Anda di halaman 1dari 11

ISSN :1411-4690

Daftar Isi

Halaman

.....…. 1 - 7
 Bel Cerdas Cermat Menggunakanremote Control Wireless
Berbasis Mikrokontroler AT89S52

……...8 - 20
 Sintesis Fase Nd1Ba2Cu3O7- Dengan Ba(OH)2.8H2O
Sebagai Pengganti Ba2CO3 Dengan Metoda Reaksi Padatan
Dengan Media Pencampur Alkohol ….…...21 - 31
 Pengaruh Perubahan Jarak Obyek Ke Film Terhadap
Pembesaran Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X,
Type CGR
…...… 32 - 44
 Analisis Tingkat Kerawanan Bahaya Sambaran Petir
Dengan Metode Simple Additive Weighting Di Provinsi
Bali
............45 - 59
 Pengujian Charger Modul Simulasi Solar Cell Untuk
Menyuplai Warning Light
………60 - 72

 Pengaruh Lama Penyinaran UV-C pada biji cabai


Rawit(Capsicum Frustescent L.) terhadap laju pertumbuhan
tanaman, kadar klorofil-a dan kerapatan stomata daun serta
kadar kapsaisin buah cabai rawit

Vol. 15, No. 2, Agustus 2014


BULETIN

FISIKA

SUSUNAN REDAKSI BULETIN FISIKA UDAYANA


Pengarah : Dekan FMIPA Universitas Udayana
Ir. A.A. Gde Raka Dalem, M.Sc.(Hons)

Penanggung Jawab: Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unud


Ir. S. Poniman, M.Si

Dewan Redaksi:
Ketua: K.N. Suarbawa, S.Si, M.Si.
Sekretaris: I Ketut Sukarasa, S.Si, M.i.
Bendahara: Nyoman Wendri, S.Si, M.Si.

Dewan Penelaah: Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba, M.Sc.


Ir. Windaryoto, M.Si.
Drs. Made Sumadiasa, M.Si
Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Ir. Winardi T.B., MT
Ir. I Putu Suardana, M.Si
Drs. I Made Yuliara, M.T.
Dra. Gusti Ayu Ratnawati, M.Si.
Dra. Ni Nyoman Ratini, M,Si
Drs. Ida Bagus A. Paramarta, M.Si.
I Gusti Agung Putra Adnyana, S.Si, M.Si.
I Gusti Agung Widagda, S.Si, M.Si.
I Nengah Artawan S.Si, M.Si
IB. Made Suryatika, S.Si, M.Si.
Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si, M.Si
I Gusti Ngurah Sutapa, S.Si, M.Si
I Gde Antha Kasmawan, S.Si, M.Si
Ni Tri Suandayani,S.Si, M.Si.

Tata Usaha: I Ketut Putra, S.Si,M.Si.


Alamat Redaksi: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Udayana
Penerbit: Kampus Bukit Jimbaran Badung Bali Indonesia
Telp. (0361) 701954 Ext 246

Terbit setiap enam bulan sekali

1
Pengaruh Lama Penyinaran UV-C pada biji cabai Rawit
(Capsicum Frustescent L.) terhadap laju pertumbuhan tanaman, kadar klorofil-a
dan kerapatan stomata daun serta kadar kapsaisin buah cabai rawit

R.A Restia Pranagari * Ni Nyoman Rupiasih* Hery Suyanto

*Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Kampus
Bukit Jimbaran, Badung, Bali 8036, Indonesia

ABSTRAK

Lama penyinaran sinar UV-C mempunyai pengaruh terhadap tinggi tanaman, laju
pertumbuhan tanaman sampai fase generatif, kadar klorofil-a, kerapatan stomata dan
kadar kapsaisin buah cabai. Perlakuan sampel pada biji/benih dengan radiasi ultraviolet C
(UV-C) masing-masing selama 5 menit, 15 menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit, 50 menit,
1 jam, 2 jam, 6 jam, 8 jam, 24 jam dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek
penyinaran ultraviolet-C pada biji berpengaruh negatif pada fase vegetatif yaitu
terhambatnya perkecambahan. Sedangkan pada fase generatif, tanaman yang mendapat
paling sedikit dosis penyinaran UV terhambat pertumbuhannya. Penyinaran ultraviolet
pada biji sangat berpengaruh negatif pada kadar klorofil-a. Kadar klorofil-a yang paling
sedikit pada sampel perlakuan 5 menit ( S1). Kerapatan stomata tanaman Biji cabai rawit
yang diberi perlakuan penyinaran UV C memiliki kerapatan stomata yang lebih besar
dibandingkan tanaman yang tidak diberi perlakuan. Kadar kapsaisin yang paling banyak
terdapat pada biji cabai dengan lama penyinaran sinar UV-C 2 jam (S8) yaitu rata-rata
sebesar 755,17 mg/L tiap buah cabai.

Kata kunci : UV-C, Laju pertumbuhan, klorofil-a, kerapatan stomata, kadar kapsaisin

ABSTRACT

While irradiation of UV-C light has an effect on plant height, plant growth until
the generative phase, chlorophyll-a content, stomatal density and concentration capsaicin
chilies. Sample treatment on seeds / seedlings to ultraviolet C radiation (UV-C)
respectively for 5 minutes, 15 minutes, 25 minutes, 30 minutes, 35 minutes, 50 minutes, 1
hour, 2 hours, 6 hours, 8 hours, 24 hours and 48 hours. The results showed that the effect
of ultraviolet-C irradiation on seed negative effect on the inhibition of germination of the
vegetative phase. While the generative phase, the plant that gets the least amount of UV
radiation dose stunted. Ultraviolet radiation on seed very negative effect on the levels of
chlorophyll-a. Chlorophyll-a levels were at least 5 minutes in sample treatment (S1).
Stomatal density of cayenne pepper plant seeds treated with UV-C irradiation had a

2
greater stomatal density than the untreated plants. Capsaicin levels which are most
numerous in the old bean chili with UV-C irradiation 2 hours (S8) is an average of 755.17
mg / L each of chilies.

I. PENDAHULUAN Di dalam daun terdapat lapisan sel yang


1.1 Latar belakang disebut mesofil yang mengandung
Tumbuhan menangkap cahaya yang setengah juta kloroplas setiap milimeter
merupakan sumber energi fotosintesis perseginya. Cahaya akan melewati
menggunakan pigmen yang disebut lapisan epidermis, menuju mesofil,
klorofil. Pigmen inilah yang memberi tempat terjadinya sebagian besar proses
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil fotosintesis. Ultraviolet dapat
terdapat di dalam organel yang disebut menyebabkan gangguan fungsi kloroplas
kloroplas. Meskipun seluruh bagian dan rusaknya membran DNA dan
tubuh tumbuhan berwarna hijau, namun berbagai struktur sel tanaman (Utami,
sebagian besar energi dihasilkan di daun. 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi Ultraviolet


peningkatan kanker kulit (Robbin
Berdasarkan panjang gelombangnya, dan Cotran, 2008).
radiasi ultraviolet ( UV) dibagi menjadi 3
yaitu UV-A , UV-B, UV-C. UV-A
mempunyai panjang gelombang 380-315
nm, UV-B mempunyai panjang
gelombang 315-280 nm dan UV-C
mempunyai panjang gelombang 280-100
nm (Thies adolf, 2008). Dengan
Gambar 2.1 Spektrum gelombang sinar UV
peningkatan radiasi ultraviolet pada
(Adolf Thies GMBH & CO KG, 2008)
permukaan bumi, karena terjadinya
penipisan ozon oleh polutan atmosfer
diperkirakan turut menyebabkan

3
2.2 Interaksi Radiasi Dengan Materi keadaan dasar ke keadaan eksitasi
Absorbsi cahaya UV-Vis (Benny rio, 2011).
mengakibatkan transisi elektron, yaitu
perpindahan elektron-elektron dari 2.3 Tanaman Cabai rawit
orbital keadaan dasar yang berenergi Tanaman cabai rawit merupakan
rendah ke orbital keadaan tereksitasi salah satu jenis tanaman budidaya atau
berenergi lebih tinggi. Energi yang holtikultura yang tergolong dari famili
terserap kemudian terbuang sebagai terung-terungan. Tanaman cabai rawit
cahaya atau tersalurkan dalam reaksi termasuk tanaman yang berumur pendek
kimia. Absorbsi cahaya tampak dan yang tumbuh sebagai perdu atau semak
radiasi ultraviolet meningkatkan energi dengan tinggi tanaman dapat mencapai
elektron sebuah molekul, artinya energi 1,5 m (Cahyono, 2007).
yang disumbangkan oleh foton-foton
memungkinkan elektron-elektron itu 2.3.1 Fase- Fase Kehidupan Tanaman
mengatasi banyaknya inti dan keluar ke Cabai
orbital baru yang lebih tinggi energinya. Secara umum tanaman cabai
Semua molekul dapat menyerap radiasi mengalami 2 fase kehidupan yaitu fase
dalam daerah UV karena mereka vegetatif dan fase generatif. Fase
mengandung elektron, yang dapat vegeratif adalah masa kehidupan
dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tanaman cabai dari umur 0 sampai 40
tinggi. Absorbsi untuk transisi elektron hari (setelah tanam) dan fase generatif
seharusnya tampak pada panjang dari umur 40 sampai 50 hari. Pada fase
gelombang diskrit sebagai suatu vegetatif, energi pertumbuhan cenderung
spektrum garis atau puncak tajam. mengarah pada perkembangan batang
Spektrum UV terdiri dari pita absorbsi, dan perakaran. Pada fase generatif,
lebar pada daerah panjang gelombang energi pertumbuhan digunakan untuk
yang lebar. Ini disebabkan terbaginya pembungaan, pembuahan, perkembangan
keadaan dasar dan keadaan eksitasi buah, dan pematangan buah (Wahyudi
sebuah molekul dalam subtingkat- dan M. Topan, 2001).
subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi
elektron dapat terjadi dari subtingkat

3
2.4 Spektrofotometer spektrodensitometer. Kadar dari sampel
Teknik spektroskopi adalah suatu dapat ditentukan dengan perbandingan
teknik analisis físika-kimia untuk antara serapan sampel dan bakunya atau
mengamati tentang interaksi atom atau standarnya (Widjaja dan Laksmini,
molekul dengan radiasi elektromagnetik. 2010).
Interaksi ini mengakibatkan terjadinya:
emisi, scattering (hamburan) dan III.Metodologi Penelitian
absorpsi (serapan. Dalam penelitian ini
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
digunakan spektrometer UV-Vis untuk
Penelitian dilaksanakan di empat
mengukur besarnya absorpsi klorofil-a
tempat yaitu penyinaran biji cabai
dari daun tanaman cabai .
dilaksanakan di Laboratorium
Gelombang dan Optik Jurusan Físika
2.5 Spektrodensitometer
FMIPA, UNUD. Proses penumbuhan
Kromatografi Lapis Tipis atau
dan analisa stomata daun dilaksanakan di
disingkat KLT merupakan salah satu
Jurusan Biologi FMIPA, proses
kromatografi planar di samping
pengukuran kadar klorofil-a
kromatografi kertas. Pada Kromatografi
dilaksanakan di Laboratorium Analitik
Lapis Tipis fase geraknya atau pelarut
Universitas Udayana dan pengukuran
pengembang akan bergerak naik
kadar kapsaisin dilaksanakan di
sepanjang fase diam karena adanya gaya
Laboratorium Forensik Badung, Bali.
kapilaritas pada sistem ascending.
Pemilihan fase gerak baik untuk TLC
3.1.1 Perlakuan Sampel
ataupun HPLC didasarkan pada
Perlakuan sampel berupa biji/benih
keterpisahan senyawa-senyawa dalam
yang disinari dengan radiasi ultraviolet C
analit yang didasarkan pada nilai Rf.
(UV-C) masing-masing selama 5 menit,
Suatu campuran zat dapat dipisahkan
15 menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit,
dengan teknik KLT berdasarkan
50 menit, 1 jam, 2 jam, 6 jam, 8 jam, 24
perbedaan afinitas masing-masing
jam dan 48 jam. Suhu masing-masing
komponen pada fase gerak dan fase
sampel selama penyinaran adalah
diamnya. Komponen yang telah terpisah,
konstan yaitu 30 ºC (sama dengan suhu
besar serapannya dapat diukur dengan
ruang)

