Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan material radioaktif, khususnya radiasi radioaktif adalah didasarkan pada


kemampuan radiasi menimbulkan perubahan, antara lain dapat mengionkan nuklida atau
molekul, memutuskan ikatan antar atom sehingga menghasilkan radikal-radikal bebas,
membuat nuklida atau nukleon menjadi radioaktif, dan membebaskan sejumlah energi
panas. Untuk dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien lebih dahulu melakukan
identifikasi untuk mengetahui jenis dan jumlah radiasi yang akan digunakan. Hal ini
perlu dilakukan karena setiap jenis radiasi memiliki sifat-sifat yang khas sehingga untuk
menentukan keberadaannya baik dalam jenis dan jumlah radiasinya juga perlu
menggunakan cara dan teknik yang khas pula untuk setiap jenis radiasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Kegunaan dan Manfaat sinar Radioistop / radiasi dalam bidang pertanian?
2. Bagaimana bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan sinar radiasi dalam bidang
pertanian ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Kegunaan dan Manfaat sinar Radioistop / radiasi dalam bidang
pertanian.
2. Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan sinar radiasi dalam
bidang pertanian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegunaan dan Pengelolaan Radiokimia dalam Bidang Pertanian


2.1.1 Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul.
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi dengan menggunakan radiasi gamma sehingga serangga jantan menjadi mandul.
Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi
perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas. Telur hasil
perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut
terganggu dan akan mengurangi populasi. Teknik ini telah digunakan secara intensif di
banyak negara penghasil pertanian seperti Amerika Selatan, Mexico, Jamaika dan Libya. 1
Sinar radioaktif seperti sinar gamma, n, dan x bermanfaat untuk pengendalian hama yaitu
dapat digunakan untuk membunuh secara langsung (direct killing) dikenal sebagai teknik
disinfestasi radiasi dan membunuh secara tidak langsung (indirect killing) yang dikenal
dengan teknik serangga mandul. Teknik Serangga Mandul (TSM) adalah suatu teknik
pengendalian hama yang relatif baru yang merupakan teknik pengendalian hama yang
potensial, ramah lingkungan, sangat efektif, spesies spesifik, dan teknik ini compatibel
dengan teknik lain.
Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu
sendiri (autocidal technique). Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga di laboratorium
dengan sinar γ, n atau x, kemudian secara periodik dilepas di lapang sehingga tingkat
kebolehjadian perkawinan antara serangga mandul dan serangga fertil dari generasi pertama
ke generasi berikutnya menjadi makin besar dan berakibat menurunnya persentase fertilitas
populasi serangga di lapang. Secara teoritis pada generasi ke-4 persentase fertilitas

1
Arma, Abdul Jalil Amri. 2009. Zat Radioaktif dan Penggunaan Radioisotop Bagi Kesehatan. diakses dari
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-abdul%20jalil.pdf

2
mencapai titik terendah yaitu 0% atau dengan kata lain jumlah populasi serangga pada
generasi ke-5 nihil.2

Prinsip mekanisme teknik serangga mandul dengan radiasi

Teknik serangga mandul dengan radiasi juga dapat diaplikasikan untuk pengendalian
vektor penyakit pada manusia khususnya nyamuk Aedes agepty yang merupakan vektor
penyakit demam berdarah. Saat ini BATAN bekerjasama dengan Departemen Kesehatan
sedang melakukan litbang dalam proses irradiasi terhadap vector.3

2.1.2 Pemuliaan tanaman


Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari
dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis tinggi yang mematikan. Biji yang
sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditanam berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya. Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari
proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang
menguntungkan, misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas
lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa
simpan produk-produk pertanian 4

2
Singgih Sutrisno. 2006. “Prinsip Dasar Penerapan Teknik Serangga Mandul Untuk Pengendalian Hama Pada
Kawasan Yang Luas”. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Dan Radiasi Vol. 2 No. 2 Desember 2006 ISSN 1907-0322.
Hal 45.
3
buku pintar hal 151-152
4
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia: Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
PT. Grafindo Media Pratama.hal 77

3
Mutasi buatan yang diinduksi dengan radiasi dapat dilakukan pada organ reproduksi
tanaman tertentu seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kalus dan sebagainya.
Radiasi dapat dimanfaatkan untuk pemuliaan tanaman dalam rangka meningkatkan
frekuensi dan keragaman genetik tanaman yang memungkinkan untuk melakukan seleksi
genotip sesuai dengan aspek pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi buatan dapat
menimbulkan perubahan genetik tanaman baik ke arah positif maupun negatif, dan
kemungkinan mutasi yang terjadi dapat juga kembali normal (recovery). Mutasi yang terjadi
ke arah “sifat positif” dan terwariskan (heritable) ke generasi berikutnya merupakan mutasi
yang dikehendaki oleh pemulia tanaman pada umumnya. Sifat positif yang dimaksud adalah
tergantung pada tujuan pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman dengan teknik nuklir dapat diawali dengan mengiradiasi materi
genetik tanaman melalui iradiasi biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kalus atau yang
lainnya dengan sinar gamma. Setelah perlakuan irradiasi akan terjadi beberapa kemungkinan
pada materi genetik tanaman tersebut yaitu mutasi ke arah positif, mutasi ke arah negatif,
atau tanpa mutasi. Dari variasi fenotip yang timbul dilakukan seleksi sifat yang lebih baik
untuk dikembangkan menjadi varietas unggul. Tanaman yang telah mengalami perubahan
akibat terjadinya mutasi genetik disebut mutan sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya
mutasi disebut mutagen. Radiasi terhadap materi genetik tanaman tidak mengakibatkan
tanaman atau produk tanaman tersebut menjadi bersifat radioaktif sehingga semua hasil
pemuliaan tanaman dengan radiasi aman dikonsumsi manusia.

Irradiator Gamma Cell-220 untuk litbang pemuliaan tanaman di BATAN

4
Kemungkinan variasi fenotip yang muncul setelah perlakuan iradiasi pada materi genetik
tanaman

Mengingat di Indonesia hama dan penyakit utama padi sawah antara lain adalah wereng coklat
Nilaparvata Lugens Stal dan penyakit hama daun bakteri Xanthomonas Oryzae, maka tujuan
pembentukan varietas unggul pada padi sawah ditekankan pada ketahanan terhadap kedua hama
dan penyakit tersebut.

Proses pemuliaan tanaman pisang dengan sinar gamma Co-60 untuk mendapatkan varietas baru
dengan pohon yang pendek, berbunga lebih cepat dengan buah yang lebih banyak dan harum

5
Selain sifat unggul lainnya seperti produksi tinggi, umur genjah, dan kualitas beras yang
bagus dengan tekstur nasi pulen. BATAN memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk penelitian
pemuliaan tanaman dengan teknik radiasi
antara lain Gamma Chamber dan Gamma Cell dengan sumber radiasi Cobalt-60 laju dosis tinggi,
Gamma Room dengan sumber radiasi Cobalt-60 laju dosis rendah, laboratorium kultur jaringan,
ruang tumbuh, rumah kaca, kebun percobaan dan sawah.
Setelah perlakuan radiasi dengan sinar gamma, materi reproduktif tanaman
ditumbuhkembangkan di ruang tumbuh, rumah kaca, atau langsung di kebun percobaan. Analisis
mutan tanaman dilakukan di laboratorium dengan memperhatikan sifat genetik, biologi dan
agronominya baik secara visual fenotip maupun secara biologi molekuler atau bioteknologi
lainnya. Tanaman yang diteliti dikelompokkan sebagai tanaman pangan (padi, kedelai, kacang
hijau, kacang tanah, sorghum, dan gandum), tanaman hortikultura (pisang, cabai, bawang merah,
dan bawang putih), tanaman industri (kapas, sorghum, jarak, dan gandum), tanaman bunga
(krisan dan anggrek), dan tanaman pakan ternak (sorghum).

