Anda di halaman 1dari 19

Bab I.

Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini pengobatan secara alami menggunakan tanaman obat sedang
menjadi tren di tengah masyarakat. Selain lingkungan menjadi hijau, tanaman obat
bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Tidak hanya untuk tanaman obat, tapi
juga untuk tanaman hias, bunga atau buah-buahan. Bahkan beberapa dari warga di
tempat tersebut mulai mengolah tanaman obat menjadi jamu. Mulai jamu dalam bentuk
cairan dan langsung minum atau dikemas dalam bentuk bubuk. Inilah yang dimaksud
mempunyai manfaat ganda. Karena hasilnya dapat menambah ekonomi keluarga.
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada
hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat
dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat
kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Masyarakat lebih percaya untuk mengkonsumsi obat kimia dibandingkan


tanaman obat. Penggunaaan tanaman obat dianggap kuno dan tidak banyak
memberikan hasil. Hal ini membuat potensi tanaman obat di Indonesia masih belum
banyak termanfaatkan.
Baru beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan dunia untuk kembali
ke alam atau “back to nature” membuat masyarakat kembali kepada tanaman obat. Hal
itu tidak terlepas dikarenakan beberapa kelemahan obat kimia antara lain terdapat efek
samping, resistensi obat yang tinggi, terakumulasi di tubuh dan harganya pun mahal.
Selain kecenderungan “back to nature”, keadaan krisis ekonomi
berkepanjangan yang melanda Indonesia membuat biaya kesehatan semakin mahal.
Obat kimia sudah menjadi barang mewah bagi sebagian besar masyarakat sehingga

1
berbagai tanaman berkhasiat obat mulai di lirik kembali sebagai pengobatan alternative
yang bisa diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita.
Selama ini, masyarakat hanya tahu menanam, namun tidak tahu
menggunakannnya, selain itu kalau ada keluarga mereka sakit lebih memilih kerumah
sakit dan menggunakan obat-obat kimia, padahal disekiling kita ada berbagai jenis
tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Halaman rumah tampak menghijau disesaki
berbagai jenis tanaman hias dan obat-obatan yang tertata rapi.
Berdasarkan survei – survei diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Apa yang dimaksud dengan TOGA?
 Apa saja macam macam TOGA?
 Apa manfaat tanaman TOGA?
 Apa saja jenis-jenis Tanaman Obat yang dibudidayakan masyarakat?
 Apa tujuan menanam tanaman TOGA?
 bagaimana cara merawat tanaman obat?
 Bagaimana cara membudidayakan tanaman obat keluarga?
 Apa Faktor yg menyebabkan peningkatan penggunaan tanaman obat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan saya membahas tentang tanaman obat keluarga ini adalah agar masyarakat atau
anda sebagai pembaca tau apa itu tanaman obat keluarga, apa kegunaannya tanaman obat
keluarga, dan apa keuntungan dari menanam tanaman obat keluarga.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian tentang tanaman obat keluarga ini, diantaranya adalah secara
khusus, saya lebih mengetahui apa itu tanaman obat keluarga dan secara umum sangat
bermanfaat bagi anda selaku pembaca agar dapat memanfaatkan alam ini dengan sebaik
baiknya.

1.5 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, saya melakukan studi pustaka, yaitu mengamati
berdasarkan penjelasan dari buku, majalah, internet, dan media lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan
menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat
membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga..

Pemanfaatan TOGA untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa
obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya
dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala
umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal

2.2 Macam-macam TOGA & pemanfaatan tanaman TOGA


Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian
tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, dan umbi umbian.
1. Daun

No
Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
.

3
1. Daun dewa (Gynura Segetum) Mengobati muntah darah dan payudara bengkak

2. Seledri Mengobati tekanan darah tinggi

3. Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi

4. Kelor Mengobati panas dalam dan demam

5. Daun bayam duri Mengobati kurang darah

6. Kangkung Mengobati insomnia

7. Saga (Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan

8. Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)

9. Landep (Barleriae prionitis L.) Mengobati rematik

10. Miana (Coleus atropurpureus Bentham) Mengobati wasir

11. Pepaya (Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri

Jintan (Trachyspermum
12. Mengobati batuk, mules, dan sariawan
roxburghianum syn. Carum roxburghianum)

Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu


13. Pegagan (Cantella asiatica Urban)
membasmi bakteri)

14. Blustru (Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)

4
15. Kemuning (Murrayae paniculata Jack) Mengobati penyakit gonorrhoe

16. Murbei (Morus indica Rumph) Bersifat diuretik

Kumis kucing (Orthosiphon stamineus


17. Bersifat diuretik
Benth)

Mengobati batuk, antiseptika (membunuh


18. Sirih (Chavica betle L.)
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur

19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur

20. Salam (Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia

21. Jambu biji (Psidium guajava L.) Mengobati mencret

Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit gigi,pencernaan,


22. Sukun (Arthocarpus communis)
menurunkan kolesterol, asam urat

2. Batang

No
Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
.

Mengobati penyakit batuk dan sesak napas,


Kayu manis (Cinnamomum
1. nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan
burmanii)
lambung

Dadap ayam (Erythrina


2. Mengobati asma
varigata Linn.Var.orientalis)

5
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung

Brotawali (Tonospora rumphii


4. Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
Boerl)

5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih

Jeruk nipis (Citrus


6. Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
aurantifolia)

7. Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

3. Buah

No
Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
.

Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah,


menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau
1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air
kecil

2. Cabai merah (Capsicum annuum L.) Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin

Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan


3. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
mencairkan dahak

Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil,


4. Mengkudu (Morinda citrifolia) batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah
tinggi, dan sembelit

5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih

6
Kapulaga (Elettaria cardamomum
6. Maton) danketumbar (Coriandrum Obat antikembung
sativum L.)

4. Umbi atau rimpang

No
Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
.

Bangle (Zingiber purpureum Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada
1.
Roxb.) perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh

Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah,


2. Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
dan nyeri otot

Kencur (Kaempferia galanga Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan
3.
L.) mengeluarkan dahak

Kunyit (Curcuma domestica


4. Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
Val.)

Lempuyang (Zingiber
5. Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
zerumbet)

Lengkuas (Languas galanga


6. Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
L.Stunzt)

Temu giring (Curcuma


7. Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
heynaena Val.)

7
Temulawak (Curcuma Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat
8.
xanthorrhiza Roxb.) sekresi empedu

Temu hitam (Curcuma obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar
9.
aeroginosa Roxb.) peredaran darah

Alang-alang (Imperata
10. Obat untuk memperlancar air seni (diuretik
cylindrica Beav.)

2.3 . Jenis-jenis Tanaman obat yang dibudidayakan Masyarakat

Jenis tanaman obat yang sering ditanam masyarakat dan mudah didapatkan
di pekarangan-pekarangan rumah penduduk adalah seperti papaya, daun pacar,
temulawak, kunyit, lengkuas, mengkudu, dan jeruk nipis .
M a s y a r a k a t s u d a h s e r i n g menggunakan jenis tanaman tersebut,
k a r e n a b a n y a k d i t a n a m d i p e k a r a n g a n penduduk atau di kebun-kebun.

