PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Istilah Jamu berasal dari dua kata yaitu, “Djampi” yang artinya
penyembuhan dengan menggunakan ramuan obatobatan, doa-doa, atau aji-aji dan
“Oesodho” yang artinya Kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jamu memiliki pengertian sebagai obat yang dibuat dari akarakaran, daun-daunan,
dan sebagainya. Jamu merupakan herbal berasal dari Indonesia yang diracik dan
dihidangkan dalam bentuk minuman. Jamu diolah dari bahan-bahan alami berupa
bagian tumbuhan seperti rimpang / akar, daundaunan, kulit batang, serta buah.
Secara umum, jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping
(Isnawati, 2021).
Tanaman ataupun rempah-rempah memiliki berbagai macam khasiat untuk
memelihara kesehatan, kecantikan maupun menyembuhkan suatu penyakit. Dari
kedelapan belas bahan-bahan tersebut memiliki khasiat masing-masing dari
bahan-bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan jamu tradisional (Lestari &
Simarmata, 2018).
Seperti jamu yang paling dikenal oleh warga Indonesia salah satunya
adalah jamu gendong. Sesuai dengan namanya, jamu gedong dikenal karena
sering dijual olah para penjual jamu dengan cara menggendong dagangannya.(12)
Bahan-bahan yang sering kali digunakan dalam pembuatan jamu, yaitu terdiri dari
jahe (50.36%), kencur (48.77%), dan temulawak (39.65%) serta sebanyak 48%
kandungan bahan tersebut ditemukan pada bahan obat tradisional yang cair atau
sudah dikemas menjadi produk yang sudah jadi (Adiyasa & Meiyanti, 2021).
1
Dalam Lestari (2017) ada beberapa hal yang dilakukan dalam membuat
jamu tradisional yaitu :
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Jamu
Menimbang
Pemilihan atau Mencuci Menyiapkan Menghaluska Merebus
bahan Menakar Bahan Peralatan n Bahan Bahan
Bahan
2
4. Cabe puyang memiliki perpaduan rasa antara pedas hingga mulai kepahit-
pahitan. Jamu ini memiliki manfaat untuk menghilangan kelelahan,
meningkatkan nafsu makan, dan mencegah masuk angin.
5. Pahitan, merupakan jamu yang berbahan dasar sambiloto (Andrographis
paniculata Ness) dan brotowali (Tinospora crispa), pule (Alstonia scolaris
L. R. Br.), widoro laut (Strychnos ligustrina), ada juga yang menambahkan
adas (Foeniculum vulgare) sebagai resep tambahan. Jamu ini
melambangkan kehidupan dewasa yang pahit namun harus tetap dijalani.
Dari nama tersebut dapat disimpulkan bahwa cita rasa dari jamu ini adalah
pahit, wajib diminum, serta berkhasiat untuk menghilangkan gatalgatal
seperti membersihkan darah dan mencegah alergi.
6. Kunci Suruh, merupakan jamu yang berbahan dasar temu kunci
(Boesenbergia pandurata), kunyit (Curcumae domesticate), jahe (Zingiber
officimale), kencur (Kaempferia galangal), kapulaga (Amomum
compactum), sirih (Piper betle), beluntas (Pluechea indica), kayu manis
(Cinamomum verum), asam jawa (Tamarindus indica), serai
(Cymbopogon citratus), jeruk nipis (Citrus x auratiifolia) yang bercita rasa
pahit dan melambangkan tentang kesuksesan hidup yang akan diraih dari
sesuatu yg dipelajari sejak kecil.
7. Kudu Laos, merupakan jamu yang berbahan dasar mengkudu (Morinda
citrifolia) dan laos (Alpinia galangal). Jamu ini berkhasiat untuk
menurunkan tekanan darah dan mengurangi kolesterol. Kudu laos adalah
jamu penghangat, sehingga jamu ini melambangkan tentang kedewasaan
manusia yang harus mampu mengayomi orang-orang yang ada di
sekitarnya.
8. Uyup-uyup/gepyokan, merupakan jamu yang berbahan dasar kencur
(Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), bangle (Zingiber
montanum), laos atau lengkuas (Alpnia galangal), kunyit (Zingiberaceae),
dan temu giring (Curcuma heyneana). Jamu ini bermakna sebagai
pengabdian diri manusia kepada tuhannya yang berwujud kepasrahan tulus
seorang hamba.
3
9. Sinom, merupakan jamu yang berbahan dasar asam (Tamarindus indica).
Sinom bercita rasa asam, manis, dan segar serta melambangkan akhir
hidup manusia yang apabila dilahirkan dalam keadaan suci maka harus
kembali ke tuhan dalam keadaan suci pula (moksa) (Lestari & Simarmata,
2018).
DAFTAR PUSTAKA