METODE PENELITIAN
2011: 38). Adapun metode penelitian ini adalah korelasional. Menurut Arikunto
antara kesegaran jasmani (X1) dan tes evaluasi belajar keterampilan bulutangkis
(X2) dengan kemampuan bermain bulutangkis (Y) pada pemain putra di MTsN
Montasik. Adapun desain penelitian, dijelaskan pada gambar 3.1 berikut ini :
41
42
rx1 .y
X1
Y
X2
rx2.y
r.x1.x2.y
Gambar 3.1 Desain Penelitian Korelasional
Sumber: Sugiyono (2007: 56)
Keterangan:
x1 : Kesegaran jasmani
x2 : Tes evaluasi belajar keterampilan bulutangkis
y : Kemampuan bermain bulutangkis
rx1.y : Kolerasi kesegaran jasmani dengan kemampuan bermain bulutangkis
rx2.y : Korelasi tes evaluasi belajar keterampilan bulutangkis dengan
kemampuan bermain bulutangkis
r.x1.x2.y : Korelasi kesegaran jasmani dan tes evaluasi belajar keterampilan
bulutangkis dengan kemampuan bermain bulutangkis.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh sabjek yang ingin diteliti. Hal ini sesuai dengan
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan.
Berdasarakan uraian diatas maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dapat mewakili seluruh
kelompok yang ada dalam populasi penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat
43
Arikunto (2010: 174) sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang
sampling. Menurut Sugiyono (2017: 85) total sampling adalah teknik penentuan
sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan uraian diatas
maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh pemain bulutangkis
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari
suatu penelitian. Adapun yang akan menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kesegaran jasmani (X1) dan tes evaluasi
(variabel bebas). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan
dengan berbagi setting berbagai sumber dan berbagai cara, bila settingnya dapat
(2002: 136) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
jasmani Indonesia (TKJI) usia 13-15 tahun (Depdiknas. 2010: 3-32). Adapun tes
kesegaran jasmani indonesia (TKJI) untuk anak umur 13-15 tahun terdiri dari:
1. Lari 50 Meter
a. Tujuan
1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 50 meter, dan masih
2) Bendera start
45
3) Peluit
4) Tiang pancang
5) Stopwatch
6) Serbuk kapur
7) Formulir
8) Alat tulis.
c. Petugas tes
1) Juru keberangkatan
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
2) Gerakan
untuk lari
4) Pengukuran waktu
e. Pencatat hasil
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan
peserta
4) Stopwatch
6) Alat tulis.
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
dahulu.
2) Gerakan
mengayun
palang tunggal
48
lurus.
4) Pencatat hasil
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
2) Stopwatch
3) Alat tulis
c. Petugas tes
1) Sikap permulaan
disamping telinga
2) Gerakan
ke sikap permulaan
Catatan
d. Pencatat hasil
1) Hasil dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang
2) peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, diberi
nila 0 (nol).
50
4. Loncat Tegak
a. Tujuan
dipasang pada didinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai
2) Serbuk kapur
4) Alat tulis
c. Petugas tes
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
2) Gerakan
b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh
peserta lain.
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah
dan pernafasan.
52
c. Petugas tes
1) Petugas keberangkatan
2) Pengukur waktu
3) Pencatat hasil
4) Pembantu umum.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
2) Gerakan
lari
Catatan :
e. Pencatatan hasil
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
dilakukan dengan cara deskriptif kuantitatif yang mengacu dari Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia untuk remaja usia 13-15 tahun. Untuk selanjutnya didapatkan
nilai tes yang telah dilakukan. Adapun tabel nilainya adalah sebagai berikut:
data sehingga dari data tersebut dapat diambil suatu kesimpulan. Pada penelitian
ini, analisis statistik yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan persentase,
54
Montasik. Berikut ini tabel klasifikasi tingkat kebugaran jasmani berdasarkan tes
Tabel 3.2 Norma TKJI untuk Putra dan Putri Usia 13-15 Tahun
No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani
1 22 – 25 Baik Sekali (BS)
2 18 -21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 -13 Kurang (K)
5 5 -9 Kurang Sekali (KS)
Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Anak Usia 13-15 Tahun,
Kemdiknas 2010
servis pendek, dropshot, lob dan smash. Adapun pelaksanaan tes keterampilan
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang mempunyai
validitas sebesar 0,66 dan reabilitas sebesar 0,88. Tes dimaksud untuk mengetahui
tingkat kemampuan short service backhand arah kanan dan short service
1) Raket
2) Shuttlecock
3) Net
6) Meteran.
b. Petugas Tes
berikut:
c. Prosedur Pelaksanaan
arah kiri
shuttlecock jatuh pada garis diberi nilai tertinggi dengan garis yang
56
terdekat dengan garis itu. Skor akhir adalah total dari jumlah poin
d. Penskoran
1) Raket
2) Shuttlecock
6) Meteran.
b. Pelaksanaan Tes
c. Penskoran
Hasil pukulan dropshot yang jatuh di daerah sasaran atau diatas garis
batas, dianggap sah dan dapat nilai 5, sedangkan untuk pukulan yang jatuh di luar
tidak dikurangi
143-147).
Pengukuran pukulan lob dengan lob Test. Menurut French, tes ini dengan
reliabilitasnya 0,96 dengan odd-even method (D. Ray Collins Ed. D. and Patrick
a. Tujuan
1) Raket
2) Shuttlecock
3) Lapangan bulutangkis
c. Petugas Tes
Petugas tes terdiri dari 4 orang yang bertugas sebagai pengumpan, 2 orang
shuttlecock.
d. Pelaksanaan tes:
e. Penskoran
1) Shuttlecock yang dipukul dengan sah dan memenuhi syarat tes serta
a. Tujuan
1) Raket
2) Shuttlecock
3) Lapangan bulutangkis
4) Net
5) Lakban
7) Alat tulis
c. Petugas Tes
1) Seorang pengumpan
d. Prosedur Pelaksanaan
61
e. Penskoran
2) Jika shuttlecock jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak
sasaran maka skor yang dicatat adalah skor yang paling tinggi
dimana masing-masing testee saling bertanding satu sama lain satu kali, nilai
PBSI. Pertandingan dilaksanakan dengan sistem rally poin 21 tanpa rubber sheet
∑X
X = n
Keterangan:
63
√ n ( ∑ X 2 −∑ X )
2
SD = n ( n−1 )
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
X2 = Jumlah skor X dikali X
X = Jumlah skor X
n = Jumlah sampel penelitian.
korelasi product moment dari Pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:
N . ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy=
√ {N .∑ X −(∑ X ) }{ N . ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2 2 2
Keterangan :
r √n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:
rumus kolerasi ganda yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002: 218) sebagai
berikut:
Keterangan:
r √ n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:
t = “t” tes untuk menguji signifikasi
r = Koefisien hubungan
r2 = Koefisien hubungan dikuadratkan
n = Jumlah sampel.