Menurut Siswanto, (1997:3) jenis tanaman obat yang sering dibudidayakanoleh


masyarakat adalah: “tanaman obat yang penanaman dan pemeliharaan mudah dilakukan
dan tidak membutuhkan tempat-tempat penanaman yang khusus. Tanaman obat tersebut juga mudah
diramu sebagai obat tradisional”.Tanaman yang sering dibudidayakan oleh masyarakat adalah
jenisy a n g s e r i n g d i g u n a k a n a t a u d i m a n f a a t k a n . K a r e n a m a s y a r a k a t s u d a h m e n g e
naitanaman tersebut, baik dalam pemanfaatan sebagai obat, dan meramu
p u n m u d a h dilakukan sehingga tanaman tersebut sering dibudidayakan oleh masyarakat.Di sekitar
tempat tinggal penduduk banyak tumbuh dengan tanaman yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia, untuk itu masyarakat dapat mengusahakan sendiri untuk menanam
tanaman tersebut di pekarangan. Misalnya seperti jenis sayur-s a y u r a n , t a n a m a n o b a t -
o b a t a n d a n t a n a m a n b u a h - b u a h a n y a n g s e c a r a l a n g s u n g bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat itu sendiri.Dalam membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan
aptotik h i d u p y a n g d a p a t d i k e m b a n g k a n p a d a l a h a n - l a h a n p e k a r a n g a n r u m a h
a t a u d a l a m mengembangkan pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan untuk
menanamtanaman apotik hidup yang dapat digunakan untuk dikonsumsikan, seperti
sayur, buah-buahan atau tanaman yang berkhasiat obat. Tanaman ini perlu pengelolaan yang baik
supaya memberikan hasil yang baik pula, baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai obat-obatan. Beberapa tanaman obat dapat diusahakan
di pekarangan rumah yang biasanyamudah didapat, dipelihara dan dikembangkan. Pada

8
umumnya tanaman tersebut memenuhi kriteria seperti disebutkan Kartasapoetra (1992 : 1)
sebagai berikut:

1.Sudah lazim digunakan di daerah setempat

2.Sudah dikembangkan dan tidak perlu penanaman khusus serta tidak perlu pemeliharaan
yang rumit

3.Dapat memanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya untuk su


m b e r makanan, bumbu dapur, kayu bakar dan bahan-bahan kerajinan.

4.Dapat diolah menjadi obat dengan cara yang sederhana

5.Ada pula yang merupakan tanaman liar.

2.4 Tujuan Menanam Tanaman Obat Tradisional

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi


setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatan taraf hidup sehat masyarakat disamping menjadikan lingkungan asri
dan sejuk, serta dapat menciptakan keindahan. Keanekaragaman tanaman adalah jumlah jenis
tumbuhan pada suatu tempat tertentu, oleh karena itu pada pekarangan rumah dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanam tanaman obat.
Pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis tanaman
apotik hidup sangat perlu sehingga dapat memberikan manfaat bagi keluargaserta dapat
menambah pendapatan. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam pekarangan tempat tinggal
adalah tanaman yang dapat dipanen dalam waktuyang cepat sehingga dapat memberikan
arti dan manfaat untuk kepentingan keluarga, baik untuk dikonsumsi sehari hari maupun
untuk diambil khasiatnya sebagai obat tradisional.

2.5 bagaimana cara merawat tanaman obat?


Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik
sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan
dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.
Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat
hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.

Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling
berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu,
perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal
dengan istilah pertanian organik. Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk

9
organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan
di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi,kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain
itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang
terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan
daun tembakau.

2.6 Bagaimana cara membudidayakan tanaman obat keluarga?


Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat
dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh
pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan
teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :

1. Pengelolaan tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah
bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada
kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis
tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut.
Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran
tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan
tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah
menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam
menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan
saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta
pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh
tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan
biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :

a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup
dalam (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan
umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.

10
b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk
memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses
oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin
pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah
(sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh
(Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat


diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal


pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu
seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol
(Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,


terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti
Cabe ( Capsicum annuum ).

2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek )
secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke
lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman
yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu
kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim
tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah
mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan
lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan
tunasnya ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain :

a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .

b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari
segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak

11
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).

d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan


naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar
matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang
dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi
beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat
dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman),
menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen.
Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat
dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan
tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi


oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

3. Pemeliharaan tanaman

Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan
sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia , seperti
kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan
pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (
Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :

a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.

b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping


dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat
mengganggu kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman
Mentha arvensis)

c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah


tempat tumbuh.

d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau


kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban


tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada
tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat

12
menaikkan hasil sebesar 35 % .

f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke


generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan
dilakukan pemangkasan bunga.

g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat


menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam
akar bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon
stamineus).

h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar


Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4. Pemungutan hasil ( panen)

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas dan kwalitas
simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu konstan sepanjang
tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon
dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas.
Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan yang
diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :

a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan


umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya .
Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum


pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .

c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada


cengkeh (Eugenia caryophyllata).

