Anda di halaman 1dari 23

UJI EFEKTIFITAS DAYA HAMBAT SEDIAAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BUNGA KEMBANG SEPATU

(Hibiscus Rosa Sinensis) DAN BUAH MENGKUDU (Miranda Citrifolia L) TERHADAP Mychobacterium

Tuberculosis H37Rv in Vitro

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara tropis memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

termasuk diantaranya tanaman obat. Lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies

diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau sebagai tanaman obat. Keuntungan

penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya

murah (1).

Seiring dengan perkembangan jenis penyakit, maka semakin banyak pula penggunaan

tanaman obat. Diantaranya tanaman obat yang sering digunakan terutama untuk mengatasi

infeksi saluran pernafasan, yaitu kembang sepatu dan mengkudu. Ekstrak buah mengkudu

menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa, M. pyogenes, dan E. coli. Hasil

penelitian I Made Wardana (2010) menunjukkan kembang sepatu bersifat menghambat bakteri

E. Coli dan Staphylococcus Aureus. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab utama

penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), jenis bakteri lain yang dapat menimbulkan

keluhan ISPA adalah bakteri Mychobacterium Tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit

tuberculosis.(9, 16)

Penyakit tuberculosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling penting di dunia.

Bahkan menurut data WHO hingga tahun 2010, sepertiga dari penduduk dunia terinfeksi bakteri

Mychobacterium Tuberculosis. Indonesia adalah Negara dengan kasus TB terbesar di asia

tenggara, dan menduduki posisi ke-3 di dunia setelah india dan china (Reichman 1996). Dari

data WHO (2006), di Kalimantan selatan sendiri angka penemuan kasus bar uterus meningkat

dari tahun ke tahun, yakni 38% tahun 2004 menjadi 46% tahun 2005 lalu menjadi 52% tahun

2006.(7, 12)
Peningkatan jumlah penderita TB baik penderita baru atau penderita relaps adalah karena

faktor resistensi obat atau Multi Drag Resisten (MDR). Telah dilakukan upaya untuk mengurangi

masalah resistensi obat tersebut yaitu dengan pengunaan kombinasi obat.(7)

Salah satu cara uji laboratorium untuk mengetahui uji aktivitas suatu tanaman obat

terhadap bakteri Mychobacterium Tuberculosis adalah dengan menggunakan uji dilusi atau

dengan uji difusi. Belum ada laporan penelitian yang menjelaskan efek kombinasi dari tanaman

obat mengkudu dan kembang sepatu terhadap pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis.

Disamping itu juga belum diketahui apakah kombinasi dapat menigkatkan aktivitas obat atau

menurunkan angka resistensi. Dalam upaya untuk mengetahui hasil tersebut, maka dilakukan

penelitian untuk menguji aktivitas kombinasi sediaan ekstrak etanol kembang sepatu dan buah

mengkudu terhadap Mychobacterium Tuberculosis secara in vitro. Bakteri uji yang digunakan

pada penelitian ini adalah Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu

permasalahan penelitian yaitu :

1.      Apakah terdapat perbedaan aktivitas bentuk sediaan tunggal dan kombinasi ekstrak buah

mengkudu dan kembang sepatu terhadap Mychobacterium Tuberculosis.

2.      Konsentrasi optimim kombinasi sediaan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu yang

mampu menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis secara in vitro.

C.    Tujuan Penelitian

1.      Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan kombinasi

ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan ekstrak buah mengkudu (Miranda

Citrifolia Linn) terhadap Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.

2.      Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan

kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah mengkudu yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium Tuberculosis secara sinergis.

D.    Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk dapat memberikan informasi dan gagasan ilmiah

mengenai konsentrasi sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah

mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mychobacterium Tuberculosis.

