Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena Ahlamdulillah, berkat RahmatNya penulis telah
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manfaat Tanaman
Herbal Jahe Merah Dan Aneka Produk Olahannya Yang Mendunia”. Dalam menjalani
penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
perbaikan makalah ini. Atas bantuan, arahan, dan motivasi yang senantiasa diberikan selama
ini, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan segenap ucapan terima kasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena
itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan khasiatnya, ada lima komoditi tanaman obat potensial yang dapat dikembangkan
yaitu temulawak, kunyit, kencur, jahe, dan purwoceng. Tanaman jahe merupakan tanaman
rempah-rempah sekaligus tanaman yang berfungsi sebagai bahan baku obat-obatan.
Masyarakat Indonesia menggunakan rimpang jahe sebagai bumbu masakan, yang dapat
memberikan aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan
berbagai jenis minuman. Jahe juga dapat digunakan sebagai bahan baku jamu tradisional,
minyak wangi, serta berbagai produk olahan lainnya. Masyarakat luar negeri juga
menggunakan jahe sebagai bahan baku untuk aneka macam produk, sehingga jahe juga
merupakan salah satu komoditi ekspor yang dapat diandalkan (Andoko dan Harmono, 2005).
Selama ini di Indonesia, berdasarkan pada bentuk, warna dan aroma rimpang serta komposisi
kimianya dikenal 3 tipe jahe, yaitu jahe putih besar, jahe emprit dan jahe merah. Karena
kadar minyak atsiri dan oleoresin jahe merah lebih tinggi dibandingkan kedua tipe jahe
lainnya maka tanaman ini sangat cocok digunakan sebagai bahan baku obat-obatan atau
jamu.
1. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam
suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten
1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk
rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang
berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Janson 1981).
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya.
Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua
varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua,
baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
1. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah
berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya
lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
1. Jahe merah.
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe
kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang
sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Jahe merah (Zingiber officinale Linn. Var. rubrum) termasuk salah satu komoditas obat dan
rempah yang juga merupakan prioritas dalam temu-temuan. Dalam industri farmasi, jahe
merah banyak digunakan untuk obat dalam (oral) dan obat luar (Yuliani, 2009).
Jahe merah tergolong pada tumbuhan semak yang memiliki umbi batang dan rimpang.
Batangnya merupakan batang semu, terdiri dari pelepah-pelepah daun yang berpadu. Tinggi
batang antara 40 sampai 60 cm, bahkan bisa mencapai 1 meter. Umbi batang dan rimpang
tumbuh menjalar di dalam tanah secara mendatar. Umbi batangnya tumbuh memanjang,
bercabang-cabang dengan cara bertunas. Tunas-tunas inilah yang dikenal dengan rimpang,
berupa bonggol beruas-ruas, yang memiliki aroma yang khas dan rasa yang pedas. Warna
rimpang merah, berukuran kecil dan berserat kasar. Di sekitarnya terdapat akar-akar serabut
yang lebih banyak terdapat pada bagian bawah rimpang.
Jahe merah banyak dipilih karena memberikan rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibandingkan
jahe-jahe lain. Khasiat umumnya adalah menambah nafsu makan dan menghangatkan badan.
Karena pengaruh inilah orang cepat merasa bugar dan gairah seksnya segera memuncak alias
berkantaran. Selain ukurannya lebih kecil dibanding 2 jenis jahe lain, yakni jahe emprit dan
gajah, warna kulit jahe merah juga berbeda. Kulitnya berwarna merah muda, dagingnya
sedikit coklat, dan memiliki serat lebih kasar.
1. Masuk angin
Cara Membuat:
Cara Membut:
Cara Membuat:
Cara Membuat:
1. Ambil 30 gr jahe.
2. Cuci bersih lalu dijus.
3. Balurkan jus pada kulit yang menderita vitiligo tersebut.
4. Rematik
Cara Membuat:
Cara Membuat:
Cara Membuat:
rendam kaki anda selama 10 menit dalam air hangat yang telah ditambahi jahe.
Jahe merah hendaknya dibudidayakan di tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik (humus) dan berdrainase baik untuk mendapatkan rimpang jahe yang gemuk dan
berdaging. Pengembangan jahe merah umumnya dilakukan pada tanah-tanah latosol, aluvial,
podsolik merah kuning yang cukup subur dan andosol yang mengandung bahan organik
relatif tinggi. Tanaman jahe merah tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki
banyak genangan air (drainase buruk), tanah rawa, tanah liat berat, dan pada tanah yang
didominasi oleh kandungan pasir kasar atau kerikil (Rusli dan Sofyan et al.,1987 dalam
Anonimous, 2006).
Di Indonesia, kita mengenal produk olahan jahe seperti jamu jahe instan, kapsul jahe, dodol
jahe, kopi jahe, bandrex instan dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, di kawasan
Eropa, produk olahan jahe yang paling populer adalah Ginger Cookies atau kue jahe.
Kabarnya kue ini telah populer sejak ratusan tahun lalu. Uniknya, kue tersebut telah melebur
ke dalam budaya masyarakat Eropa. Ginger Cookies telah menjadi bagian tak terpisahkan
dari tradisi natal. Natal yang selalu identik dengan salju dan hawa dingin memang sangat
cocok dengan Ginger Cookies yang ampuh untuk menghangatkan tubuh. Rasa original kue
ini merupakan perpaduan jahe, madu dan juga kayu manis. Namun seiring perkembangan
jaman, kue jahe juga mengalami modifikasi rasa yang menjadikannya semakin nikmat.
Selain Ginger Cookies, produk olahan jahe lainnya yang sangat terknal terutama di Jerman
adalah Lebkuchen atau roti jahe. Penganan khas ini terbuat dari campuran tepung, madu,
telur, potongan lemon, badam, walnut, hazelnut, manisan jeruk, marzipan dan juga rempah-
rempah seperti kayu manis, adas, ketumbar, kapulaga dan tentu jahe. Rasa khas roti ini sangat
populer di Eropa sejak ratusan tahun lalu. Namun, kabarnya, Jerman-lah yang menjadi negara
pertama tempat roti ini diracik.
2. Ginger Candy
Di Indonesia, kita juga sudah familiar dengan permen jahe. Hanya saja popularitasnya kalah
jika dibandingkan dengan permen jenis lainnya. Lain lagi di Eropa, permen jahe justru sangat
populer dan tersedia dalam berbagai varian rasa. Kabarnya, kebiasaan mengolah jahe menjadi
permen ini dimulai dari peristiwa dimana Belanda mengirimkan 5000 kilogram jahe dari
kawasan batavia (sekarang Jakarta) ke Eropa pada tahun 1778.
Jahe tersebut oleh masyarakat Eropa disebut dengan nama Candied Ginger. Jumlah 5000
sangat besar di masa itu. Untuk menghindari rusaknya jahe, masyarakat Eropa kemudian
megolahnya menjadi berbagai penganan. Salah satunya adalah permen jahe. Permen ini
cukup populer sebab fungsi menghangatkannya sangat praktis dan juga nikmat. Eropa
memang dikenal dengan cuaca dinginnya. Oleh sebab itu, wajar jika produk olahan jahe
menjadi salah satu alternatif terbaik untuk menghangatkan tubuh.
BAB III
KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati tercermin dari kekayaan varietas dari makhluk hidup. Indonesia
dikenal sumber keanekaragaman hayati yang paling kaya. Posisi sebagai negara tropis
membuat beragam jenis tumbuhan tumbuh di Indonesia yang banyak di antaranya
mempunyai manfaat secara medis. Hampir 10% tanaman yang ada di dunia tersebar di
17.000 pulau di Indonesia. Diperkirakan 30.000 spesies tanaman memiliki manfaat dalam hal
penyembuhan herbal dan 7.000 di antaranya telah diketahui dan digunakan dalam
pengobatan. Tumbuhan-tumbuhan yang telah dimanfaatkan di bidang medis tersebut
dikategorikan berdasarkan spesies, habitat tumbuh, kandungan alam, penyakit yang bisa
disembuhkan, dan bagian dari tumbuhan yang bisa digunakan untuk pengobatan.
Diantara ribuan tanaman herbal yang tersedia di Indonesia, adalah Jahe Merah yang ternyata
memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Diantaranya untuk mengatasi rematik,
keropos tulang, asma, dll.
Karena khasiatnya yang sangat besar, ternyata tanaman jahe sudah diolah menjadi aneka
produk olahan yang sudah mendunia hingga kawasan eropa dan jerman. Di Indonesia, kita
mengenal produk olahan jahe seperti jamu jahe instan, kapsul jahe, dodol jahe, kopi jahe,
bandrex instan dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, di kawasan Eropa, produk
olahan jahe yang paling populer adalah Ginger Cookies atau kue jahe. Lain lagi di Eropa,
permen jahe justru sangat populer dan tersedia dalam berbagai varian rasa. Kabarnya,
kebiasaan mengolah jahe menjadi permen ini dimulai dari peristiwa dimana Belanda
mengirimkan 5000 kilogram jahe dari kawasan batavia (sekarang Jakarta) ke Eropa pada
tahun 1778.