Anda di halaman 1dari 8

Nama : Limaran Sari Prabowo

NIM : 041719355 / Teknologi Pangan


1. Jelaskan prinsip dasar Kromatografi adsorpsi cair-padat dan hubungannya dengan deret
eluotropic
Kromatografi kolom dengan mekanisme adsorpsi secara sederhana dapat berbentuk kromatografi
cair-padat (KCP) kolom terbuka berupa peralatan sederhana yang terdiri dari kolom dan
Erlenmeyer sebagai penampungan elluen (fasa gerak). (sumber : PEKI4207)
2. Jelaskan cara memilih fasa gerak dan diam untuk pemisahan suatu solute
Pada pelaksanaan pemisahan dengan kolom assorpsi sederhana pertama-tama sampel akan
dipisahkan dilarutkan di dalam pelarut yang sesuai, kemudian disebarkan di bagian atas kolom
yang sudah berisi fasa diam (adsorben). Selanjutnya eluen dialirkan secara perlahan dan
dibiarkan mengalir melalui adsorben. Pada saat eluen mengalir, komponen sampel yang
dipisahkan akan terbawa ke bawah. Kesetimbangan dinamis antara komponen yang teradsorbsi
pada fasa diam dengan komponen yang terlarut didalam eluen akan terjadi Ketika proses
pengaliran ini. Setiap komponen didalam sampel mempunyai koefisien distribusi antara fasa
diam dan fasa gerak yang berbeda sehingga kecepatan migrasinya berbeda dan terjadilah
pemisahan. Komponen-komponen sampel yang terpisah (jika berwarna) akan Nampak sebagai
pita-pita di dalam fasa diam, selanjutnya masing-masing komponen dapat didorong keluar kolom
dengan penambahan fasa gerak yang kemudian ditampung, dipisahkan dan diidentifikasikasi.
(sumber : PEKI4207)
3. Dengan menggunakan tabel, terangkan perbedaan adsorpsi linier, konveks, dan konkaf
Adsorpsi linier Adsorpsi konveks Adsorpsi konkaf
Keadaan ini adalah situasi Disebabkan berbagai aktivitas Reaksi tambahan yang terjadi
yang diinginkan, yang dari sisi adsorpsi yang ada, pada permukaan kadang-
menunjukkan bahwa pada sistem yang paling kadang mempertinggi proses
permukaan padatan penyerap umumakan menyimpang dari adsorpsi secara keseluruhan.
tidak terjadi “kejenuhan” oleh linieritas. Beberapa sistem
spesies yang telah diserapnya. padat – cair mengikuti
Kemiringan (slop) pada kurva hubungan yang dikenal
isotherm linier dengan isotherm Freundlich
Cs Cs
K= atau C s=K C M K= atau
CM 1

[CM ] n

C s=K ¿
Dimana n tergantung pada
keadaan sistem dan suhu.
Secara umum n > 1 yang
menyebabkan bentuk
konveks untuk isotherm. Pada
beberapa sistem gas-padat,
kecepatan adsorpsi secara
langsung tergantung pada
jumlah sisi yang kosong
sampai seluruh permukaan
tertutup dengan spesies
pengadsorpsi secara
sempurna. Jadi kecepatan
(dan koefisien distribusi)
harus berkurang seiring
bertambahnya konsentrasi.
(sumber : PEKI4207)
4. Jelaskan hubungan antara kekuatan adsorptivitas dengna waktu retensi
Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan oleh senyawa komponen sampel untuk
melewati kolom menuju detektor. Waktu retensi dihitung dari saat sampel diinjeksikan
hingga puncak pembacaan maksimum pada detektor. (https://news.labsatu.com/)
Absorptivitas adalah suatu tatapan dan spesifik sebagai setiap molekul pada panjang
gelombang dan pelarut tertentu. Simbol dari Absorptivitas adalah a satuannya g−1 cm-1.
Sedangkan Absorptivitas Molar simbolnya ε satuannya M-1 cm-1. Absorptivitas dan
Absorptivitas senyawa ini memperagakan sesuat pita ultraviolet yang kebanyakan
terdapat pada larutan etanol. Suatu larutan yang mengandung senyawa dalam etanol
memberikan suatu absorbans. (sumber : http://kuliahkaryawan.i-tech.ac.id/)
5. Jelaskan hubungan antara ukuran eluotropik dengan waktu retensi
Ukuran eluotropic adalah daftar berbagai senyawa menurut kekuatan orde elusi untuk
penjerap tertentu. "Kekuatan elusi" suatu pelarut sebagian besar ditentukan oleh seberapa
baik pelarut dapat "menarik" analit dari penjerap tempatnya berikatan. Ini sering kali
terjadi ketika eluen terjerap pada permukaan fasa diam, menggantikan analit. Seri
semacam ini berguna untuk menentukan pelarut yang diperlukan
untuk kromatografi senyawa-senyawa kimia. Umumnya, seri semacam ini bergerak dari
pelarut non-polar, seperti n-heksana, sampai pelarut polar, seperti metanol atau air.
Urutan pelarut dalam seri eluotropik bergantung pada fasa diam dan senyawa yang
digunakan untuk menentukan urutan. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Elusi)
Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan oleh senyawa komponen sampel untuk
melewati kolom menuju detektor. Waktu retensi dihitung dari saat sampel diinjeksikan
hingga puncak pembacaan maksimum pada detektor. (https://news.labsatu.com/)
6. Kromatografi partisi: jelaskan prinsip dasar partisi cai-cair dan faktor-faktor yang
mempengaruhi daya pisah kromatografi partisi.
Pada car aini kolom dibuat dengan cara menyalut padatan pendukung dengan cairan yang
berfungsi sebagai fasa diam dengan proses perendaman selanjutnya cairan pelarut
diuapkan. Kelemahan KCC ini adalah fasa diam secara perlahan dapat terkikis dari
padatan penyangga sehingga kinerja kromatografi menurun.
Pada KCC fasa diam dilapiskan ke padatan pendukung ha[lus yang berpori dengan
ukuran diameter 100-300 mesh dengan komposisi sekitar 50% massa, padatan pendukung
yang umum digunakan adalah Kieselguhr, tanah diatomic, selulosa dan silica gel.
(sumber : PEKI4207)
7. Dengan tabel, terangkan perbedaan kromatografi partisi normal dan fasa terbalik
Kromatografi partisi normal Kromatografi fasa terbalik
Kromatografi partisi adalah Kromatografi fasa terbalik (English: reversed-
kromatografi dimana proses phase chromatography, RPC) atau
pemisahannya berdasakan kromatografi hidrofobik adalah metode
kemampuan adsorpsi analit pada kromatografi yang menggunakan fasa diam
lapisan tipis cairan yang dilapiskan hidrofobik.[1] RPC merujuk pada kromatografi
pada partikel padatan inert fase cair, bukan kromatografi gas. Istilah "fasa
diamnya. Prinsip utama pemisahan terbalik" mempunyai latar belakang sejarah.
berdasarkan perbedaan kelarutan Pada tahun 1970an, sebagian besar
antara komponen sampel pada fase kromatografi cair dilakukan menggunakan
diamnya (gas chromatography), atau pendukung fasa diam (disebut juga dengan
berdasarkan perbedaan kelarutan "kolom") berisi resin silika atau alumina yang
komponen dalam fase gerak dengan tidak dimodifikasi. Metode ini disebut
fase diamnya (liquid "kromatografi fasa normal". Pada kromatografi
chromatography). Keuntungan fasa normal, fasa diam adalah hidrofilik
metode kromatografi partisi ini sehingga mempunyai afinitas yang kuat
adalah distribusinya tidak bergantung terhadap molekul hidrofilik dalam fasa gerak.
pada konsentrasi, sehingga Oleh karena itu, molekul-molekul hidrofilik
pemisahan dapat terjadi lebih baik. dalam fasa gerak cenderung untuk terikat (atau
(sumber : teradsorpsi) pada kolom, sementara molekul-
http://kedaisains.blogspot.com/2017/ molekul hidrofobik mengalir melalui kolom
05/cara-kerja-kromatografi.html) dan dielusi pertama kali. Dalam kromatografi
fasa normal, molekul hidrofilik dapat dielusi
dari kolom dengan menaikkan polaritas larutan
dalam fasa gerak.

Teknik ini diperkenalkan menggunakan rantai


alkil yang berikatan kovalen pada fasa
pendukung, menciptakan fasa diam hidrofobik
yang mempunyai afinitas yang lebih kuat
terhadap senyawa-senyawa hidrofobik.
Penggunaan fasa diam hidrofobik
diperhitungkan sebagai lawan atau "kebalikan"
dari kromatografi fasa normal, sehingga
muncullah istilah "kromatografi fasa
terbalik".Kromatografi fasa terbalik melibatkan
fasa gerak polar (aqueous). Akibatnya,
molekul-molekul hidrofobik cenderung
teradsorpsi pada fasa diam hidrofobik, dan
molekul-molekul hidrofilik dalam fasa gerak
akan melewati kolom dan terelusi lebih dulu.
Molekul-molekul hidrofobik dapat dielusi dari
kolom dengan menurunkan polaritas fasa gerak
menggunakan pelarut organik (non-polar),
yang dapat mengurangi interaksi hidrofobik.
Semakin hidrofobik suatu molekul, semakin
kuat terikat pada fasa diam, dan semakin tinggi
konsentrasi pelarut organik yang diperlukan
untuk mengelusi molekul tersebut.
(sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_fas
a_terbalik)
8. Kromatografi eksklusi: jelaskan prinsip dasarnya dan cara pengukuran batas eksklusi
Prinsip dasar : prinsip pemisahan dalam kromatografi ekslusi didasarkan pada perbedaan
ukuran molekul sampel. Molekul-molekul sampel yang tersolvasi dengan ukuran yang
lebih besar dari pori pori tersebar gel yang mengembung tidak dapat menembus partikel-
partikel gel, molekul molekul ini akan melewati celah celah diantara partikel gel dan
keluar kolom lebih awal. Sedangkan molekul yang lebih kecil akan memasuki jaringan
yang terbuka di dalam partikel gel dengan tingkatan yang beragam ditentukan oleh
ukuran dan bentuknya sehingga proses pemisahan terjadi (sumber : PEKI4207)
9. Dengan menggunakan tabel terangkan perbedaan teknik desalting, pemekatan, dan
fraksionasi pada kromatografi eksklusi
Desalting (penghilangan
Concentrating (pemekatan) Fractionation (fraksionasi)
garam)
Salah satu masalah yang Larutan encer Pemisahan lengkap suatu
umum dalam biokimia makromolekul dengan campuran yang molekul-
adalah penghilangan garam berat molekul lebih besar molekul memiliki harga K
dan molekul kecil lain dari dari limit ekslusi relative kecil yang
molekul besar. Perbedaan dipekatkan dengan memerlukan kolom yang
harga koefisien distribusi menggunakan sifat panjang, kecepatan air
yang besar dalam higroskopis alamiah dari yang kecil, dan waktu yang
pemisahan ini gel kering. Karena garam lama. Dalam kromatografi
memungkinkan untuk dan molekul kecil masuk ekslusi, distribusi berat
menggunakan kolom yang kedalam gel seperti air molekul dari suatu
simple dengan kecepatan maka konsentrasi campuran yang kompleks
alir yang tinggi. makromolekul sisa menjadi ke dalam pori pori gel
Keuntungan dari metode lebih pekat. Hal ini memberikan informasi
desalting adalah bahwa merupakan keuntungan untuk karakterisi sampel
makromolekul dielusi yang penting bagi ataupun prediksi komposisi
tanpa adanya proses masuk pemisahan protein, karena
ke dalm pori gel protein mudah
terdenaturasi oleh
perubahan dalam
komposisi dan suhu larutan
(sumber : PEKI4207)
10. Jelaskan prisnisp kromatografi penukar ion
Kromatografi pertukaran ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa spesifik di
dalam larutan campuran. Prinsip utama dalam metode ini didasarkan pada interaksi
muatan positif dan negatif antara molekul spesifik dengan matriks yang barada di dalam
kolom kromatografi. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan
bernama Thompson pada tahun 1850. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi
pertukaran ion, yaitu:
Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom yang digunakan
biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-
CH2SO3- dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem
ini adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.
kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan negatif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang digunakan
biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H,
dan –N+(CH3)3.Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-
metil piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.
Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama
enzim).Molekul lain yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan
kromatografi pertukaran ion ini antara lain senyawa alkohol, alkaloid, asam amino, dan
nikotin. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_pertukaran_ion)
11. Jelaskan prinsip dan cara kerja peralatan kromatografi fluida superkritis
Prinsip : Perbedaan distribusi komponen-komponen diantara dua fasa dengan
menggunakan fluida superkritis sebagai fasa gerak.
Kromatografi fluida superkritis merupakan pengembangan dari teknik kromatografi
kolom, dimana dalam cara kerjanya menggunakan fasa gerak fluida superkritik.
Kromatografi Fluida Superkritis (SFC) Pada dasarnya merupakan perpaduan teknik GC
dan KCKT dengan mengambil berbagai kelebihan pada kedua teknik kromatografi
tersebut
Cara kerja : merupakan gabungan GC dan KCKT dalam hal pompa dan oven kolom. Fasa
gerak dipompa, kemudian cuplikan berupa campuran disuntikkan ke dalam aliran fasa
gerak dan dibawa ke kolom yang terdapat di dalam oven. Tekanan dan suhu dalam oven
harus dioperasikan di atas tekanan dan suhu kritis fasa gerak, agar mencapai keadaan
fluida super kritis. Komponen-komponen cuplikan dapat dipisahkan berdasarkan
perbedaan waktu retensi. Setiap komponen yang meninggalkan kolom terdeteksi oleh
detektor dan direkam sebagai kromatogram.
(sumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196611151991011-
HOKCU_SUHANDA/KULIAH_KIMIA_INSTRUMEN/KROMATOGRAFI_SFC.pdf )
12. Dengan membuat tabel bandingkan aplikasi kromatografi penukar ion dan fluida
superkritik
Aplikasi kromatografi penukar ion Aplikasi kromatografi fluida superkritik
Adapun aplikasi dari kromatografi 1. Tangki gasa gerak
pertukaran ion biasanya berupa pemisahan 2. Pompa bertekanan tinggi
ion-ion renik dalam sampel, misalnya untuk 3. Injektor
tujuan pemurnian air minum. Kerena resin 4. Oven
fese diam mempunyai kapasitas maka 5. Kolom analitik
pemisahan tidak dapat dilakukan terus- 6. Detektor
menerus dalam waktu lama karena
permukaan dan situs penukar ion akan 7. Kromatogram (sumber : PEKI
habis. 4207)
(http://destirumapea24.blogspot.com/
2015/03/kromatografi-pertukaran-
ion.html#:~:text=Adapun%20aplikasi
%20dari%20kromatografi
%20pertukaran,situs%20penukar%20ion
%20akan%20habis. )
13. Ketika Anda mempunyai sampel hasil ekstraksi daun dengan pelarut methanol, Anda
akan mengidentifikasi senyawa klorofil daun dengan KCKT. Apakah kita dapat
melakukan hal tersebut? Jelaskan jawabanAnda!
klorofil merupakan pigmen utama pada tumbuhan. KCKT dapat digunakan dalam
mengidentifikasi klorofil. Karena kromatografi cair kinerja tinggi merupakan slah satu
Teknik kromatografi yang dugunakan untuk zat cair yang biasanya disertai dengan
tekanan tinggi. Karena sampel merupakan hasil ekstraksi yang berbentuk cair dan dengan
pelarut methanol yang memiliki tekanan yang tinggi maka dengan KCKT senyawa
klorofil dapat dideteksi
14. Buat peta konsep untuk Modul 5 dan 6 atau 8 dan 9
Modul 8

KROMATOGRAFI
KOLOM
KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI
ADSORPSI CAIR-
PARTISI EKSKLUSI
PADAT

Modul 9
K R O M A T O G R A F I K O LO M
PERKEM BAN G AN
KROMATOGRAFI
PENUKAR ION (KPI)

KROMATYOGRAFI
FLUIDA SUPER KRITIK
(SFC)

15. Buat semua latihan dan semua tes formati pada setiap kegiatan belajar pada masing-
masing modul 5 dan 6 atau 8 dan 9. Berikan keterangan dari halaman berapa jawaban
latihan dan tes formatif itu Anda baca.
Modul 8
Tes formatif 1 Tes formatif 2 Tes formatif 3
1. D 1. C 1. B
2. C 2. A 2. C
3. D 3. D 3. D
4. B 4. D 4. B
5. A 5. B 5. D
6. C 6. A 6. B
7. D 7. A 7. D
8. A 8. C 8. B
9. C 9. B 9. D
10. A 10. C 10. A
Modul 9
Tes formatif 1
1. B
2. D
3. C
4. C
5. A
6. A
7. B
8. C
9. D
10. C
Tes formatif 2
1. A
2. B
3. C
4. D
5. C
6. B
7. B
8. B
9. C
10. A

Anda mungkin juga menyukai