Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu kefarmasian saat ini menunjukkan adanya peningkatan penggunaan
bahan alam sebagai bahan aktif dalam pembuatan sediaan. Masyarakat kini lebih memilih
produk yang mengandung bahan alami sebagai pengobatan karena faktor keamanan dan
efek samping yang relatif lebih kecil dibanding zat kimia. Pada sisi lain munculnya
gerakan “Kembali ke Alam”, berimbas juga pada upaya meminimalisir penggunaan obat
berbahan sintetik beralih ke bahan alam atau fitofarmaka. WHO melaporkan, saat ini
tidak kurang dari 75% penduduk dunia mulai lebih banyak menggunakan obat – obatan
fitofarmaka yang disebut sebagai healing herbs.
(35476.Ultimate_Marketing_in_Pharmacy_Product.htm)
Dalam pengobatan tradisional rimpang kencur atau Kaempheria Rhizoma mempunyai
banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah sebagai anti nyeri atau analgesik.
Selama ini di pasaran banyak terdapat obat – obat analgesik dalam berbagai bentuk
sediaan, ada yang dibuat dalam bentuk sediaan oral, topikal, dan injeksi. Dalam sediaan
oral, obat – obat analgesik dibuat dalam sediaan tablet, kapsul, dan dalam sediaan cair.
Sedangkan pada bentuk sediaan topikal, dibuat dalam bentuk salep, krim, gel, minyak
gosok, dll. Dari beberapa bentuk sediaan obat analgesik yang banyak beredar di pasaran,
saat ini sediaan gel lebih banyak digemari karena tidak lengket, cepat meresap dikulit dan
tidak meninggalkan bekas. Oleh karena itu ekstrak rimpang kencur dibuat dalam sediaan
gel agar nilai ekonomisnya lebih tinggi.
Rimpang kencur memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah sebagai
analgesik atau anti nyeri. Zat – zat yang terkandung dalam rimpang kencur tidak hanya
satu macam zat saja, melainkan ada beberapa zat yang terkandung dalam rimpang kencur,
seperti pati, mineral dan minyak atsiri. Dari beberapa komposisi rimpang kencur tersebut,
yang berkhasiat sebagai analgesik adalah komponen yang terkandung dalam minyak
atsiri yaitu seskuiterpen ( PUSTAKA AISYAH.htm). Untuk mengambil minyak atsirinya
saja maka rimpang kencur diekstraksi dengan metode destilasi.
Obat – obat analgesik merupakan obat yang paling sering di jumpai di pasaran, karena
obat – obat analgesik cenderung lebih dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan
perkembangan zaman. Karena sekarang ini manusia dituntut untuk lebih bekerja keras,
sehingga gangguan – gangguan kesehatan ringan seperti pusing dan pegal – pegal lebih
sering di rasakan. Untuk menghilangkan pusing dan pegal – pegal tersebut diperlukan
obat – obat yang berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit tersebut yaitu dengan obat
analgesik.
Obat – obat analgesik yang berasal dari bahan alam sekarang ini sudah mulai banyak
beredar di pasaran, salah satunya adalah eugenol. Dari beberapa literatur disebutkan
bahwa zat kimia yang terkandung dalam rimpang kencur dapat berfungsi sebagai
analgesik. Sejauh ini kencur hanya digunakan sebagai jamu atau penyedap makanan dan
minuman. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan nilai komersil
dari kencur yang sebelumnya hanya digunakan untuk jamu dan penyedap makanan dan
minuman. Dari penelitian ini diharapkan nilai komersil dari rimpang kencur dapat
bertambah dengan adanya modifikasi, yaitu dengan mengekstraksi rimpang kencur
dengan metode destilasi sehingga dihasilkan minyak atsiri dan kemudian minyak atsiri
tersebut di buat dalam bentuk sedian gel.

Rumusan Masalah
Ekstrak rimpang kencur yang diperoleh dengan metode destilasi dapat dibuat dalam
bentuk sediaan gel.
Apakah sediaan gel dari minyak atsiri rimpang kencur menghasilkan mutu fisik gel yang
baik, dengan formulasi yang berbeda antara formula I, II, III.
Berapakah konsentrasi rimpang kencur yang disukai oleh responden

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum
Untuk mengolah rimpang kencur menjadi minyak atsiri dan kemudian dibuat dalam
bentuk sediaan gel.

