1.Ganja
a.pengertian ganja
Ganja juga dikenal dengan sebutan marijuana, grass, weed, pot, tea, mary jane dan
produknya hemp, hashish, charas, bhang, ganja, dagga dan sinsemilla.
Ada tiga jenis ganja yaitu cannabis sativa, cannabis indica, dan cannabis ruderalis. Ketiga jenis
ganja ini memiliki kandungan tetrahidrokanabinol (THC) berbeda-beda, walaupun demikian
ganja juga menghasilkan konsekuensi merugikan yang tidak diinginkan yaitu berupa gangguan
fisik dan gangguan mental.
Penggunaan ganja memilki pengaruh yang buruk terhadap kesehatan fisik maupun psikis
(mental). Dari segi fisik ganja dapat menyebabkan kanker paru karena asap ganja mengandung
banyak karsinogen sama dengan asap tembakau.
Perokok ganja juga terkait dengan radang pada saluran nafas yang besar, peningkatan hambatan
jalan nafas, hiperinflasi paru, perokok ganja lebih cenderung mengalami gejala bronkitis kronis
daripada bukan perokok, peningkatan tingkat infeksi pernafasan dan pneumonia
Penggunaan ganja juga dikaitkan dengan kondisi vaskular yang meningkatkan risiko infark
miokard (serangan janttung), stroke, dan serangan iskemik transien (stroke ringan yang
disebabkan karena terganggunya aliran darah ke otak dalam waktu yang singkat) selama
intoksikasi ganja.
Ganja juga mempengaruhi fungsi kognitif, defisit dalam pembelajaran verbal, penurunan daya
ingat (memori) dan perhatian hal ini dilaporkan pada pengguna ganja berat dan dikaitkan dengan
durasi penggunaan, frekuensi penggunaan, dan dosis kumulatif THC.
b.kelebihan ganja
Berikut adalah kelebihan ganja untuk kesehatan tetapi dengan catatan harus sesuai dosis dan
saran dokter
>Mencegah glaukoma
Tanaman yang satu ini bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma.
Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik,
dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Eye Institute di awal 1970-an, ganja dapat
menurunkan intraocular pressure (IOP), alias tekanan bola mata, pada orang dengan tekanan
normal dan orang-orang dengan glaukoma. Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya
penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association
pada Januari 2012, disebutkan bahwa ganja tidak merusak fungsi paru-paru. Bahkan, bahan yang
satu ini bisa meningkatkan kapasitas paru-paru. Kapasitas paru adalah kemampuan paru untuk
menampung udara ketika bernapas.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda
sepanjang kurang lebih 20 tahun. Perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang
waktu tersebut, tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.
Hal ini dikaitkan dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya diisap dalam-dalam. Oleh
sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk paru. Namun,
tentu saja paparan jangka panjang asap mariyuana dengan dosis tinggi bisa merusak paru-paru.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2003 memperlihatkan bahwa ganja bisa mencegah
kejang karena epilepsi. Robert J. DeLorenzo, dari Virginia Commonwealth University,
memberikan ekstrak tanaman ini dan bentuk sintetisnya pada tikus epilepsi.
Obat ini diberikan kepada tikus yang kejang selama 10 jam. Hasilnya, cannabinoid dalam
tanaman ini mampu mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan
rangsangan dan mengatur relaksasi.
>Mematikan beberapa sel kanker
Kandungan dalam ganja yang bernama cannabidiol dapat menghentikan kanker dengan
mematikan gen yang disebut Id-1. Bukti ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan sejumlah
peneliti dari California Pacific Medical Center di San Francisco, yang dilaporkan pada tahun
2007. Dalam banyak kasus, dipercaya bahwa ganja mampu mematikan sel-sel kanker lainnya.
Selain itu, bukti menunjukkan bahwa ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah
sebagai efek samping kemoterapi. Akan tetapi, meski banyak penelitian menunjukkan
keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.
>Mengurangi nyeri kronis
Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and
Medicines melaporkan fakta bahwa dalam dunia medis, mariyuana kerap digunakan untuk
mengatasi rasa sakit kronis. Hal ini karena mariyuana mengandung cannabinoid yang bisa
membantu menghilangkan rasa nyeri ini.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, tanaman yang satu ini bisa meringankan rasa sakit
akibat multiple sklerosis, nyeri saraf, dan sindrom iritasi usus. Tak hanya itu, tanaman yang satu
ini bahkan banyak digunakan untuk penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, seperti
fibromyalgia dan endometriosis.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menunjukkan bukti
bahwa mariyuana membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Para peneliti
menemukan bukti bahwa tanaman ini bisa membantu menghilangkan gejala depresi dan gejala
gangguan stres pasca trauma.
Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan
bipolar dan psikosis. Pasalnya tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang
dengan gangguan bipolar.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menemukan fakta bahwa
THC mampu memperlambat pembentukan plak amiloid. Plak-plak yang terbentuk ini bisa
membunuh sel-sel otak yang berkaitan dengan alzheimer.
THC membantu menghalangi enzim pembuat plak ini di otak agar tidak jadi terbentuk. Namun,
penelitian juga ini masih berada di tahap awal sehingga butuh lebih banyak studi penguat.
c.penyebab penyalahgunaan ganja
Penyebab penyalahgunaan ganja sangat kompleks akibat interaksi antara faktor yang terkait
dengan individu, faktor lingkungan, dan faktor tersedianya zat (NAPZA). Tidak terdapat adanya
penyebab tunggal (single cause). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan
zat ini adalah (Data Departemen Kesehatan RI, 2008).
a. Faktor individu
Kebanyakan penyalahgunaan ganja dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja
yang sedang mengalami perubahan biogenik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan ganja. Anak atau remaja dengan
ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna ganja. Ciri-ciri
tersebut antara lain :
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah,
sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan dimana ia tinggal, tempat ia bermain, bekerja, dan bergaul, tentu memiliki
pengaruh yang sangat besar dikarenakan lingkungan yang selalu hadir dalam seriap waktu
dikehidupannya. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab
seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna ganja antara lain
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
4) Lingkungan Masyarakat/Sosial
a. Lemahnya penegakan hukum.
b. Situasi politik, sosial, dan ekonomi yang kurang mendukung.
c. Lingkungan pengguna
d. Contoh ganja
2.Amfemetamin
a.pengertian
Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang digunakan untuk
menangani attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi.
b.Kelebihan amfetamin
Amfetamin bekerja dengan cara meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak. Cara
kerja ini akan meredakan gejala narkolepsi dan membantu penderita ADHD untuk lebih fokus
dalam beraktivitas.
Obat ini juga terkadang digunakan untuk mengendalikan nafsu makan dan mengontrol berat
badan. Perlu diingat bahwa amphetamine tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai
dengan resep dokter.
b.kelebihan atom
Kelebihan:
Dapat menjelaskan Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier) dan Hukum Perbandingan Tetap
(Proust).
Kelebihan:
Berhasil membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom melalui
percobaan tabung sinar katoda.
>Teori Atom Rutherford
Kelebihan:
Berdasarkan percobaan hamburan sinar alfa yang ditembakkan pada lempeng emas tipis,
Rutherford mampu menjelaskan bahwa atom tersusun dari inti atom dengan elektron yang
mengelilinginya.
Kelebihan:
Kelebihan:
Dapat diterapkan pada atom berelektron banyak dengan konsep bilangan-bilangan kuantum serta
peluang (kebolehjadian) menemukan posisi elektron yang disebut orbital.
3.penyebab atom
Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
satuan yang lebih kecil telah ada selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah
bersifat abstrak dan filosofis, daripada berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara
filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut,
dan sering kali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian,
pemikiran dasar mengenai atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian,
karena ia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang kimia.
Referensi paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali kepada zaman India
kuno pada tahun 800 sebelum masehi yang dijelaskan dalam naskah
filsafat Jainisme sebagai anu dan paramanu. Aliran
mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom
bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks.
Satu abad kemudian muncul Referensi mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang
kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira pada tahun
450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak
dapat dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai atom
bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi
yang mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada
alam. Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu pengetahuan modern
memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos. Demokritos
juga mengatakan bahwa atom dalam air sangat licin sehingga air bisa mengalir ke mana-mana
sementara atom dalam garam ditutupi duri-duri tajam sehingga terasa asin dilidah.
d.contoh atom