PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
demam tifoid atau typhus abdominalis atau disebut juga demam enterik.
pasien dengan demam tifoid, bakteri ini berada di dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Bakteri ini menyebabkan infeksi akut demam lebih dari
7 hari serta gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
menyerang banyak orang mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Selain
itu demam tifoid juga dapat menyebabkan komplikasi apabila tidak diobati
merupakan penyakit yang sudah biasa terjadi dan tidak berbahaya. [1]
sampai 810 kasus pertahun dan angka kematian 3,1 sampai 10,4%. Data dari
1
Diperkirakan angka kejadian dari 150/100.000 pertahun di Amerika Selatan
[2]
dan 900/100.000 pertahun di Asia.
900.000 kasus pertahun dengan lebih dari 20.000 kematian. Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2009 jumlah kejadian demam tifoid dan paratifoid
di rumah sakit adalah 80.850 kasus pada penderita rawat inap dan jumlah
pasien meninggal di dunia adalah sebanyak 276 jiwa. Angka kematian sekitar
sempurnanya pengobatannya.[3]
baring dan pemberian gizi yang cukup serta pemberian antibiotik. Antibakteri
atau antibiotik adalah obat untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang
setinggi mungkin. Artinya obat tersebut harus bersifat sangat toksisk untuk
bakteri, tetapi relatif tidak toksik terhadap hospes. Menurut Depkes RI 2009
2
Oleh karena itu, saat ini banyak masyarakat mulai beralih pada pengobatan
alternative, karena selain mudah di dapatkan juga tidak memiliki efek samping
.selain itu, di Indonesia juga memiliki banyak jenis tanaman dan berbagai
sumber daya alam yang berpotensi sebagai obat, diantaranya adalah Madu.
Madu adalah zat manis yang dihasilkan oleh lebah. Madu, berasal dari nectar
bunga yang berkembang atau dari sekresi tanaman yang di kumpulkan oleh
lebah madu, kemudian diubah bentuk dan di kombinasikan dengan zat khusus
yang ada pada tubuh lebah, selanjutnya di simpan hingga masak di dalam sel-
sel madu.[5]
Nahl ayat 69 yang artinya “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
ditentukan oleh tiga system. Ketiga sistem tersebut adalah keasaman, tekanan
mikroorganisme kontaminan.[7]
3
Staphylococcus aureus. Hal ini terlihat dari zona penghambatan yang
dihasilkan oleh madu yang diberikan pada media yang telah ditanam bakteri-
bakteri tersebut. Selain itu, madu juga dapat menghambat kerusakan daging
kemas memiliki umur simpan yang lebih lama daripada potongan daging
kalkun kemas tanpa penambahan madu. Dari kedua hasil penelitian ini dapat
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersesbut di atas maka peneliti
1.2.Tujuan Penelitian
4
2. Mengetahui zona hambat yang dihasilkan oleh madu peras sebagai
1.3.Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh suatu mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi
antibakteri” mengacu kepada kedua senyawa alami dan sintesis, akan tetapi
parasit namun tidak berbahaya bagi inangnya), ada antimikroba yang bersifat
dan ada juga yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktifitas
6
selektif setinggi mungkin. Artinya obat tersebut harus bersifat sangat toksisk
hospes pada manusia yang terinfeksi dan anti bakteri sebagai obat.[14]
kerjanya :[15,16]
mematikan bakteri.
b. Kerja sempit (Narrow spectrum) yaitu golongan yang hanya aktif pada
pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoate
7
(PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila obat antibakteri kuat bersaing
dengan PABA untuk diikut sertakan dalam pembenukan asam folat, maka
kuman lebih tinggi daripada di luar sel maka kerusakaan dinding sel
membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel
komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu, protein, asam nukleat,
nukleotida, dll.
ribosom 30S dan 50S akan bersatu dengan mRNA mnjadi ribosom 70S.
Apabila terbentuk protein yng abnormal karena kode pada mRNA salah
8
dibaca oleh tRNA yang di hasilkan dari ikatan antara 30S dengan
protein.
menata kromosom yang sangat panjang menjadi spiral hinga bisa muat
2.1.1. Kloramfenikol
kali di isolasi oleh Burkhooder pada tahun 1947 dan contoh tanah yang
9
Struktur kimia yang dimiliki oleh kloramfenikol adalah
hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang putih sampai putih
kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau dan rasanya sangat pahit.