Tujuan khusus
Untuk mengetahui konsentrasi rimpang kencur yang lebih disukai oleh responden
Untuk mengetahui bentuk, warna, dan bau dari sediaan gel yang dihasilkan.
Untuk mengetahui mutu fisik gel yang dihasilkan

Kegunaan Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang rimpang kencur yang mengandung
minyak atsiri dapat diolah dan dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Memberikan informasi tentang sediaan gel dari minyak atsiri rimpang kencur yang
berkhasiat sebagai analgesik.

Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut
Minyak atsiri rimpang kencur yang dibuat dalam bentuk sediaan gel mempunyai mutu
fisik gel yang baik dan disukai oleh responden.
Minyak atsiri rimpang kencur mengandung senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai
analgesik

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui mutu fisik sediaan gel ekstrak rimpang
kencur dalam konsentrasi 14 %, 16 %, dan 18 %. Parameter yang diukur atau diteliti
adalah pengujian mutu fisik sediaan gel yang meliputi organoleptis, evaluasi pH, evaluasi
daya sebar, dan uji volunteer.
Keterbatasan penelitian ini adalah gel yang dibuat tidak diuji khasiat pada konsumen.
Serta gel diuji daya sebarnya dengan menggunakan cawan petri yang diberi beban.

Definisi Istilah
Gel adalah sediaan setengah padat yang transparan dan dioleskan pada permukaan kulit
Mutu fisik adalah penilaian suatu sediaan yang meliputi uji organoleptis yang mencakup
bentuk, warna, bau dan homogenitas.
Destilasi atau penyulingan merupakan suatu proses pemisahan komponen – komponen
yang terdapat dalam suatu simplisia atau campuran yang terdiri atas dua zat atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih komponen – komponen senyawa yang terkandung
dalam simplisia atau campuran tersebut.
Optimalisasi merupakan tindakan untuk memanfaatkan suatu bahan alam yang memiliki
banyak manfaat tetapi masih kurang diketahui oleh masyarakat luas menjadi produk yang
mempunyai nilai ekonomis.
Daya sebar merupakan kekuatan untuk menyebar dari sediaan yang diakibatkan karena
adanya penekanan terhadap sediaan tersebut.
Analgesik adalah zat – zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Tentang Kencur


Tinjauan tentang kencur yang akan dipaparkan dibawah ini diantaranya adalah morfologi
tanaman, nama lokal, komposisi kimia, dan manfaat.
Morfologi Tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L.
(http://www.plantamor.com)
Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau
pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun
kencur tidak lebih dari 2 – 3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun
setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga
berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan.
Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau
di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan ditempat terbuka.
(http://www.wikipedia.com)

Nama Lokal Tanaman


Kencur (nama bahasa jawa dan bahasa Indonesia) dikenal diberbagai tempat dengan
nama yang berbeda – beda. Cikur (Sunda), ceuko (Aceh), kaciwer (Karo), kencor
(Madura), cekuh (Bali), kencur, sukung (Melayu Manado), asauli, sauleh, soul, umpa
(Maluku), cekir (Sumba). (http://www.wikipedia.com)

Komposisi kimia Tanaman


Rimpang kencur mengandung senyawa kimia seperti pati, mineral, minyak atsiri berupa
sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene,
paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom. Selain mengandung senyawa aromatik,
kencur juga mengandung monoterpena dan seskuiterpena, seskuiterpen inilah yang
berkhasiat sebagai analgesik.
Manfaat Tanaman
Rimpang kencur bermanfaat sebagai sumber minyak atsiri, penyedap makanan,
minuman, juga bahan jamu dan obat. Selain itu rimpang kencur berkhasiat sebagai
stimulant, karminatif, dan ekspektoran. (http://safuan.wordpress.com/2007/11/07/khasiat-
tanaman-kencur/)
Tinjauan Tentang Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu
kamar) mudah menguap di udara terbuka. Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan
senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar
terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
Adapun sifat-sifat minyak atsiri diantaranya sebagai berikut
Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewaklili bau tanaman asalnya.
mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat
sampai panas, atau justru dingin ketika terasa dikulit, tergantung dari jenis komponen
penyusunnya.
Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu
kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap,
tidak meniggalkan bekas noda pada benda yang ditempel.
Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar
matahari (terutama gelombang ultra violet), dan panas karena terdiri dari berbagai
komponen penyusun.
Indeks bias umumnya tinggi
Pada umumnya tidak bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat
memberikan bau kepada air walaupun kelarutannnya sangat kecil.
Sangat mudah larut dalam pelarut organik.
Tinjauan Tentang Destilasi
Pengambilan minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan metode destilasi uap.
Destilasi atau penyulingan merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen
suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih
komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat dua jenis penyulingan,
Penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga
membentuk dua fasa atau dua lapisan. Keadaan ini terjadi pada pemisahan minyak atsiri
dengan uap air. Penyulingan dengan uap air sering disebut juga hidrodestilasi. Pengertian
umum ini memberikan gambaran bahwa penyulingan dapat dilakukan dengan cara
mendidihkan baha tanaman atau minyak atsiri dengan air. Pada proses ini akan dihasilkan
uap air yang dibutuhkan oleh alat penyuling.
penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu fasa.
Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri menjadi beberapa komponennya, sering
disebut fraksinasi, tanpa menggunakan uap air.
Pada umumnya cara isolasi minyak atsiri adalah sebagai berikut uap menembus jaringan
tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah menguap. Dalam pengrtian
industri minyak atsiri dibedakan atas tiga macam penyulingan, yaitu penyulingan air,
penyulingan uap dan air, penyulingan uap langsung.

