PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar
(Shukla, 2007). Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat
antioksidan dan antikanker. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti
gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas Vitamin E
(Kikuzaki dan Nakatani, 1993). Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah
satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya,
yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus. (Zakaria et al., 1999).
Warna
Warna minuman instan yaitu normal.Minuman instan ekstrak jahe dan
ekstrak mengkudu yang dihasilkan harus mempunyai warna normal/ideal,
yaitu berwarna khas seperti menyerupai warna jahe. Hal ini, disebabkan
karena zat warna pada jahe lebih dominan dari warna yang lain, sehingga
warna minuman jahe khas seperti warna kuning jahe.
Rasa
METODE PERCOBAAN
Pengadukan
pengkristalan
Pengayakan
Jahe intan
4.1 HASIL
6. Keenam,setelah menjadi
bubuk,dimasukan ke
dalam blender yang
bertujuan untuk
menghaluskan bubuk sari
jahe tersebut.
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bahan utama yang digunakan yaitu jahe. Jahe
merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep
makanan dan minuman. Secara empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat
masuk angin, gangguan pencernaan, sebagai analgesik, antipiretik, anti-inflamasi, dan
lainlain.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton bernama zingeron.
Dalam praktikum ini praktikan mengambil atau menimbang jahe
sebanyak 1 kg, dan penambahan gula sebanyak 500 gram setelah melalui proses
di masak dan menjadi bubuk, bobot yang dihasilkan menyusut menjadi 420 gram.
Penyusutan ini mungkin terjadi dikarenakan adanya penguapan pada waktu
pemasakannya dan penyusunan bobot ini mungkin juga terjadi karena larut
bersama air dan tambahan kayu manis yang di masak pada waktu pemrosesa
pembuatan jahe instan ini.
5.2 SARAN
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik lagi, tertib dan
nyaman. Selain itu diharapkan pula agar praktikum ini dapat direalisasikan dalam
kehidupan sehari- hari.
Koswara S. 1995. Jahe Dan Hasil Olahannya. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Gusmaini dan Sudiarto, 2004. Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi
budidaya jahe yang berkelanjutan. Jurnal Litbang Pertanian 23 (2), Bogor.
Hal. 37- 45
Bappenas. 2000. Budidaya Jahe. Jakarta. Diakses tanggal 01 juli 2015.
Zakaria, F.R. dan T.M. Rajab. 1999. Pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale
Roscoe) terhadap produksi radikal bebas makrofagmencit sebagai indikator
imunostimulansecara in vitro. Persatuan Ahli PanganIndonesia (PATPI).
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan: 707−716.
https://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/07/SOP-Jahe-Instan.pdf
Diakses tanggal 01 juli 2015