4
3.1.2 Pengamatan Tinggi Tanaman (Damayanti, 2007 yang dikutip dari Sass,
Pengukuran tinggi tanaman 1951):
dilakukan dengan cara mengukur tinggi 1. Daun difiksasi dalam alkohol 70
masing-masing tanaman mulai dari %, kemudian dicuci dengan
permukaan media tanam menjadi aquades.
sampai ujung tanaman. Pengukuran 2. Selanjutnya rendam daun tersebut
dilakukan menggunakan penggaris yang dalam larutan 20% HNO3 selama
panjangnya 30 cm dengan skala terkecil 3-4 jam, agar lapisan epidermis
adalah 0,1 cm. dapat dengan mudah dilepaskan
dari jaringan mesofil. Lapisan
3.1.3 Penentuan Laju Pertumbuhan epidermis bawah daun dapat
Tanaman diperoleh dengan menyayat
Laju pertumbuhan tanaman permukaan bawah daun
ditentukan berdasarkan pola bentuk menggunakan bantuan pinset atau
regresi dari tinggi tanaman rata-rata silet. Selanjutnya sayatan
pada masing-masing fase tanaman yaitu tersebut disebut sebagai lapisan
vegetatif dan generatif untuk masing- epidermis.
masing sampel. Jika regresinya 3. Rendam lapisan epidermis
berbentuk linier atau y = ax + b, maka dengan Safranin 1% selama 5
laju pertumbuhannya adalah a (cm/hari). menit.
Jika regresi berbentuk polinomial y = - 4. Lapisan epidermis yang telah
ax2 + bx +c, maka diperoleh -a adalah diwarnai diletakkan pada gelas
nilai perlambatan pertumbuhan tanaman. objek dengan ditetesi gliserin dan
ditutup dengan gelas penutup.
3.1.4 Penentuan Kerapatan Stomata Preparat diamati di bawah
Pada Permukaan Bawah Daun
mikroskop dengan perbesaran
Penentuan kerapatan stomata daun 400x.
cabai rawit dilakukan dengan Jumlah stomata
Kerapa tan Stomata  n
menggunakan metode utuh yaitu dengan luas bidang pandang

membuat sayatan paradermal pada daun


yang diwarnai dengan Safranin 1%

5
3.1.5 Penentuan Kadar Klorofil-a 60 0 C, kemudian cabai dihaluskan
Daun Cabai Rawit dengan mortir dan pestelnya, sehingga
 Ambil beberapa helai daun, diperoleh serbuk cabai yang siap
kemudian ditimbang sebanyak diekstraksi.
0,5 g lalu dicuci dengan air Untuk ekstraksi senyawa kapsaisin
suling. dilakukan dengan cara:
 Daun yang sudah dicuci 1. Timbang berat serbuk cabai
kemudian digerus dengan mortir sebanyak 3 g dan larutkan dalam 10
dan pestelnya. ml etanol.
 Hasil gerusan daun tersebut Campuran atau larutan ekstrak
diberi acetone 80% sebanyak 10 dikocok dengan menggunakan
ml kemudian masukkan ke dalam vortex selama 5 menit dengan
mesin spinner dengan kecepatan kecepatan 8000 rpm. Larutan
3500 rpm selama 5 menit. Hal ini ekstrak didiamkan selama 3 jam.
bertujuan untuk memisahkan 2. Proses ekstraksi dilakukan 3 kali
klorofil dengan sampah/ampas lalu campur ekstrak pertama,
hasil ekstraksi. kedua, ketiga  30 ml  kemudian
 Ukur nilai buang sisa endapan tersebut.
penyerapan(absorbansi) dengan 3. Ekstrak disaring dengan
spektrofotometer UV-Vis pada menggunakan kertas Whatmann No
panjang gelombang 647 nm dan 41, lalu ekstrak hasil saringan
664 nm. Konsentrasi klorofil-a diuapkan sampai berbentuk gel.
dihitung dengan metode Jeffery Setelah itu, ekstrak dilarutkan
dan Humphrey sebagai berikut: kembali dalam 10 ml methanol dan
Chl a (mg/L) = 11,93 E664 – 1,93 E647 disaring kembali dengan kertas
Whatmann no.41 untuk
3.1.6 Proses Penentuan Kadar menghilangkan ampas yang masih
Kapsaisin Buah Cabai Rawit terlarut.
Dalam penelitian ini buah cabai 4. Proses 1-3 dilakukan untuk
hasil panen dari masing-masing sampel mengekstraksi kapsaisin dari
dikeringkan selama 3 hari pada suhu tiap-tiap sampel: S0, S1, S2, S3,