Penyulingan Air
Penyulingan dengan cara ini maka, terjadi kontak langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak yang
belum murni ditampung. Penyulingan cara ini cocok untuk simlisia yang tidak rusak
dengan pemanasan.
Penyulingan Dengan Uap Air
Penyulingan dengan cara ini memakai alat semacam dandang. Simplisia diletakan di atas
bagian yang berlubang-lubang sedangkan air dilapisan bawah. Uap dialirkan melalui
pendingin dan suling ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. Cara ini baik
untuk simplisia yang basah atau kering yang rusak pada pemanasan.
Penyulingan Dengan Uap
Penyulingan cara ini tidak memerlukan air, uap air panas yang biasanya bertekanan lebih
dari 1 atmosfir dialirkan melalui pipa uap. Peralatan yang digunakan sama dengan
peyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan
tekanan.
Tinjauan Tentang Gel
Pengertian
Gel merupakan suatu sistem semisolid yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia :
1995).

Gel merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun
baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul yang besar dan saling diresapi
cairan. (Ansel,19:390)
Gel merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih dan tembus cahaya yang
mengandung zat – zat aktif dalam keadaan terlarut. (Lachman, 1994 : 1119)
Dari pengertian – pengertian tersebut diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa gel
merupakan suatu sediaan setengah padat yang digunakan pada kulit sehat, sakit, atau
membran mukosa, mudah dioleskan dan tidak lengket serta cepat meresap pada kulit.

Keuntungan dan Kerugian Gel


Keuntungan Gel
Beberapa keuntungan gel adalah sebagai berikut : (R. voigt, 1995 : 341)
Gel sebagai salep tidak berlemak sangat cocok pada pemakaian di kulit dengan fungsi
kelenjar sebaseus yang berlebihan (seboroiker), karena setelah kering akan meninggalkan
lapisan tipis tembus pandang.
Elastis dengan daya lekat tinggi
Tidak menyumbat pori kulit
Mudah dicuci dengan air

Kerugian Gel
Beberapa kerugian gel adalah sebagai berikut :
Dapat terjadi perubahan warna sediaan
Harga relatif lebih mahal
Dapat ditumbuhi mikroba atau jamur karena mengandung air.

Komponen Gel
Bahan Pembentuk Gel
Polimer – polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel – gel farmasetik meliputi
gom alam tragakan, pectin, carrageen, agar, asam alginate, serta bahan – bahan sintetis
dan semi sintetis seperti metilselulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol yang
merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi. (Lachman,
1994 : 1092)
Penahan Lembab
Penahan lembab yang ditambahkan yang juga berfungsi sebagai “pembuat lunak” harus
memenuhi berbagai hal. Pertama, harus mampu meningkatkan kelembutan dan daya
sebar sediaan. Kedua, melindungi salep dari kemungkinan menjadi kering. Contoh bahan
penahan lembab adalah gliserol, sorbitol, etilenglikol dan 1,2-propilenglikol dalam
konsentrasi 10 – 20 %. (R.voigt, 1995 : 341)
Air
Dalam formula sediaan gel, air berfungsi untuk melarutkan atau membantu bahan
pembentuk gel agar dapat mengembang sesuai dengan yang diinginkan. Air yang
digunakan adalah air murni atau aquadest.
Bahan Pengawet
Meskipun tidak seluruh pembentuk gel dapat mengalami kontaminasi pembusukan
bakterial, namun demikian tindakan pengawetan tetap dibutuhkan bagi sediaan yang
mengandung air. Contoh bahan pengawet metilparaben 0,075% dan propilparaben
0,025%. (R. voigt, 1995 : 341)

