Anda di halaman 1dari 3

1.

Mutasi Tanaman
"I'm not a monster"

Mungkin kalau dia bisa bicara, kalimat itu yang akan keluar kali pertama darinya.
...
Namanya Nuklir, kamu sudah kenal dengannya bukan? Oh tunggu... apa hanya sekedar tau?
Tau bahwa dia pernah muncul di koran dan televisi karena peristiwa Hirosima-Nagasaki, hanya
itu??

Ayolah, open your eyes! Dia tidak semencengkam yang kalian tau. Makanya, ayo kenalan.
Kenalan dengan segala jenis manfaatnya. Karena dia diciptakan bukan untuk menjadi monster.
Tau kah kalian.. Dia ada diberbagai bidang dalam kehidupan kita. Contohnya dalam bidang
pangan, pertanian, peternakan, bahkan kesehatan. Oh iya dia bisa jadi salah satu sumber
pembangkit listrik loh. Ya, PLTN yang akan menjadi salah satu New Hero untuk keberlangsungan
listrik di Indonesia. Tertarik untuk lebih kenal dengannya? Cek website www.Batan.go.id
Karena hanya sekedar "tau" saja tidak cukup, apalagi dengan embel-embel "katanya".
Darinya, Nuclear with Love.

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000
individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen,
termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan
energi listrikseperti petir.
Sejauh ini menurut Totti, melalui aplikasi teknologi nuklir, Indonesia telah menghasilkan
banyak varietas unggul mutan tanaman penting seperti padi, kedelai, sorgum, kacang hijau,
kacang tanah, kapas, dan gandum tropis. Varietas unggul tanaman tersebut telah
disebarluaskan dan ditanam oleh masyarakat petani dan telah memberikan kontribusi
signifikan dalam peningkatan produksi dan ketahanan pangan Indonesia.
Pemaparan tanaman terhadap radiasi sinar mengion, seperti sinar gamma dari Co-60, atau
terhadap beberapa kemikalia, seperti EMS dan DS, dalam waktu dan kadar tertentu juga
digunakan untuk menginduksi mutasi. Dalam penerapan ini, mutasi tidak ditujukan untuk
mematikan sel, tetapi untuk mengubah susunan basa nitrogen pada DNA atau untuk
menyebabkan mutasi segmental. Harapannya adalah ada beberapa sel yang akan
mengalami mutasi yang menguntungkan. Dengan demikian, tidak hanya sedikit yang
dipaparkan, tetapi ribuan sampai ratusan ribu individu.Cara pemuliaan dengan bantuan
mutasi ini kebanyakan dilakukan terhadap tanaman hortikultura, seperti
tanaman sayuran dan tanaman hias (ornamental). Batan telah menghasilkan
beberapa kultivar unggul padi yang dirakit melalui mutasi.
Indonesia terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian khususnya padi. Hal ini
dilakukan untuk menjamin ketahanan pangan nasional, dalam rangka mencapai target
surplus 10 juta ton beras di tahun 2014.
Penelitian dan pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi yang dilakukan
BATAN dicanangkan untuk berkontribusi terhadap pengkayaan jumlah varietas nasional
Indonesia. Sampai tahun 2013 ini, selain 20 varietas padi unggul, juga dihasilkan 8 varietas
kedelai, 2 varietas kacang hijau, 1 varietas sorgum dan gandum tropis. BATAN secara
intensif terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan varietas unggul
baru.
Untuk mendapatkan varietas unggul baru, teknik yang digunakan adalah pemuliaan
tanaman dengan teknik mutasi radiasi. Secara singkat prosesnya adalah benih induk
disinari dengan radiasi gamma Cobalt-60 dengan dosis 0,20 kilogray (satuan radiasi yang
aman untuk bahan makanan). Radiasi mampu menembus biji tanaman sampai ke lapisan
kromoson. Struktur kromosom pada biji tanaman dapat dipengaruhi dengan sinar radiasi
ini. Perubahan struktur karena radiasi dapat berakibat pada perubahan sifat tanaman dan
keturunannya. Fenomena ini digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman agar
mendapatkan biji tanaman dengan keunggulan tertentu, misalnya tahan hama, tahan
kekeringan, dan cepat panen. Padi yang diradiasi bersifat aman sepenuhnya, tidak ada
unsur radioaktif yang tertinggal.
http://www.batan.go.id/index.php/id/hasil-litbang-batan/pertanian-peternakan/146-batan-banyak-
hasilkan-benih-unggul-bermutu

