Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH STATISTIKA PENDIDIKAN

“UKURAN PEMUSATAN DATA”

Dosen pengampu mata kuliah : Devi Solehat, M.Pd.

Disusun oleh:

M. Yusuf Zaini (11160163000003)

Mila Hanifah (11160163000017)

Pendidikan Fisika 6A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………...……………………………………………….. ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………….……………………………………...1

B. Rumusan Masalah ………………………….……………………………………..1

C. Tujuan ……………………………………….……………………………………1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ukuran Pemusatan…………………………………………………2

B. Macam-macam Ukuran Pemusatan……………………………………………2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………………………………….19

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah Statistika Pendidikan yang berjudul Ukuran Pemusatan Data.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
membimbing umat Islam dari zaman ketidaktahuan kepada zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Pendidikan. Makalah
ini tidak dapat terselesaikan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Devi Solehat, M.Pd.
2. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, kami
mengharap kritik dan saran sebagai penyempurnaan ke depan.

ii
Ciputat, Maret 2019

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data statistik untuk
mendapatkan informasi deskriptif mengenai banyak hal, misalnya pajak, hasil perang,
hasil pertanian, hingga pertandinga atletik. Pada masa kini, dengan berkembangnya teori
peluang, kita dapat menggunakan berbagai metode statistik yang memungkinkan kita
meneropong jauh di luar data yang kita kumpulkan dan masuk ke dalam wilayah
pengambilan keputusan melaluigeneralisasi dan peramalan.
Sering kali kita menghadapi masalah dalam menyajikan sejumlah besar data statistik
dalam bentuk yang ringkas dan kompak. Ukuran-ukuran tersebut tidak dapat
mengidentifikasi semua ciri yang penting. Sejumlah informasi dapat diperoleh kembali
bila data asal yang banyak tersebut diringkaskan dan disajikan dalam bentuk table,
grafik, dan diagram yang layak.
Berlandaskan hal tersebut, kami mencoba menyusun sebuah makalah dengan topik
“Ukuran Pemusatan Data” yang meliputi Median, Mean, Modus, Kuartil, Desil, dan
Persentil.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada penyusunan makalah ini ialah :
1. Apakah yang dimaksud dengan ukuran pemusatan data ?
2. Apakah fungsi dari ukuran pemusatan data ?
3. Apa saja macam-macam ukuran pemusatan data ?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari ukuran pemusatan data.
2. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari ukuran pemusatan data.
3. Mengetahui macam-macam ukuran pemusatan data dan mengetahui cara mencari median,
mean, modus, kuartil, desil dan persentil.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ukuran Pemusatan


Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam statistika.
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara mpenyusunan data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan mengenai suatu keseluruhan berdasarkan data yang ada pada
bagian dari keseluruhan tadi.
Ukuran pemusatan data adalah sembarang ukuran yang menunjukkan pusat segugus
data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang
terbesar sampai yang terkecil.1
Salah satu kegunaan dari ukuran pemusatan data adalah untuk membandingkan dua
populasi atau contoh, karena sangat sulit untuk membandingkan membandingkan masing-
masing anggota dari masing-masing anggota populasi. Nilai ukuran pemusatan ini dibuat
sedemikian sehingga cukup mewakili seluruh nilai pada data yang bersangkutan.2

B. Macam-macam Ukuran Pemusatan


1. Mean (Rata-rata)
Rata-rata (average) adalah sebuah nilai yang khas atau yang mewakili suatu
himpunan data. Karena nilai khas yang demikian cenderung terletak secara terpusat
dalam suatu himpunan data yang tersusun menurut besarnya, rata-rata juga disebut
ukuran pemusatan (measures of central tendency).
Beberapa jenis rata-rata yang sering digunakan adalah rata-rata hitung (arithmetic
mean), rata-rata ukur (geometric mean), dan rata-rata harmonis (harmonic mean).
1.1 Rata-rata Hitung
Rata-rata hitung sering digunakan sebagai dasar perbandingan antara dua kelompok
nilai atau lebih.
a) Rata-rata Hitung Data Tunggal

1
Murray R Spiggel,STATISTIKA Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga,1988, Hlm 60.

2
Anton Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial. 1981. Hlm,100-146.

2
Rata-rata hitung dari n data tunggal yaitu X1,X2,X3,…Xi dinotasikan X dan
didefinisikan :
n

X X  X  ...  X x i
X  1 2 3 i
atau X  i 1

n n
Keterangan :
X = Rata-rata
Xi = Rata-rata ke-i dengan i = 1,2,3,…,n
n = Banyaknya data

Contoh :
Carilah rata-rata hitung dari data hasil ulangan Fisika dibawah ini!
No Nama Siswa Nilai
1 Dio 8
2 Yusuf 9
3 Annisa 7
4 Mila 8
5 Rizka 7
6 Tiana 9
Jawab :
897879
X  8
6
b) Rata-rata hutung Data Kelompok
Apabila data sudah disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, dimana X1
terjadi f1 kali, X2 terjadi f2 kali, dan seterusnya sampai Xi terjadi fi kali, maka rumus
rata-rata dari data yang sudah dibuat tabel frekuensinya adalah sebagai berikut :
n

 f x  i i
X  i 1
n

f
i 1
i

Keterangan :
X = Rata-rata
Xi = Rata-rata ke-i dengan i = 1,2,3,…,n

3
fi = Frekuensi ke-i
n = Banyaknya data
Contoh :
No Xi fi
1 70 5
2 69 6
3 45 3
4 80 1
5 56 1

Jawab :
(70  5)  (69  6)  (45  3)  (80  1)  (56  1) 1035
X    64.6
5  6  3 11 16
1. Median
Median (Me) merupakan nilai yang membagi sekelompok data menjadi dua bagian
yang sama besar setelah data diurutkan dari yang paling rendah sampai yang tertinggi.
Jadi median dapat diartikan sebagai nilai tengah yang memisahkan data menjadi dua
bagian yang sama besar. Apabila didapatkan nilai median adalah 65 maka ini berarti
50% data lebih kecil dari 65 dan 50% data lebih besar dari 65.3
a. Median untuk data yang tidak berkelompok
Median untuk data tidak berkelompok adalah nilai yang letaknya di tengah data yang
telah diurutkan , namun datanya belum dikelompokan ke dalam kelas / kategori
tertentu atau belum dalam bentuk distribusi frekuensi. Bagaimana mencari letak dan
nilai median untuk data tidak berkelompok?
1. Letak dari median dapat dicari dengan rumus ( n + 1 )/2
2. Apabila jumlah datanya ganjil , maka nilai median merupakan nilai yang
letaknya di tengah data .
3. Apabila jumlah datanya genap , maka nilai median merupakan nilai rata – rata
dari dua data yang letaknya berada ditengah.
b. Median untuk data berkelompok

3
Mikha Agus widiyanto, Statistik Terapan (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2013), hlm 44

4
Pengertian median untuk data berkelompok tetaplah sama , yaitu nilai yang letaknya
ada ditengah data , sehingga data berada setenghnya di atas dan setengahnya dibah.
yang membedakan median data berkelompok dan median data tidak berkelompok
adalah pada data berkelompok nilai informasinya atau karakteristiknya dari masing
- masing data tidak dapat di identifikasi lagi , yang dapat diketahui hanya karakter
dari kelas atau intervalnya. Akibatnya akan terdapat kesulitan dalam menentukan
nilai median yang tepat pada suatu interval kelas . oleh sebab itu , pendugaan
dilakukan dengan cara sbg :
1. Menentukan letak kelas di mana nilai median berada , letak median untuk data
berkelompok adalah n / 2, dimana n adalah jumlah frekuensi
2. Melakukan interpolasi dikelas median untuk mendapatkan nilai median dengan
rumus.4

Misalnya, dari hasil tes statistika didapatkan nilai 9 mahasiswa sebagai berikut. 71,
74, 80, 72, 79, 75, 73, 85, 77. Dalam mencari median terlebih dahulu data diurutkan
dari nilai yang terendah sampai nilai yang tertinggi, yaitu: 71, 72, 73, 74, 75, 77, 79, 80,
85.
Dari data tersebut didapatkan median adalah 75. Dari contoh tersebut bahwa terdapat
empat nilai yang lebih kecil dari 75 (71,72,73 dan 74) dan terdapat tiga nilai yang lebih
besar daari 75 (77,79,80 dan 85).
Contoh di atas adalah untuk menghitung median yang jumlah datanya ganjil. Untuk
data yang berukuran genap, setelah data diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi
maka mediannya sama dengan nilai rata-rata hitung dari dua nilai tengah.
Misalnya, didapatkan nilai ujian statistika sepuluh mahasiswa sebagai berikut. 80,
72, 75, 73, 85, 77, 74, 90, 78, 88. Untuk mendapatkan nilai median terlebih dahulu data
diurutkan, yaitu: 72, 73, 74, 75, 77, 78, 80, 85, 88, 90.
Nilai tengah dari data tersebut adalah 75 dan 77, maka nilai median adalah 1/2
(77+78) = 77,5.
Untuk menghitung median dari distribusi frekuensi kelompok, maka Mediannya
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

4
Suharyadi , Purwanto S, K. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern, (Jakarta, Salemba Empat Edisi
3-Buku 1, 2007), hlm. 67

5
1
−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 ( 2𝑛 )
𝑓

Keterangan:
Me = median
p = panjang kelas interval
b = batas bawah kelas interval yang terdapat median
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Suatu contoh kita ambil data hasil ujian statistika 36 mahasiswa berdasarkan tabel
berikut ini.
Tabel 3.4 Tabel Mencari Median
dari Distribusi Frekuensi Kelompok
No. Kelas Kelas Frekuensi F
Interval (fi)
1 49-51 2 36
2 46-48 4 34
3 43-45 6 30
4 40-42 11 24
5 37-39 7 13
6 34-36 3 6
7 31-33 3 3
Jumlah S fi = 36

Dari tabel di atas, diketahui:


b = 39,5
p =3
F = 13
f = 11
Maka penghitungan median sebagai berikut.
1
−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 ( 2𝑛 )
𝑓
6
1
−𝐹
2(36)
= 39,5 + 3 ( )
𝑓

5
= 39,5 + 3 ( ) = 39,5 + 1,36 = 40,86
11

Dengan demikian, median hasil ujian statistika dari 36 mahasiswa adalah 4086.
Hal ini berarti bahwa 50% data lebih kecil dari 40,86 dan 50% data lebih besar dari
40,86.5
3. Modus
Modus adalah nilai yang terjadi dengan frekuensi terbesar, yaitu nilai yang paling
umum. Dengan kata lain modus merupakan nilai yang sering muncul dalam
kelompok tersebut.6
Untuk data kelompok, modus dapat dicari menggunakan rumus :
 d1 
mo  Lmo   c 
 1
d  d 2 

d1  f mo   f mo1 
dimana
d 2  f mo   f mo1 
Keterangan :
Mo = Modus
Lmo = tepi bawah kelas letak modus
c = panjang kelas yang memuat modus
fmo = frekuensi kelas letak modus
(fmo - 1) = frekuensi sebelum kelas letak modus
(fmo + 1) = frekuensi setelah kelas letak modus

Contoh :
Cari modus dari tabel frekuensi tersebut :
Kelas f
30 - 39 4

5
Mikha Agus widiyanto, Op.Cit., hlm 46

6
J. Supranto,STATISTIK Teori dan Aplikasi,Jakarta:Penerbit Erlangga.2000.Hlm 85

7
40 - 49 6
50 - 59 8
60 - 69 12
70 - 79 9
80 - 89 7
90 - 99 4
Jumlah 50
Penyelesaian :
Dari tabel, fmo = 12 merupakan frekuensi dari kelas yang memuat modus (nilai
tertinggi). Kelas interval yang memuat modus, mempunyai nilai batas bawah
1 1
(59  60)  59,5 dan nilai batas atas (59  70)  69,5 . Jadi antara 59,5 - 69,5
2 2
terdapat observasi fmo = 12
c = 69,5 - 59,5 = 10
Lmo = 59,5
d1 = 12 - 8
=4
d2 = 12 - 9
=3
 d1 
mo  Lmo   c 
 1
d  d 2 

 4 
mo  59,5  10 
 4  3
 65,214
4. Kuartil
Ada tiga kuartil yaitu kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil ketiga yang
masing-masing disingkat menjadi Kl, K2, dan K3. Kuartil pertama merupakan nilai
yang membatasi 25% frekuensi di bagian bawah dan 75% frekuensi di bagian atas
dari sekelompok data.
Kuartil kedua merupakan nilai yang membatasi 50% frekuensi di bagian bawah
dan 50% frekuensi di bagian atas dari sekelompok data. Nilai dari kuartil kedua sama
dengan atau tidak lain adalah nilai median. Sedangkan kuartal ketiga merupakan

8
nilai yang membatasi 75% frekuensi di bagian bawah dan 25% frekuensi di bagian
atas dari sekelompok data.
Untuk menentukan nilai kuaril ada beberapa langkah yang harus diperhatikan,
yaitu sebagai berikut.
1) Terlebih dahulu menyusun data secara berurutan dari yang terendah sampai
yang tertinggi.
2) Menentukan letak kuartil
3) Menentukan nilai kuartal.
Ada pun rumus yang digunakan untuk menentukan letak kuarti sebagai berikut.
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝐾𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
4
Keterangan:
i = 1,2,3.
Contoh, dari hasil ujian statistika didapatkan nilai dari 10 mahasiswa sebagai
berikut. 71, 73, 68, 75, 77, 80, 78, 70, 65, 85.
Setelah data diurutkan menjadi: 65, 68, 70, 7l, 72, 73, 75, 78, 80, 85. Maka nilai
kuartil pertama, kedua dan ketiga dicari dengan :
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝐾𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
4
Letak Ki = data ke (10 + 1)/4 data ke-2 ¾ yaitu antara data ke-2 dan ke-3.
Nilai Ki = data ke-2 + 3/4 (data ke-3 dikurangi data ke-2)
= 68 + 3/4 (70 - 68)
= 69,5

Letak K2 = data ke 2/4 (10 + 1) = data ke-5 ½ yaitu antara data ke-5 dan ke-6.
Nilai K2 = data ke-5 + 1/2 (data ke-6 dikurangi data ke-5)
= 73 + 1/2 (75 - 73)
= 74.
Letak K3 = data ke 3/4 (10 + 1) data ke-8 ¼ yaitu antara data ke-8 dan ke-9.
Nilai K3 = data ke-8 + ¼ (data ke-9 dikurangi data ke-8)
= 78 + ¼ (80-78)
= 78,5
Untuk data dari distribusi frekuensi kelompok, penghitungan nilai kuartil dapat
dilakukan dengan rumus berikut ini.
9
1
𝐹
𝑘𝑖 = 𝑏 + 𝑝 (4𝑛 )
𝑓

Keterangan:
i = 1.2.3.
b = batas bawah kelas interval di mana Ki terletak
p = panjang kelas interval
F = jumlah frekuensi kumulatif sebelum f kumulatif di mana Ki terletak
f = frekuensi pada kelas interval Ki
Suatu contoh kita ambil data hasil ujian statistika 60 mahasiswa berdasarkan tabel
2.3 sebagai berikut.

Tabel 3.7, Tabel Mencari Nilai Kuartil dari


Distribusi Frekuensi Kelompok
Kelas Frekuensi
No. Kelas F
Interval (fi)
1 89-92 4 60
2 85-88 5 56
3 81-84 7 51
4 77-80 19 44
5 73-76 12 25
6 69-72 8 13
7 65-68 6 5
Jumlah S fi = 60
Dari tabel di atas, diketahui:
Kuartil Pertama (K1)
Letak K1 = ¼ . N= ¼. 60 = 15 (terletak pada F 25 interval 73 - 76).
b = 72,5
F = 13
f = 12
p =4

10
1
− 13
𝐾1 = 72,5 + 4 (4.60 )
12

= 72,5 + 0,67
= 73,17

Kuartil Kedua (K2)


Letak K2= 2/4 . N = 2/4. 60 = 30 (terletak pada F 44 interval 77 - 80)
b = 76,5
F = 25
f = 19
p =4
2
− 25
𝐾2 = 76,5 + 4 (4.60 )
19

= 76,5 + 1,05
= 77,55

Kuartil Ketiga (K3)


Letak K3= 3/4 . N 3/4 . 60 = 45 (terletak pada F 51 interval 81 - 84)
b = 80,5
F = 44
f =7
p =4
3
− 44
𝐾3 = 80,5 + 4 (4.60 )
7

= 80,5 + 0,57
= 81,07

11
5. Desil
Desil merupakan suatu indeks yang membagi sekelompok data menjadi sepuluh
bagian. Apabila sekelompok data dibagi menjadi sepuluh bagian maka diperlukan
sebanyak sembilan titik batas desil yaitu desil pertama, desil kedua, desil ketiga,...,
desil kesembilan yang disingkat dengan D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.
Untuk menentukan nilai desil ada beberapa langkah yang harus diperhatikan,
yaitu sebagai berikut.
1) Terlebih dahulu menyusun data secara berurutan dari yang terendah sampai yang
tertinggi.
2) Menentukan letak desil
3) Menentukan nilai desil.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan letak desil sebagai berikut.
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝐷𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
4
Keterangan:
i = 1,2,3...,9.
Contoh, dari hasil ujian statistika didapatkan nilai dari 12 mahasiswa sebagai
berikut. 71, 73, 68, 75, 77. 74, 80, 78, 70, 65. 82, 85, Carilah nilai desil keempat (D4)
dan desil keenam D6!
Data terlebih dahulu diurutkan menjadi 65, 68, 70, 71, 73, 74,75, 77.78, 80, 82,
85. Maka nilai desil keempat (D4) dan desil keenam (D6), kedua dan ketiga dicari
dengan:
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝐷𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
4
Letak D4 = data ke data ke 4(12 + 1)/10 = data ke-5,2 yaitu antara data ke-5 dan
ke-6,
Nilai D4 = data ke ke-5 + 0,2 (data ke -6 dikurangi data ke-5)
= 73 + 0,2 (74 - 73)
= 73,2
Letak D7 = data ke 7(12 + 1)/10 =data ke-9,1 yaitu antara data ke-9 dan ke-10
Nilai D7 = data ke-9 + 0.1 (data ke-10 dikurangi data ke-9)
= 78 + 0,1 (80 - 78)
= 78.2

12
Untuk data dari distribusi frekuensi kelompok, penghitungan nilai desil dapat
dilakukan dengan rumus berikut ini.
𝑖
.𝑛 − 𝐹
𝐷𝑖 = 𝑏 + 𝑝 (10 )
𝑓

Keterangan:
i = 1,2,3,...,9.
b = batas bawah kelas interval di mana Di terletak
p = panjang kelas interval
F = jumlah frekuensi kumulatif sebelum f kumulatif di mana D terletak
f = frekuensi pada kelas interval Di
suatu contoh kita ambil data hasil ujian statistika 60 mahasiswa berdasarkan tabel
sebagai berikut.
Tabel 38. Tabel Mencari Nilai Desil dari
Distribusi Frekuensi Kelompok
Kelas Frekuensi
No. Kelas F
Interval (fi)
1 89-92 4 60
2 85-88 5 56
3 81-84 7 51
4 77-80 19 44
5 73-76 12 25
6 69-72 8 13
7 65-68 6 5
Jumlah S fi = 60
Dari tabel di atas, kita mencari nilai dari desil ketiga (D3) dan desil kedelapan
(D8). Berikut ini penghitungannya.
Desil Ketiga (D3)
Letak D3 =3/10 . N= 3/10 . 60 = 8 (terletak pada F 25 interval 73 -76)
b = 72,5
F = 13
f = 12
p =4
13
3
. 60 − 13
𝐷3 = 72,5 + 4 (10 )
12

= 72,5 + 1,67
= 74,17

Desil Kedelapan (D8)


Letak D8 = 8/10. N 8/10 . 60 = 48 (terletak pada F 51 interval 81 - 84)
b = 80,5
F = 44
f =7
p =4
8
. 60 − 44
𝐷3 = 80,5 + 4 (10 )
7

= 80,5 + 2,29
= 82,79

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai D3 = 74,17 dan D8 = 82.79.
Untuk memiliki arti bahwa yang membatasi antara 80% sekelompok data bagian
bawah dengan 20% sekelompok bagian atas adalah nilai 82,79.

6. Persentil
Persentil merupakan suatu indeks yang membagi sekelompok data menjadi
seratus bagian. Apabila sekelompok data dibagi menjadi seratus bagian maka
diperlukan sebanyak 99 titik batas persentil yaitu persentil pertama, persentil kedua,
persentil ketiga,... persentil ke-99 yang disingkat dengan P1, P2, P3,...,P99, Untuk
menentukan nilai persentil langkah-langkahnya sama dengan penghitungan kuartil
dan desil yaitu, sebagai berikut.
1) Terlebih dahulu menyusun data secara berurutan dari yang terendah sampai yang
tertinggi.
2) Menentukan letak desil.
3) Menentukan nilai des
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan letak persentil sebagai berikut.
14
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑃𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
100
Keterangan:
i = 1,2,3...,99.
Contoh, dari hasil ujian statistika didapatkan nilai dari 20 mahasiswa sebagai
berikut 71, 73, 68, 75, 77 ,74, 80, 78, 70, 65, 82, 85, 79, 67, 81, 69, 72, 83, 76, 84.
Carilah nilai persentil ke-63 (P63)!
Data terlebih dahulu diurutkan menjadi: 65, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76,
77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85. Maka nilai persentil ke-63 sebagai berikut.
𝑖(𝑛 + 1)
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑃𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
100
Letak P63 = data ke- 63 (20 + 1)/100 = data ke-13,23 yaitu antara data ke-13 dan ke-14.

Nilai P63 = data ke-13+ 0,23 (data ke-14 dikurangi data ke-13)
= 78 + 0.23 (79 - 78)
= 78,23

Untuk data dari distribusi frekuensi kelompok, penghitungan nilai persentil dapat
dilakukan dengan rumus berikut ini.
𝑖
.𝑛 − 𝐹
𝑃𝑖 = 𝑏 + 𝑝 (100 )
𝑓

Keterangan:
i = 1,2,3,...,99.
b = batas bawah kelas interval di mana Pi terletak
p = panjang kelas interval
F = jumlah frekuensi kumulatif sebelum f kumulatif di mana Pi terletak
f = frekuensi pada kelas interval Pi

Suatu contoh kita ambil data hasil ujian statistika 60 mahasiswa berdasarkan tabel 2.3
sebagai berikut.

Tabel 3.9. Tabel Mencari Nilai Persentil dari


Distribusi Frekuensi Kelompok
15
Kelas Frekuensi
No. Kelas F
Interval (fi)
1 89-92 4 60
2 85-88 5 56
3 81-84 7 51
4 77-80 19 44
5 73-76 12 25
6 69-72 8 13
7 65-68 6 5
Jumlah S fi = 60
Dari label di atas, kita mencari nilai dari persentil ke-33 (P33) dan persentil ke-84
(P84) Berikut ini penghitungannya.

persentil Ke-33 (P33)


Letak P33 = 33/100 N = 3/100 . 60 = 19,8 (terletak pada F25 interval 73 - 76)
b = 72,5
F = 13
f = 12
p =4
33
. 60 − 13
𝑃33 = 72,5 + 4 (100 )
12

= 72,5 + 2,27
= 74,77
Persentil Ke-84 (P84)
Letak P84 = 84/100. N = 84/100 . 60 = 50,4 (terletak pada F 51 interval (81- 84)
b = 80,5
F = 44
f =7
p =4
84
. 60 − 44
𝑃𝑖 = 80,5 + 4 ( 100 )
7

16
= 80,5 + 3,66
= 84,16

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa P33 = 74,77 dan P84 = 84,16.
Untuk P84 memiliki arti bahwa yang membatasi antara 84% sekelompok data bagian
bawah dengan 16% sekelompok data bagian atas adalah nilai 84,16.7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Mikha Agus Widiyanto, Ibid., hlm 58

17
Berdasarkan penulisan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
a) Salah satu aspek yang paling penting untuk menggambarkan distribusi data adalah nilai
pusat data pengamatan.
b) Ukuran pemusatan data berfungsi untuk membandingkan dua populasi atau contoh
pada sebuah data.
c) Terdapat enam macam-macam pemusatan data yakni Mean, Median, Modus, Kuartil,
Desil, dan persentil.

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anton. 1981.Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: Lembaga Penelitian,


Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.

18
Spiggel,Murray R. 1988. STATISTIKA Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga

Suharyadi , Purwanto S, K. 2007. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern.


Jakarta :Salemba Empat Edisi 3-Buku 1

Supranto.2000. STATISTIK Teori dan Aplikasi. Jakarta:Penerbit Erlangga

Widiyanto,Mikha Agus.2013. Statistik Terapan. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

19

Anda mungkin juga menyukai