NIM : 041719355 1. Perusahaan sirup jahe, PT. Zingiber, akan memilih jenis jahe yang memberikan sumber rasa pedas terbaik agar menghemat bahan baku jahe. Berdasarkan tabel kadar minyak atsiri dan oleoresin beberapa jenis jahe berikut, tentukan jenis jahe yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan sirup jahe PT. Zingiber. Tabel 1. Kadar Minyak Atsiri dan Oleoresin Beberapa Jenis Jahe Jenis Jahe Kadar minyak Atsiri (%) Kadar Oleoresin (%) Maram 2,0 4,3 Wynad Local 1,5 3,8 Wynad Manantody 2,0 5,3 Rio de Janeiro 3,5 6,0 Jahe (Zingiber officinale Rose) merupakan tumbuhan terna bertahunan yang tingginya 30-100 cm. Jenis ini merupkan kultigen yang telah dimanfaatkan dan dibudidayakan secara luas di kawasan tropik, ditaman di dataran rendah sampai daerah berketinggian 1500 mdpl. Tumbuhan ini mempunyai rimpang yang bervariasi, baik dalam kandungan minyak atsiri, kandungan air, serat, dan juga bentuk serta warnanya. Variasi tersebut diduga berkembang berhubungan dengan keadaan tanah, iklim, dan cara pembudidayaanya. Beberapa kultivar populer telah dikenal dunia dan diperdagangkan dengan nama Wynad Manantody, Maran, Rio-de-Janeiro, China, dan masih banyak lagi, yang diperoleh dengan cara seleksi (Purseglove dkk, 1981) di Indonesia dikenal dengan tiga macam jahe yaitu jahe merah, jahe putih, jahe kuning, jahe gajah/jahe badak. ✓ Jahe gajah/jahe badak Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih. ✓ Jahe merah Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa. ✓ Jahe kuning Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning. ✓ Jahe putih Jahe jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk, potongan melintang berwarna putih kekuningan, berserat sedikit dan lembut. Jahe gajah biasanya dikonsumsi saat masih muda atau setelah aroma kurangnya tajam dan rasanya kurang pedas. Jahe ini banyak dikonsumsi selagi segar atau diolah untuk bumbu masak. Jadi dapat disimpukan bahwa jahe yang diperlukan oleh PT. Zingiber adalah jahe dengan jenis Rio de Janeiro karena memiliki kadar oleoresin paling tinggi ( Oleoresin berupa gugusan kimia yang memiliki susunan yang terstruktur secara kompleks. Umumnya oleoresin dapat menghasilkan rasa pahit serta pedas. Rasa pedas didalam oleoresin dipengaruhi oleh zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya.) Nah, salah satu varietas dari jahe jenis Rio de Janeiro yang bisa didapatkan di Indonesia adalah Jahe Merah. Karena sesuai dengan karakteristik jahe tyang dibutuhkan oleh PT. Zingiber. 2. Suweg dan iles-iles mulai popular saat ini, karena mempunyai mulai dicari oleh beberapa negara di luar negeri. a. Berikan contoh pemanfaatan umbi suweg (Amorphophallus campanulatus forma hortensis Backer). b. Berikan contoh pemanfaatan iles-iles (Amorphophallus variabilis). c. Apa perbedaan nilai ekonomi suweg dan iles-iles. Umbi suweg dan iles iles dapat dikonsumsi seperti halnya singkong dan ubi jalar dengan direbus / dikukus terlebih dahulu. Pemanfaatan mannan (tepung mannan) sebagai bahan baku pembuayan konniaku sebuah makanan khas jepang. Mannan mempunyai daya kembang sanagt baik, dan 138 sampai 200%. Sifat inilah yang memungkinkan mannan untuk dapat dimanfaatkan dalam banyak bidang, tidak hanya di bahan pangan a. Suweg mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Suweg dapat digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik dan roti. Tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukos darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Di Filipina umbi suweg sering ditepungkan mengganti kedudukan terigu dan biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, misalnya bahan pembuatan mie instan. b. Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri, porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang. Namun pemamfaatan umbi iles iles sebagai bahan pangan belum sebanyak umbi suweg. Hal ini disebabkan iles-iles belum banyak dikenal dan umbinya menyebabkan rasa gatal yang masih tersisa di tenggorokan setelah makan, meskipun sudah dicuci beberapa kali. Rasa gatal disebabkan karena adanya kalsium oksalat seperti yang ada di umbi talas dan kimpul. c. Meskipun kegunaanya sebagai sumber pangan masih terbatas, tetapi iles-iles memiliki nilai ekonomis yang lebih besar dibandingkan suweg. Hal ini disebabkan iles-iles mengandung zat glucomannan , yang lebih popular dengan sebutan “mannan” saja. Kandungan mannan pada iles-iles sangat beragam berkisar abtara 5-65% terhantung jenis iles-ilesnya. Sedangkan iles-iles yang tumbuh di Indonesia kandungan mannanyaberkisar 14-35%. 3. Berdasarkan cara pengolahannya, terdapat berbagai macam teh. Berikan contoh proses pengolahan teh melalui proses fermentasi. Proses pengolahan teh oolong dapat disebutkan sebagai proses pengolahan peralihan antara teh hijau dengan pengolahan teh hitam. Teh ini disebut juga teh semi fermented dan hanya terdapat di Taiwan. Teh hitam merupakan salah satu juga yang merupakan jenis teh fermentasi. Pengolahan teh hitam terdiri daribeberapa proses yaitu pelayuan, penggulungan, pemeraman/fermentasi, pengeringan, sortasi. Maka berikut proses pengolahan teh hitam : 1. Pelayuan Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70%. Selama proses Pelayuan, daun teh akan mengalami perubahan senyawa kimia yang terdapat dalam daun dan menurunnya kandungan air sehingga daun teh manjadi lemas. Dengan pelayuan, maka pucuk akan layu dan berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut sehingga mudah untuk dipilin. Pelayuan dilakukan dengan cara menempatkan daun teh di atas Loyang logam, dalam ruangan semacam oven kemudian dialirkan udara panas dengan temperatir 28-30o selama 12-17 jam, dengan 2-3 kali pembalikan. 2. Penggilingan dan Oksidasi enzimatis (Oktimatis) Tujuan penggilingan adalah untuk mememarkan dan menggiling seluruh bagian pucuk agar sebanyak mungkin sel-sel daun mengalami kerusakan sehingga proses fermentasi dapat berlangsung secara merata. Penggilingan merupakan proses awal teradinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Dengan penggilingan, cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Selama proses penggilingan, katekin akan diubah menjadi theaflavin dan thearubigin yang merupakan komponen penting terhadap warna, rasa dan aroma seduhan teh hitam. Mesin yang digunakan dalam penggilingan dapat berupa Open Top Roller, Rotorvane dan Press Cup Roller (PCR) untuk teh hitam orthodox dan Mesin Crushing Tearing and Curling (CTC) untuk teh hitam. 3. Fermentasi Proses fermentasi bertujuan untuk memberikan kesempatan pusuk teh agar terjadi oksidasi enzimatis senyawa polifenol sehingga terbentuk teaflafin dan tearubigin. Fermentasi dimulai sejak pucuk memar akibat penggilingan/pengggulungan dan diakhiri setelah terjadi kontak antar bubuk dengan suhu pengeringan. Oksidasi senyawa polifenol, terutama epigalokatekin dan galatnya menghasilkan quinon-quinon. Quinon mengoksidasi lebih lanjut menjadi bisflavanol, teaflavin dan tearubigin. Teaftavin berhubungan erat dengan karakteristik air seduhan misalnya kesegaran dan kecerahan. Sedangkan tearubigin menentukan kemantapan seduhan dan warna ampas seduhan. Proses kondensasi dan polomerisasi berlanjut membentuk substansi tidak larut. Selama proses fermentasi selain terjadi proses oksidasi juga timbul aroma yang khas. Terbentuknya aroma ini disebabkan oleh senyawa yang mudah menguap dan senyawa aldehid hasil oksidasi asam amino. 4. Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk menghentikan proses oksidasi, dilakukan dengan cara daun teh dilewatkan melalui pengering udara panas hingga kadar air mencapai 2,5-4,5 sehingga proses fermentasi berhenti, sehingga sifat-sifat teh tidak berubah dan tahan disimpan. Pengeringan dapat menggunakan mesin Endless Chain Pressure Dryer atau Fluid Bed Dryer pada sehu 90-95oC selama 20-22 menit. 4. Sortasi dan Grading Tujuan sortasi adalah untuk mendapatkan ukuran, bentuk dan warna partikel teh yang seragam sesuai dengan standar mutu yang disepakati secara nasional maupun internasional. Disamping itu juga untuk menghilangkan kotoran, serat, tulang dan debu. 5. Pengemasan Teh yang telah disortasi dan ditetapkan gradenya, selanjutnya dimasukkan kedalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran (blending) untuk menghomogenkan produk teh dalam grade yang sama. Selanjutnya dilakukan pengemasan untuk membantu mencegah dan mengurangi terjadinya kerusakan, selama penyimpanan. Saat pengepakan kadar air diusahakan tidak lebih dari 5.5%. DAFTAR PUSTAKA http://www.ptti.or.id/journal/index.php/Floribunda/article/view/30/12 https://id.wikipedia.org/wiki/Jahe https://jabar.tribunnews.com/2015/08/27/suweg-namanya-ndeso-tapi-bisa-mengobati- penyakit- mematikan#:~:text=Suweg%20mampu%20menghasilkan%20karbohidrat%20dan,%2C %20tahu%2C%20kosmetik%20dan%20roti. https://tirto.id/mengenal-tanaman-porang-manfaat-harga-budidaya-nilai-bisnis-ekCF http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/93541/Pengolahan-Teh-Hitam/ https://repository.usm.ac.id/files/bookusm/D013/20171109110730-Teknologi- Pengolahan-Teh-Hitam-(Camellia-Sinensis-L.-Kuntze)-Sistem-Orthodox.pdf BMP PANG4210 / Pengetahuan Bahan Pangan