Varietas padi unggul Mira-1 Varietas padi unggul Bestari


Varietas unggul kacang hijau yang telah dihasilkan diberi nama Camar dengan keunggulan
mampu menghasilkan 1-2 ton/ha dan tahan terhadap penyakit bercak coklat dan kudis. Selain itu
juga ada varieatas unggul tanaman kapas Karisma-1 dengan keunggulan antara lain potensi
produksi hingga 3740 kg kapas berbiji/ha, kadar serat mencapai > 43 %, umur genjah 120 hari,
jarak tanam rapat (100 x10 cm), tahan hama Helocoverpa Armigera, dan serat sangat putih tidak
memerlukan perlakuan khusus untuk pemutihan.

6
Ukuran biji varietasunggul kedelai Muria (kanan) Kedelai varietas Rajabasa (atas)
yang lebih besar dari biji galur tetua (kiri)

Varietas unggul kedelai yang dihasilkan BATAN

Kacang hijau varietas Camar (kiri) Kapas varietas Karisma-1 (kanan)5

2.1.3 Penyimpanan/ pengawetan makanan


Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama
akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi
sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi gamma dengan dosis tertentu sehingga tidak
akan bertunas, dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi nilai
nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak membuat makanan
menjadi radioaktif, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama dan dapat diproduksi oleh
manusia.6

5
buku pintar hal 146-151
6
Abdul Jalil Amri Arma, 2009.

7
Bibit yang telah diradiasi dengan zat radioaktif dapat lebih awet dan tahan lama jika telah
tumbuh. Mungkin juga setelah diradiasi didapatkan bibit yang daya produksinya lebih tinggi
dan umurnya pendek.7

DOSIS TUJUAN PRODUK


Dosis rendah (s.d. 1 Menghambat pertunasan Kentang, bawang, jahe,
kGy) rempah-rempah
Membunuh serangga dan Makanan kering, buah
parasite segar, padi-padian
Penundaan Buah segar, sayuran
kematangan/pembusukan
Dosis menengah (1-10 Memperpanjang masa Ikan, strawberry, jamur
kGy) penyimpanan
Menunda pembusukan, Hasil laut dan hasil
membunuh serangga ternak
berbahaya
High dose (10-50 Gy) Sterilisasi Hasil peternakan, hasil
laut, makanan siap
masak
Dekontaminasi Rempah-rempah
Tabel 1. Dosis Iradiasi Makanan dan Tujuannya

Manfaat sinar radioaktif dalam pengawetan makanan adalah:


- Menghambat pertunasan pada beberapa bahan makanan, misalnya bawang, kentang, jahe,
kunyit dan kencur.
- Memperpanjang masa simpan beberapa hasil pertanian segar, misalnya menunda
kematangan buah.
- Mengurangi bakteri-bakteri pembusuk daging.
- Membebaskumankan atau sterilisasi rempah-rempah.

7
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB. hal 264

8
- Mengendalikan kuman-kuman penyebab penyakit dan kuman-kuman parasit yang ada
dalam makanan.
Beberapa keuntungan menggunakan sinar radioaktif dalam pengawetan makanan antara lain:
- Sifat bahan makanan tidak berubah.
- Dapat meningkatkan mutu.
- Tidak menurunkan nilai gizi.
- Tidak menimbulkan zat sisa pengawet.
- Dapat dilakukan pada makanan yang dikemas sederhana.
- Mengetahui masa pemupukan yang paling baik.
Fakta contoh :
- Stroberi tanpa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari
- Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi
dengan cara radiasi.

Iradiasi adalah suatu teknik penggunaan energi radiasi untuk penyinaran bahan secara
sengaja dan terarah. Iradiasi bahan pangan merupakan salah satu teknologi pengolahan
pangan yang bertujuan untuk membunuh cemaran biologis berupa bakteri patogen, virus,
jamur, dan serangga yang dapat merusak bahan pangan tersebut dan membahayakan
konsumen dengan cara mengionisasi bahan pangan tersebut dengan menggunakan sinar
tertentu. Iradiasi juga dapat mencegah penuaan bahan pangan yang disebabkan karena
faktor internal pangan tersebut, misalnya pertunasan, sehingga berfungsi sebagai
pengawet, serta dapat membuat bahan pangan tetap segar karena proses iradiasi sendiri
merupakan proses pada suhu ambient.
Iradiasi pangan menggunakan energi elektromagnetik tertentu, yaitu energi dari radiasi
pengion. Radiasi pengion adalah radiasi dengan energi yang mampu membuat elektron
suatu atom terpental dari tempatnya yang mengakibatkan atom netral berubah menjadi
ion positif, yaitu atom yang kehilangan elektronnya. Contoh radiasi pengion ialah radiasi
ultraviolet, radiasi alpha (α), sinar beta (β) dan sinar gamma (γ). Radiasi gamma inilah
yang digunakan untuk pengawetan bahan pangan. Sinar gamma memiliki gelombang
elegtromagnetik yang bergerak dengan kecepatan tinggi, hampir menyamai kecepatan

