Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI PADA ANAK, REMAJA, DAN LANSIA

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,


dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia.
Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling
terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non
verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang
berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang
lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.

TUJUAN KOMUNIKASI
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik
sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
DASAR KOMUNIKASI
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat.
Niat menyangkut :
 Apa yang akan disampaikan
 Siapa sasarannya
 Apa yang akan dicapai
 Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
 Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima
 Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran,
menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman
dan kerangka pikir seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.

JENIS KOMUNIKASI

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas


hubungan antara manusia atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan.
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata yang sedang populer saat ini. Setiap
orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan tubuh,
gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan
volume bicara, bahkan juga keheningan.
»» KOMUNIKASI PADA ANAK

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga


hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula dapat memudahkan mengambil
berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan
masalah.

Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan
kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu
dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang
dipakai serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan
melalui tulisan maupun gambar.

3. Menulis
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah
dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk
menulis.

4. Bermain
Bermain alat efektif pada Anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak dan orang sekitarnya dapat terjalin dan pesan-pesan
dapat disampaikan.
Perkembangan Komunikasi

1. Infant

Infant berasal dari kata latin infans, yang berarti "Tidak dapat berbicara". Jadi
masa Infant adalah masa saat seorang bayi belum dapat berbicara, kira-kira
sampai 2 tahun. Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah
dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi
yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non
verbal, dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, mengendong, memangku dan
lain-lain.

2. Fase Pra bicara ( 0-10 bulan )

 Kemampuan reseptif ditandai berkembangnya kemampuan mengenal bunyi.


 Pada fase dini, anak telah bereaksi, kemudian menunjukkan orientasi pada
anak dapat mengeluarkan huruf hidup (vowel) seperti "aaa-aaa".
 Umur 3 bulan ia dapat menunjukkan perhatian terhadap suara ibu.
 Umur 6 bulan sudah mengeluarkan kombinasi huruf mati dan huruf hidup
(consonant dan vowel) misalnya "bababa, dadada." Hal ini disebut sebagai
babbling.

3. Bentuk Komunikasi Pra bicara

• Tangisan

• Ocehan (cooing) dan celoteh (babbling)

• Isyarat

• Ungkapan emosional

4. Fase Naming ( 10-18 bulan )

• Pada fase ini bayi sudah mengerti bahwa benda atau manusia mempunyai
nama.
• Ia dapat mengikuti perintah sederhana
• Ia mulai mengucapkan kalimat pendek dengan irama tertentu (immature
jargoning) Ia mulai mengucapkan kalimat pendek dengan irama tertentu
(immature jargoning)
• menunjuk kepada sesuatu yang menarik minatnya

5. Masa Kombinasi Huruf ( 18-24 bulan )

• Ia mengatakan kata yang belum tentu sesuai dengan nama bendanya, misalnya
ia menunjuk kepada kacamata ayahnya dan berkata "Papa" bukan
"Kacamata". Ia mengucapkan kombinasi kata yang sering didengarnya,
misalnya "Ma kasih".
• Kemudian muncul bicara telegrafis. Ia mengucapkan kalimat pendek yang
singkat, misalnya "Ke luar" berarti "Saya mau keluar rumah".
• Setelah umur 2 tahun, fungsi berbicara dan berbahasa berkembang dengan
cepat.

6. Komunikasi Terhadap Anak 7 Tahun Ke bawah

• Gunakan bahasa yang singkat, sederhana dan tidak panjang lebar

• Gunakan bahasa sekonkret mungkin

• Pahami bahasa tubuh anak

• Tidak dengan nada yang cepat atau terburu-buru

7. Komunikasi Terhadap Anak 7 Tahun Ke atas

• Tumbuhkan sikap saling terbuka dan saling menghargai

• Lebih banyak mendengarkan

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN ANAK


• Nada suara : bicara lambat & jika tdk dijawab hrs diulangi lbh jelas dg
pengarahan sederhana. Hindari sikap mendesak untuk dijawab (“jawab dong”)
• Mengalihkan aktivitas ; anak lbh tertarik pd aktivitas yg disukai, shg perlu dibuat
jadual aktivitas yg disukai dg program terapi
• Jarak interaksi ; memepertahankan jarak yg aman dlm interaksi

• Marah ; hindari bicara keras &otoriter, kurangi kontak mata jika respon anak
meningkat.
• Keasadaran diri ; hindari konfrontasi langsung, beri dorongan, penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan
• Sentuhan ; jangan sentuh anak tanpa izin dari anak.salaman akan menurunkan
rasa stres & cemas anak.

KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA

• Mendorong org tua bicara

• Mengarahkan pada pokok permasalahan

• Mendengarkan

• Diam sejenak

• Bersikap empati

• Meyakinkan

• Menentukan masalah

• Memecahkan masalah

• Mengadaptasi bimbingan

• Menghindari hambatan-hambatan komunikasi

GAYA KOMUNIKASI MENYIMPANG

• "Tuh, kan tadi Mama bilang juga apa. Enggak denger, sih!" (Menyalahkan)
• "Sudah, diam, jangan nangis!" (Memerintah)

• "Katanya jagoan tapi kok nangis." (Mengeritik)

• "Benar, kan. Ini akibat kamu enggak mendengarkan mama. Lain kali kalau
Mama bilang, nurut ya." (Menasehati ,tanpa pilihan)
• "Nakal, sih, enggak bisa diam." (Melabel/Mencap)

• "Coba sini Mama lihat lukanya. Ah, kayak begini aja masa sakit." (Meremehkan)

• "Adik aja waktu lukanya menganga enggak sampai nangis begitu."


(Membandingkan)
• "Ya, sudah, besok pasti sembuh." (padahal umumnya 3 hari baru sembuh)
(Membohongi)
• "Sudahlah, jangan dirasa-rasain. Nonton TV atau baca buku sajalah sana."
(Menghibur)
• "Awas, ya kalau lain kali Mama bilang enggak nurut." (Mengancam)

• "Coba pikir, kenapa sampai terjatuh? Kan kamu enggak dengerin Mama? Kamu
dorong-dorongan sama adik?" (Menganalisa), sambil terus mencecar kesalahan
anak.
• "Lain kali main dorong-dorongan lagi saja. Kan enak...!" (menyindir)

DAMPAK

kepercayaan diri anak bisa hilang, anak merasa tidak punya harga diri, perasaan anak
selalu tertekan, emosinya tak tersalurkan, dan komunikasi antara anak dan orang tua
sesungguhnya tak pernah berjalan.

» KOMUNIKASI PADA REMAJA


• Membuka pintu, yaitu ungkapan yang memungkinkan remaja untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong untuk mendekat dan mencurahkan isi
hatinya. Dan yang penting menumbuhkan rasa diterima dan dihargai.
• Komunikasi dengan empatik, prinsip Komunikasi Empatik: “Berusaha mengerti
lebih dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik, kita berusaha
masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja. Kita tidak hanya
mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan hati.
• Hati kita merasakan, memahami, menyelami permasalahan yang sedang dialami
oleh remaja
• Mendengar Aktif ; kemampuan untuk menguraikan perasaan anak dengan tepat,
mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal maupun
nonverbalnya.
• Keuntungan dari mendengar aktif, antara lain: menolong anak tidak takut
terhadap perasaan, mengembangkan hubungan, memudahkan remaja
memecahkan masalahnya, meningkatkan kemampuan remaja untuk mendengar
pendapat orang lain, meningkatkan tanggung jawab remaja

FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI REMAJA

• merasa kedudukannya lebih tinggi daripada kedudukan remajanya.

• tidak menggunakan bahasa yang sama, sehingga menimbulkan salah tafsir,


persepsi, dan salah paham.
• hanya memberikan informasi, tapi tidak ikut serta memecahkan masalah yang
dihadapi remaja.
• Hubungan hanya terjadi secara singkat dan formal

• Remaja tidak diberi kesempatan mengembangkan kreativitasnya serta


memberikan pandangannya secara bebas.

» KOMUNIKASI PADA LANSIA


Komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi individu lain karena lansia
itu pada dasarnya adalah unik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi
dengan lansia antara lain : Perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran,
penurunan penglihatan perubahan social, pengalaman hidup dan latar belakang
budaya.
KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

• membuka komunikasi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan


lama bicara.
• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
• Gunakan kata-kata yang tidak asing sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena lansia kesulitan dalam berfikir
abstrak.
• Perlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti
kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh
• cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian lansia

• Perhatikan respon dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.

• Tempat komunikasi tidak pada tempat yang baru dan asing bagi lansia.

• Lingkungan harus dibuat nyaman

• Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif


terhadap suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
• Konsultasikan hasil komunikasi kepada keluarga atau orang lain yang sangat
mengenal lansia
• Perhatikan kondisi fisik pada waktu berkomunikasi

PRINSIP GERONTOLOGIS UNTUK KOMUNIKASI


• Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.

• Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.

• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.

• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.

• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang


dapat mendengar dengan lebih baik.
• Berdiri di depan klien.

• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana

• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.

• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua,


kegiatan rohani.
• Berbicara pada tingkat pemahaman klien.

• Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau


keahlian
MAKALAH
ILMU KOMUNIKASI
“KOMUNIKASI PADA ANAK, REMAJA, LANSIA”
Dosen Pembimbing : Lieta, S.Kom.

Disusun Oleh:

Nama : Syifa Anggraeni


Npm : 08064 D3 Fi
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
2009 / 2010

Anda mungkin juga menyukai