2. Pembasmi Hama
Hama serangga seperti lalat buah, lalat tse tse, ngengat, dapat merusak tanaman
atau menginfeksi ternak maupun manusia, sehingga menyebabkan kesulitan ekonomi yang
parah. Untuk menekan populasi hama serangga dan melindungi ternak serta tanaman,
petani biasanya menggunakan sejumlah besar pestisida. Namun hal ini berisiko terhadap
kesehatan masyarakat dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Mahalnya harga pestisida
turut berdampak bagi perekonomian para petani. Teknik lain yang dapat menekan jumlah
populasi dengan cara alami, dan tidak membutuhkan bahan kimia beracun, adalah teknik
serangga mandul.
Ketika serangga betina dibuahi oleh serangga jantan mandul, yang sebelumnya
telah diiradiasi, maka telur-telur yang dihasilkan tidak dapat menetas. Karena telur-telur
tersebut tak menetas, maka populasi serangga menurun secara alami. Populasi tersebut
dapat dibasmi hanya dengan sedikit dan bahkan tanpa pestisida. Dengan bantuan IAEA,
para petani telah berhasil menerapkan teknik serangga mandul pada 20 negara dari 5 benua,
untuk 15 jenis hama serangga di seluruh dunia.
Teknik
Sejumlah besar hama serangga tertentu dibiakkan dalam fasilitas khusus, dimana
serangga-serangga jantan disterilkan dengan radiasi gamma. Sterilisasi dengan radiasi
gamma tidak membahayakan bagi serangga itu sendiri, dalam arti, mereka dapat terbang,
kawin dan mentransfer sperma kepada betinanya. Selanjutnya hama serangga-serangga
jantan akan dilepas secara massal berulangkali di wilayah yang terkena wabah hama
serangga tersebut. Ketika populasi hama serangga liar mulai menurun, jumlah serangga
jantan steril akan ditambahkan, hingga ke tingkat yang aman. Seiring dengan waktu, laju
penurunan populasi hama serangga akan secara alami pulih kembali.
Studi Kasus
Pulau Unguja di Zanzibar, telah terserang wabah penyakit yang disebarkan oleh
lalat tse tse selama puluhan tahun. Lalat tse tse menghisap darah manusia dan hewan, serta
menularkan penyakit mematikan yang dinamakan Trypanosomiasis. Penyakit ini telah
banyak merenggut korban jiwa selama berabad-abad lamanya, dan meyebabkan kerusakan
ekonomi di negara tersebut secara signifikan. Dengan bantuan dari Laboratorium Kontrol
Hama Serangga, kerjasama Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Internasional
(IAEA), yang menerapkan teknik serangga mandul di Zanzibar, maka populasi hama
serangga lalat tse tse telah berhasil dibasmi dari pulau Unguja.
Serangga lalat buah “Mediterranean” (medfly) adalah hama lalat buah yang paling
berdampak buruk bagi perekonomian dunia. Setiap tahun, lalat ini menyerang buah dan
tanaman sayur di seluruh dunia, menjadikan produk buah dan sayuran tersebut tidak layak
untuk diekspor maupun dikonsumsi oleh penduduk lokal. Negara-negara seperti Argentina,
Chile, Guatemala, Meksiko dan Peru, telah menggunakan teknik serangga mandul untuk
mengurangi populasi lalat buah (medfly) dan melindungi tanaman mereka. Negara-negara
tersebut memproduksi dan melepas jutaan lalat buah jantan steril, yang berhasil secara
signifikan menurunkan jumlah populasi lalat buah (medfly) liar dan kesuluruhan populasi
lalat buah (medfly).
By Astu Normasari
(https://www.iaea.org/sites/default/files/53305712626.pdf)

Anda mungkin juga menyukai