9
cahaya, arahnya tidak dipengaruhi medan magnet, tidak memiliki muatan, jarak lintasan
relatif panjang dan mempunyai daya ionisasi kecil serta daya tembus yang tinggi.
Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk proses pengawetan bahan pangan terdiri
dari 4 macam, yaitu Cobalt-60 (60Co), Caesium-137 (137Cs) masing masing
menghasilkan sinar gamma, mesin berkas elektron dan mesin generator sinar-x. Sinar
gamma yang dipancarkan oleh radionukleotida 60Co dan 137Cs merupakan sumber
iradiasi pengion yang telah banyak digunakan untuk aplikasi komersial pengawetan
makanan. Pada umumnya sinar gamma yang digunakan untuk radiasi adalah hasil
peluruhan inti atom 60℃ karena 60℃ memiliki energi radiasi yang lebih besar sehingga
mempunyai daya tembus yang besar dan tersedia di pasaran.
Radiasi gamma dilakukan dengan pemberian dosis tertentu dengan jangka waktu dari
menit ke jam yang lama waktu pemberian dosis tergantung pada ketebalan dan volume
produk yang akan diiradiasi. Dosis iradiasi yaitu jumlah energi radiasi yang diserap ke
dalam bahan.
Terdapat tiga prinsip proses radiasi dalam industri pangan yang diklasifikasikan
berdasarkan dosis yang dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan, yaitu
radapertisasi (dosis tinggi) dengan penggunaan dosis iradiasi berkisar antara 30 sampai
50 kGy, radisidasi (dosis sedang) dengan penggunaan dosis berkisar antara 1 sampai 10
kGy , dan radurisasi (dosis rendah) dengan penggunaan dosis berkisar antara 0,4 sampai
2,5 kGy8

Kentang yang tidak diradiasi (kiri) dan Kentang yang diradiasi (kanan)

8
Putri, dkk . 2015. Aplikasi Teknologi Iradiasi Gamma dan Penyimpanan Beku pada Seafood . Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. 3 No 2 p.345-352, April 2015. hal 346-347

10
Jenis bahan kemasan yang diijinkan untuk digunakan pada proses iradiasi (Lampiran II
PERMENKES No.701/MENKES/ PER/VIII/2009)9
2.1.4 Pemupukan

Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-
15 (N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah
tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh
tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini
akan diketahui jangka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia
tanaman.10

32
P dapat dipakai untuk menyelidiki penempatan pupuk yang baik, apakah di permukaan
atau di dalam tanah, serta jarak pemupukannya dari tanaman 11

9
buku pintar hal 152-155
10
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia: Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
PT. Grafindo Media Pratama.hal 78
11
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB. hal 264

11
Hasil studi dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang terkait dengan efisiensi
pemupukan, yaitu;
1. Menentukan waktu terbaik pemberian pupuk
2. Mengetahui kontribusi nutrisi dari berbagai jenis sumber hara yang berbeda
3. Menentukan efisiensi optimal penggunaan pupuk
4. Menentukan fiksasi N2 oleh tanaman legum
5. Mengetahui akar aktif tanaman dan mempelajari pola perakaran tanaman