Kelarutannya larut dalam kurang lebih 400 bagian air, dalam 2,5 bagian
maupun gram negatif. Sebagian besar bakteri gram positif di hambat pada
itu, obat ini dapat menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi
10
pengobatan yang bukan indikasinya seperti influenza, infeksi
penyakit dengan dua car yaitu invasi jaringan dan pembentukan toksin.
inang yaitu bila mereka memasuki jaringan tubuh dan berkembang biak
kemudian menginvasi sel epitel mukosa usus sehinggan sel epitel rusak,
infeksi dipengaruhi tidak hanya oleh sifat-sifat mikroba itu sendiri, tetapi
11
Bakteri yang tidak memiliki kemampuan merusak, menghasilkan
epitel usus. Cairan ini akan menimbulkan dinding usus akan berkontraksi
juga bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi tersebut. Melalui jalur
b. Mempunyai daya untuk masuk terus dalam tubuh inang setelah infeksi
pertama (invasiveness)
12
2.2.1. Salmonella thypii
Phylum : Eubacteria
Class : Proteobacteriae
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Sserotipe : Thypii
13
di gunakan karena lebih sederhana sehingga penamaan ini lebih sering
di gunakan. [23]
0,7-1,5 µm, merupakan gram negatif yang tidak membentuk spora dan
memiliki fimbriae atau vili yang berfungsi sebagai alat untuk adhesi
pada sel host yang terinfeksi. Serta sebagian besar memiliki flagella
b. Stuktur Antigen
selain itu juga berperan dalam proses terjadinya respon imun pada
14
Antigen O disebut juga sebagai antigen dinding sel bakteri gram
dikode oleh gen flg yang berada pada lokus fliC. Antigen H bersifat
dari 2 fase yaitu H fase 1 (H1) dan H fase 2 (H2) sehingga dapat
H2. Antigen H1 terdiri dari H1-d dan H1-j sehingga dapat di jumpai
15
pula Salmonella thypii serovar H1-d yang tersebar luas di seluruh
dunia. [27]
c. Epidemiologi
16
2.3. Madu
2.3.1. Definisi
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari
bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga. Nektar adalah suatu
Madu dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (flora
nectar) atau bagian lain dari tanaman (ekstra flora nektar) atau eksresi
serangga. Madu memiliki warna yang bervariasi mulai dari yang jernih
dan tidak berwarna (seperti air) hingga berwarna amber gelap atau hitam.
17
Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta
terdapat juga dalam jumlah kecil sedikit zat-zat gula lainnya seperti
zaman dahulu madu dipakai untuk mengawetkan daging dan kulit. Orang
mesir pada waktu itu mempergunakan madu sebagai bagian dari ramuan
a. Madu liar adalah madu yang diambil langsung dari sarang lebah yang
yang terdapat dalam kotak yang terbuat dari kayu dan suasananya
tanamannya.
Madu adalah zat yang di buat ketika nektar dan deposito manis dari
oleh lebah madu. Madu terutama terdiri dari glukosa dan fruktosa serta
18
Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium,
terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat
(C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat dan
antibakteri. [33]
Nilai kalori pada madu sangat besar 328 kal/kg. Nilai kalori 1 kg
madu setara dengan 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 1,68 kg daging, 25
dalam madu mencapai 80%. Asam utama yang terdapat pada madu
adalah asam glutamat. Sementara itu asam organik yang terdapat pada
19
Komposisi Jumlah
Kalori 328 kal
Kadar air 17,2 g
Fruktosa 38,5 g
Glukosa 31 g
Maltosa 7,20 g
Sukrosa 1,50 g
Protein, asam amino, vitamin
0,50 g
dan mineral
Tabel 2.1. Komposisi Nutrient Madu[33]
Komposisi Jumlah
Thiamin 1,5 mg
Riboflavin 1,7 mg
Niacin 20,0 mg
Phantothenic acid 10 mg
Pyridoxine 2,0 mg
Ascorbic acid 60 mg
Tabel 2.2. Komposisi Vitamin Madu[33]
antibakteri yakni kadar Gula pada madu yang tinggi, tingkat keasaman
pada madu dan senyawa organik yang bersifat anti bakteri salah satunya
adalah adalah flavonoid serta substrat inhibitor. Kadar gula yang tinggi
20
pada madu akan menghambat bakteri sehingga bakteri tersebut tidak
a. Keasaman
melalui kerja enzim yang ditemukan dalam madu, enzim ini di kenal
21
madu adalah 3,9 dengan antara 3,2-4,5. Derajat keasaman ini sendiri
22
Flavonoid dapat merusak membran sel dengan cara menghambat
telah dilaporkan, kebanyakan yang bersifat patogen. Dari hal ini dapat
antibiotik.
