Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

Analisis Perilaku Adiktif Terhadap Alkohol

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kesehatan

Dosen: Dhimas Herdianta, SKM, M. Kes

Disusun oleh: Kelompok 1

Akbar Maulidan P173336121445

Amara Dwi Azizah P17336121446

Arya Fathurrahman P17336121447

Devyana Nur Rahdyati P17336121448

Djihan Adila P17336121449

D-IV PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Jl. Babakan Loa, Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat 40514
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Terkait
Penyalahgunaan Ganja” ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada Dhimas Herdianta, SKM, M. Kes selaku dosen Pengajar Kelompok 1 mata kuliah
Psikologi Kesehatan yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan Makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat, tata bahasa maupun konten dari makalah ini. Oleh karena itu dengan lapang dada
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat, inspirasi serta
menjadi referensi untuk pembaca.

Bandung, 9 Agustus 2022

Kelompok I
BAB I

A. Latar belakang

Dari laporan perkembangan situasi Narkoba dunia tahun 2014, diketahui angka estimasi
pengguna Narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-
7%1. Perbandingan estimasi prevalensi tahun 2012 (3,5%-7%)2 dengan estimasi tahun 2010 yang
kisarannya 3.5%-5.7 menunjukkan kecenderungan prevalensi penyalahgunaan Narkoba relatif stabil.
Jenis yang paling banyak digunakan adalah ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan
kelompok stimulant (UNODC, 2014 )

Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalah guna Narkoba setahun terakhir sekitar 3,1 juta
sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari populasi penduduk berusia 10-59 tahun di tahun
2008. Hasil proyeksi angka prevalensi penyalah guna Narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun
2013 (BNN, 2011).3 Fakta tersebut di dukung oleh adanya kecenderungan peningkatan angka sitaan
dan pengungkapan kasus Narkoba. Data pengungkapan kasus di tahun 2006 sekitar 17.326 kasus,
lalu meningkat menjadi 26.461 kasus di tahun 2010.

Akibat maraknya perdagangan ilegal Narkoba, terjadi peningkatan dampak (biaya kerugian)
akibat Narkoba baik dampak sosial, kesehatan dan ekonomi. Penyalahgunaan Narkoba berdampak
sosial sangat besar, mendorong tindak kejahatan dan meningkatan kerawanan sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis ganja
2. Bagaimana Tanda dan gejala
3. Bagaimana efek atau danpak ganja
4. Bagaimana penanggulangan terhadap ketergantungan ganja
C. Tujuan
1. Agara dapat mengetahui jenis ganja
2. Agar dapat mengetahui tanda dan gejala
3. Agar dapat mengetahui efek atau danpak ganja
4. Agar dapat mengetahui penanggulangan terhdap ketergantungan ganja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Ganja

Ganja (Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat yang tingginya dapat
mencapai 2 meter. Tanaman ganja ini lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,
yaitu tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Tanaman ganja dapat terbagi dalam tiga jenis, yaitu Cannabis sativa, Cannabis indica, dan
Cannabis ruderalis. Ketiga jenis tanaman ganja ini memiliki kandungan THC berbeda-beda. Jenis
Cannabis indica merupakan jenis ganja yang mengandung THC paling banyak, disusul kemudian
ganja jenis Cannabis sativa, dan Cannabis ruleralis .Karena kandungan THC inilah, maka setiap orang
menyalahgunakan tanaman ganja terkena efek psikoaktif yang membahayakan. Pemakai ganja
mudah kehilangan konsentrasi, denyut nadi cenderung meningkat, keseimbangan dan koordinasi
tubuh menjadi buruk, ketakutan, mudah panik, depresi, kebingungan, dan berhalusinasi.

B. Tanda Dan Gejala

(A) Beberapa gejala perilaku klasik dari kecanduan, yang meliputi :

1. Mereka akan menjadi mudah tersinggung atau gelisah jika kehabisan.

2. Saat pengaruh negatif meningkat, mereka akan terus menggunakannya.

3. Mereka akan menyangkal klaim dari orang-orang yang dekat dengan mereka bahwa mereka telah
berubah.

4. Mereka akan mulai membutuhkan jumlah yang semakin banyak.

5. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan sensasi saat menggunakannya.

6. Penggunaan zat akan mulai mengambil peran sentral dalam kehidupan mereka.

7. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk memperoleh lebih banyak ganja.

(B). Gejala emosional yang biasanya terjadi adalah sebagai berikut:


1. Mudah marah/mood swing

2. Cemas dan gugup

3. Depresi

4. Gelisah

5. Perubahan pola tidur (misal: insomnia, terbangun tengah malam, mimpi buruk, kelelahan)

6. Perubahan pola makan (nafsu makan berkurang dan berat badan menurun drastis)

(C). Sedangkan gejala fisik yang sering dialami oleh orang yang sedang sakau ganja adalah:

1. Mual

2. Sakit perut

3. Berkeringat

4. Panas dingin

5. Ngidam

6. Demam

7. Gemetaran

8. Gangguan pernapasan.

Asap ganja dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang memicu batuk berdahak, sakit paru-paru
hingga infeksi paru-paru.

