Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OBAT TRADISIONAL

“ Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I “

Disusun Oleh :

Dika Abdul Latif (KHGC18100)


Ismail Maulana Ibrahim (KHGC18074)
Rizky Maulana Firmansyah(KHGC18098)
Rizky Apriliyandi (KHGC18100)

Kelas :IIIB – S1 Keperawatan

STIKes Karsa Husada Garut


2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata
Kuliah keperawatan komunitas tentang “Obat Tradisional“ini dapat selesai tepat waktu. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan
Asuhan Keperawatan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun Makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan
struktur isi Makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Garut, 13 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,


berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat,
baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-
obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan
penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa
penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh
tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih
lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang,
buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk
kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa lalu. Perlu kita
ketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-mencoba yang dilakukan
oleh manusia purba. Biasanya di sebut, "EMPIRIS". Empiris berarti berdasarkan
pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa
yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional
Jamu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu obat tradisional ?
2. Apa saja contoh-contoh obat tradisional ?
3. Apa saja keuntungan dan kelebihan obat tradisional ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu obat tradisional.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh obat tradisional.
3. untuk mrngetahui keuntungan dan kerugian obat tradisional
BAB II
PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS OBAT TRADISIONAL


- Pengobatan Herbal
- Jamu
- Fitofarmaka

1. Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau pengobatan
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan
ekstrak tumbuhan.

Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang banyak
kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal merupakan pilihan alternatif yang
banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang pengobatan.

Jenis Bagian Pengolahan Kegunaan Sumber


Tumbuhan yang
digunakan
Daun Daun Dicampur dengan Sakit Perut Beli di pasar
Salam masakan sayur/sop
(Eugenia
polyantha)
Jahe Rimpang Diparut,direbut Penghangat Beli dipasar
(Zingiber Tubuh,Masuk
officinale) Angin
Cabai Buah Dikeringkan, Badan lelah dan Beli di pasar
puyang ditumbuk, masuk angin
disangrai,samara
Beras Biji-bijian Dimasak Control Gula Beli di pasar
Merah Darah,Melancarkan
Pencernaan.

Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 6, No. 1, Ed. April 2018, Hal. 17-34

Keywords: Medicinal Plants, Traditional Medicine and Batu Hamparan Village


2. Jamu
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2010).

Jenis Tumbuhan Bagian yang Pengolahan Kegunaan Sumber


digunakan
Kencur Kayu Ditumbuk, Penawar pahit, Beli di pasar
(Kaempferia dilarutkan air obat batuk,
galanga) panas obat masuk
angin, obat
diare
Degan (Cocos Air dan Langsung Penawar racun Beli dipasar
nucifera) buah diminum
Sirih merah Daun Direbus, sariawan, obat Beli di pasar
(Piper crocatum) disaring batuk, dan
obat keputihan
Jahe emprit Rimpang Ditumbuk, Penghangat Beli di pasar
(Zingiber Majus) diberi air dan tubuh
Rumph gula, direbus,
disaring

Jurnal Pendidikan Biologi


keyywords: ethnobotany, plants, traditional medicine, herb
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang
dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia..
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat
herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Pengembangan Obat Tradisonal Indonesia Menjadi Fitofarmaka industri jamu
dan yang didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik
Indonesia berjumlah 283 spesies tanaman. Senarai tumbuhan obat Indonesia yang
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1986
mendokumentasi 940 tanaman obat dan jumlah tersebut tidak termasuk tanaman obat
yang telah punah atau langka dan mungkin ada pula tanaman obat yang belum
dicantumkan.
NO Jenis Uji Kualitatif Tanaman/Tum Pereaksi/Pe Hasil Positif Hasil Uji
Fitokimia buhan ngolahan
1 Saponin Lidah Akuades, Terdapat +
Buaya,Tangkai kemudian Busa
Daun dikocok
Belimbing
2 Steroid Daun Asam Warna -
Cemara,Daun asetat menjadi biru
Jambu Biji glacial dan atau ungu
H2SO4
3 Terpenoid Daun Asam Warna -
Gatal(Laportea asetat menjadi
decumana) glacial dan merah atau
H2SO4 kuning
4 Tanin Daun Jambu FeCl3 10 Warna -
Biji menjadi
hitam
kebiruan

Jurnal Kelautan, 12(1), 52-64 (2019)


Keyword: Sambung Nyawa Leaves, prevention, vibriosis
BAB III
ANALISIS JURNAL PICOT

Judul Jurnal
1. Hasil Responden Pengetahuan Masyarakat Terhadap Cara Pengolahan Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza) dan Kencur (Kaemferia galanga) Sebagai Peningkatan
Imunitas Selama COVID-19 dengan Menggunakan Kedekatan Konsep Program
Leximancer
2. Optimalisasi Imunitas di Masa Pandemi dengan BUK JARA (Serbuk Jahe Merah)
Bagi Warga Desa Mojogeneng Kabupaten Mojokerto

Identitas Jurnal
1. Farizah Izazi, Astrid Kusuma P ,Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah, Surabaya, Indonesia
2. Bella Fevi Aristia1, Elvina Arul A2, Moh Fitro IG3, dan Galuh Ramadhani PZ4
1,2,3,4 Program Studi S1 Farmasi, Stikes RS Anwar Medika, Raya KM 33 Jalan By
Pass Krian, Balongbendo, Sidoarjo, Indonesia, 61262

Ringkasan Jurnal
Covid-19 merupakan salah satu virus yang sedang melanda di seluruh dunia.
Banyak pasien COVID-19 yang terinfeksi dikarenakan imunitas yang rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu bentuk yang dapat dilakukan
untuk menangani COVID-19 adalah dengan meningkatkan imunitas. Meningkatkan
imunitas dengan mengkonsumsi obat yang berasal dari bahan alam atau OMAI (Obat
Modern Asli Indonesia). Salah satu bentuk OMAI adalah temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza), kencur (Kaemferia galangal) dan Jahe merah. Kedua bahan tersebut
dapat digunakan apabila cara pengolahannya baik dan benar. Hingga saat ini cara
pengolahan OMAI yang baik dan benar belum tersampaikan seluruhnya kepada
masyarakat. Kurangnya informasi yang didapat oleh masyarakat inilah yang
mendasari penelitian ini dilakukan. Oleh karenanya dilakukan penelitian terkait
pemahaman masyarakat cara pengolahan kedua OMAI tersebut.
Imunitas menjadi hal penting di masa pandemi Covid 19. Semakin baik sistem
imun seseorang untuk melawan infeksi, maka semakin kecil kemungkinan orang
tersebut terkena penyakit. Temulawak, Kencur dan Jahe merupakan salah satu jenis
tanaman obat yang banyak digunakan sebagai bumbu dapur, serta memiliki manfaat
untuk meningkatkan fungsi imunitas tubuh.

Analisis Jurnal dengan Metode PICOT ( Problem, I ntervention, C omparison,


Outcome, Time Frame)
1. Problem
Penelitian dilakukan untuk memberikan ketrampilan kepada masyarakat
dalam mengolahan dan mengkonsumsi obat yang berasal dari bahan alam atau
OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) menjadi produk yang enak dikonsumsi,
memiliki nilai ekonomi, dan bermanfaat dalam meningkatkan imunitas.
Polpulasinya yaitu dengan total 150 responden seluruh Indonesia. Penelitian ini
menggunakan media kuisioner yang mana kuisioner terbagi menjadi dua macam
melalui google form dan di bagikan secara langsung pada pasien di Apotek. Dan
dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada warga masyarakat desa
Mojogeneng, khususnya pada ibu-ibu PKK. Pelatihan dilakukan dengan cara
memberikan video terkait cara pembuatan serbuk jahe merah, dan hasil video
tersebut diberikan kepada pihak desa untuk dapat diajarkan kepada masyarakat
desa Mojogeneng.

2. Intervention
Penelitian ini menggunakan pemanfatan peran tanaman herbal, suplemen
kesehatan dan probiotik sebagai upaya menghadapi COVID19. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan sistem imun, salah satunya mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan seimbang, olah raga, menghindari stress, memperbaiki
system pencernaan ataupun hormone serta mengkonsumsi vitamin.
Mengkonsumsi vitamin baik yang berasal dari bahan kimia (obat paten) atau pun
OMAI ( Obat Modern Asli Indonesia) atau biasa kita kenal dengan obat
tradisional ini adalah salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk penanganan
COVID-19 saat ini. Salah satu OMAI atau obat tradisional yang terdapat di
Indonesia yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem imun yaitu
temulawak (Curcuma Xanthorrhiza), sedangkan untuk kencur (Kaemferia
galanga) dapat digunakan sebagai anti inflamasi, expectorant, asma dll.
Manfaat dari temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) adalah untuk
menyegarkan tubuh,memperlancar metabolisme, menyehatkan fungsi hati,
menambah nafsu makan, sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor. Serta
temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) juga digunakan untuk meningkatkan daya
tahan dan stamina tubuh, Studi oleh Kim (2007) menunjukkan bahwa ekstrak
temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dapat menginduksi aktivitas sistem imun,
sedangkan penelitian Kosim et al. (2007) melaporkan pemberian temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza) dapat meningkatkan respons imun pada ayam yang
diberi vaksin flu burung. Penggunaan temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dalam
pengobatan tradisional banyak digunakan dalam pengobatan gangguan
pencernaan, sakit kuning, keputihan, meningkatkan daya tahan tubuh serta
menjaga kesehatan. Sedangkan manfaat kencur (Kaemferia galanga) yaitu
sebagai pengobatan diare, migrain, meningkatkan energi, dan mengatasi
kelelahan atau dikenal dengan meningkatkan imun. Rimpang kencur (Kaemferia
galanga) selama ini digunakan juga untuk menghilangkan sakit gigi, sakit perut,
pembengkakan pada otot dan rematik. Dan jahe merah memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih unggul dibanding jahe putih. Kandungan cineol dan
zingiberen pada jahe merah berperan sebagai antioksidan yang mampu
meningkatkan kerja dari sistem imun. Jahe merah mampu menghambat atau
memodulasi proses kemotaksis atau mengatur aktifitas imunitas alami dalam
merespon infeksi. Selain itu, jahe merah juga berkhasiat menekan pembentukan
reaktif oksigen spesies production serta menghancurkan patogen (bakteri atau
virus) penyebab infeksi (Panjaitan et al., 2012). Jahe memiliki khasiat anti virus
yang sangat baik dan mengobati masalah pernapasan yang menjadi salah satu
tanda dan gejala dari infeksi virus Covid 19.
Seluruh manfaat dari tanaman tersebut memiliki peranan yang penting
dalam salah satu bentuk penanganan COVID-19. Suatu tanaman jika diolah
dengan baik maka akan dapat digunakan secara baik dan bermanfaat namun
apabila tanaman tersebut di olah dengan cara yang salah maka manfaat dari
tanaman tersebut akan tidak dapat dipergunakan dengan baik atau kurang
bermanfaat. Karena hal tersebut perlu dilakukan cara pengolahan yang baik dan
benar, namum masyarakat dalam pemahaman cara pengolahan kedua tanaman
tersebut perlu di kaji lebih lanjut, oleh karenanya maka dilakukan penelitian ini.

3. Comparison
Pembanding jurnal ini adalah jurnal tentang Hasil Responden
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Cara Pengolahan Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza) dan Kencur (Kaemferia galanga) Sebagai Peningkatan Imunitas
Selama COVID-19 dengan Menggunakan Kedekatan Konsep Program
Leximancer dan Optimalisasi Imunitas di Masa Pandemi dengan BUK JARA
(Serbuk Jahe Merah) Bagi Warga Desa Mojogeneng Kabupaten Mojokerto.
Dalam jurnal ini dijelaskan manfaat dan mengolahan obat yang berasal
dari bahan alam atau OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) untuk
meningkatkan system imunitas tubuh.

4. Outcome
Hasil data leximancer 4.51 terkait Pengetahuan Masyarakat Terhadap Cara
Pengolahan Temulawak dan Kencur menunjukkan masyarakat belum memahami
cara pengolahan yang baik dan benar untuk sediaan serbuk instan ataupun
sediaan yang lainnya sedangkan untuk sediaan siap minum (larutan) masyarakat
sebagian besar memahami dengan baik dan benar cara pengolahannya. Hal ini
juga di sebabkan karena masyarakat masih banyak yang belum menjumpai
sediaan selain larutan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
pendekatan kepada masyarakat terkait cara pengolahan bentuk sediaan yang
lainnya seperti bentuk sediaan serbuk instan, lozenges, dan kapsul. Dan hasil
pelatihan dari Optimalisasi Imunitas di Masa Pandemi dengan BUK JARA
(Serbuk Jahe Merah) Bagi Warga Desa Mojogeneng Kabupaten Mojokerto
dibuat dalam bentuk video dan hasil produksi diperoleh sebanyak 116 bungkus
minuman instan Buk Jara (serbuk jahe merah). Kegiatan ini mampu
meningkatkan ketrampilan penduduk setempat dalam membuat olahan minuman
instan dari bahan herbal, serta mampu meningkatkan imunitas tubuh penduduk
desa Mojogeneng selama masa pandemi Covid 19.

5. Time Frame
1. Rentang waktu dari Hasil Responden Pengetahuan Masyarakat Terhadap Cara
Pengolahan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dan Kencur (Kaemferia galanga)
Sebagai Peningkatan Imunitas Selama COVID-19 dengan Menggunakan Kedekatan
Konsep Program Leximancer yaitumulai dari 4 Mei 2020 - Juli 2020
2. Rentang waktu dari Optimalisasi Imunitas di Masa Pandemi dengan BUK JARA
(Serbuk Jahe Merah) Bagi Warga Desa Mojogeneng Kabupaten Mojokerto yaitu mulai
dari 10 September 2020 – 7 November 2020.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
obat tradisional adalah obat yang dibuat dari tumbuhan yang diolah dengan cara yang
sangat sederhana.Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik
harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut
beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh
tubuh. Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat
tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah
diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu
maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Saat ini obat tradisional
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, M. A., Murdiono, W. E., & Sitompul, S. M. (2015). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat
Pembuat Jamu di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Jurnal Produksi Tanaman, Vol.10
(10), 1-7. Bangun
Beers, S. J. (2001). Jamu: The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing. Hong Kong: Perpiplus
Editions Limited
Pramono S. 2010.Tingkat Manfaat dan Keamanan Tumbuhan Obat dan Obat
Tradisional.(Online).Jurnal.Tersedia di:http://cintaialam.tripod.co sutarjo, R, M.1999.
Pengelolaan Tanaman. Semarang

Anda mungkin juga menyukai