23
penghambatan spesies jamur ini adalah akibat hidrogen peroksida
Seperti efek anti fungi dan bakteri madu, efek antivirus juga bekerja
dengan efek yang sama. Telah dilaporkan bahwa madu juga memiliki
24
2.4. Kerangka Teori
Madu
Senyawa Organik
(Flavonoid)
Manfaat
Kadar Gula yang
Antibakteri Tinggi
Merusak
membran sel dan
Anti Fungi menghambat Kandungan Hydrogen
sintesis DNA dan peroksida (H2O2)
RNA
Anti Virus
Penambah Nafsu Menghambat Memiliki
Makan
pertumbuhan dan keasaman yang
Penyembuh Luka perkembangbiakan tinggi sehingga
bakteri dapat membunuh
bakteri
Salmonella thypii
Pertumbuhan
Salmonella thypii di
hambat
Keterangan :
25
2.5. Kerangka konsep
Madu
Sifat Antibakteri
Menghambat
pertumbuhan bakteri
Salmonella thypii
Zona hambat
Keterangan :
= Variabel dependent
= Variabel Independent
26
2.6.Hipotesis
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1. Alat
UMI, antara lain : Cawan petri, lampu spiritus, mortar dan stamper,
3.3.2. Bahan
aquadest.
28
3.4.Sampel dan Cara Pengambilan Penelitian
dibiarkan memadat.
29
medium Nutrient agar lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama
1x24 jam
2. Pembuatan Suspensi
c. Uji Aktivitas
30
steril pada permukaan medium dengan jarak paper disk dari
Variable bebas adalah variabel yang bila dalam suatu saat berada
31
3.5.3 Alur Penelitian
Medium Bakteri
Salmonella Thypii
Madu kloramfenikol
Oral 500mg
Konsentrasi 10 mg/ml
Konsentrasi 40 mg/ml
Konsentrasi 60 mg/ml
Konsentrasi 80 mg/ml
Uji Sensitivitas
Penilaian
Analisis Data
Penyajian Data
32
3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
vili yang berfungsi sebagai alat untuk adhesi pada sel host yang
33
bahan kosmetik, tambahan makanan bahkan sebagai obat
tradisional.
sensitive.
Resisten 12 mm
Intermedia 13-14 mm
Sensitive 15 mm
34
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
7. White, JW. 1975. Antibiotic System in Honeys Nectar and Pullen Cornell.
9. Antony, S., J.R. Rieck, J.C. Acton, I.Y. Han, E.L. Halpin, dan P.L.
Dawson, 2006. Effect of Dry Honey on the Self Life of Packaged Turkey
10. Abdul, Fahrul. 2014. Uji efektifitas madu multiflora sebagai antimikroba
35
11. Katzung, Betram G. 2007. Farmakologi dasar dan klinik. Salemba Medica
Hasanuddin
14. Gan, S. 1989. Farmakologi dan terapi. Edisi ketiga. Bagian Farmakologi
15. Schlegel, G. H., dan Karin. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada Press.
Yogyakarta
16. Sulistia, G., 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Bagian Farmakologi,
17. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
18. Siswandono dan Soekardjo. (1995).Kimia Medisinal. Surabaya: Penerbit
19.
20.
21.
22. Gojmerac WL. Bees, Beekeeping. 1983. Honey and Pollimation. The AVI
23. Butt M.S, Sultan M.T, et al. Garlic. 2009. Nature’s protection agains
36
24. Mulu, A,.B. Tessema, and F, Derby, 2004. In vitro Assesment of The
25. Goe F Brooks dkk. 2004. Mikrobiologi Kedokteran ;Jawetz, Melnick and
29. Sarwono B. 2003. Lebah Madu Depok: PT. Agro Media Pustaka.
32. Susanto Adji.2004. Khasiat dan Manfaat Madu herbal. Agroria pustaka.
Jakarta
Yogyakarta.1997
37
35. Argnessio, TR dan AR Navaro.1975. Microbiology of repening Honey, J.
36. Jarvis, D. C., 2002, Khasiat Sari Apel dan Madu ,diterjemahkan oleh
http://eprints.ums.ac.id/9047/1/K100060110.pdf
38