Diharapkan juga penelitian ini lebih lanjut dapat dikembangkan menjadi dasar pembuatan

sediaan obat fitofarmaka.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tuberkulosis

1.      Etiologi

Tuberculosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mychobacterium Tuberculosis yang

merupakan bakteri berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak

berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 - 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. pada perbenihan

berbentuk kokoid dan filament. Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan Zeihl-

Neelsen atau Tan Thian Hok berwarna merah dengan latar biru. Pada pewarnaan fluorochrom

bakteri ini berfluoresensi dengan warna kuning orange. (11,12)

Bakteri ini tumbuh secara obligat. Bakteri ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih

kurang 2 atau 3 minggu, suhu optimim 370 C. medium biakn yang biasa dipergunakan adalah

Lowenstein Jensen. pH optimum 6,4-7,0. Bakteri ini tidak tahan panas, akan mati pada suhu 600

C selama 15-20 menit. Dalam sputum dapat bertahan 8-10 hari, tahan terhadap berbagai zat

kimia dan desinfektan.(5)

2.      Pathogenesis

Daya tahan bakteri ini lebih besar bila dibandingkan dengan bakteri lainnya karena sifat

hidrofobik permukaan sel. Mychobacterium Tuberculosis dibedakan dari sebagian besar bakteri

lainnya karena bersifat pathogen dan dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan

manusia. Penyusun utama dinding sel Mychobacterium Tuberculosis adalah asam mikolat, lilin

kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord faktor, dan mycobacterial

sulfolipids yang berperan dalam virulensi.(11)

Struktur dinding sel yang kompleks inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap

asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan

terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol, dan ia juga lebih

tahan terhadap gangguan kimia dan fisis seperti asam dan alkali. Selain itu, asam mikolat tidak

dapat dijumpai pada bakteri dan hanya dijumpai pada dinding sel Mychobacterium dan

corynebacterium.(6)

3.      Tatalaksana
Pengobatan tuberculosis adalah dengan OAT (obat anti tuberkulosis) dengan strategis

DOTS (Directly Observe Treatment Course) yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-

3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat

utama dan tambahan. Jenis obat ini pertama yang digunakan adalah Rifampisin, INH,

Pirazinamid, Streptomizin, Etambutol. Sedangkan obat tanaman atau lini kedua yaitu Kanamisin,

Amiksin, Kuinolon.(12)

4.      Resistensi Obat

Drug resistant tuberculosis adalah suatu kasus bacilli tuberculosis resisten terhadap satu

atau lebih obat anti tubercular. Resisten obat berkembang disebabkan infeksi terhadap strain

resisten, atau akibat pengobatan yang tidak cukup, seperti pasien diberikandengan obat tunggal.

(7)

B.     Obat Tradisional yang Berkhasiat Antituberkulosis

1.      Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis)

Kembang Sepatu merupakan tanaman perdu yang memiliki akar tunggang dan berwarna

coklat muda. Batangnya tegak, tinggi ± 3 m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda

ungu setelah tua putih kotor. Daunnya tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul,

panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunganya tunggal, bentuk terompet, di

ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima

belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah,

kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.

Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Bijinya pipih,

putih.

Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu

daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga

mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.

Daun H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan

obat sariawan. Daun Hibiscus rosasinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat

batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daun H. rosasinensis digunakan sebagai

penambah vitalitas pria (aprodisiaka). 


Dada et al., 2007, membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan

efek anabolik dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis,

epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak  etanolik bunga tanaman ini juga

dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta

meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula darah.

2.      Mengkudu (Miranda Citrifolia Linn

Mengkudu atau Morinda Citrifolia L merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di

pantai di seluruh nusantara. Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang

berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan

pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5.

Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan.

Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, β-karoten,

1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak,

kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa. Selain itu juga dikandung

senyawa-senyawa seperti, morindon, rubiadin, dan flavonoid.

Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat

tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang

usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis

(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit

perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),

menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan

buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang

amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan eczema.

Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun

yang melibatkan makrofag dan atau limfosit. Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif

menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et

al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak

tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik

secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.


Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah

mengkudu yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat

dengan nilai IC50 = 46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7

µg/ml, sedangkan fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 µg/ml.


BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.    Landasan Teori

Daun, bunga, dan akar Hibiscus Rosa Sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu

daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga

mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. bahan aktif yang

terdapat dalam mengkudu antara lain scopoletin, asam octanoat, terpenoid, alkaloid,

anthraquinon, b-sitisterol, karoten, flavonoid, asam linoleat, alizarin, acubin, L-asperulosida,

asam kaproat, asam kaprilit, asam ursolat, rutin, proxeronin.

Hasil penelitian Ghantina (2004) menyatakan bahwa kembang sepatu terbukti mampu

menghambat pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi 1000 µg/mL mampu menunjukkan

eradikasi mikroba Mychobacterium Tuberculosis yang sensitive (H37Rv).

Waha (2001) mengemukakan bahwa salah satu tanaman yang diketahui bersifat

antibakteri adalah tanaman pace atau mengkudu (Morinda Citrifolia Linn). Beberapa macam

kandungan senyawa yang di laporkan berfungsi sebagai zat antibakteri adalah acubin, alizarin,

dan antraquinon. Senyawa ini dilaporkan dapat menekan pertumbuhan bakteri Pseudomonas

Aeruginosa, Proteus Morganii, Staphylococcus Aureus, Bacillus Subtilis, Escherichia Coli.

Menurut sekander (2010), Morinda Citrifolia merupakan tanaman obat tradisional yang

diketahui memiliki banyak bahan aktif yang bersifat antibakteri. Proses pemisahan dan proses

purifikasi lebih lanjut dari lapisan yang mentah menunjukkan peningkatan bioaktivitas

dibandingkan tanda perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa beberapa komponen dalam lapisan

yang mentah itu bercampur satu sama lain dalam hal efeknya. Saat terpisah satu sama lain lewat

metode kromatografi, efek penghambatan yang satu dan yang lain akan berkurang secara

signifikan.

Daya antibakteri sari buah mengkudu diduga juga berkaitan dengan adanya antrakuinon

yang merupakan senyawa alkaloid. Mekanisme antrakuinon pada buah mengkudu (Morinda

Citrifolia L) diduga mengganggu komponen penyusun peptidogligan pada dinding sel bakteri.

Gangguan pada sintesis lapisan dinding sel mengakibatkan dinding sel tidak terbentuk secara
utuh sehingga bakteri segera kehilangan kemampuan membentuk koloni dan diikuti dengan

kematian sel.

Menurut Katzung (1998), jika suatu obat diberikan bersama-sama obat lain yang

memiliki kandungan dan sifat yang sama akan menghasilkan interaksi yang dapat saling

memperkuat. Penggunaan kombinasi antibiotic diduga dapat menghasilkan efek yang lebih

besar, yang disebut efek sinergis. Efek ini dapat di capai bila komponen dan kandungan zat aktif

dalam obat mempunyai persamaan.

Kembang Sepatu Mengkudu

(Hibiscus Rosa (Miranda Citrifolia

Sinensis) L)

Zat Zat
aktif : flavonoida, aktif : scopoletin,
saponin, polifenol, asam octanoat,
tannin, skopoletin terpenoid,
alkaloid,
anthraquinon, b-
sitisterol, karoten,
flavonoid, asam
linoleat, alizarin,
acubin, L-
asperulosida, asam
kaproat, asam
kaprilit, asam
ursolat, rutin,
proxeronin

Sediaan Kombinasi

Mengganggu sintesis
dinding bakteri

Mengganggu proses
fungsional bakteri

Kematian bakteri
Mychobacterium Tuberculosis
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Landasan Teori

B.     Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

1.      Sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu mempunyai aktivitas

daya hambat yang lebih besar dibandingkan control dalam menghambat pertumbuhan

Mychobacterium Tuberculosis.

2.      Konsentrasi optimum kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu >100 µg/mL dan buah

mengkudu >10 µg/mL dapat menghambat pertumbuhan Mychobacterium Tuberculosis H37Rv.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A.    Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang terdiri atas 1

perlakuan, dengan 16 kali pengulangan.

B.     Bahan dan alat penelitian

1.      Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kultur Mychobacterium

Tuberculosis H37Rv yang dibiakkan oleh instalasi Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Makassar, bunga kembang sepatu, buah mengkudu, etanol 96%, aquadest steril,

rifampicin, isoniazid, media Lowenstein-Jenseen, larutan standar Mac-Farland I, BHI, dan

DMSO.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Analityc Balance “ohaus”, gelas ukur,

cawan petri, panci infuse, mikropipet, ose steril, alat pengaduk, tabung reaksi pirex, gelas beker,

mikropipet 50 µl, lampu Bunsen, incubator, autoclave, meja kerja laminary flow, scalpel, pinset,

kain flannel.