9. Meningkatkan denyut jantung.

Marijuana dapat meningkatkan denyut jantung setelah 3 jam merokok. Hal ini dapat menyebabkan
serangan jantung.

10. Gangguan pada bayi

Penggunaan ganja semasa kehamilan dapat memengaruhi otak dan perilaku pada bayi.

11. Halusinasi, paranoia dan berpikir secara tidak teratur.

Pemakaian marijuana yang berkepanjangan dapat memengaruhi mental seseorang.


(D). Gejala Putus Obat / Ganja

1. Sifat lekas marah

2. Kecemasan dan insomnia

3. Kehilangan selera makan

4. Air liur berlebihan

5. Denyut nadi menurun

6. Perubahan suasana hati yang meningkat

7. Peningkatan perilaku agresif

C. Efek Atau Dampak Ganja

1.     Paru-paru

Menurut beberapa penelitian, kandungan tar pada ganja hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari
tembakau. Selain itu, asap ganja juga diduga memiliki kandungan zat penyebab kanker 70 persen lebih
banyak dari asap rokok tembakau.

Oleh karena itu, risiko Anda terkena kanker paru-paru pun semakin tinggi, terutama jika pemakaian
ganja dalam waktu lama, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Jika Anda merokok
dengan campuran ganja dan tembakau, risiko penyakit paru-paru akan lebih tinggi.

2.     Otak

Terlalu lama menggunakan ganja dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berpikir, kehilangan
memori, dan menghambat fungsi otak. Penelitian dengan memanfaatkan pemindaian MRI otak
menunjukkan adanya perubahan struktur di bagian tertentu pada otak pengguna ganja dalam jangka
panjang. Perubahan ini juga memengaruhi kinerja otak.

3.     Kesehatan mental

Biasa mengisap ganja diduga memperburuk atau meningkatkan risiko kambuhnya gejala psikotik
(psikosis) pada penderita skizofrenia. Selain itu, efek ganja juga bisa menimbulkan halusinasi (melihat
hal-hal yang tidak benar-benar ada), delusi (percaya dan meyakini hal-hal yang tidak benar), rasa cemas,
dan serangan panik.
Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga memungkinkan seseorang untuk terkena gejala putus
obat, yang meliputi insomnia, perubahan mood, dan penurunan nafsu makan. Risiko ketergantungan
ganja juga bisa terjadi. Risiko terkena psikosis akan lebih tinggi jika Anda mulai menggunakan ganja di
usia remaja, atau memiliki riwayat penyakit mental dalam keluarga.

4.     Sistem peredaran darah

Beberapa saat setelah mengisap ganja, detak jantung Anda akan bertambah 20-50 denyut per menit.
Efek ganja ini berlangsung sampai tiga jam. Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung yang lebih
cepat ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Selain itu, ganja juga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dalam jangka pendek, risiko
perdarahan, dan membuat mata menjadi merah karena pembuluh darah diperlebar.

5.     Sistem pencernaan

Mengisap ganja dapat menyebabkan rasa menyengat atau sensasi terbakar (rasa perih) di mulut dan
tenggorokan. Untuk ganja yang dikonsumsi secara ditelan (oral) makan dapat menimbulkan mual dan
muntah. Namun pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, efek ganja justru terlihat dapat
mengobati gejala mual dan muntah.

6.     Sistem kekebalan tubuh

Ganja bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan
antara penggunaan ganja dengan meningkatknya risiko terkena penyakit yang dapat melemahkan
kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS. Akibatnya, tubuh menjadi semakin sulit melawan infeksi.

7.     Kehamilan dan menyusui

Mengisap ganja selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin, memperlambat
pertumbuhan janin, menyebabkan kecacatan dan gangguan pada janin, serta leukemia. Selain itu,
mencampur ganja dan tembakau juga diduga meningkatkan risiko bayi terlahir prematur atau terlahir
dengan berat badan rendah. Ibu yang mengonsumsi ganja ketika menyusui dapat membuat zat kimia
dalam mariyuana yang disebut tetrahydrocannabinol (THC) masuk ke dalam ASI. Akibatnya,
pertumbuhan bayi akan terhambat.

D. Penanggulangan Terhadap Ketergantungan Ganja


Orang yang menyalahgunakan ganja biasanya memutuskan untuk mencari bantuan ketika penggunaan
obat tersebut menjadi menyakitkan karena meningkatnya konsekuensi negatif. Banyak orang yang
mencari pengobatan untuk ganja melakukannya karena tekanan dari keluarga, teman, sekolah, majikan,
atau sistem peradilan pidana. Syukurnya, ada banyak jenis pengobatan untuk gangguan penggunaan
ganja. Ini termasuk jenis terapi tertentu.

Terapi perilaku Kognitif : Terapis akan bekerja sama dengan Anda untuk mengatasi masalah kesehatan
mental yang mendasari, pikiran, atau perilaku yang berkontribusi pada kecanduan Anda. Bersama-sama,
Anda mengidentifikasi mekanisme koping yang sehat (Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku
secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang
melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985 dalam Nasir dan Muhith, 2011)) untuk
mengatasinya.

Manajemen kontingensi : Metode ini kadang-kadang digunakan di klinik penyalahgunaan zat. Ini
berfokus pada mempromosikan perilaku positif (tidak menggunakan ganja) dengan menggunakan
hadiah. Misalnya, sebuah klinik mungkin memberikan benda-benda materi sebagai hadiah, atau bahkan
memberikan uang kepada mereka yang hasil tes narkoba negatif.

Terapi peningkatan motivasi : Ini berfokus pada sikap dan keyakinan internal seseorang. Terapis akan
membantu Anda membuat pernyataan yang mencerminkan mengapa Anda ingin berhenti
menggunakan ganja, dan bersama-sama, Anda membuat rencana tindakan untuk berhenti.

Selain itu, perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu Anda mengurangi atau menghentikan
penggunaan ganja.

Ubah lingkungan sosial Anda : Menghentikan ganja bisa jadi lebih menantang saat orang di sekitar Anda
masih menggunakannya. Satu studi menemukan bahwa orang yang pulih dari gangguan penggunaan
ganja merasa terbantu untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang tidak menggunakan ganja sebagai
bagian dari pemulihan mereka.

Fokus pada alasan Anda ingin berhenti : Jika Anda mengingatkan diri sendiri tentang alasan Anda ingin
berhenti ganja, Anda mungkin merasa lebih termotivasi. Cobalah menyimpan daftar alasan di kamar
tidur Anda atau di lemari es Anda sehingga Anda dapat melihatnya setiap hari.

Terlibat dalam hobi baru : Anda mungkin akan memiliki lebih banyak waktu luang ketika berhenti dari
ganja, jadi akan berguna untuk menemukan hobi atau aktivitas baru yang Anda sukai. Ini dapat
membantu mengalihkan Anda dari keinginan mengidam apa pun serta meningkatkan suasana hati Anda,
terutama jika itu adalah aktivitas.
KESIMPULAN

1. Tanaman ganja dapat terbagi dalam tiga jenis, yaitu Cannabis sativa, Cannabis indica, dan
Cannabis ruderalis.

2. Gejala dibagi 4

A. Klasik
1. Mudah tersinggung
2. Saat pengaruh negatif terus menggunakannya.
3. Menyangkal klaim dari orang terdekat bahwa mengenai mereka berubah.
4. Mulai membutuhkan jumlah yang semakin banyak.
5. Menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan sensasi saat menggunakannya.
6. Zat yang dipakai mulai mengambil peran sentral dalam kehidupan.
7. Menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk memperoleh lebih banyak ganja.
B. Gejala emosional
1. Mudah marah/mood swing
2. Cemas dan gugup
3. Depresi
4. Gelisah
5. Perubahan pola tidur
6. Perubahan pola makan
C. Fisik
1. Mual
2. Sakit perut
3. Beeringat
4. Panas dingin
5. Ngidam
6. Demam
7. Gemetaran
8. Gangguan pernapasan.
D. Putus Obat
1. Sifat lekas marah
2. Kecemasan dan insomnia
3. Kehilangan selera makan
4. Air liur berlebihan
5. Denyut nadi menurun
6. Perubahan suasana hati yang meningkat
7. Peningkatan perilaku agresif

3. Ganja dalam dosis berlebih berdampak buruk bagi tubuh pasien seperti pada paru-paru, otak,
kesehatan mental, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem kekebalan tubuh serta
kehamilan dan menyusui.

4. Banyak orang yang mencari pengobatan untuk ganja melakukannya karena tekanan dari keluarga,
teman, sekolah, majikan, atau sistem peradilan pidana. Ada beberaa pengobatan yang bisa
menanggulangi ganja. Dari jenis terapi, ada terapi kognitif, manajemen kontingensi, dan terapi
peningkatan motivasi. Selain itu, perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu Anda mengurangi
atau menghentikan penggunaan ganja. Seperti, ubah lingkungan sosial, Fokus pada alasan ingin
berhenti, dan terlibat dalam hobi baru
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khalik. 2018. Tanaman Ganja di Indonesia. http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163267/4/BАB%20IV.pdf.


Diakses pada tanggal 8 Agustus 2022.

Antara. (2019). 7 Efek Kesehatan Penyalahgunaan Ganja, dari Otak hingga Paru-Paru.
https://gaya.tempo.co/read/1229182/7-efek-kesehatan-penyalahgunaan-ganja-dari-otak-hingga-paru-paru.
Diakses pada Senin, 8 Agustus 2022.

Risky Candra. 2022.

" 4 Jenis Narkotika Populer di Indonesia dan Bahayanya Bagi Tubuh". [


https://hellosehat.com/obat-suplemen/narkoba-terpopuler-di-indonesia-apa-efeknya-pada-tubuh/]. Diakses 8
Agustus 2022

BNN. 2021. Kecanduan Ganja. https://kalbar.bnn.go.id/kecanduan-ganja/. Diakses pada 8 Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai