Anda di halaman 1dari 10

NAMA : CAROLINE NOER ASY’ARY

NPM : 1810631210074
KELAS : FARMASI 4B

PENGGOLONGAN METODE PEMISAHAN

1. Berdasarkan wujud fase

Fase 1 Fase 2 Contoh


Cair Kromatografi gas-cair
Gas
Padat Kromatografi gas-padat
Cair Leaching
Padat
Gas Sublimasi
Cair ECC, kromatografi cair-cair
Cair Padat Kromatografi cair-padat
Gas Destilasi
2. Berdasarkan asal fase 2
a. Ditambahkan (fase 2 bukan merupakan perubahan bentuk fase 1)
Contoh : ECC, kromatografi, dialisis
b. Terbentuk (fase 2 merupakan perubahan bentuk fase 1)
Contoh : Destilasi, pengendapan, penghabluran
3. Berdasarkan lama kontak
a. Sinambung
Contoh : Kromatografi, ECC Craig
b. Bertahap
Contoh : ECC corong pisah
4. Berdasarkan arah fase berkontak
a. Cross current (lintas arus)
Contoh : ECC corong pisah
b. Counter current (lawan arus)
Contoh : ECC craig
5. Berdasarkan proses
a. Proses kimia
Contoh : Pengendapan, kromatografi penukar ion
b. Proses fisika
Contoh : Sublimasi, kromatografi cair-cair, gas-padat, gas-cair, ECC
c. Proses mekanis
Contoh : Sentrifugasi, filtrasi, pengayakan
6. Berdasarkan gaya dorong pada pemisahan
a. Kesetimbangan
Contoh : Kromatografi, ECC, destilasi, sublimasi, pengendapan
b. Kinetika
Contoh : Dialisis, sentrifugasi

a. Kromatografi Gas

Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampelberdasarkan


perbedaan distribusi komponen-komponen tersebut ke dalam 2 fasa, yaitu fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa
cairan atau padatan. Selain pemisahan, kromatografi gas juga dapat melakukan pengukuran kadar komponen-
komponen dalam sampel. Pengukuran analit dalam kromatografi gas berdasarkan perbedaan tinggi atau luas puncak
sebagai akibat perbedaan konsentrasi analit. Kromatografi gas berdasarkan fasa diamnya dibagi ke dalam dua bagian,
yaitu: kromatografi gas-cair (KGC) dan kromatografi gas-padat (KGP).
- Pada KGC fasa diamnya berupa cairan yang sukar menguap dan melekat pada padatan pendukung berupa
butiran halus yang inert. Secara lebih spesifik, proses pemisahan pada KGC terjadi akibat perbedaan partisi
komponen-komponen dalam sampel di antara fasa diam dan fasa gerak.
- Fasa diam pada KGPberupa padatan seperti karbon, zeolit dan silika gel. Dalam hal ini, proses pemisahan
terjadi akibat perbedaan adsorpsi fasa diam terhadap komponen-komponen dalam sampel.Koefisien distribusi
umumnya jauh lebih besar daripada KGC, sehingga KGP banyak digunakan untuk pemisahan spesi yang tidak
ditahan oleh kolom gas-cair, seperti komponen udara, hidrogen sulfida, karbon disulfida, nitrogen oksida,
karbon monoksida,dan karbon dioksida.Ada beberapa kendala pada KGP yaitu adsorbsi fasa diam terhadap
komponen-komponen sampel bersifat semi permanen terutama terhadap molekul yang aktif atau molekul
yang polar. Disamping itu KGP seringkali memberikan bentuk kromatografi yang berekor. Kendala lain dari
KGP adalah efektifitas pemisahan komponen sangat dipengaruhi oleh massa molekul relatif(Mr). KGP lebih
efektif untuk pemisahan komponen-komponen dengan Mr rendah.

Fasa gerak yang berupa gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam. Sampel diinjeksikan ke dalam aliran gas tersebut dandibawa oleh fasa gerakke dalam kolom.
Komponen-komponen dalam sampelmengalami proses pemisahan di dalam kolom. Komponen-komponen yang
telah terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom menuju detektor. Detektor akanmendeteksi jenismaupun
jumlah komponen dalam sampel. Hasil pendeteksian direkam dengan recorderdan dinamakan kromatogram yang
terdiri dari beberapa peak(puncak)yang menggambarkan komponen-komponen dalam suatu sampel yang
dipisahkan. Puncak-puncak yang diharapkan berbentuk runcing, sempit, jelas dan tidak tumpang tindih. Jumlah
puncakyang dihasilkan menyatakan jumlah komponen yang terdapat dalam sampel, sedangkan luas atau
tinggipuncakmenunjukkankuantitas suatu komponen dalam sampel.

b. Leaching

Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zatyang dapat melarut (solut) dari
suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan menggunakan pelarut cair. Pada proses
leaching, mekanismenya ialah solven ditransfer menuju permukaan solid, kemudian solven berdifusi atau masuk ke
dalam solid. Lalu, solut yang ada dalam solid berdifusi ke solven. Kemudian solut yang sudah terlarut dalam solven
berdifusi menuju permukaan lalu ditransfer ke pelarut. Umumnya mekanisme proses ekstraksi dibagi menjadi 3
bagian yaitu:

- Perubahan fase solute untuk larut ke dalam pelarut, misalnya dari padat menjadi cairan.
- Difusi melalui pelarut di dalam pori – pori untuk selanjutnya keluar dari partikel.
- Akhirnya perpindahan solute ini dari sekitar partikel ke dalam larutan keseluruhannya.

Setiap bagian dari mekanisme ini akan mempengaruhi kecepatan ekstraksi, namun bagian pertama
berlangsung dengan cepat maka terhadap kecepatan ekstraksi secara keseluruhan dapat diabaikan. Jadi proses leaching
dapat dilakukan 3 macam:

- Pelarutan solute.
- Pemisahan larutan terhadap ampas padat.
- Pencucian ampas padat
c. Sublimasi
Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan tekanan uap digunakan untuk memisahkan / memurnikan senyawa
padat yang dapat menyublim pada tekanan kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar,
tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa tersebut akan langsung
menyublim. Pada proses sublimasi, bila senyawa padat dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari
padat menjadi uap tanpa melalui fase cair dahulu. Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung
berubah menjadi fase padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada senyawa padat
semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim, sedangkan pengotornya tetap
tertinggal dalam cawan / gelas piala. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan kamar,
namun banyak yang baru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan. Untuk mendapatkan bahan murni, fase uap
bahan tersublim didinginkan secara perlahan-lahan sehingga berbentuk kristal.

d. ECC

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction) yaitu pemisahan solute dari cairan pembawa (diluen)
menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven tersebut bersifat heterogen (immiscible, tidak saling campur),
dan jika dipisahkan terdapat 2 fase :

- Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.


- Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan
pelarut. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media
pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan
pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang
berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara
kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan
perkakas pengaduk). Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut:

- Mencampurkan bahan ekstrak dengan pelarut dan membiarkannya saling kontak. Dalam hal ini terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antar muka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian
terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarut ekstrak.
- Memisahkan larutan ekstrak dari refinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
- Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut. Umumnya dilakukan dengan
mendapatkan kembali pelarut. Larutan ekstrak langsung dapat diolah lebih lanjut atau diolah setelah
dipekatkan.

e. Kromatografi cair-cair

Kromatografi cair-cair adalah pemisahan kromatografi teknik di mana fase gerak adalah cairan (biasanya
pelarut atau campuran biner sederhana pelarut) dan fase diam jugacair (yang harus larut dan tidak larut dalam cairan
fase gerak). Fase diam cair didukung pada beberapa bahan yang cocok seperti tanah diatom atau di bawah gel silika
keadaan tertentu.Sistem ini secara inheren tidak stabil, sebagai fase diam akan selalu memiliki beberapakelarutan
dalam fase gerak. Fase diam merupakan cairan (lebih baru-baru ini bonded phase) yang dilapiskan pada patana inert
(bahan pendukung). Bahan terlarut ditambahkan ke dalam sistem yang mengandung dua pelarut yang tidak dapat
dicampur dan memenuhi keseimbangan.

f. Kromatografi cair padat

Kromatografi Cair Padat atau Liquid Solid Chromatography disebut juga kromatografi penyerapan.
Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.
(a)a solvent inlet filter, (b) pump, (c) inline solvent filter, (d) injection valve, (e) precolumn filter, (f) column, (g)
detector, (h) recorder, (i) backpressure regulator, and (j) waste reservoir.