Metode Pembuatan Gel


Gel adalah sistem semi padat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks polimer
tiga dimensi yang tingkat ikatan silang fisiknya yang tinggi. Gel dibuat dengan proses
peleburan, atau diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan dengan sifat mengembang
dari gel.
Cara Pembuatan Gel
Menyetarakan timbangan
Ditimbang CMC Na masukkan dalam mortir
Diukur air dingin, kemudian masukkan dalam mortar dan taburkan CMC Na, tunggu
beberapa menit sampai mengembang dan gerus ad homogen.
Ditimbang gliserol, masukkan dalam mortir dan gerus bersama basis gel ad homogen.
Ditimbang metal paraben dan masukkan dalam no. 4 gerus ad homogen.
Ditimbang minyak rimpang kencur masukkan dalam no. 5 dan gerus ad homogen.
Ukur sediaan sebanyak 10 ml dan masukkan dalam wadah.

Evaluasi Sediaan Gel


Uji organoleptik
Dalam uji organoleptik ini dilihat sifat-sifat fisik sediaan gel dari ekstrak rimpang kencur
yang meliputi bentuk, warna, dan bau.
Evaluasi pH
Dalam evaluasi pH dilihat perubahan nilai pH sediaan setelah penyimpanan pada hari ke-
1, 3, 7.
Evaluasi daya sebar
Dalam evaluasi daya sebar dilihat penyebaran sediaan pada kaca berskala kemudian
ditutup dengan kaca yang sama dengan diberi beban dan diberi waktu 1 – 2 menit.
Kemudiaan diameter penyebaran diukur saat sediaan berhenti menyebar.
Uji volunteer
Uji volunter ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat secara langsung sifat-sifat fisik
gel ekstrak rimpang kencur misalnya bentuk, bau, rasa, dan warna, sehingga volunter
dapat memberikan komentar tentang gel yang telah dihasilkan, penilaian dilakukan
dengan memberi skor pada masing-masing jawaban.

Karakteristik Bahan
CMC Na (FI IV, 175)
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam
etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Gliserol (FI IV, 413)
Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah (tajam / tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.

Metil Paraben (FI IV, 551)


Pemerian : hablur kecil, tidak berwarna / serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau
khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida; mudah
larut dalam etanol dan dalam eter.

Kerangka Teori
Sebelum dibuat dalam bentuk sediaan gel, rimpang kencur terlebih dahulu diekstraksi
untuk diambil minyak atsirinya, karena dalam minyak atsiri tersebut terdapat bahan aktif
yang berkhasiat sebagai analgesik. Untuk mendapatkan minyak atsiri dari rimpang
kencur menggunakan metode penyulingan atau yang biasa disebut dengan destilasi uap
air karena zat yang berkhasiat sebagai analgesik yaitu seskuiterpen tidak tahan
pemanasan secara langsung. Sebelum diekstraksi rimpang kencur dibuat rajangan segar
terlebih dahulu, kemudian rajangan rimpang kencur didestilasi dengan metode destilasi
uap air. Setelah rimpang kencur disuling akan dihasilkan minyak atsiri yang bercampur
dengan air, air berasal dari uap air yang didinginkan oleh kondensor dan ikut masuk
dalam tempat penampungan minyak atsiri. Untuk memudahkan pemisahan antara air dan
minyak atsiri, ditambahkan Petroleum Eter. Dan kemudian minyak atsiri di evaporasi
agar didapatkan minyak atsiri yang murni.
Kemudian ekstrak dibuat dalam bentuk sediaan gel dengan tiga formulasi yaitu formula I,
II, dan III, dimana masing – masing formulasi memiliki konsentrasi minyak atsiri yang
berbeda. Dengan adanya perbedaan formulasi dapat diketahui formula mana yang
mempunyai mutu fisik yang baik dan lebih di sukai oleh responden. Setelah dibuat dalam
bentuk sedian gel, kemudian sediaan gel diuji mutu fisiknya. Tujuan dari pengujian mutu
fisik ini adalah agar diketahui apabila ada penurunan mutu fisik gel selama penyimpanan.
Selain itu juga agar dapat diketahui apakah sediaan gel yang dihasilkan mempunyai mutu
fisik yang baik. Sedangkan uji volunteer bertujuan untuk mengetahui pendapat responden
mengenai perbedaan ketiga sediaan gel yang dihasilkan, yang berupa organoleptisnya.
Dengan membuat ekstrak rimpang kencur menjadi sediaan gel yang memiliki kelebihan
tidak lengket, cepat meresap dikulit, dan tidak meninggalkan bekas dibandingkan dengan
sediaan topikal lain, maka diharapkan nilai ekonomis dari rimpang kencur lebih
meningkat.
Hipotesis
Akan ada perbedaan mutu fisik dan penerimaan volunter tentang sediaan gel dari ketiga
formula sediaan gel yang di hasilkan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu proses dalam perencanaan penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
eksperimental dan menyediakan kontrol unutk perbandingan. Adapun tahapan-tahapan
dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah menentukan obyek penelitian, metode
penelitian yang akan digunakan, menentukan bahan dan alat-alat yang akan digunakan
selama proses penelitian.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi proses destilasi yang dilakukan untuk memperoleh minyak atsiri
rimpang kencur yang kemudian diolah menjadi sediaan gel dengan penambahan bahan
lain seperti yang akan dijelaskan pada proses pembuatan sediaan gel. Dan kemudian
sediaan gel tersebut di uji. Pengujiannya meliputi uji organoneptis (bentuk, bau, dan
warna), uji pH, uji daya sebar, dan uji volunter. Dari tahap pelaksanaan ini akan diperoleh
data-data dari pengujian sediaan gel tersebut.
Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisa data yang diperoleh dan
menyimpulkannya.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rimpang kencur yang diperoleh dari Materia Medica
Batu. Dan sampel dalam penelitian ini adalah minyak atsiri rimpang kencur.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2010.

Definisi Operasional Variabel


Variabel dalam penelitian ini adalah organoleptik sediaan gel ekstrak rimpang kencur
yang terdiri dari bentuk, bau, dan warna, pH, dan daya sebar.
Devinisi dan hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut
Variabel Definisi Hasil ukur Alat ukur
Organoleptik Hal yang menunjukkan fisik gel yaitu bentuk, bau, dan warna Sediaan gel
yang baik Visual
pH Hal yang menunjukkan nilai pH suatu sediaan yang dihasilkan. Jika nilai pH tetap
konstan. pH meter
Daya sebar Hal yang menunjukkan kemampuan untuk menyebar dari sediaan yang
dihasilkan. Sejumlah zat diletakkan di atas kaca yang berskala, kemudian bagian atasnya
diberi kaca yang sama, dan ditingkatkan bebannya, dan diberi rentang waktu 1 – 2 menit,
kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban dan saat sediaan
berhenti menyebar. Kaca berskala
Volunter Hal yang menunjukkan minat dari responden terhadap gel yang dihasilkan
mencakup sifat – sifat fisik gel yaitu bentuk, warna, dan bau. Sangat menyukai jika nilai
rata-rata 75 ≤ x ≤ 100, baik jika nilai rata-rata 50 ≤x≤ 75, cukup jika nilai 25 ≤x≤ 50,
kurang jika nilai 0 ≤x ≤ 25. Angket
Konsentrasi Hal yang menunjukkan dosis penggunaan yang tepat. Tercapainya efek terapi
yang diinginkan/sesuai.

Instrumen Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Alat
seperangkat alat destilasi
piknometer
termometer
timbangan dan anak timbangan
mortir dan stamper
beker glass
gelas ukur
batang pengaduk
aluminium foil
kertas saring
sudip dan tissue
Bahan
Rimpang kencur
Tragakan
Gliserol
Metilparaben
Etanol
Aquadestilata

Pengumpulan Data
Formulasi
Dalam penelitian ini formulasi gel dibuat dengan bobot 10 g.
Tabel 3.2 Formula Sediaan Gel
No Bahan Formula
I II III
1 Ekstrak rimpang kencur 14 % 16 % 18 %
2 CMC Na 3 % 3 % 3 %
3 Gliserol 15 % 15 % 15 %
4 Metilparaben 0,075 % 0,075 % 0,075 %
5 Aquadestilata ad 10 g ad 10 g ad 10 g