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas


(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.

e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak

f. Kulit diambil sewaktu bertunas

13
2.7 Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal,


sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat
buatan pabrik.
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar
pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan
rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.

14
Bab III.
Penutup

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan dapat saya tarik kesimpulan :
a. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
b. Bagian dari tumbuh tumbuhan yang paling sering dijadikan obat adalah daun. Namun akar juga
terkadang digunakan dalam pembuatan obat tradisional.
c. Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, yaitu sengan cara ditumbuk dan direbus
d. Dalam penggunaan tanaman obat tradisional tetap membutuhkan dosis yang tepat.
e. Penggunaan tanaman obat tradisional harus mempunyai ketepatan waktu penggunaan. Artinya
ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang
diharapkan.
f. Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan
penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara
tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek
samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah
diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.

3.2 Saran
saran saya adalah:
a. Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita
dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta
lingkungan hidup yang sehat.
b. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik
mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita,
lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
c. Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih
mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional.
d. Bagi pemerintah juga diharapkan mampu mengembangkan usaha pembuatan obat obatan tradisional
agar menjadi komoditi unggulan.

15
Daftar Pustaka

Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya. ISBN 979-002-008-2, 9789790020085.
Hal 5-9.

Santoso, Hieronymus Budi. (2008). Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka. Hal
50.

Kompas, BPOM Pekanbaru Tarik 9.708 Kotak Obat Tradisional dari Peredaran

http://kompas.co.id/kompas- cetak/0305/11/Fokus/ 306422.htm - 42k , edisi 31 Mei 2003,


diakses 29Februari 2012.

Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens

Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya.

Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics) 2000.Jakarta: 46-
73

http://www.yuli.blog.uns.ac.id/files/2010/04/toga.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga

http://id.scribd.com/doc/76487368/6/Pengertian-Tanaman-Obat

http://putrifarmasi.blogspot.com/2012/09/budidaya-tanaman-obat.html

http://duta81.blogspot.com/2012/06/makalah-tanaman-herbal-kunyit.html

http://boyvirgojogja.blogspot.com/2012/10/makalah-apotik-hidup.html

http://agussalimnolsembilan.blogspot.com/2011/11/makalah-tanaman-rosella-hibiscus.html

http://bukupengetahuankita.blogspot.com/2012/11/makalah-tanaman-obat-tradisional.html

16
Daftar Lampiran

Rosella adalah salah satu tanaman obat

Yang bisa dibudidayakan di pekarangan rumah

Ini adalah contoh tulisan TOGA di suatu taman

Kumis kucing merupakan contoh toga

untuk mengobati kencing batu

17
Biografi Penulis

N ama saya Danna


Eryanada, saya
mempunyai beberapa
nama panggilan, teman teman
sekolah dan orang rumah sering
memanggil saya Danna atau Ery.
Saya lahir di Jakarta, tanggal 6
Maret 1998 dan Saya beragama
Islam. Saya bertempat tinggal di Jl.
Usman Gg. Era Pembangunan rt
007/ rw 011 no. 25 CIracas, Jakarta
TImur. Saat ini saya bersekolah di
SMP 9 Jakarta yang jarak dari
rumah saya tidak terlalu jauh. Cita-
cita saya adalah ingin menjadi Sekretaris dan motto hidup saya adalah “Life must go on”. Di
dunia maya, saya memiliki akun twitter yaitu @dannadav dan akun facebook saya bernama
Danna Eryanada. Kegemaran saya adalah, berolahraga terutama lari dan bersepeda.

18
19

Anda mungkin juga menyukai