PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Ekstrak rimpang kencur yang diperoleh dengan metode destilasi dapat dibuat dalam
bentuk sediaan gel.
Apakah sediaan gel dari minyak atsiri rimpang kencur menghasilkan mutu fisik gel yang
baik, dengan formulasi yang berbeda antara formula I, II, III.
Berapakah konsentrasi rimpang kencur yang disukai oleh responden
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum
Untuk mengolah rimpang kencur menjadi minyak atsiri dan kemudian dibuat dalam
bentuk sediaan gel.
Tujuan khusus
Untuk mengetahui konsentrasi rimpang kencur yang lebih disukai oleh responden
Untuk mengetahui bentuk, warna, dan bau dari sediaan gel yang dihasilkan.
Untuk mengetahui mutu fisik gel yang dihasilkan
Kegunaan Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang rimpang kencur yang mengandung
minyak atsiri dapat diolah dan dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Memberikan informasi tentang sediaan gel dari minyak atsiri rimpang kencur yang
berkhasiat sebagai analgesik.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut
Minyak atsiri rimpang kencur yang dibuat dalam bentuk sediaan gel mempunyai mutu
fisik gel yang baik dan disukai oleh responden.
Minyak atsiri rimpang kencur mengandung senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai
analgesik
Definisi Istilah
Gel adalah sediaan setengah padat yang transparan dan dioleskan pada permukaan kulit
Mutu fisik adalah penilaian suatu sediaan yang meliputi uji organoleptis yang mencakup
bentuk, warna, bau dan homogenitas.
Destilasi atau penyulingan merupakan suatu proses pemisahan komponen – komponen
yang terdapat dalam suatu simplisia atau campuran yang terdiri atas dua zat atau lebih
berdasarkan perbedaan titik didih komponen – komponen senyawa yang terkandung
dalam simplisia atau campuran tersebut.
Optimalisasi merupakan tindakan untuk memanfaatkan suatu bahan alam yang memiliki
banyak manfaat tetapi masih kurang diketahui oleh masyarakat luas menjadi produk yang
mempunyai nilai ekonomis.
Daya sebar merupakan kekuatan untuk menyebar dari sediaan yang diakibatkan karena
adanya penekanan terhadap sediaan tersebut.
Analgesik adalah zat – zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyulingan Air
Penyulingan dengan cara ini maka, terjadi kontak langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak yang
belum murni ditampung. Penyulingan cara ini cocok untuk simlisia yang tidak rusak
dengan pemanasan.
Penyulingan Dengan Uap Air
Penyulingan dengan cara ini memakai alat semacam dandang. Simplisia diletakan di atas
bagian yang berlubang-lubang sedangkan air dilapisan bawah. Uap dialirkan melalui
pendingin dan suling ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. Cara ini baik
untuk simplisia yang basah atau kering yang rusak pada pemanasan.
Penyulingan Dengan Uap
Penyulingan cara ini tidak memerlukan air, uap air panas yang biasanya bertekanan lebih
dari 1 atmosfir dialirkan melalui pipa uap. Peralatan yang digunakan sama dengan
peyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan
tekanan.
Tinjauan Tentang Gel
Pengertian
Gel merupakan suatu sistem semisolid yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia :
1995).
Gel merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun
baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul yang besar dan saling diresapi
cairan. (Ansel,19:390)
Gel merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih dan tembus cahaya yang
mengandung zat – zat aktif dalam keadaan terlarut. (Lachman, 1994 : 1119)
Dari pengertian – pengertian tersebut diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa gel
merupakan suatu sediaan setengah padat yang digunakan pada kulit sehat, sakit, atau
membran mukosa, mudah dioleskan dan tidak lengket serta cepat meresap pada kulit.
Kerugian Gel
Beberapa kerugian gel adalah sebagai berikut :
Dapat terjadi perubahan warna sediaan
Harga relatif lebih mahal
Dapat ditumbuhi mikroba atau jamur karena mengandung air.
Komponen Gel
Bahan Pembentuk Gel
Polimer – polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel – gel farmasetik meliputi
gom alam tragakan, pectin, carrageen, agar, asam alginate, serta bahan – bahan sintetis
dan semi sintetis seperti metilselulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol yang
merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi. (Lachman,
1994 : 1092)
Penahan Lembab
Penahan lembab yang ditambahkan yang juga berfungsi sebagai “pembuat lunak” harus
memenuhi berbagai hal. Pertama, harus mampu meningkatkan kelembutan dan daya
sebar sediaan. Kedua, melindungi salep dari kemungkinan menjadi kering. Contoh bahan
penahan lembab adalah gliserol, sorbitol, etilenglikol dan 1,2-propilenglikol dalam
konsentrasi 10 – 20 %. (R.voigt, 1995 : 341)
Air
Dalam formula sediaan gel, air berfungsi untuk melarutkan atau membantu bahan
pembentuk gel agar dapat mengembang sesuai dengan yang diinginkan. Air yang
digunakan adalah air murni atau aquadest.
Bahan Pengawet
Meskipun tidak seluruh pembentuk gel dapat mengalami kontaminasi pembusukan
bakterial, namun demikian tindakan pengawetan tetap dibutuhkan bagi sediaan yang
mengandung air. Contoh bahan pengawet metilparaben 0,075% dan propilparaben
0,025%. (R. voigt, 1995 : 341)
Karakteristik Bahan
CMC Na (FI IV, 175)
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam
etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Gliserol (FI IV, 413)
Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau
khas lemah (tajam / tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Kerangka Teori
Sebelum dibuat dalam bentuk sediaan gel, rimpang kencur terlebih dahulu diekstraksi
untuk diambil minyak atsirinya, karena dalam minyak atsiri tersebut terdapat bahan aktif
yang berkhasiat sebagai analgesik. Untuk mendapatkan minyak atsiri dari rimpang
kencur menggunakan metode penyulingan atau yang biasa disebut dengan destilasi uap
air karena zat yang berkhasiat sebagai analgesik yaitu seskuiterpen tidak tahan
pemanasan secara langsung. Sebelum diekstraksi rimpang kencur dibuat rajangan segar
terlebih dahulu, kemudian rajangan rimpang kencur didestilasi dengan metode destilasi
uap air. Setelah rimpang kencur disuling akan dihasilkan minyak atsiri yang bercampur
dengan air, air berasal dari uap air yang didinginkan oleh kondensor dan ikut masuk
dalam tempat penampungan minyak atsiri. Untuk memudahkan pemisahan antara air dan
minyak atsiri, ditambahkan Petroleum Eter. Dan kemudian minyak atsiri di evaporasi
agar didapatkan minyak atsiri yang murni.
Kemudian ekstrak dibuat dalam bentuk sediaan gel dengan tiga formulasi yaitu formula I,
II, dan III, dimana masing – masing formulasi memiliki konsentrasi minyak atsiri yang
berbeda. Dengan adanya perbedaan formulasi dapat diketahui formula mana yang
mempunyai mutu fisik yang baik dan lebih di sukai oleh responden. Setelah dibuat dalam
bentuk sedian gel, kemudian sediaan gel diuji mutu fisiknya. Tujuan dari pengujian mutu
fisik ini adalah agar diketahui apabila ada penurunan mutu fisik gel selama penyimpanan.
Selain itu juga agar dapat diketahui apakah sediaan gel yang dihasilkan mempunyai mutu
fisik yang baik. Sedangkan uji volunteer bertujuan untuk mengetahui pendapat responden
mengenai perbedaan ketiga sediaan gel yang dihasilkan, yang berupa organoleptisnya.
Dengan membuat ekstrak rimpang kencur menjadi sediaan gel yang memiliki kelebihan
tidak lengket, cepat meresap dikulit, dan tidak meninggalkan bekas dibandingkan dengan
sediaan topikal lain, maka diharapkan nilai ekonomis dari rimpang kencur lebih
meningkat.
Hipotesis
Akan ada perbedaan mutu fisik dan penerimaan volunter tentang sediaan gel dari ketiga
formula sediaan gel yang di hasilkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu proses dalam perencanaan penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
eksperimental dan menyediakan kontrol unutk perbandingan. Adapun tahapan-tahapan
dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah menentukan obyek penelitian, metode
penelitian yang akan digunakan, menentukan bahan dan alat-alat yang akan digunakan
selama proses penelitian.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi proses destilasi yang dilakukan untuk memperoleh minyak atsiri
rimpang kencur yang kemudian diolah menjadi sediaan gel dengan penambahan bahan
lain seperti yang akan dijelaskan pada proses pembuatan sediaan gel. Dan kemudian
sediaan gel tersebut di uji. Pengujiannya meliputi uji organoneptis (bentuk, bau, dan
warna), uji pH, uji daya sebar, dan uji volunter. Dari tahap pelaksanaan ini akan diperoleh
data-data dari pengujian sediaan gel tersebut.
Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisa data yang diperoleh dan
menyimpulkannya.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rimpang kencur yang diperoleh dari Materia Medica
Batu. Dan sampel dalam penelitian ini adalah minyak atsiri rimpang kencur.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2010.
Instrumen Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Alat
seperangkat alat destilasi
piknometer
termometer
timbangan dan anak timbangan
mortir dan stamper
beker glass
gelas ukur
batang pengaduk
aluminium foil
kertas saring
sudip dan tissue
Bahan
Rimpang kencur
Tragakan
Gliserol
Metilparaben
Etanol
Aquadestilata
Pengumpulan Data
Formulasi
Dalam penelitian ini formulasi gel dibuat dengan bobot 10 g.
Tabel 3.2 Formula Sediaan Gel
No Bahan Formula
I II III
1 Ekstrak rimpang kencur 14 % 16 % 18 %
2 CMC Na 3 % 3 % 3 %
3 Gliserol 15 % 15 % 15 %
4 Metilparaben 0,075 % 0,075 % 0,075 %
5 Aquadestilata ad 10 g ad 10 g ad 10 g
Perhitungan Bahan
Tabel 3.3 Perhitungan Bahan
No Bahan Formula
I II III
1 Ekstrak rimpang kencur 14/100 x10 ml=1,4 g 16/100 x10 ml=1,6 g 18/100 x10 ml=1,8
g
2 CMC Na 3/100 x10 ml=0,3 g 3/100 x10 ml=0,3 g 3/100 x10 ml=0,3 g
3 Gliserol 15/100 x10 ml=1,5 g 15/100 x10 ml=1,5 g 15/100 x10 ml=1,5 g
4 Metilparaben 0,075/100 x10 ml=0,0075 g 0,075/100 x10 ml=0,0075 g 0,075/100 x10
=0,0075 g
5 Aquadestilata 10 ml-(1,4 +0,3 + 1,5 + 0,0075)= 6,7 ml 10 ml-(1,6+0,3+1,5+ 0,0075)=
6,5 ml 10 ml-(1,8+0,3+1,5+ 0,0075)= 6,3 ml
Analisis Data
Data yang diperoleh selama melakukan penelitian kemudian dikelompokan berdasarkan
variabel yang diteliti uji organoleptik, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar dan uji
volunter. Pada uji organoleptik, pH, viskositas, dan daya sebar dilakukan oleh peneliti
sendiri, dan uji volunter dilakukan dengan penyebaran angket dalam bentuk pertanyaan
kepada responden, tentang sediaan gel yang dihasilkan dari penelitian tersebut.
Pada uji volunter setelah data terkumpul dapat dilakukan analisa data yakni pengecekan
terhadap jawaban dari responden, menganalisa data yang diperoleh, lalu mengambil
kesimpulan berdasarkan jawaban angket dari responden.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Minyak atsiri rimpang kencur memiliki karakteristik tidak berwarna, jernih, dengan
aroma khas kencur yang tajam dengan berat jenis 0,7407 g/ml. Rimpang kencur kering
yang telah di rajang sebelumnya sebanyak 9 Kg di destilasi dan diperoleh minyak atsiri
sebanyak 20 ml.
Kemudian ekstrak rimpang kencur digunakan sebagai bahan aktif pada pembuatan gel
dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda (formula I, II, III). Sediaan gel kemudian di uji
organoleptisnya, pH, daya sebar dan volunter.
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Gel Rimpang Kencur
Formula Warna Tekstur Bau / Aroma
I Bening agak putih Kental Kencur, tajam
II Bening agak putih Kental Kencur, tajam
III Bening agak putih Kental Kencur, tajam
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Rimpang Kencur
Formula Diameter Penyebaran
I 1,95 cm
II 1,6 cm
III 4,6 cm
Rata - rata 2,7 cm
Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula I
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 189/320 X100%=59 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 59 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula I dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 14
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula I
yang sesuai dengan minat responden.
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Volunter Formula II
No Soal Formula II ∑
BAW E
1. 4 2 1 2 9
2. 3 1 2 3 9
3. 4 2 3 4 13
4. 2 3 2 3 8
5. 3 2 2 3 10
6. 3 3 2 2 10
7. 3 3 3 3 12
8. 3 2 3 3 11
9. 3 1 2 1 7
10. 3 2 1 3 9
11. 4 1 2 2 9
12. 3 3 1 3 10
13. 2 1 2 2 7
14. 3 3 2 3 11
15. 3 1 3 3 10
16. 3 3 1 4 11
17. 3 1 2 3 9
18. 3 2 3 4 12
19. 3 2 3 3 11
20. 3 1 1 3 8
Total (∑) 196
Sp 196
Sn 320
Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula II
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 196/320 X100%=61 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 61 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula II dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 16
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula II
yang sesuai dengan minat responden.
Keterangan tabel
B : bentuk atau tekstur gel
A : aroma gel
W : warna gel
E : efek yang ditimbulkan gel
Perhitungan prosentase penerimaan untuk formula III
N=
Keterangan
N : nilai yang dicari
Sp : total skor yang didapat (jumlah skor seluruh volunter)
Sn : total skor tertinggi (skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah volunter)
N = 213/320 X100%=66 %
Prosentase yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelompokan berdasarkan kriteria
dibawah ini :
Sangat menyukai jika nilai rata-rata 75,0 ≤ x ≤ 100
Menyukai jika nilai rata-rata 50,0 ≤ x ≤ 75,0
Tidak menyukai jika nilai rata-rata 25,0 ≤ x ≤ 50,0
Sangat tidak menyukai jika nilai rata-rata 0 ≤ x ≤ 25,0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa bahwa hasil penerimaan volunter
mendapatkan persentase 66 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai
sediaan gel formula III dengan penambahan jumlah ekstrak rimpang kencur sebanyak 18
%. Hal ini dikarenakan bentuk dan dan efek yang ditimbulkan dari sediaan gel formula
III yang sesuai dengan minat responden.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan proses destilasi terhadap rimpang kencur yang telah
dirajang dan dikeringkan dengan menggunakan metode destilasi uap air. Penelitian ini
bertujuan untuk memanfaatkan rimpang kencur yang belum di manfaatkan secara
optimal, tetapi dengan modifikasi agar nilai komersil dari rimpang kencur bertambah.
Pemilihan metode destilasi uap air ini karena dengan metode ini simplisia hanya
berhubungan dengan uap air sehingga minyak yang di hasilkan berwarna jernih dan
hanya bercampur dengan fase air. Keuntungan dari metode destilasi uap air ini adalah
minyak yang di hasilkan tidak mudah menguap, karena pembawanya berupa air yang
tidak mudah menguap pada suhu kamar.
Proses destilasi dilakukan selama kurang lebih 4 jam, karena dandang yang digunakan
untuk destilasi mengalami kebocoran sehingga air yang digunakan untuk menyuling
simplisia banyak berkurang. Agar tidak kehabisan air dan dandang menjadi rusak maka
proses destilasi dihentikan. Penyulingan rimpang kencur dilakukan dua kali, pada
penyulingan pertama simplisia yang di suling sebanyak 5 Kg, dan penyulingan kedua
sebanyak 4 Kg. hasil destilasi yang masih tercampur dengan fase air kemudian
dipisahkan dengan PE secara berulang sehingga diperoleh minyak atsiri tanpa campuran
air. Penggunaan PE untuk memisahkan minyak dari air karena minyak atsiri tersebut larut
dalam PE. Hasil pemisahan dengan PE tersebut kemudian di evaporasi untuk
memisahkan minyak dengan PE. Proses pemisahan minyak dengan PE dilakukan pada
suhu 500 – 700 C sesuai dengan titik didih PE, sehingga pada proses pemisahan tersebut
dapat di pastikan bahwa yang menguap adalah petroleum eter, karena titik didih minyak
atsiri lebih tinggi dari petroleum eter.
Minyak atsiri rimpang kencur yang diperoleh lalu di uji organoleptis dan berat jenisnya,
hal ini dilakukan untuk menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri rimpang kencur
yang diperoleh dari proses destilasi. Hasil uji organoleptis minyak rimpang kencur
tersebut jernih tidak berwarna dengan aroma khas kencur, berat jenisnya 0,7407 g/ml.
Minyak yang telah di uji mutunya kemudian digunakan sebagai bahan aktif dalam
pembuatan gel dengan penambahan jumlah minyak yang berbeda pada formula I, II, III.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui formula mana yang lebih disukai oleh responden
yang dilakukan dengan uji volunteer melalui penyebaran angket berupa pertanyaan
mengenai sediaan gel tersebut.
Pembuatan gel dilakukan dengan cara mencampur basis gel dengan air kemudian di gerus
sampai mengembang, penambahan minyak atsiri ke dalam basis gel tersebut dilakukan
terakhir agar minyak atsiri tidak menguap pada proses pembuatan gel. Sediaan gel
kemudian di uji organoleptisnya, pH, dan daya sebarnya.
Dari hasil pengujian pH menunjukkan bahwa pada hari pertama dan hari ketiga pH
sediaan masih konstan yaitu 7, tetapi pada hari ketujuh pH sediaan mengalami kenaikan
menjadi lebih asam yaitu 8, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan mutu sediaan,
karena dalam pembuatan sediaan tidak ditambahkan zat pendapar untuk menstabilkan pH
sediaan. Dan dari hasil pengujian daya sebarnya menunjukkan bahwa formula III
memiliki daya sebar yang lebih besar, hal ini di karenakan minyak atsiri yang terkandung
dalam sediaan gel formula III memiliki konsentrasi yang paling besar yaitu 18 %. Dan
sifat minyak atsiri yang mudah menyebar.
Setelah di uji organoleptis, pH dan daya sebarnya, gel ekstrak rimpang kencur kencur
tersebut kemudian diujikan kepada responden untuk mengetahui formula mana yang
lebih disukai dan diterima oleh responden. Persentase jawaban responden terhadap
sediaan gel rimpang kencur formula I adalah 59 %, sedangkan untuk formula II adalah 61
%, dan untuk formula III adalah 66 %. Perbedaan persentase hasil uji volunteer tersebut
menunjukkan bahwa formula III lebih disukai, meskipun persentasenya masih dalam satu
rentang dengan formula I dan II. Hal ini dikarenakan pada formula III penambahan
minyak atsiri rimpang kencur lebih banyak yaitu 18 % dibanding formula I 14 % dan
formula II 16 %. Sehingga efek yang ditimbulkan dari gel formula III ini lebih t
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel yang dibuat dari
eksrak rimpang kencur menghasilkan mutu fisik gel yang memenuhi syarat.
6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian penambahan jumlah minyak rimpang kencur pada
formula III sebanyak 18 % memiliki daya sebar yang lebih besar karena sifat minyak
atsiri yang mudah menyebar.
6.2 Saran
6.2.1 Perlu melakukan penelitian tentang dosis yang tepat dalam penggunaan minyak
atsiri rimpang kencur dalam sediaan topikal
6.2.2 Perlu melakukan penelitian tentang zat aktif yang terkandung dalam rimpang
kencur yang berfungsi sebagai analgesik.