Isotop yang umum digunakan dalam penelitian pupuk pada tanaman adalah :
1. Nitrogen-15 (N-15) untuk menentukan efisiensi penggunaan pupuk Nitrogen
2. Fosfor-32 (P-32) untuk menentukan efisiensi penggunaan pupuk Phosphat
3. Seng - 65 (Zn-65) untuk menentukan serapan Zn dalam tanaman
4. Rubidium-86 (Rb-86) untuk menentukan distribusi unsur Kalium dalam tanaman
5. Karbon-14 (C-14) untuk menentukan laju dekomposisi bahan organik dalam
tanah dan laju fotosintesis dalam daun tanaman
6. Kalsium-45 (Ca-45) untuk menentukan laju kalsifikasi terumbu karang

12
Ada dua metoda aplikasi teknik isotop dalam penelitian pemupukan dan nutrisi
tanaman, yaitu: metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung
digunakan pada senyawa (dalam hal ini pupuk) yang dapat ditandai baik dengan
radioisotop (P-32, P-33, Zn-65, dsb) ataupun isotop stabil (N-15). Sebagai contoh adalah
penggunaan N-15 untuk menentukan efisiensi penggunaan pupuk.

Metode tidak langsung digunakan bila suatu senyawa tidak dapat ditandai dengan
radioisotop ataupun isotop stabil karena akan menyebabkan perubahan sifat kimia pada
bahan, misalnya pada pupuk organik dan fosfat alam. Isotop diberikan pada tanah,
penghitungan kontribusi hara dari sumber hara yang dipelajari adalah melalui tanaman
penguji (reference tree) yang ditanam pada tanah berlabel tanpa diberikan sumber hara
apa pun.

Teknik radiasi digunakan untuk mensterilkan bahan pembawa pada produksi pupuk
hayati. Pupuk hayati Azofert merupakan hasil penelitian PATIR - BATAN yang saat ini
sedang dalam tahap berbagai pengujian untuk dapat diikutsertakan dalam program
sertifikasi. Bahan baku pupuk hayati ini adalah konsorsium bakteri rhizosfer yang mampu
memfiksasi nitrogen, melarutkan fosfat dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (berperan sebagai Plant Growth Promotor = PGPR).

13
Kontribusi N dari tanaman pemfiksasi N-udara (Sesbania dan Azolla)

Proses Pembuatan Pupuk Hayati

Aplikasi pupuk hayati Azofert di lahan petani pada berbagai jenis sayuran
2.1.5 Peternakan
BATAN sebagai lembaga litbang ikut berperan dalam mendukung peningkatan sektor
peternakan. Litbang peternakan yang dilakukan BATAN lebih mengarah pada
peningkatan produksi ternak, perbaikan sistem reproduksi, kesehatan dan manajemen
ternak. Keuntungan penggunaan teknik nuklir dalam litbang peternakan yaitu kepekaan
deteksi tinggi, akurat, efektif, efisien, aman, dan ekonomis. Dalam bidang peternakan,
seperti bidang lainnya, pemanfaatan teknik nuklir dilakukan baik dengan menggunakan
radioisotop sebagai perunut maupun energi radiasinya.

14
Teknik perunutan adalah proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotop
stabil atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologik sehingga dapat
diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil pengukuran. Isotop stabil
yang umum digunakan adalah N-15, Cr-52, dan C-13, sedangkan radioisotopnya antara
lain adalah C-14, Ca-45, P-32, I-125, I- 131, dan H-3. Prinsip teknik perunutan dengan
isotop stabil adalah sifat kimia spesifik dari unsur yang digunakan dengan berat molekul
yang berbeda dan diukur dengan alat Mass Atomic Spectrophotometer, X-ray flourescene
(XRF), dan Neutron Atomic Absorbtion (NAA). Prinsip teknik perunutan dengan
radioisotop adalah paparan radiasi dari unsur radioaktif yang digunakan yang diukur
antara lain dengan alat Liquid Scintilation Counter (LSC), Gamma Counter dan HPGe.

Pemanfaatan teknik nuklir untuk peruntuan dapat dilakuan secara in vivo untuk
mengetahui proses biologi yang terjadi di dalam tubuh hewan ternak dan in vitro untuk
memperoleh informasi tentang proses biologi yang dilakukan di luar tubuh hewan yaitu
di laboratorium. Beberapa isotop dan radioisotop yang umum digunakan dalam litbang
peternakan ditunjukkan pada tabel 12.

Isotop dan Kegunaannya


Pemanfaatan energi radiasi di bidang peternakan antara lain untuk melemahkan
patogenisitas penyakit seperti bakteri, virus, dan cacing dengan menghasilkan
radiovaksin, reagen diagnostik, dan pengawetan.
Peningkatan Produksi ternak
Kegiatan di BATAN yang terkait nutrisi ternak lebih fokus pada nutrisi untuk ternak
ruminansia dan ikan. Dalam hal ini, teknik nuklir yang digunakan yaitu radiasi pengion,
perunut radioisotop serta beberapa analisis unsur berdasarkan emisi radiasi. Bahan pakan
15
yang digunakan diutamakan bahan lokal daerah tertentu sesuai dengan daerah dimana
pakan tersebut akan digunakan. Disamping itu bahan pakan yang dipilih dipastikan tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia. Penelitian dengan teknik perunut, dilakukan secara
in-vitro untuk mengetahui produksi biomassa mikroba di dalam rumen setelah diberikan
pakan yang diuji. Semakin tinggi produksi biomassa mikroba, maka kualitas pakan
semakin baik. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut adalah P-32, S-35 dan N-15.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan yaitu sludge kelapa sawit, limbah
pembuatan kecap, bungkil kedelai, tepung ikan, menir, dedak, dan vitamin, sedangkan
hormon metiltestosteron (MT) digunakan untuk menjantankan anak ikan (sex reversal).
Penentuan konsentrasi hormon testosteron dilakukan menggunakan teknik
radioimmunoassay (RIA) dengan perunut I-125. Semua kegiatan penelitian dengan
perunut radioisotop dilakukan secara in-vitro, untuk mencegah kontaminasi radioisotop
kepada ternak atau hewan.
Hasil-hasil yang telah dicapai yaitu :
1. UMMB (Urea Molases Multinutrien Block)
Adalah pakan suplemen yang berbentuk blok keras dan agak manis, terdiri dari
molases, protein, vitamin dan mineral. UMMB ini merupakan suplemen pakan (SP)
untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan lainnya. Ciri khas
ternak ruminansia adalah adanya rumen yang merupakan ekosistem mikroba yang
berperan dalam penguraian bahan pakan sebagai sumber protein bagi ternak.

Proses pembuatan UMMB UMMB hasil penelitian PATIR – BATAN


2. SPM (Suplemen Pakan Multinutrien)

16
Adalah pakan suplemen yang berbentuk tepung terdiri dari gabungan beberapa jenis
bahan pakan sebagai sumber energi. Karena terbatasnya ketersediaan molasses pada
daerah tertentu maka SPM dirancang dengan menggunakan molasses dalam jumlah
kecil. Kandungan protein kasar SPM sekitar 18 – 21%.

SPM hasil penelitian PATIR - BATAN


3. Formula stimulant pakan ikan (SPI)
yang memanfaatkan sludge kelapa sawit sebagai sumber protein utama dan
ditambahkan 2% hormon metil testosteron.
4. Hormon metil testosteron, adalah hormon yang dimanfaatkan sebagai
campuran pakan ikan, berguna untuk menjantankan anak ikan (sex reversal).

Reproduksi dan Kesehatan Ternak


Dalam bidang kesehatan ternak, teknik nuklir dapat digunakan untuk pembutan
vaksin yang di radiasi yang dikenal dengan nama radiovaksin. Vaksin adalah suspensi
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetapi telah dimodifikasi dengan
cara mematikan atau menatenuasi sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan
dapat merangsang pembentukan kekebalan/antibodi dalam tubuh bila diinokulasikan.
Keunggulan pembuatan vaksin dengan radiasi dibandingkan dengan cara
konvensional adalah proses pembuatan vaksin yang lebih cepat dengan
mempersingkat waktu pasasel, tanpa mempengaruhi kualitas vaksin yang dihasilkan.
Vaksin yang dikenal saat ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu,
vaksin hidup (live vaccine), vaksin dimatikan (killed vaccine) dan vaksin sub unit.
Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radiovaksin adalah sinar gamma
yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi dan patogenitas agen
penyakit tetapi tetap mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh terhadap

17
infeksi penyakit. Penelitian yang dilakukan saat ini adalah pengembangan vaksin
terhadap penyakit ternak seperti Brucellosis dan Mastitis, dan terhadap penyakit
ternak yang berasal dari mikroorganisme dan cacing seperti Coccidiosis, Fasciolosis,
dan Haemonchosis.

Proses pembuatan vaksin koksivet

Dibandingkan dengan pemantauan visual, pemantauan dengan teknik RIA progeteron terhadap
tenggang waktu antara kelahiran hingga pelaksanaan IB (inseminasi buatan) pertama post
partum, dan ternak berhasil bunting menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu 96,7 ± 13,6 vs
136,1 ± 6,9 hari. Data pemantauan dari aplikasi teknik RIA P4 dapat di manfaatkan dalam
tindakan antisipasif, seperti afkir atau penggantian ternak, sehingga penampilan reproduksi
ternak dapat terjaga dengan baik.

Vaksin koksivet Vaksin radiasi Fasciolosis Teknologi Radioimunoassay


(RIA) Progesteron (P4)12

2.1.6 Mutasi tanaman (untuk menemukan varietas unggul).

12
buku pintar 159-165

18
Salah satu cara untuk mendapatkan rangkaian sifat yang baik yaitu dengan
mengubah faktor pembawa sifat (gen). Perubahan gen yang dapat menyebabkan
perubahan sifat makhluk hidup dan diwariskan disebut mutasi. Sinar radioaktif yang
biasanya digunakan untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif
Cobalt-60. Contohnya adalah padi atomita dan kedelai muria.
Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai kemampuan untuk merubah sel
keturunan suatu mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada prinsip
tersebut, maka para peneliti dapat menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dari
tanaman yang telah ada sebelumnya dan sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis
tanaman baru.Varietas baru tanaman padi, gandum, bawang, pisang, cabe dan biji-bijian
yang dihasilkan melalui teknik radioisotop mempunyai ketahanan yang lebih tinggi
terhadap hama dan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang ekstrim.
Sinar gamma adalah salah satu mutagen fisik yang sering digunakan dalam teknik
mutagenesis tanaman. Sinar radioaktif jika mengenai jaringan tanaman akan
menimbulkan ionisasi molekul air, kemudian akan mengoksidasi gula dalam DNA
sehingga rangkaian nukleotidanya akan putus. Tetapi ada pula radiasi yang langsung
menyebabkan basa nukleotida menjadi lepas, rusak, atau berubah susunan molekulnya,
sehingga menghambat replikasi dan transkripsinya serta mengakibatkan tidak
dihasilkannya asam amino karena tidak terbaca pada waktu translasi
Semua bagian tanaman dapat diradiasi untuk menginduksi mutasi asalkan bagian
tanaman tersebut dapat ditumbuhkan. Biji pada tanaman menyerbuk sendiri dan mata
tunas pada tanaman yang dibiakkan secara vegetatif merupakan bagian tanaman yang
paling banyak digunakan dalam pemuliaan tanaman mutasi dengan radiasi. 13
Iradiasi adalah suatu pancaran energi yang berpindah melalui partikel-partikel yang
bergerak dalam ruang atau melalui gerak gelombang cahaya. Zat yang dapat
memancarkan iradiasi disebut zat radioaktif. Pada umumnya sinar gamma yang
digunakan untuk radiasi adalah Cobalt-60 (Co-60) yang bukan dari hasil fusi melainkan
proses penembakan Co-59 dengan neutron selama 1,5 tahun (Morisson, 1989). Co-60
memiliki waktu paruh 5,2 tahun dan meluruh dalam bentuk nikel yang stabil dan tidak

13
Lukita Devy dan Dodo R . 2006. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kultur In Vitro Tanaman Jahe.
Sastra Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 8 No. 1 April 2006 Hlm. 8-9

19
mengandung bahan radioaktif. Keunggulan iradiasi adalah tidak meninggalkan residu,
dapat membunuh bakteri secara efektif dan prosesnya mudah dikontrol.14

2.2 Bahaya Radiokimia / radiasi dalam kehidupan sehari – hari


Adapun dampak negatif radiasi di bidang pertanian, antara lain adalah penggunaan zat-
zat tertentu secara berlebihan dapat merusak pertumbuhan tanaman atau terjadi mall
praktek dalam mengadakan pemuliaan/mencari bibit unggul agar hasil yang diperoleh
lebih baik dapat mengakibatkan cacat atau pertumbuhan tumbuhan tersebut seperti padi,
jagung, cabai dan lain-lain menjadi kerdil atau rusak.

14
Lolita Thessiana, Niken Financia G., Penny Dyah Kusumaningrum. 2015. Sistem Sterilisasi Bakteri Vibrio
Harveyi Menggunakan Radioisotop Cobalt-60 Untuk Budidaya Udang -, Jurnal Kelautan Nasional, Vol. 10, No. 3,
Desember 2015, Hal. 126

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembasmi hama, digunakan Teknik Serangga Mandul (TSM) yaitu suatu
teknik pengendalian hama yang relatif baru yang merupakan teknik pengendalian
hama yang potensial, ramah lingkungan, sangat efektif, spesies spesifik, dan teknik
ini compatibel dengan teknik lain.
Dalam pemuliaan tanaman, Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul
dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi
diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa
pengaruh hingga dosis tinggi yang mematikan.
Dalam pengawet makanan, Bibit yang telah diradiasi dengan zat radioaktif dapat
lebih awet dan tahan lama jika telah tumbuh. Mungkin juga setelah diradiasi
didapatkan bibit yang daya produksinya lebih tinggi dan umurnya pendek.
Dalam pemupukan waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15 (N-15). Pupuk
yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak
mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh
tanaman. Dalam mutasi tanaman Sinar radioaktif yang biasanya digunakan untuk
mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Cobalt-60. Contohnya
adalah padi atomita dan kedelai muria. Bahaya radiasi di bidang pertanian, antara lain
adalah penggunaan zat-zat tertentu secara berlebihan dapat merusak pertumbuhan
tanaman mencari bibit unggul agar hasil yang diperoleh lebih baik
B. Saran
Kami menyadari bahwa didalam penulisan ini serta penyusunan makalah ini
banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. kami selaku mahasiswa yang masih proses
mengharap kritik serta saran dari para pembaca, pakar penulis seta yang paling utama
dosen pengampu mata kuliah manajemen kelas, yang mana kritik serta saran dari para
pembaca dapat membuat wawasan kami didalam menyusun karya tulis yang lain
lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arma, Abdul Jalil Amri. 2009. Zat Radioaktif dan Penggunaan Radioisotop Bagi Kesehatan.
diakses dari http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-abdul%20jalil.pdf

Justiana, Muchtaridi. 2009. Kimia 1, kimia dasar jilid 1. Bogor: Yudhistira

Lukita Devy dan Dodo R Sastra. 2006. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kultur In
Vitro Tanaman Jahe . Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 8 No. 1 April 2006 Hlm. 7-
14)

Penny Dyah Kusumaningrum, Lolita Thessiana, Niken Financia G. 2015. Sistem Sterilisasi
Bakteri Vibrio Harveyi Menggunakan Radioisotop Cobalt-60 Untuk Budidaya Udang. Jurnal
Kelautan Nasional, Vol. 10, No. 3, Desember 2015, Hal. 125-137

Putri, dkk . 2015. Aplikasi Teknologi Iradiasi Gamma dan Penyimpanan Beku pada Seafood .
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 2 p.345-352, April 2015.

Retug dan Ngadiran Kartowasono. 2005. Radiokimia. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia,
Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB

Singgih Sutrisno .2006. Prinsip Dasar Penerapan Teknik Serangga Mandul Untuk Pengendalian
Hama Pada Kawasan Yang Luas. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal
for The Appli cations of Isotopes and Radiation Vol. 2 No. 2 Desember 2006 ISSN 1907-0322

Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia: Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama.

22

Anda mungkin juga menyukai