C.    Variable penelitian

1.      Variable Bebas

Variable bebas pada penelitian ini adalah sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang

sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan konsentrasi

kembang sepatu 100 µg/mL dan buah mengkudu 10 µg/mL.

2.      Variable terikat

Variable terikat pada penelitian ini adalah tingkat kekeruhan dan pertumbuhan M.

tuberculosis yang diberikan sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu (Hibiscus Rosa

Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan pembacaan visual pada tabung

reaksi.
3.      Variable pengganggu

a.       Sterilitas alat dan bahan penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh, dan

dapat menyebabkan kontaminasi dari bakteri yang dibiakkan. Hal itu dapat dikendalikan dengan

melakukan sterilisasi menggunakan autoclave, atau sterilisasi kering dengan oven

b.      Suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi biakan bakteri yang ditumbuhkan, dapat

dikendalikan dengan cara memasukkan media pertumbuhan bakteri kedalam incubator pada suhu

370 C saat pembiakan selama 24 jam

c.       Kontaminasi dari bakteri lain dan jamur dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, untuk

mengendalikan hal tersebut maka peneliti dapat bekerja di dekat api bunsen atau dikerjakan pada

meja laminary flow

d.      Pemilihan kembang sepatu dan buah mengkudu dapat mempengaruhi pembuatan sediaan

sehingga dipilihlah kembang sepatu dan buah mengkudu yang segar untuk kemudian langsung

diolah

e.       Ketelitian dalam penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian. Keahlian dan keterampilan

diperlukan agar hasil yang diperoleh akurat, dalam hal ini peneliti memperoleh bimbingan dan

pengawasan dari pembimbing.

D.    Defenisi operasional

1.      Konsentrasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu adalah sediaan ekstrak yang

dibuat dengan simplisia bunga dan buah dengan pelarut etanol 96% yang dinyatakan dalam

persen.

2.      Konsentrasi optimum adalah konsentrasi minimum ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah

mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis.

3.      Efek daya hambat adalah kemampuan ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah mengkudu

menghambat pertumbuhan M. tuberculosis dengan tidak adanya pertumbuhan kuman pada media

biakan yang tampak keruh secara visual.

E.     Prosedur penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap persiapan dan tahap penelitian.

Tahap persiapan terdiri dari pembuatan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu, kemudian
dilakukan juga persiapan bahan yaitu membiakkan M. tuberculosis untuk di inokulasi. Tahap

penelitian yaitu uji daya hambat terhadap M. tuberculosis.

1.      Pembuatan Ekstrak Bunga Kembang Sepatu dan Buah Mengkudu

Bunga kembang sepatu dan buah mengkudu dipotong-potong kemudian dikeringkan.

Selanjutnya ditimbang hingga konstan menggunakan neraca digital dan dimaserasi dengan

pelarut etanol 96% selama 24 jam. Setelah 24 jam, hasil maserasi disaring menggunakan kertas

saring dan corong gelas, kemudian filtrate (maserat) I yang dihasilkan diuapkan dengan rotary

evaporator pada suhu 500 C, sehingga dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol tersebut

kemudian dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta. Ampas serbuk

dimaserasi kembali seperti cara diatas sebanyak tiga kali ulangan sehingga diperoleh filtrate II

dan filtrate III, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan

menggunakan water bath hingga berbentuk pasta.

2.      Pembuatan sediaan kombinasi

Ekstrak kembang sepatu 100 µg/mL dicampurkan dengan ekstrak buah mengkudu 10

µg/mL.

3.      Pembiakan M. tuberculosis

Isolat M. tuberculosis didapatkan dari instalasi mikrobiologi Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Makassar. M. tuberculosis dibiakkan dan ditanam pada media Lowenstein-Jensen (LJ)

sehingga didapatkan suspense M. tuberculosis yang disesuaikan dengan standar Mc Farland 1.0

(suspense dengan pepadatan kuman 3×108 CFU/mL)

4.      Uji sensitivitas menggunakan metode tidak langsung pada media absolute (soemarno 1987)

Hasil pertumbuhan kuman pada media cair LJ diambil dengan bantuan ose dan

ditambahkan kedalam 0,5 ml LJ cair, selanjutnya di inkubasi selama 6-8 minggu. Hasil inkubasi

pada suspense tersebut ditambahkan aquadest steril sampai terdapat kekeruhan sesuai standar Mc

Farland I atau konsentrasi kuman 108 CFU/ml (CFU = Colony Forming Unit) kemudian dengan

bantuan lidi kapas steril dicelupkan kedalam suspense kuman tersebut dan dilakukan penanaman

pada media LJ yang terdiri (1) tanpa obat/control satu tabung, (2) mengandung kombinasi obat

INH 1µl/mL, RMP 40 µl/mL satu tabung, (3) mengandung kombinasi ekstrak etanol kembang

sepatu 100 µl/mL dan buah mengkudu 10 µl/mL satu tabung. Masing-masing tabung tersebut
ditutp dengan kapas yang telah diberi paraffin, kemudian dimasukkan ke dalam incubator (370C)

dan disimpan selama 6-8 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dua kali tiap satu minggu

dan dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

a.       Sensitive apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh, dan yang mengandung obat tidak tumbuh.

b.      Resisten apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh dan yang mengandung obat juga tumbuh.

c.       Ragu-ragu apabila pada LJ tanpa obat tidak tumbuh sedang lainnya bisa tumbuh atau tidak,

maka harus di ulang.

F.     Teknik pengumpulan dan pengolahan data

Data dikumpulkan dengan mencatat sensitivitas dari sediaan kombinasi ekstrak kembang

sepatu dan buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis. Data dicatat

dua kali tiap minggu. Data dicatat pada hari ke 7, 10, 14 dan 21.

G.    Cara analisa data

Hasil pengukuran dengan uji sensitivitas secara tidak langsung pada media absolute dari

kelima kelompok perlakuan, selanjutnya ditabulasi dalam table. Untuk mengetahui kenormalan

distribusi data dan homogenitas data, dilakukan uji statistic dengan uji normalitas Shapiro-Wilk

dan uji homogenitas varians Levene’s test. Berdasarkan data yang di dapat tersebut maka uji

statistic yang tepat digunakan adalah uji statistic nonparametric. Uji statistic yang dipilih aadalah

Wilcoxon-Mann-Whitney.

H.    Tempat dan waktu penelitian

1.      Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

2.      Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2015 sampai pada tanggal 5 Maret

2015
DAFTAR PUSTAKA

Pudjarwoto, T, Cyrus H. Simanjuntak. Nur Indah P.Daya Antimikroba Obat Traditional

Diare terhadap Beberapa jenis Bakteri . Cermin Dunia Kedokteran edisi 76 (KULIT II) 1992 :

41-44.

Setiabudy. Pengantar Antimikroba dalam Farmakologi dan terapi. Jakarta: Bagian

Farmakologi FKUI. 579-581. 2001.

Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology Sixt Edition. New Jersey: Prentice Hall

International Inc. 755-756, 1998.

Ghantina. S. Elin Y.S. Tintin G. Uji Aktivitas Ekstrak Beberapa Tumbuhan terhadap

Myccobacterium teburcolosis yang Sensitif dan Resisten terhadap Obat Antituberkulosis. SF ITB

2004; (online). (www.bahan-alam.fa.itb.ac.id diakses tanggal 5 November 2010).

Hirazumi A. Furuzawa E Et al 1994. Anticancer activity of morinda cittrifolia (noni)

intraperitoneally Lewis Lung Carcinoma in syngeneic mice. Proc west pharmacol soc.37 : 145

Waha. Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia L). MSF Group. Jakarta,2001
Proposal Penelitian Diabetes Melitus

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global
menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang, dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih
dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara. International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebagian besar penderita DM berusia antara 40-59 tahun (Trisnawati, 2013).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM
merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun
1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang paling banyak
ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1; diabetes
kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan
toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam
kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal. Kesulitan
diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan akan
menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda awal
penyakit diabetes ini menjadi sangat penting.
B.     Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tandatanda
awal penyakit diabetes mellitus.

C.     Manfaat
Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tanda-tanda
awal penyakit diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A.    Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah
kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula. Kurang
lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni
banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah
lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin
tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL,
oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini
akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke
dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi
dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi,
sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah
menjadi lemak dan protein.

B.     Klasifikasi Diabetes Melitus


1.      Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon
insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan
kadar gula darah secara alami dengan cara :
         Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
         Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
         Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal
dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian
lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam
darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada
proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus
sangat besar sekali.
2.      Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada
Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon
insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik,
namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini
dikenal dengan resistensi insulin. Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin,
dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
         Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
         Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
         Kurang gerak badan (olahraga)
         Faktor keturunan (herediter)
3.      Diabetes mellitus tipe lain
         Defek genetik fungsi sel beta
Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen padafungsi sel beta, dicirikan
dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset
diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan
tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang
paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode
glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik yang mengakibatkan
ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.
         Defek genetik kerja insulin
Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia
dan diabetes. Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis nigricans,
pada wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium.
         Karena obat/zat kimia
Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) dan pentamidin
dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid mengganggu kerja insulin.
4.      Diabetes kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu
kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya
toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga. Gestasional Diabetes Mellitus
(GDM) di akibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup, seperti tipe 2 di beberapa kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan
dapat sembuh setelah melahirkan. GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau
kesehatan ibu, dan sekitar 20-50 % dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di
sekitar 2-5 % dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan bisa menyebabkan
permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang),
janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan
pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

C.     Gejala diabetes


1. Sering buang air kecil 6. Sifat lekas marah.
2. Rasa haus lebih sering. 7. Penglihatan kabur
3. Sering merasa lapar 8. Infeksi sulit sembuh.
4. Berat badan cepat turun. 9. Kulit Gatal.
5. Peningkatan kelelahan. 10. Disfungsi seksual pada pria.
11. Luka dan memar tidak sembuh dengan baik atau dengan cepat.
12. Gusi berwarna sangat merah dan/atau bengkak/gusi menadik diri dari   gigi.
13. Sering penyakit gusi/infeksi.
14 Mati rasa atau kesemutan, terutama di kaki dan tangan. 

D.    Penyebab Diabetes Melitus


1.      Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula
Kita semakin sulit menghindari makanan yang mengandung gula, hal tersebut sangat mudah
di jumpai seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-
lain. Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak gula.
Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut tidak
pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri,
yang sudah diketahui berapa sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi
selama dalam batas yang wajar.
2.      Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingg tubuh
mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok
mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang,
istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.
3.      Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah
makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan
menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari,
maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah
pemicu awal terjadinya gejala diabetes.
4.      Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman
beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paruparu,
merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga
dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
5.      Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk
terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi
tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun
berat badan menjadi berlebih. Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik
selama bekerja.

E.     Pengobatan Diabetes Mellitus


Cara penangan dan pengobatan penyakit diabetes mellitus menurut Dr. Nabyl (2009).
Diantaranya adalah dengan mengkonsumsi makanan seimbang, diet sehat, dan olahraga.
Pengobatan dengan terapi insulin adalah jalan pengobatan terhadap penderita penyakit diabetes
dalam arti lain terapi insulin adalah penyuntikan insulin ke dalam tubuh hanya dilakukan
terhadap pasien diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang sudah akut. Selain dengan cara diatas kita dapat
menggunakan cara terapi insulin yaitu :
1.    Insulin Dasar.
Yaitu insulin yang diproduksi pankreas untuk mengontrol tingkat glukose di antara jam
makan (pada saat tubuh tidak sedang makan) dan pada malam hari (waktu tidur) atau ketika
tubuh dalam keadaan puasa (tidak menerima makanan dan minuman).
2. Insulin Bolus (Boluses Insulin).
Yakni Insulin yang diproduksi pada saat tubuh sedang menerima makanan minuman
(ketika seseorang sedang makan-minum). Insulin ini diproduksi sesuai dengan banyaknya
glukose yang diterima tubuh di tengah-tengah aksi makan dan minum.
Insulin adalah hormon yang di produksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjarpankreas.
Insulin menstimulasi pemasukan asam amino ke dalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa
protein.  
insulin meningkatkan penyimpangan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai
energi indikasi terapi dengan insulin :

1. semua penderita diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh
sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penderita diabetes tipe 2 tertentu mungkin
membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
darah.
2. keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
akut atau stroke.
3. diabetes gestasional dan penderita diabetes yang hamil membutuhkan insulin bila diet
saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
4. ketoasidosis diabetik.
5. hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penderita diabetes yang mendapat nutrisi
parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan
energi yang meningkat.
6. gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
7. kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Cara memasukkan insulin ke dalam tubuh dilakukan dengan :


1.      Injeksi Berkala
Injeksi berkala maksudnya menyuntikkan cairan insulin ke dalam tubuh dengan
menggunakan alat suntik (syringe). Penyuntikan dapat dilakukan penderita diabetes sendiri atau
dibantu orang lain. Karena dilakukan secara berkala dan ditentukan manual, diperlukan hitung-
hitungan waktu penyuntikan dan dosisnya. Normalnya, penyuntikan dilakukan pada waktu
sedang makan. Penyuntikan juga dapat disasarkan masuk kedalam jaringan tubuh atau otot,
dibawah kulit saja, atau pula langsung ke pembuluh darah.Sasaran suntikan juga menentukan
kecepatan reaksi yang diinginkan.
2.      Pompa Insulin
Pompa insulin terdiri atas sebuah kotak (seukuran kotak rokok, i-pod, PDA) yang di
dalamnya berisi chip komputer, baterai, dan wadah insulin. Alat ini memiliki memiliki saluran
yang pada ujungnya melekat jarum suntik. Insulin dipompakan secara berkala menurut
pengaturan chip komputer yang sudah diprogram, sedangkan ujung jarum suntik tetap tertancap
pada kulit atau pembuluh darah dan dipertahankan tetap pada tempatnya di sana dengan bantuan
plester. Wadah dan pompa insulin dapat menyimpan insulin untuk beberapa hari. Kemudian
pompa insulin harus di isi kembali. Dibandingkan dengan penyuntikan manual secara berkala,
pemakaian pompa insulin relatif lebih praktis, walaupun tetap ada kelemahan yang sama, yaitu
bahwa dosis dan waktu pengasupan insulin ke dalam tubuh tidak persis sempurna sesuai
kebutuhan tubuh. Setidak-tidaknya pompa insulin dapat juga menghindarkan pasien dari
kesakitan dan kerusakan jaringan tubuh akibat di suntik berulang-ulang sepanjang masa.
1.      Kombinasi Intensif
Injeksi berkala dan penggunaan pompa insulin dapat di kombinasikan. Idealnya, pompa insulin
distel tetap memompakan insulin (Insulin Dasar) secara berkala, meskipun pasien sedang tidur
atau tidak melakukan aktifitas makan, sedangkan injeksi berkala (Insulin Bolus) dilakukan
ketika pasien maka lebih banyak dan beragam atau makan tidak tepat pada waktunya makan
(melanggar program chip komputer).   
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang
bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena disajikan secara apa
adanya dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa
terjadi, oleh karena itu tidak diperlukan suatu hipotesa untuk membandingkannya (Nurssalam,
2008).

B.     Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Madiun karena tempat tersebut mudah dijangkau peneliti sehingga mendukung peneliti untuk
mengambil data dan sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian.

C.     Tahapan Penelitian


Tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Madiun peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di
Desa Kedondong
2.      Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan keikutsertaan dalam penelitian ini
kepada calon responden, bagi yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan penelitian.

D.    Teknik Pengumpulan data


Tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Peneliti memanggil satu persatu warga yang telah menandatangani lembar persetujuan untuk
mengisi data diri yang dibantu oleh peneliti
2.      Peneliti melakukan wawancara terhadap peserta mengenai pola makan, keturunan yang
menderita diabetes dan lain sebagainya
3.      Peneliti melakukan cek kadar gula darah untuk mengetahui kadar gula darah diambang normal
atau melebihi ambang normal
4.      Peneliti mengumpulkan data peserta untuk dilakukan analisis mengenai faktor penyebab diabetes
melitus

E.     Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisa dengan teknik sebagai berikut :
a.       Analisa Univariat
Analisis univarate digunakan untuk mendiskripsikan pada setiap variabel. Variabel penelitian
memiliki data berskala interval, maka analisa univariate yang digunakan adalah distribusi
frekuensi (Notoatmodjo, 2005) yang meliputi pengetahuan dan faktor-faktor penyebab diabetes
mellitus di Desa Kedondong. Karena data bersifat kategorik (nominal) maka analisis Univariat
menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase.
b.      Analisa Bivariat
Analisis bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang
meliputi variabel bebas dan variabel terkait.

Anda mungkin juga menyukai