Anda di halaman 1dari 4

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

1. Pengertian Gelombang Elektromagnetik


Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat
walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam
gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang
gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah
tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua
puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam
satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya
gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik.
Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan
semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa
di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi
dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi
yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik
energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
2. Manfaat Gelombang Elektromagnetik
Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk
memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam
struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi
yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek. Selain
sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan

yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke


tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan.
Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang
berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian
rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.
Negara Indonesia juga sudah memanfaatkan radiasi serta isotop untuk
memperbaiki kualitas pangan terutama pada padi. Benih padi varitas unggul
dalam negeri kita tidak kalah dengan benih impor. Demi memenuhi ketahanan
pangan nasional, teknologi nuklir juga berperan menghasilkan benih padi
andalan. Beras yang kita makan sehari-hari merupakan hasil proses radiasi
nuklir. Salah satunya adalah yang berasal dari benih Mira 1, hasil kembangan
teranyar Badan Teknologi Atom Nasional (Batan). Mira kepanjangan dari
Mutasi dan Radiasi, jenis benih padi unggul pada tahun 2005 lalu. Sampai
sekarang jenis ini sudah menghasilkan panen di lahan seluas 440.000 hektare.
Kelebihan Mira 1 dibanding dengan padi konvensional adalah batangnya
lebih kokoh sehingga tidak mudah rontok ketika terkena angin kuat. Padi
temuan Prof Dr Mugiono ini tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 1
dan 2, tahan terhadap penyakit bakteri hawar daun strain III. Mira 1 hanya
satu di antara 15 benih padi unggul produksi Batan. Lainnya seperti Atomita
1,2,3,4, Meraoke, Woyla, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang,
Situgintung, Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa dan Camar juga dihasilkan
dari proses radiasi nuklir. Suharyono menjelaskan teknik nuklir yang
digunakan dalam pemuliaan padi adalah radiasi, di mana tanaman varietas
nasional disilangkan dengan tanaman yang memberi aspek bagus.

Radiasi mampu menembus biji tanaman sampai ke lapisan kromosom.


Struktur dan jumlah pasangan kromosom pada biji tanaman dapat dipengaruhi
dengan sinar rasiasi ini. Perubahan struktur akibat rasiasi dapat berakibat pada
perubahan sifat tanaman dan keturunannya. Fenomena ini digunakan untuk
memperbaiki sifat tanaman untuk memperoleh biji tanaman dengan
keunggulan tertentu, misalnya tahan hama, tahan kering dan cepat panen.
Padi yang diradiasi bersifat aman sepenuhnya, tidak ada unsur radioaktif.
Setelah itu masuk ke tahap seleksi yang lanjut ke tahap galur mutan dan galur
harapan.
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat
digunakan nitrogen-15 (N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau
dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi lagi adanya radiasi,
berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah
pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui
jangka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman
Untuk mempelajari mekanisme fotosintesis dapat digunakan radioisotop C14, dan untuk menentukan kadar baja pada tumbuhan F-14
Radiasi juga dapat dimanfaatkan dalam pengawetan bahan pangan, baik
untuk tujuan ekspor ataupun yang berkaitan dengan kejadian bencana. Kita
bisa mengirimkan makanan siap santap yang bisa tahan hingga 1,5 tahun dan
itu merupakan hasil pengembangan teknik radiasi dan isotop Hanya saja,
sebagian masyarakat masih merasa khawatir jika mengkonsumsi produkproduk olahan yang telah mengalami proses radiasi, terlebih ini juga ada
sangkut pautnya dengan teknologi nuklir. Namun, Batan menjamin bahwa

dari segi keamanan sudah diperhatikan. Karena, setiap iptek nuklir sebelum
diseminasikan ke masyarakat, harus memenuhi kriteria standar nasional
maupun internasional, seperti dari Badan POM, Deptan, Codex dari WHO,
IAEA, Technical Document, atau Technical Report Series dari berbagai
organisasi internasional lainnya. Jadi setiap produk itu sudah ada data
ilmiahnya dan telah diuji secara laboratorium, klinis hingga mendapat
sertifikasi. Intinya, faktor keamanan ini sangat kita tekanka.
Radiasi yang dilakukan pada tanaman pangan, lebih ditujukan untuk
menghentikan sifat-sifat buruknya dan meningkatkan sifat-sifat baiknya. Ini
jelas berbeda dengan metode rekayasa genetik, di mana terjadi mutasi gen
antar spesies. Radiasi ini tidak membawa pengaruh apa pun dari luar,
melainkan berupaya mengembangkan sifat-sifat tertentu dari spesies itu
sendiri. Selain pada sektor pangan, hal yang sama juga dilakukan pada bidang
kesehatan dan pengobatan. Dengan isotop radioaktif, dapat dilakukan deteksi
fungsi obat dalam tubuh manusia, ataupun obat itu terbentuk dalam proses,
baik kimia maupun alamiah lewat tanaman.

Anda mungkin juga menyukai