Perhitungan Bahan
Tabel 3.3 Perhitungan Bahan
No Bahan Formula
I II III
1 Ekstrak rimpang kencur 14/100 x10 ml=1,4 g 16/100 x10 ml=1,6 g 18/100 x10 ml=1,8
g
2 CMC Na 3/100 x10 ml=0,3 g 3/100 x10 ml=0,3 g 3/100 x10 ml=0,3 g
3 Gliserol 15/100 x10 ml=1,5 g 15/100 x10 ml=1,5 g 15/100 x10 ml=1,5 g
4 Metilparaben 0,075/100 x10 ml=0,0075 g 0,075/100 x10 ml=0,0075 g 0,075/100 x10
=0,0075 g
5 Aquadestilata 10 ml-(1,4 +0,3 + 1,5 + 0,0075)= 6,7 ml 10 ml-(1,6+0,3+1,5+ 0,0075)=
6,5 ml 10 ml-(1,8+0,3+1,5+ 0,0075)= 6,3 ml

Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur


Ditimbang serbuk rimpang kencur dimasukkan kedalam dandang pengukus (diletakan
diatas bagian yang berlubang).
Air dilapisan bawah (secukupnya supaya simplisia tidak tercelup).
Uap air dialirkan melalui pipa bengkok dan diteruskan sampai pendingin.
Hasil suling ditampung.
Proses dilakukan selama ±6 jam (sampai tidak keluar lagi minyaknya)
Minyak hasil sulingan dipisahkan dari fase air.
Pembuatan Gel
Menyetarakan timbangan
Ditimbang CMC Na masukkan dalam mortir
Ukur air dingin, masukkan dalam mortir dan CMC Na ditaburkan dalam mortir,
kemudian biarkan sampai mengembang lalu gerus ad homogen.
Ditimbang gliserol, masukkan dalam mortir dan gerus bersama dengan basis gel ad
homogen.
Ditimbang metilparaben dan masukkan dalam no. 4 gerus ad homogen.
Ditimbang minyak rimpang kencur masukkan ke no. 5 aduk ad homogen.
Ukur sediaan sebanyak 10 ml dan masukkan dalam wadah.

Evaluasi Sediaan Gel


Evaluasi sediaan balsem dengan bahan aktif ekstrak rimpang kencur ini terdiri dari uji
organoleptik, uji pH, uji daya sebar dan uji volunter.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik sediaan gel dari ekstrak
rimpang kencur yang meliputi bentuk, warna, dan bau.
Uji pH
Uji pH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai pH dari sediaan setelah
penyimpanan.
Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya sebar sediaan gel
Uji Volunter
Uji volunter ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan responden
mengenai sediaan yang dihasilkan oleh peneliti. Penilaian diberikan dengan skor angka.
Apabila jawaban A maka jawaban dikali 4, apabila menjawab B maka jawaban dikali 3,
apabila menjawab C maka jawaban dikali 2, dan apabila menjawab D maka jawaban
dikali 1.
Untuk menentukkan apakah gel ekstrak rimpang kencur diterima volunter maka dapat
dihitung dengan rumus:
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan kepada responden yang berhubungan
dengan sediaan gel yang dihasilkan adalah :
Apakah anda suka tekstur dari sediaan gel ini?
Jawaban :
Sangat suka
Suka
Kurang suka
Tidak suka

Bagaimanakah aroma atau bau dari sediaan gel ini ?


Jawaban :
Sangat enak
Enak
Kurang enak
Tidak enak

Bagaimanakah warna dari sediaan gel ini ?


Jawaban :
Sangat menarik
Menarik
Kurang menarik
Tidak menarik

Bagaimanakah efek yang ditimbulkan setelah menggunakan sediaan gel ini ?


Jawaban :
Sangat hangat
Hangat
Kurang hangat
Tidak hangat

Analisis Data
Data yang diperoleh selama melakukan penelitian kemudian dikelompokan berdasarkan
variabel yang diteliti uji organoleptik, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar dan uji
volunter. Pada uji organoleptik, pH, viskositas, dan daya sebar dilakukan oleh peneliti
sendiri, dan uji volunter dilakukan dengan penyebaran angket dalam bentuk pertanyaan
kepada responden, tentang sediaan gel yang dihasilkan dari penelitian tersebut.
Pada uji volunter setelah data terkumpul dapat dilakukan analisa data yakni pengecekan
terhadap jawaban dari responden, menganalisa data yang diperoleh, lalu mengambil
kesimpulan berdasarkan jawaban angket dari responden.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian
Minyak atsiri rimpang kencur memiliki karakteristik tidak berwarna, jernih, dengan
aroma khas kencur yang tajam dengan berat jenis 0,7407 g/ml. Rimpang kencur kering
yang telah di rajang sebelumnya sebanyak 9 Kg di destilasi dan diperoleh minyak atsiri
sebanyak 20 ml.
Kemudian ekstrak rimpang kencur digunakan sebagai bahan aktif pada pembuatan gel
dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda (formula I, II, III). Sediaan gel kemudian di uji
organoleptisnya, pH, daya sebar dan volunter.
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Gel Rimpang Kencur
Formula Warna Tekstur Bau / Aroma
I Bening agak putih Kental Kencur, tajam
II Bening agak putih Kental Kencur, tajam
III Bening agak putih Kental Kencur, tajam

Tabel 4.3 Hasil Uji pH Gel Ekstrak Rimpang Kencur


Formula Hari
137
I778
II 7 7 8
III 7 7 8

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Rimpang Kencur
Formula Diameter Penyebaran
I 1,95 cm
II 1,6 cm
III 4,6 cm
Rata - rata 2,7 cm

Pengujian Gel Ekstrak Rimpang Kencur Pada Responden


Gel yang telah dibuat dengan tiga formulasi tersebut di ujikan kepada sejumlah
responden. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui formula mana yang lebih disukai
oleh responden.

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Volunter Formula I


No Soal Formula I ∑
BAW E
1. 3 2 1 3 9
2. 3 1 2 1 7
3. 3 3 2 2 10
4. 4 2 3 2 11
5. 3 3 2 2 10
6. 3 3 3 3 12
7. 3 3 3 2 11
8. 3 2 2 2 9
9. 3 2 2 1 8
10. 4 1 2 2 9
11. 3 3 1 2 9
12. 3 2 1 3 9
13. 3 3 2 2 10
14. 3 3 2 3 11
15. 4 1 1 2 8
16. 3 3 2 3 11
17. 3 2 1 2 8
18. 3 2 2 3 10
19. 4 1 1 3 9
20. 3 2 1 2 8
Total (∑) 189
Sp 189
Sn 320

Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula I
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 189/320 X100%=59 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 59 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula I dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 14
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula I
yang sesuai dengan minat responden.
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Volunter Formula II
No Soal Formula II ∑
BAW E
1. 4 2 1 2 9
2. 3 1 2 3 9
3. 4 2 3 4 13
4. 2 3 2 3 8
5. 3 2 2 3 10
6. 3 3 2 2 10
7. 3 3 3 3 12
8. 3 2 3 3 11
9. 3 1 2 1 7
10. 3 2 1 3 9
11. 4 1 2 2 9
12. 3 3 1 3 10
13. 2 1 2 2 7
14. 3 3 2 3 11
15. 3 1 3 3 10
16. 3 3 1 4 11
17. 3 1 2 3 9
18. 3 2 3 4 12
19. 3 2 3 3 11
20. 3 1 1 3 8
Total (∑) 196
Sp 196
Sn 320

Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula II
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 196/320 X100%=61 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 61 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula II dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 16
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula II
yang sesuai dengan minat responden.

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Formula III


No Soal Formula III ∑
BAW E
1. 3 1 1 2 7
2. 3 2 1 3 9
3. 4 3 3 3 13
4. 4 3 2 3 12
5. 3 3 2 4 12
6. 3 3 2 4 12
7. 3 3 3 4 13
8. 3 2 2 4 11
9. 3 1 2 3 9
10. 4 2 1 3 10
11. 3 3 1 4 11
12. 4 3 2 3 12
13. 3 3 2 3 11
14. 3 1 2 4 10
15. 3 1 1 4 9
16. 4 3 2 4 13
17. 3 3 1 3 10
18. 3 2 1 4 10
19. 3 3 1 3 10
20. 3 1 1 4 9
Total (∑) 213
Sp 213
Sn 320

Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula III
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 213/320 X100%=66 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 66 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula III dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 18
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula
III yang sesuai dengan minat responden.

BAB V
PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan proses destilasi terhadap rimpang kencur yang telah
dirajang dan dikeringkan dengan menggunakan metode destilasi uap air. Penelitian ini
bertujuan untuk memanfaatkan rimpang kencur yang belum di manfaatkan secara
optimal, tetapi dengan modifikasi agar nilai komersil dari rimpang kencur bertambah.
Pemilihan metode destilasi uap air ini karena dengan metode ini simplisia hanya
berhubungan dengan uap air sehingga minyak yang di hasilkan berwarna jernih dan
hanya bercampur dengan fase air. Keuntungan dari metode destilasi uap air ini adalah
minyak yang di hasilkan tidak mudah menguap, karena pembawanya berupa air yang
tidak mudah menguap pada suhu kamar.
Proses destilasi dilakukan selama kurang lebih 4 jam, karena dandang yang digunakan
untuk destilasi mengalami kebocoran sehingga air yang digunakan untuk menyuling
simplisia banyak berkurang. Agar tidak kehabisan air dan dandang menjadi rusak maka
proses destilasi dihentikan. Penyulingan rimpang kencur dilakukan dua kali, pada
penyulingan pertama simplisia yang di suling sebanyak 5 Kg, dan penyulingan kedua
sebanyak 4 Kg. hasil destilasi yang masih tercampur dengan fase air kemudian
dipisahkan dengan PE secara berulang sehingga diperoleh minyak atsiri tanpa campuran
air. Penggunaan PE untuk memisahkan minyak dari air karena minyak atsiri tersebut larut
dalam PE. Hasil pemisahan dengan PE tersebut kemudian di evaporasi untuk
memisahkan minyak dengan PE. Proses pemisahan minyak dengan PE dilakukan pada
suhu 500 – 700 C sesuai dengan titik didih PE, sehingga pada proses pemisahan tersebut
dapat di pastikan bahwa yang menguap adalah petroleum eter, karena titik didih minyak
atsiri lebih tinggi dari petroleum eter.
Minyak atsiri rimpang kencur yang diperoleh lalu di uji organoleptis dan berat jenisnya,
hal ini dilakukan untuk menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri rimpang kencur
yang diperoleh dari proses destilasi. Hasil uji organoleptis minyak rimpang kencur
tersebut jernih tidak berwarna dengan aroma khas kencur, berat jenisnya 0,7407 g/ml.
Minyak yang telah di uji mutunya kemudian digunakan sebagai bahan aktif dalam
pembuatan gel dengan penambahan jumlah minyak yang berbeda pada formula I, II, III.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui formula mana yang lebih disukai oleh responden
yang dilakukan dengan uji volunteer melalui penyebaran angket berupa pertanyaan
mengenai sediaan gel tersebut.
Pembuatan gel dilakukan dengan cara mencampur basis gel dengan air kemudian di gerus
sampai mengembang, penambahan minyak atsiri ke dalam basis gel tersebut dilakukan
terakhir agar minyak atsiri tidak menguap pada proses pembuatan gel. Sediaan gel
kemudian di uji organoleptisnya, pH, dan daya sebarnya.
Dari hasil pengujian pH menunjukkan bahwa pada hari pertama dan hari ketiga pH
sediaan masih konstan yaitu 7, tetapi pada hari ketujuh pH sediaan mengalami kenaikan
menjadi lebih asam yaitu 8, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan mutu sediaan,
karena dalam pembuatan sediaan tidak ditambahkan zat pendapar untuk menstabilkan pH
sediaan. Dan dari hasil pengujian daya sebarnya menunjukkan bahwa formula III
memiliki daya sebar yang lebih besar, hal ini di karenakan minyak atsiri yang terkandung
dalam sediaan gel formula III memiliki konsentrasi yang paling besar yaitu 18 %. Dan
sifat minyak atsiri yang mudah menyebar.
Setelah di uji organoleptis, pH dan daya sebarnya, gel ekstrak rimpang kencur kencur
tersebut kemudian diujikan kepada responden untuk mengetahui formula mana yang
lebih disukai dan diterima oleh responden. Persentase jawaban responden terhadap
sediaan gel rimpang kencur formula I adalah 59 %, sedangkan untuk formula II adalah 61
%, dan untuk formula III adalah 66 %. Perbedaan persentase hasil uji volunteer tersebut
menunjukkan bahwa formula III lebih disukai, meskipun persentasenya masih dalam satu
rentang dengan formula I dan II. Hal ini dikarenakan pada formula III penambahan
minyak atsiri rimpang kencur lebih banyak yaitu 18 % dibanding formula I 14 % dan
formula II 16 %. Sehingga efek yang ditimbulkan dari gel formula III ini lebih t

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel yang dibuat dari
eksrak rimpang kencur menghasilkan mutu fisik gel yang memenuhi syarat.
6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian penambahan jumlah minyak rimpang kencur pada
formula III sebanyak 18 % memiliki daya sebar yang lebih besar karena sifat minyak
atsiri yang mudah menyebar.

6.2 Saran
6.2.1 Perlu melakukan penelitian tentang dosis yang tepat dalam penggunaan minyak
atsiri rimpang kencur dalam sediaan topikal
6.2.2 Perlu melakukan penelitian tentang zat aktif yang terkandung dalam rimpang
kencur yang berfungsi sebagai analgesik.

Anda mungkin juga menyukai