(Hibiscus Rosa Sinensis) DAN BUAH MENGKUDU (Miranda Citrifolia L) TERHADAP Mychobacterium
BAB I
PENDAHULUAN
termasuk diantaranya tanaman obat. Lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies
diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau sebagai tanaman obat. Keuntungan
penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya
murah (1).
Seiring dengan perkembangan jenis penyakit, maka semakin banyak pula penggunaan
tanaman obat. Diantaranya tanaman obat yang sering digunakan terutama untuk mengatasi
infeksi saluran pernafasan, yaitu kembang sepatu dan mengkudu. Ekstrak buah mengkudu
penelitian I Made Wardana (2010) menunjukkan kembang sepatu bersifat menghambat bakteri
E. Coli dan Staphylococcus Aureus. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab utama
penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), jenis bakteri lain yang dapat menimbulkan
keluhan ISPA adalah bakteri Mychobacterium Tuberculosis yang merupakan penyebab penyakit
tuberculosis.(9, 16)
Penyakit tuberculosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling penting di dunia.
Bahkan menurut data WHO hingga tahun 2010, sepertiga dari penduduk dunia terinfeksi bakteri
tenggara, dan menduduki posisi ke-3 di dunia setelah india dan china (Reichman 1996). Dari
data WHO (2006), di Kalimantan selatan sendiri angka penemuan kasus bar uterus meningkat
dari tahun ke tahun, yakni 38% tahun 2004 menjadi 46% tahun 2005 lalu menjadi 52% tahun
2006.(7, 12)
Peningkatan jumlah penderita TB baik penderita baru atau penderita relaps adalah karena
faktor resistensi obat atau Multi Drag Resisten (MDR). Telah dilakukan upaya untuk mengurangi
Salah satu cara uji laboratorium untuk mengetahui uji aktivitas suatu tanaman obat
terhadap bakteri Mychobacterium Tuberculosis adalah dengan menggunakan uji dilusi atau
dengan uji difusi. Belum ada laporan penelitian yang menjelaskan efek kombinasi dari tanaman
Disamping itu juga belum diketahui apakah kombinasi dapat menigkatkan aktivitas obat atau
menurunkan angka resistensi. Dalam upaya untuk mengetahui hasil tersebut, maka dilakukan
penelitian untuk menguji aktivitas kombinasi sediaan ekstrak etanol kembang sepatu dan buah
mengkudu terhadap Mychobacterium Tuberculosis secara in vitro. Bakteri uji yang digunakan
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu
1. Apakah terdapat perbedaan aktivitas bentuk sediaan tunggal dan kombinasi ekstrak buah
2. Konsentrasi optimim kombinasi sediaan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu yang
ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan ekstrak buah mengkudu (Miranda
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum sediaan
kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah mengkudu yang mampu
mengenai konsentrasi sediaan kombinasi ekstrak bunga kembang sepatu dan ekstrak buah
Diharapkan juga penelitian ini lebih lanjut dapat dikembangkan menjadi dasar pembuatan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
1. Etiologi
merupakan bakteri berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak
berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 - 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. pada perbenihan
berbentuk kokoid dan filament. Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan Zeihl-
Neelsen atau Tan Thian Hok berwarna merah dengan latar biru. Pada pewarnaan fluorochrom
Bakteri ini tumbuh secara obligat. Bakteri ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih
kurang 2 atau 3 minggu, suhu optimim 370 C. medium biakn yang biasa dipergunakan adalah
Lowenstein Jensen. pH optimum 6,4-7,0. Bakteri ini tidak tahan panas, akan mati pada suhu 600
C selama 15-20 menit. Dalam sputum dapat bertahan 8-10 hari, tahan terhadap berbagai zat
2. Pathogenesis
Daya tahan bakteri ini lebih besar bila dibandingkan dengan bakteri lainnya karena sifat
hidrofobik permukaan sel. Mychobacterium Tuberculosis dibedakan dari sebagian besar bakteri
lainnya karena bersifat pathogen dan dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan
manusia. Penyusun utama dinding sel Mychobacterium Tuberculosis adalah asam mikolat, lilin
kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord faktor, dan mycobacterial
Struktur dinding sel yang kompleks inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap
asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan
terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol, dan ia juga lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisis seperti asam dan alkali. Selain itu, asam mikolat tidak
dapat dijumpai pada bakteri dan hanya dijumpai pada dinding sel Mychobacterium dan
corynebacterium.(6)
3. Tatalaksana
Pengobatan tuberculosis adalah dengan OAT (obat anti tuberkulosis) dengan strategis
DOTS (Directly Observe Treatment Course) yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-
3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat
utama dan tambahan. Jenis obat ini pertama yang digunakan adalah Rifampisin, INH,
Pirazinamid, Streptomizin, Etambutol. Sedangkan obat tanaman atau lini kedua yaitu Kanamisin,
Amiksin, Kuinolon.(12)
Drug resistant tuberculosis adalah suatu kasus bacilli tuberculosis resisten terhadap satu
atau lebih obat anti tubercular. Resisten obat berkembang disebabkan infeksi terhadap strain
resisten, atau akibat pengobatan yang tidak cukup, seperti pasien diberikandengan obat tunggal.
(7)
Kembang Sepatu merupakan tanaman perdu yang memiliki akar tunggang dan berwarna
coklat muda. Batangnya tegak, tinggi ± 3 m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda
ungu setelah tua putih kotor. Daunnya tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul,
panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunganya tunggal, bentuk terompet, di
ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima
belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah,
Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Bijinya pipih,
putih.
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu
daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga
Daun H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan
obat sariawan. Daun Hibiscus rosasinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat
batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daun H. rosasinensis digunakan sebagai
efek anabolik dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis,
epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak etanolik bunga tanaman ini juga
dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta
Mengkudu atau Morinda Citrifolia L merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di
pantai di seluruh nusantara. Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang
berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan
pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5.
Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan.
1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak,
kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa. Selain itu juga dikandung
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat
tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang
usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis
(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit
perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),
menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan
buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang
amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan eczema.
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun
yang melibatkan makrofag dan atau limfosit. Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif
menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et
al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak
tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik
mengkudu yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat
dengan nilai IC50 = 46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7
Daun, bunga, dan akar Hibiscus Rosa Sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu
daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga
mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. bahan aktif yang
terdapat dalam mengkudu antara lain scopoletin, asam octanoat, terpenoid, alkaloid,
Hasil penelitian Ghantina (2004) menyatakan bahwa kembang sepatu terbukti mampu
Waha (2001) mengemukakan bahwa salah satu tanaman yang diketahui bersifat
antibakteri adalah tanaman pace atau mengkudu (Morinda Citrifolia Linn). Beberapa macam
kandungan senyawa yang di laporkan berfungsi sebagai zat antibakteri adalah acubin, alizarin,
dan antraquinon. Senyawa ini dilaporkan dapat menekan pertumbuhan bakteri Pseudomonas
Menurut sekander (2010), Morinda Citrifolia merupakan tanaman obat tradisional yang
diketahui memiliki banyak bahan aktif yang bersifat antibakteri. Proses pemisahan dan proses
purifikasi lebih lanjut dari lapisan yang mentah menunjukkan peningkatan bioaktivitas
dibandingkan tanda perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa beberapa komponen dalam lapisan
yang mentah itu bercampur satu sama lain dalam hal efeknya. Saat terpisah satu sama lain lewat
metode kromatografi, efek penghambatan yang satu dan yang lain akan berkurang secara
signifikan.
Daya antibakteri sari buah mengkudu diduga juga berkaitan dengan adanya antrakuinon
yang merupakan senyawa alkaloid. Mekanisme antrakuinon pada buah mengkudu (Morinda
Citrifolia L) diduga mengganggu komponen penyusun peptidogligan pada dinding sel bakteri.
Gangguan pada sintesis lapisan dinding sel mengakibatkan dinding sel tidak terbentuk secara
utuh sehingga bakteri segera kehilangan kemampuan membentuk koloni dan diikuti dengan
kematian sel.
Menurut Katzung (1998), jika suatu obat diberikan bersama-sama obat lain yang
memiliki kandungan dan sifat yang sama akan menghasilkan interaksi yang dapat saling
memperkuat. Penggunaan kombinasi antibiotic diduga dapat menghasilkan efek yang lebih
besar, yang disebut efek sinergis. Efek ini dapat di capai bila komponen dan kandungan zat aktif
Sinensis) L)
Zat Zat
aktif : flavonoida, aktif : scopoletin,
saponin, polifenol, asam octanoat,
tannin, skopoletin terpenoid,
alkaloid,
anthraquinon, b-
sitisterol, karoten,
flavonoid, asam
linoleat, alizarin,
acubin, L-
asperulosida, asam
kaproat, asam
kaprilit, asam
ursolat, rutin,
proxeronin
Sediaan Kombinasi
Mengganggu sintesis
dinding bakteri
Mengganggu proses
fungsional bakteri
Kematian bakteri
Mychobacterium Tuberculosis
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Landasan Teori
B. Hipotesis
1. Sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu mempunyai aktivitas
daya hambat yang lebih besar dibandingkan control dalam menghambat pertumbuhan
Mychobacterium Tuberculosis.
2. Konsentrasi optimum kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu >100 µg/mL dan buah
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kultur Mychobacterium
Tuberculosis H37Rv yang dibiakkan oleh instalasi Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Makassar, bunga kembang sepatu, buah mengkudu, etanol 96%, aquadest steril,
DMSO.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Analityc Balance “ohaus”, gelas ukur,
cawan petri, panci infuse, mikropipet, ose steril, alat pengaduk, tabung reaksi pirex, gelas beker,
mikropipet 50 µl, lampu Bunsen, incubator, autoclave, meja kerja laminary flow, scalpel, pinset,
kain flannel.
Variable bebas pada penelitian ini adalah sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang
sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan konsentrasi
Variable terikat pada penelitian ini adalah tingkat kekeruhan dan pertumbuhan M.
tuberculosis yang diberikan sediaan kombinasi ekstrak etanol kembang sepatu (Hibiscus Rosa
Sinensis) dan buah mengkudu (Miranda Citrifolia L) dengan pembacaan visual pada tabung
reaksi.
3. Variable pengganggu
a. Sterilitas alat dan bahan penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh, dan
dapat menyebabkan kontaminasi dari bakteri yang dibiakkan. Hal itu dapat dikendalikan dengan
b. Suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi biakan bakteri yang ditumbuhkan, dapat
dikendalikan dengan cara memasukkan media pertumbuhan bakteri kedalam incubator pada suhu
c. Kontaminasi dari bakteri lain dan jamur dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, untuk
mengendalikan hal tersebut maka peneliti dapat bekerja di dekat api bunsen atau dikerjakan pada
d. Pemilihan kembang sepatu dan buah mengkudu dapat mempengaruhi pembuatan sediaan
sehingga dipilihlah kembang sepatu dan buah mengkudu yang segar untuk kemudian langsung
diolah
e. Ketelitian dalam penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian. Keahlian dan keterampilan
diperlukan agar hasil yang diperoleh akurat, dalam hal ini peneliti memperoleh bimbingan dan
1. Konsentrasi ekstrak etanol kembang sepatu dan buah mengkudu adalah sediaan ekstrak yang
dibuat dengan simplisia bunga dan buah dengan pelarut etanol 96% yang dinyatakan dalam
persen.
2. Konsentrasi optimum adalah konsentrasi minimum ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah
3. Efek daya hambat adalah kemampuan ekstrak kombinasi kembang sepatu dan buah mengkudu
menghambat pertumbuhan M. tuberculosis dengan tidak adanya pertumbuhan kuman pada media
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap persiapan dan tahap penelitian.
Tahap persiapan terdiri dari pembuatan ekstrak kembang sepatu dan buah mengkudu, kemudian
dilakukan juga persiapan bahan yaitu membiakkan M. tuberculosis untuk di inokulasi. Tahap
Selanjutnya ditimbang hingga konstan menggunakan neraca digital dan dimaserasi dengan
pelarut etanol 96% selama 24 jam. Setelah 24 jam, hasil maserasi disaring menggunakan kertas
saring dan corong gelas, kemudian filtrate (maserat) I yang dihasilkan diuapkan dengan rotary
evaporator pada suhu 500 C, sehingga dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol tersebut
kemudian dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta. Ampas serbuk
dimaserasi kembali seperti cara diatas sebanyak tiga kali ulangan sehingga diperoleh filtrate II
dan filtrate III, kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan
Ekstrak kembang sepatu 100 µg/mL dicampurkan dengan ekstrak buah mengkudu 10
µg/mL.
Kesehatan Makassar. M. tuberculosis dibiakkan dan ditanam pada media Lowenstein-Jensen (LJ)
sehingga didapatkan suspense M. tuberculosis yang disesuaikan dengan standar Mc Farland 1.0
4. Uji sensitivitas menggunakan metode tidak langsung pada media absolute (soemarno 1987)
Hasil pertumbuhan kuman pada media cair LJ diambil dengan bantuan ose dan
ditambahkan kedalam 0,5 ml LJ cair, selanjutnya di inkubasi selama 6-8 minggu. Hasil inkubasi
pada suspense tersebut ditambahkan aquadest steril sampai terdapat kekeruhan sesuai standar Mc
Farland I atau konsentrasi kuman 108 CFU/ml (CFU = Colony Forming Unit) kemudian dengan
bantuan lidi kapas steril dicelupkan kedalam suspense kuman tersebut dan dilakukan penanaman
pada media LJ yang terdiri (1) tanpa obat/control satu tabung, (2) mengandung kombinasi obat
INH 1µl/mL, RMP 40 µl/mL satu tabung, (3) mengandung kombinasi ekstrak etanol kembang
sepatu 100 µl/mL dan buah mengkudu 10 µl/mL satu tabung. Masing-masing tabung tersebut
ditutp dengan kapas yang telah diberi paraffin, kemudian dimasukkan ke dalam incubator (370C)
dan disimpan selama 6-8 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dua kali tiap satu minggu
dan dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :
a. Sensitive apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh, dan yang mengandung obat tidak tumbuh.
b. Resisten apabila pada LJ yang tanpa obat tumbuh dan yang mengandung obat juga tumbuh.
c. Ragu-ragu apabila pada LJ tanpa obat tidak tumbuh sedang lainnya bisa tumbuh atau tidak,
Data dikumpulkan dengan mencatat sensitivitas dari sediaan kombinasi ekstrak kembang
sepatu dan buah mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis. Data dicatat
dua kali tiap minggu. Data dicatat pada hari ke 7, 10, 14 dan 21.
Hasil pengukuran dengan uji sensitivitas secara tidak langsung pada media absolute dari
kelima kelompok perlakuan, selanjutnya ditabulasi dalam table. Untuk mengetahui kenormalan
distribusi data dan homogenitas data, dilakukan uji statistic dengan uji normalitas Shapiro-Wilk
dan uji homogenitas varians Levene’s test. Berdasarkan data yang di dapat tersebut maka uji
statistic yang tepat digunakan adalah uji statistic nonparametric. Uji statistic yang dipilih aadalah
Wilcoxon-Mann-Whitney.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2015 sampai pada tanggal 5 Maret
2015
DAFTAR PUSTAKA
Diare terhadap Beberapa jenis Bakteri . Cermin Dunia Kedokteran edisi 76 (KULIT II) 1992 :
41-44.
Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology Sixt Edition. New Jersey: Prentice Hall
Ghantina. S. Elin Y.S. Tintin G. Uji Aktivitas Ekstrak Beberapa Tumbuhan terhadap
Myccobacterium teburcolosis yang Sensitif dan Resisten terhadap Obat Antituberkulosis. SF ITB
intraperitoneally Lewis Lung Carcinoma in syngeneic mice. Proc west pharmacol soc.37 : 145
Waha. Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia L). MSF Group. Jakarta,2001
Proposal Penelitian Diabetes Melitus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global
menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang, dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih
dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara. International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebagian besar penderita DM berusia antara 40-59 tahun (Trisnawati, 2013).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM
merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun
1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang paling banyak
ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1; diabetes
kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan
toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam
kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal. Kesulitan
diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan akan
menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda awal
penyakit diabetes ini menjadi sangat penting.
B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tandatanda
awal penyakit diabetes mellitus.
C. Manfaat
Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tanda-tanda
awal penyakit diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah
kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula. Kurang
lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni
banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah
lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin
tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL,
oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini
akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke
dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi
dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi,
sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah
menjadi lemak dan protein.
1. semua penderita diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh
sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penderita diabetes tipe 2 tertentu mungkin
membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
darah.
2. keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
akut atau stroke.
3. diabetes gestasional dan penderita diabetes yang hamil membutuhkan insulin bila diet
saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
4. ketoasidosis diabetik.
5. hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penderita diabetes yang mendapat nutrisi
parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan
energi yang meningkat.
6. gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
7. kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.