Anda di halaman 1dari 36

Potensi Kefarmasian Bahan Alam

r e k o n o m i a n B a n g s a
u n t u k P e

Kelompok 2
Disusun oleh :

1. As’ad Nasrulloh Achyar (B05230032)

2. Hanifa Fahrunissa (B05230037)

3. Isti Qomah Nur Affiyah (B05230034)

4. Desi Rahmadhani (B05230036)


hu l ua n
Penda
Obat bahan alam atau obat herbal atau yang biasa
dikenal dengan sebutan obat tradisional bukanlah
menjadi hal asing bagi masyarakat Indonesia.

Jamu beras kencur, paitan, temulawak, dan berbagai obat herbal telah
sering kita dengar sebagai salah satu bentuk kearifan lokal dari masing-
masing daerah.
Lalu apa sebenarnya pengertian, kriteria dan penggolongan obat
tradisional? Apakah obat tradisional hanya sebatas jamu dan tidak
dapat menjadi obat-obatan modern?
Obat tradisional ternyata tidak hanya sebatas jamu

gendong, beras kencur ataupun jamu-jamu yang kita

kenal.

Namun, bentuk-bentuk obat modern seperti tablet, sirup,

krim juga sudah diadopsi oleh berbagai obat tradisional.


Ma c a m M a c a m O b a t Tra d is o n a l

Menurut Badan POM. 2005. Nomor: HK.00.05.41.1384 Tentang


Kriteria Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat
Herbal Terstandar Dan Fitofarmaka, obat tradisional terbagi
menjadi 3 kriteria, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka.
J am u
Jamu adalah obat tradisional Indonesia.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara

turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan.


Jamu harus memenuhi kriteria :

• Aman sesuai dengan persyaratan yang • Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

ditetapkan. • Jenis klaim penggunaan harus diawali

• Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan dengan kata- kata: ” Secara tradisional

data empiris. digunakan untuk …”.


C on t o h
Jamu
Amb e v e n
Ambeven adalah obat herbal yang terbuat
dari daun handeuleum atau daun ungu.

Ambeven merupakan obat dengan kandungan herbal dalam bentuk


kapsul. Obat ini digunakan untuk membantu meringankan gejala
wasir.
C U M A FC T
C U R

CURCUMA FCT merupakan suplemen


makanan yang berasal dari ekstrak
temulawak.

Digunakan untuk membantu menambah atau meningkatkan nafsu makan,


membantu menjaga daya tahan tubuh serta membantu memelihara fungsi
hati.
STOP -R E

Stop-Re adalah obat herbal yang


mengandung ekstrak biji pinang.

Stop-Re digunakan untuk membantu mengatasi diare. Stop-Re diproduksi


oleh PT. Helmigs Prima Sejahtera dalam bentuk sediaan tablet.
Te rs ta nd ar is as i ( O H T )
Obat Herbal

Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada

hewan percobaan) dan bahan bakunya telah distandarisasi.


OHT harus memenuhi kriteria :

• Aman sesuai dengan persyaratan yang • Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan

ditetapkan. baku yang digunakan dalam produk jadi.

• Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik • Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

(pada hewan percobaan).


Co nt o h
Obat Herbal Ters
tandarisasi (OHT
)
i n JR G
Antang
Antangin JRG merupakan sirup herbal masuk
angin dengan kandungan utama Jahe, Royal
Jelly dan Ginseng.

Antangin digunakan untuk membantu meredakan masuk angin, meriang,


rasa mual, perut kembung, capek dan pusing serta melegakan
tenggorokan.
OB H e rba l

OB herbal merupakan obat batuk dengan


kandungan utama Jahe, Jeruk Nipis, dan
Licorice.

OB herbal digunakan untuk meredakan batuk dan melegakan


tenggorokan.
L E L AP

LELAP mengandung Valerianae


radix, ekstrak biji pala, dll.

Lelap merupakan obat tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami


untuk membantu meningkatkan kualitas tidur.
Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan uji

klinik (pada manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria:

• Aman sesuai dengan persyaratan yang


ditetapkan. • Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
• Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ baku yang digunakan dalam produk jadi.
praklinik (pada hewan) dan klinik (pada • Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat
manusia). pembuktian medium dan tinggi.
• Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Co nt o h
Fitofarmaka
U N O Fort e
ST IM

STIMUNO Forte merupakan sediaan


fitofarmaka yang terbuat dari ekstrak
tanaman Phyllanthus niruri (Meniran).

