Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tri Kurniasih

Nim : A1L014090

Kelas : Agroteknologi B

Tugas : Dasar Perlindungan Tanaman

SOAL LATIHAN DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

1. Apa yang dimaksud dengan hama? Mengapa merugikan? Apa yang dimaksud dengan
antroposentris?
2. Faktor-faktor pencetus hama?
3. Jelaskan metamorfosis pada serangga! Berikan contohnya!
4. Bagaimana siklus hidup lalat buah?
5. Bagaimana gejala serangan ulat daun dan penggerek batang?
6. Apa yang dimaksud dengan ambang ekonomi dan ambang kendali?
7. Apa yang dimaksud dengan pengendali fisik? Jelaskan dengan contoh!

Jawaban:
1. Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan
tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan budidaya
tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana
aktivita hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi. Hama dalah
organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya
sehinga tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, hama adalah hewan yang mengganggu produksi pertanian seperti
babi hutan, tupai, tikus, dan terutama serangga. Hama merugikan karena hama dapat
merusak tanaman dan dapat mengurangi jumlah produksi dtau hasil panen pada
tanaman. Antroposentris adalah pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta, karena pusat pemikirannya adalah manusia maka kebijakan
terhadap alam harus diarakan untuk mengabdi pada kepentingan manusia. Alam
hanya dilihat sebagai objek, alat, dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

2. Konsep timbulnya hama dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:


a. Adanya proses pembukaan lahan baru
Pembukaan lahan baru akan membuat perubahan ekosistem sehingga menjadi
tidak seimbang, misalnya terjadi penurunan populasi bahkan musnahnya musuh
alami sehingga populasi hama meningkat dan menimbulkan kerusakan.
Selanjutnya apabila penanaman pada lahan tersebut dilakukan secara monokultur
akan berpotensi terjadinya dominasi suatu organisme pada ekosistem. Penanaman
monokultur akan menyediakan sumber makanan yang sangat berlimpah untuk
suatu organisme, sehingga populasi organisme tersebut akan berkembang dengan
cepat sementara faktor pembatas seperti musuh alami mungkin sangat kurang.
b. Introduksi tanaman baru ke suatu lokasi

Kejadian ini dapat dipahami dari dua arah, yang pertama yaitu tanaman yang
diintroduksikan memang tidak membawa hama, namun perkembangan yang cepat
dari tanaman tersebut dapat merubah status tanaman tersebut menjadi gulma dan
keberadaannya menjadi sangat membahayakan bagi tanaman budidaya yang lain
seperti kasus introduksi eceng gondok. Yang kedua adalah introduksi tanaman
budidaya dengan membawa hama tanaman, namun musuh alami hama tersebut
tidak ikut terbawa. Pada saat tanaman tersebut dibudidayakan dan hama dapat
berkembang dengan baik, maka tindakan pengendalian menjadi sulit dilakukan.
Pimentel (1982) menyatakan bahwa :

- Pemasukan/introduksi jenis tanaman baru, karena jenis tanaman baru tidak


dapat menahan serangan OPT yang asli di suatu ekosistem

- Introduksi spesies OPT baru, dalam hal ini spesies serangga/parasit yang tanpa
sengaja terbawa masuk ke suatu daerah yang baru dapat berubah statusnya menjadi
hama/patogen

c. Perubahan persepsi manusia

Ini juga dapat menentukan status hama, salah satunya dapat diukur dari ambang
ekonomi. Hewan dapat berubah statusnya menjadi hama jika populasinya sudah
melebihi atau diatas ambang ekonomi, atau tingkat kerusakan yang
ditimbulkannya sudah merugikan secara ekonomi. Dengan semakin meningkatnya
pemahaman konsumen terhadap kualitas produk, maka pihak produsen akan
berusaha memenuhi keinginan konsumen tersebut. Stern, et al. (1959) mengatakan
bahwa adanya perubahan lingkungan OPT masuk ke suatu daerah baru, keadaan
di daerah baru tersebut sesuai untuk perkembangannya, maka statusnya berubah
menjadi “hama”.

d. Makanan atau inang tersedia mlimpah, terus menerus dan bergizi, sehingga
mendukung pertumbuhan populasi hama.
e. Linkungan fisik, khususnya kelembaban mendukung untuk pertumbuhan populasi
hama.
f. Keberadaan musuh alami tidak ada atau berkurang karena praktik budidaya
tanaman yang salah, sehingga tidak mampu menekan populasi hama.
g. Peringatan preferensi hama terhadap inagnya dan ketahanan hama terhadap
pestisida.

3. Berdasarkan metamorfosisnya serangga dibedakan menjadi hemimetabola,


holometabola dan ametabola.

a. Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.


Tahap perkembangannya yaitu:

telur nimfa (serangga muda) imago (dewasa)


contoh metamorfosis tidak sempurna pada bealang

b. Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan


dari metamorfosis sempurna adalah:

Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa)

Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu lebah, semut,


ngengat

c. Ametabola yaitu organisme yang tidak mengalami metamorfosis. Stadium yang


dimilikinya adalah stadium telur dan imago atau dewasa. Contonya adalah kutu
buku.
d. Paurometabola ( metamorfosis bertingkat) yaitu oragnisme yang ukuran tubuhnya
bertambah besar pada setiap pergantian kulit. Muncunya bakal sayap dan lat
genetalita luar. Tahapan dari metamorfosis bertingkat yaitu:

telur nimfa imago

contohnya: ordo Orthoptera, Hemiptera,Isoptera, Homoptera.


4. Siklus hidup lalat buah

Siklus lalat buah (Drosophila melanogaster) relatif pendek, terdiri atas tahapan-
tahapan sebagai berikut:Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari
pupa, masa bertelur berlangsung selama 1 minggu dengan jumlah telur 50-75
butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan. Setelah itu telur akan menetas
dalam waktu kurang dari 24 jam. Perkembangan dimulai segera setelah fertilisasi
yang terdiri dari dua periode. Pertama, yaitu periode embrionik di dalam telur pada
saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam
waktu kurang lebih 24 jam, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua
adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik
yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa.

5. Gejala serangan ulat daun pada padi yaitu ulat biasanya menggerek dari tengah daun
dan kadang kala menyisakan kulit ari daun tersebut. Hal ini biasanya juga terjadi pada
daun tanaman yang lainnya seperti daun cabai. Larva yang masih muda merusak daun
dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas (transparan) dan tulang daun.
Larva instar lanjut akan merusak tulang daun. Serangan berat pada umumnya terjadi
pada musim kemarau dan menyebabkan daun sangat berat.

Gejala serangan penggerek batang pada tanaman padi yaitu gejala serangan saat fase
vegetatif biasa disebut dengan sundep. Gejala serangan pada fase generatif
menyebabkan malai mincul putih dan hampa yang disebut beluk. Kerugian yang besar
terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting.ciri padi
yang terserang sundep bisa dilihat dari gejala anakan yang kerdil bahkan mati,
kemudian malai padi yang terbentuk berwarna coklat, kering atau gabah hampa, saat
batang dicabut mudah lepas

6. Ambang ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang
digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Diatas ambang ekonomi
populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar daripada biaya
pengendaliannya. Dengan demikian ambang ekonomi merupakan dasar pengendalian
hama untuk menggunakan pestisida kimia. Ambang ekonomi ditulis dalam bentik
matematis sebagai berikut:

biaya penyemprotan
AE (serangga/m2)¿
nilai komoditas x kehilangan hasil /serangga

7. Pengendalian Fisik merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor


lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan
populasi hama yang ditujukan khusus untuk membunuh hama. Beberapa perlakuan
atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain:
a. Perlakuan Panas
Perlakuan dengan panas yang paling berhasil apabila dilakukan pada ruang
tertutup. Seperti di gudang penyimpanan untuk mematikan hama gudang.

b. Penggunaan Lampu Perangkap


Ditujukan sebagai alat memonitoring serangga juga dapat digunakan sebagai alat
pengendali terutama untuk mengurangi populasi serangga hama

c. Penghalang atau Barrier


Dimaksudkan untuk membatasi pergerakan serangga hama sehingga tidak menjadi
masalah bagi petani. Berbagai bentuk penghalang misalnya berupa pemtang yang
ditinggikan, adanya lubang atau selokan jebakan yang dibuat disekeliling
pertanaman. buah yang di bungkus dimaksudkan untuk mencegah serangga
meletakkan telur pada buah tersebut. Contoh : Nangka yang dibungkus, untuk
mencegah lalat buah meletakkan telur.

d. Alat penyembur api (brender)


Alat ini dapat menyemburkan api dan udara panas ke dalam sarang tikus bila
digunakan. Suhu di dalam sarang tikus akan meningkat sehingga dapat mengusir
tikus dari dalam sarnag atau bahkan membunuhnya.

Anda mungkin juga menyukai