Pelarut inlet membawa fasa gerak yang kemudian dipompa melalui filter pelarut inline dan akan melewati
katup injeksi. Fasa gerak akan bercampur dengan sampel yang telah diinjeksikan Campuran tersebut akan melewati
filter lainnya dan melewati kolom sehingga komponen-komponen sampel akan terpisah. Detektor akan mendeteksi
pemisahan analat dan merekamnya, biasanya komputer yang akan merekan informasi tersebut. Sampel akan akan ke
backpressure filter dan menjadi waste.

g. Destilasi

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uapdan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan.
Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan
fasa air. Semua komponen tersebutterdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui
penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara
destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisicairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
h. Dialisis

Dialisis adalah teknik pemisahan berdasarkan pada perbedaan kecepatan difusi melalui membran
semipermeable. Membran dialisis biasanya terbuat dari selulosa yang mempunyai ukuran pori 1-5 nm. Sampel
ditempatkan pada kantong membran kemudian ditempatkan pada kontainer yang diisi dengan larutan yang berbeda
dengan sampel sehingga partikel-partikel kecil akan keluar sedangkan partikel yang besar tinggal di dalam kantong.
Dialisis seringkali digunakan pada pemurnian protein, hormon dan enzim. Digunakan pula pada dialisis darah (cuci
darah) pada penderita gagal ginjal; sisa-sisa metabolit seperti urea, asam urat dan kreatinin pada penderita gagal ginjal
akan dikeluarkan dari darah melalui membran dialisis.

i. Pengendapan

Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung dalam cairan, misalnya air. Suatu reaksi
dapat dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak
larut dalam cairan tersebut. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-
senyawa ionik. Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, tergantung pada kelarutan dari zat terlarut, yaitu
jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat
dapat di bagi, yaitu dapat larut, sedikit larut atau takdapat larut. jika suatu zat dapat larut dalam air maka termasuk
dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit larut atau takdapat larut. Semua senyawa ionik
merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi suatu senyawa
melebihi kelarutannya (seperti saat mencampur pelarut atau mengubah suhunya). Pengendapan dapat terjadi dengan
cepat dari larutan jenuhnya.
j. Penghabluran/Kristalisasi

Penghabluran ialah suatu proses pembekuan secara alami maupun buatan di mana molekul-molekul disusun
rapi menjadi suatu struktur hablur atau kristal, melalui pemendapan daripada suatu larutan, pembekuan atau
pengenapan langsung daripada suatu gas. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam
kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak,
kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam
bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan
proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu
dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu
tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.

k. ECC Craig

Untuk memisahkan 2 zat atau lebih dari campurannya. Zat-zat yang akan dipisahkan berulang kali di
distribusi (diekstraksi) antara 2 fasa (fasa air dan fasa organik). Alat ekstraksi Counter Current terdiri dari sejumlah
tabung-tabung pengekstraksi. Prinsip pemisahan ini merupakan dasar prinsip pemisahan secara kromatografi.

l. Ekstraksi bertahap (batch-extraction)

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut
pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi 'at yang akan diekstraksi pada kedualapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.

m. Ekstraksi kontinyu (ekstraksi sampai habis)

Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk pemisahan yang
kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi padaekstraksi tergantung pada viskositas fase dan
factor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatantercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah
dengan menggunakan luaskontak yang besar.

n. Ekstraksi lawan arus (counter current extraction)


Ekstraksi kontinyu counter current, fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang berla)anan dengan
larutan yang mengandung zat yang akan diekstraksi. Biasanya digunakanuntuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian.
Sangat penting untuk fraksionasi senya)a organik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-organik.

o. Kromatografi pertukaran ion

Kromatografi pertukaran ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa spesifik di dalam larutan campuran. Prinsip
utama dalam metode ini didasarkan pada interaksi muatan positif dan negatif antara molekul spesifik dengan matriks
yang barada di dalam kolom kromatografi. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan bernama
Thompson pada tahun 1850. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi pertukaran ion, yaitu:

 Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif dan kolom
kromatografi yang digunakan bermuatan negatif.[3] Kolom yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran
yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-CH2SO3- dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang
digunakan dalam sistem ini adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.

 kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan negatif dan kolom
kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang digunakan biasanya berupa matriks dekstran
yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3. Larutan penyangga (buffer) yang
digunakan dalam sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.

p. Sublimasi

Sublimasi merupakan metoda pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair
terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Prinsip dasar dari sublimasi adalah perbedaan
tekanan uap. Bahan-bahan yang menggunakan metoda ini adalah bahan yang mudah menyublim seperti kamfer dan
iod.Proses yang dilakukan yaitu bahan dipanaskan untuk mempercepat penyublinan. Uap bahan ditampung dalam
sebuah wadah dan didinginkan agar uap mengkristal.Metoda ini dimanfaatkan untuk pemurnian kristal iod dan
kamfer. Kamfer atau iod akan menguap sedangkan partikel pegotor akan tersisa, sehingga kamfer akan bersih dari
pengotor. Kristal yang mengandung iod dan kotoran dipanaskan sehingga menyublim.Uap iod yang tidak
mengandung kotoran membeku kembali pada bagian tutup yang kemudian didinginkan dengan memberi pecahan es.
Kotoran akan tertinggal dibagian bawah.

q. Filtrasi
Yaitu pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau
septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah
cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak
sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan
laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa
atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda,
banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini. Prinsip dasar filtrasi adalah
perbedaan ukuran partikel.

r. Sentrifugasi

Suspensi yang partikel-partikelnya sangat hasul tidak bisa dipisahkan dengan cara filtrasi. Partikel-partikelnya
dapat melewati saringan atau bahkan juga menutupi lubang pori-pori saringan sehingga cairan tidak dapat
melewatinya. Cara untuk memisahkan suspensi adalah dengan cara membiarkannya sampai mengendap. Sesudah
beberapa saat, partikel-partikelnya mengendap sehingga cairan dapat dituang. Tetapi, banyak partikel suspensi yang
terlalu kecil untuk disaring namun juga tidak dapat mengendap. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel padatan
tersebut dipengaruhi oleh terdapat padatan gerakan molekul cairan yang sangat cepat. Suspensi yang sukar dipisahkan
ini dapat dipisahkan dengan teknik sentrifugasi. Tabung sebagai wadah suspensi dikunci pada gagang atau rotor untuk
mengitari suatu alat atau mesin pemutar. Batang vertikal di tengahnya diputar dengan memakai motor listrik. Batang
tersebut berputar dengan sangat cepat. Tabung akan mengayun dengan cepat tetapi mulut tabung tetap menghadap ke
tengah. Sentrifugasi yang paling kecil dapat memutar dengan kecepatan 2.000 putaran/menit (rpm). Sentrifugasi dapat
digunakan untuk memisahkan susu menjadi susu krim dan susu skim. Sentrifugasi juga dapat digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen darah.

s. Pengayakan

Teknik pemisahan dengan Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang
mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan.Artinya ukuran partikel zat yang dipsahkan dapat
terlihat secara kasat mata.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=407003969&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive_view_restricted
%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atru
e%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/1673/mod_resource/content/1/KB4.pdf

Geankoplis, C.J., 2003, “Transport Processes and Separation Process Principles (includes Unit Operations), 4th ed.”, pp 776-
777, 802-806, Prentice Hall, New Jersey
Budhikarjono, Kusno, 1996, “ Diktat Kuliah Alat Industri Kimia”, edisi pertama, pp. 99 - 101, Institut Sepuluh Nopember,
Surabaya..
http://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/10/1-pengantar-ekstraksi-cair-cair.pdf

Alimah, Nur. 2006. Kimia Lingkungan : Organic Chemistry Destilation. Makassar : UNHAS

http://repository.ut.ac.id/4604/1/PEKI4207-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai