FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Oleh :
A. Kromatografi
1. Kepolaran
3. Keatsirian/tingkat penguapan
Interaksi fase diam dan fase gerak (terjadi interaksi antar molekul); namun
interaksinya berbeda pemisahan dapat terjadi diakibatkan oleh lebih dari
satu hal dibawah ini :
3.partisi (partitioning)
4. Ukuran partikel
Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain:
Kromatografi Adsorbsi
Adsorbsi terjadi krn adanya ikatan hydrogen antara gugus fungsi dan
gugus hidroksil pada permukaan fase diam untuk silanol group (silica gel)
Senyawa polar bergerak lebih lambat drpd komponen nonpolar jika
fase geraknya silica gel atau alumina (karena senyawa polar akan lebih
terikat pada fase diam silica gel yang bersifat polar)
Interaksi antara komponen kimia dan gugus fungsi yang ada pada fase diam ,
silica gel , silanol OH (hidroksil bebas pada silica gel) dan gugus senyawa
lain .
Kromatografi partisi
Mekanisme : Kelarutan relative komponen antara fase diam
(sorbent/stationary phase) dan fase gerak (solvent/mobile phase).
Komponen yang lebih larut dalam fase gerak akan bergerak keatas lebih
cepat dengan jarak yang lebih besar dibandingkan komponen yang lebih larut
pada fase diam
KLT fase balik adalah menggunakan fase diam dimana komponen
akan terpartisi diantara fase diam dan fase gerak
Fase diam lemak (lipid) dan fase gerak yang berair
Fase balik fase diam adalah silica yang direaksikan dengan alkil
rantai lurus C-18 mbtk fase octadecasilyl (ODS) Rp 18 ODS
Senyawa yang nonpolar akan bergerak lebih lambat karena fase diam pada
Rp 18 bersifat non polar, Sebaliknya senyawa polar akan bergerak lebih
cepat Karena larut dalam fase gerak
KLASIFIKASI KROMATOGRAFI
Berdasarkan fasa geraknya:
• Liquid Chromatography
• Gas Chromatography
Kromt kolom
Kromt kertas
3) Filter ( fase diam : padat dan fase gerak : cair ), pemisahan tergantung
perbedaan struktur dan ukuran molekul
4) Suhu kritik (pengembagan kromatografi gas dan HPLC dan fase gerak
: CO2 super kritik)
Prinsip Kromatografi
Perbedaan afinitas komponen-komponen kimia sampel terhadap fase diam dan fase
gerak menyebab terjadinya perbedaan pemisahan kompenen kimia tersebut
Afnitas dipengaruhi oleh : adsorbsi dan kelarutan
Pemisahan : Pemilihan Fase diam dan fase gerak yang tepat dalam proses
pemisahan
a) jika lebih terikat pada fase padat: maka komponen kimia (noda) akan
lebih lambat terelusi
b) jika lebih larut dalam fase gerak, maka noda akan terelusi lebih dahulu
- adsorbsi
Kemampuan komponen kimia untuk tetap melekat atau teradsorbsi pada
fase diam
- kelarutan
Kelarutan komponen kimia sampel dalam fase gerak
RF = 0,2 -0,8
Jika senyawa terelusi pada bagian atas lempeng maka kepolaran eluen harus
diturunkan (fase normal )
Jika senyawa terelusi pada bagian bawah lempeng maka kepolaran eluen
harus dinaikkan (fase normal)
Jika senyawa terelusi pada bagian atas lempeng maka kepolaran eluen
harus dinaikkan (fase balik)
Jika senyawa terelusi pada bagian bawah lempeng maka kepolaran eluen
harus diturunkan (fase balik)
Pemilihan 2- 5 eluen disesuaikan kombinasi dari pelarut pada prisma
Dipilih 2 eluen untuk tahap pertama dan bisa dilanjutkan pada kombinasi lebih dari 2,
jika :
1. Jika kombinasi eluen memiliki kekuatan eluen yang berbeda utk pemisahan
senyawa-senyawa polar
2. Jika kombinasi eluen memiliki kekuatan eluen yang sama untuk pemisahan
senyawa2 yang bersifat nonpolar
Kromatografi padat – cair Disebut pula Kromatografi planar Fase diam berupa
lapisan tipis pada permukaan datar di atas pendukung (lempeng/plat) yang sesuai
Keuntungan secara umum dari KLT :Serbaguna, Cepat, Peka, Dapat dilakukan
identifikasi spesifik (disemprot dengan H2SO4 pekat)
KLT : Digunakan untuk pemisahan senyawa polar (tannins and phenols) and
nonpolar (lipids, chlorophylls, and waxes)
Simbol-symbol pada adsorben KLT
- Chamber
- Fase diam (Lempeng /plat KLT)
- Fase gerak
- Gegep/pinset
- Kertas saring
- Penggaris
- Pereaksi kimia spesifik
- Alat pendeteksi bercak (lampu
1. Persiapan
Chamber
Plat/lempeng KLT
3. Pengembangan KLT
- Masukkan ekstrak atau sampel yang telah ditotolkan pada plat KLT ke
dalam chumber berisi eluen yang telah dijenuhkan
4. Visualisasi bercak
- Uap iodin
- Reagen penyemprot
Tailing : Spot yang dihasilkan berekor seperti komet atau spot saling tumpeng
tindih
1. eluen tidak jenuh saat dimasukkan lempeng KLT yang telah ditotolkan sampel
Uap iodin, bercak mudah hilang, dapat dibuat permanen dgn disemprot 0,5%
benzidin dalam alcohol absolut
Asam sulfat pekat pada pemanasan, bercak menjadi hitam. (asam sulfat 10
% dalam etanol / larutan asam sulfat dlam air , atau larutan asam sulfat 70-80
% dalam air
Campuran asam sulfat dan kalsium bikromat atau campuran asam sulfat dan
asam nitrat
5. Interpretasi hasil
- Pengembangan tunggal
- Pengembangan dua dimensi :
Pengembangan ke 1 & ke 2 tak sama
arah pengembangan ke 2 tegak lurus (90 0) pengembangan ke
kertas