6
S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11,
S12. 7.0
S0
S1

Tinggi tanaman rata-rata(cm)


6.0 S2
S3
5. Masing-masing sampel kapsaisin 5.0

4.0
S4
S5
S6
3.0
sebanyak 5 ml ditotol ( spot plate) 2.0
S7
S8
1.0 S9

5  l pada plat silica gel 254. Plat 0.0


6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
S10
S11
S12
Hari ke-

silika gel 254 berukuran 10 cm x 10


cm mempunyai 9 track. Setiap satu Gambar 4.1.1 Grafik tinggi tanaman rata-rata
track ditotol satu sampel, kira-kira 1 sebagai fungsi waktu pada hari
cm dari tepi bawah plat. Sampel- ke 6 sampai 30 (fase vegetatif)

sampel yang sudah ditotol pada plat


tersebut dielusi di dalam chamber
50.0 S0
41, yang sudah diisi dengan toluene 45.0 S1

Tinggi tanaman rata-rata(cm)


40.0 S2
S3
35.0 S4
dan etil masing-masing 6 ml dan 4 30.0
25.0
S5
S6
S7
20.0
ml. Proses elusi dilakukan selama +
S8
15.0 S9
10.0 S10
5.0 S11

15 menit. Kemudian plat sampel 0.0


31 41 51 61 71 81 91 101 111 121 131 141 151 161 171
S12

diangkat dan didiamkan  30 menit


Hari ke-

(pada posisi horizontal). Plat sampel Gambar 4.1.2 Grafik tinggi tanaman rata-rata
sebagai fungsi waktu pada fase generatif pada
siap di scan dengan alat
hari ke 31 sampai 180
spektrodensitometer.

Gambar 4.1.1 menunjukkan


IV. Hasil dan Pembahasan bahwa secara umum tinggi tanaman rata-
4.1.1 Pertumbuhan Tanaman rata kontrol lebih tinggi dibanding
tanaman yang mendapat perlakuan dan
Grafik tinggi tanaman sebagai
sampel dengan tinggi tanaman rata-rata
fungsi waktu dari hari ke 6 sampai 30
paling rendah adalah S9.
(fase vegetatif) terlihat pada Gambar
Gambar 4.1.2 secara umum
4.1.1 dan dari hari ke 30 sampai 180
menunjukkan bahwa tinggi tanaman
untuk (fase generatif) seperti pada
rata-rata dengan penyinaran UV lebih
Gambar 4.1.2.
tinggi dibandingkan tanaman yang tidak
mendapatkan perlakuan penyinaran UV
(S0).

7
4.1.3 Kerapatan Stomata Daun
4.1.2 Laju Pertumbuhan Tanaman Untuk grafik stomata daun
ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Dari grafik tinggi tanaman rata-
rata sebagai fungsi waktu pada Gambar
4.1.1 dan 4.1.2 dapat dihitung laju
70

Kerapatan stomata(per mm2)


pertumbuhan untuk masing-masing 60
50

sampel dengan melakukan regresi 40


30
20

polinomial y = at 2  bt  c dan regresi 10


0
S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12

linier y = dt  e , pada masing-masing Sampel

fase tanaman pada tiap sampel dengan a Gambar 4.4 Nilai kerapatan stomata untuk
dan d masing-masing adalah percepatan masing-masing sampel.
dan laju pertumbuhan tanaman, y adalah Dari gambar 4.6 terlihat bahwa kerapatan
tinggi tanaman rata-rata dan t adalah hari stomata daun dari tanaman dengan
pengamatan. Dibawah ini adalah grafik perlakuan penyinaran UV-C pada bijinya
laju pertumbuhan rata-rata fase vegetatif adalah lebih besar dibandingkan Kontrol
dan generatif seperti gambar 4.2 dan (tanpa penyinaran UV-C pada bijinya)
gambar 4.3
4.1.4 Kadar Klorofil-a
0,25
Laju pertumbuhan rata-rata

0,2
(cm/hari)

0,15

Grafik kadar klorofil-a ditunjukkan


0,1

0,05

pada gambar 4.5 dibawah


S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12
sampel

Gambar 4.2 Grafik laju pertumbuhan tanaman


35
rata-rata pada fase vegetatif (6-30 hari) 30
Kadar klorofil-a (mg/L)

25

0.35 20
Tinggi tanaman rata-rata (cm/hari)

0.3
15
0.25
0.2 10
0.15 5
0.1
0
0.05
S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12
0
S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 Sampel
sampel
Gambar 4.5 Gambar kadar klorofil-a untuk
Gambar 4.3 Grafik rata-rata laju pertumbuhan
masing-masing sampel
tanaman rata-rata pada fase generatif (31-180
hari).
Gambar 4.5 menunjukkan kadar
klorofil-a pada S1, S2, S5, S6,S7,
dan S9 lebih kecil dari Sampel
Kontrol (S0).

8
Daftar Pustaka
4.1.5 Penentuan Konsentrasi
Kapsaisin Bambang Cahyono, Ir. 2007. Cabai
rawit-Teknik Budidaya dan analisis
Dari penelitian yang dilakukan didapat Usaha tani. Penerbit: Kanisius 2007
konsentrasi kapsaisin sebagai berikut
Damayanti, 2007 Analisis jumlah
800
kromosom dan anatomi stomata pada
Konsentrasi kapsaisin (mg/L)

700
600
500 beberapa plasma nutfah pisang ( MUSA
400
300 SP.) volume 4 nomer 2.
200
100
0
So S1 S2 S3 S4 S5 S6
Sampel
S7 S8 S9 S10 S11 S12
Rio Benny, 2011. Spektroskopi
inframerah (FTIR) dan sinar tampak
Gambar 4.6 Grafik konsentrasi kapsaisin buah (UV VIS).Universitas Andalas. Padang
cabai rawit pada masing-masing sampel.
Robin dan Cotrans, 2008. Dasar
patologis penyakit edisi 7. Penerbit: buku
Dari Gambar 4.6 tampak bahwa kedokteran
konsentrasi kapsaisin S2, S3, S4, S5, S6,
Thies adolf, 2008. Radiation the world of
S9, S10, S11, dan S12 lebih kecil dari weather data.Geneva
S0.
Tri Utami, 2008. Pengaruh radiasi UV-C
dan periode penyiraman terhadap
V. KESIMPULAN kandungan flavanoid daun sambung
nyawa ( Gynura procumbens L) makalah
5.1 Kesimpulan seminar departemen agronomi dan
Berdasarkan hasil penelitian yang holtikultura Faklutas pertanian Institute
pertanian bogor.
diperoleh dan pembahasan, dapat
disimpulkan: Wahyudi, Ir dan Topan M, 2011. Panen
cabai di pekarangan Rumah. Penerbit:
1. Dari hasil yang diperoleh bahwa
Agromedia pustaka.
hasil terbaik adalah perlakuan
penyinaran UV-C selama 2 jam Widjaja, I.N.K dan N.P. L. Laksmini,
2010. petunjuk praktikum kimia analisis.
(S8) yang menghasilkan total
Bukit Jimbaran: Jurusan Farmasi,
kapsaisin tiap buah sebesar F.MIPA UNUD
755,17 mg/L.

Anda mungkin juga menyukai