantung tanggung dalam
kanalis inguinalis
o Cryptochidisme
o Testis kecil
• Saraf
oImpotensi penyebabnya psikis atau
kelainan saraf menuju genetalia
luar

Anda mungkin juga menyukai