STIMUNO Forte membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak


antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh
bekerja optimal.
SIG A R D
TEN

TENSIGARD terbuat dari ekstrak seledri


(Apii Herba) dan ekstrak kumis kucing
(Orthosiphon Folium).

TENSIGARD adalah obat herbal yang digunakan untuk meringankan


tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Diabe t a d e x

Diabetadex mengandung fraksi bioaktif dari


Cinnamomum burmanii (Kayumanis) dan
Lagerstroemia speciosa (Bungur/banaba).

Diabetadex digunakan untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara


memperbaiki kinerja hormon pengatur gula darah sehingga pengambilan
gula darah oleh sel tubuh menjadi normal.
Saat ini telah terdaftar lebih dari 11.000 produk jamu, 80 produk OHT, dan 26 produk

fitofarmaka di Badan POM yang masih jauh dari potensi dan peluang yang ada.
Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristekdikti, Prof.Dr. Ali Ghufron Mukti

menyampaikan “Indonesia adalah negara dengan biodiversitas terbesar kedua dunia

setelah Brazil. Kurang lebih ada 28 ribu spesies tanaman yang 1.845 diantaranya

teridentifikasi sebagai tanaman obat”


t e t a pi ,
Akan

Meskipun memiliki tanaman herbal yang melimpah, namun potensi besar tersebut

belum dimanfaatkan secara optimal. Dari 1.845 spesies tanaman yang teridentifikasi

sebagai tanaman obat, baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di BPOM dalam

penggunaan

sebagai obat dan telah digunakan masyarakat.


Oleh karena itu, pengembangan obat herbal yang berasal dari kekayaan alam Indonesia

sangat diperlukan, karena pemanfaatan tanaman obat herbal ini mampu memberikan

dampak ekonomi bagi bangsa, terutama dalam mendukung kemandirian bangsa dalam

bidang obat. Sebab, hingga kini lebih dari 95 persen bahan

baku obat diperoleh dengan impor dari negara lain.


Sebenarnya, prospek pengembangan tanaman obat di Indonesia ini sangat besar
untuk menunjang perekonomian bangsa, karena ada beberapa faktor
pendukung, diantaranya :
1. Sejarah pengobatan tradisional yang 2. Tersedianya sumber kekayaan alam

telah dikenal lama oleh nenek moyang Indonesia dengan keanekaragaman hayati

dan diamalkan secara turun menurun di Indonesia

sehingga menjadi warisan budaya bangsa


3. Isu global ”back to nature” berakibat 4. Krisis moneter menyebabkan pengobatan

meningkatkan pasar produk herbal tradisional menjadi pilihan utama bagi

termasuk Indonesia sebagian besar masyarakat


Lalu, mengapa di Indonesia ini belum bisa mengoptimalkan pengembangan

tanaman obat?
Kelemahan pengembangan tanaman obat:

● Sumber bahan obat alam sebagian besar ● Industri kecil obat tradisional dan juga
(diperkirakan lebih dari 90%) masih banyak industri obat tradisional berskala
merupakan pengumpulan dari tumbuhan besar memperoleh bahan baku langsung dari
liar, hutan dan pekarangan. pengepul dan atau pedagang (penyalur)
simplisia.
Kelemahan pengembangan tanaman obat:

● Mutu simplisia pada umumnya kurang ● Hampir semua obat tradisional, baik
memenuhi persyaratan yang diperlukan, industri kecil maupun industri besar, belum
akibat ketidakmampuan petani dan melakukan bimbingan/pelatihan teknis
pengepul dalam mengolah dan mengelola kepada pengumpul dan petani.
simplisia secara baik.
● Industri obat tradisional masih sangat kurang memperhatikan dan memanfaatkan

hasil-hasil penelitian ilmiah dalam pengembangan produk dan pasar. Dalam

pengembangan pasar industri obat tradisional masih lebih menekankan pada

kegiatan promosi, dibanding dukungan ilmiah mengenai kebenaran khasiat,

keamanan dan kualitasnya.


Sek i a n
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai