Penyusun :
Rheza Rizaldy
NIM : MBK2016010210
Penguji :
Dr.Titiek Sumarawati,M.Kes
MAGISTER ILMU BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
Kromatografi Gas-Cair
Kromatografi Gas-Padat
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari satu
sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran.
Kromatografi Kolom
Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair-cair dengan kertas
sebagai zat pendukung (fase diam) karena kertas atau serat-serat selulosa
merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu
kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di
pakai sebagai eluen (fase gerak) akan berlaku sebagai fase stasioner jadi
kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan
dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari
kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya
merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil
selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi,
karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak
rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak)
suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik
penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut. Harga Rf
berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di
lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji
kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu
sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram
dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0
Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas termasuk kromatografi cair-cair dengan kertas
sebagai zat pendukung (fase diam) karena kertas atau serat-serat selulosa
merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu
kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di
pakai sebagai eluen (fase gerak) akan berlaku sebagai fase stasioner jadi
kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan
dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari
kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya
merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil
selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi,
karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak
rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak)
suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik
penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut. Harga Rf
berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di
lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji
kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu
sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram
dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0
Kromatografi Cair-Vakum
Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa
metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai
absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol
(elusi gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan
eluen .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan kromatografi kolom
vakum cair meliputi :
Biasanya jenis adsorben digunakan silika gel F60. Adsorban ini cocok
untuk fraksinasi senyawa yang terdapat pada ekstrak nonpolar atau semipolar,
tetapi tidak cocok untuk komponen senyawa yang polar karena senyawa tersebut
akan diikat kuat oleh adsorben .
Digunakan corong G3 dalam pembuatan kolom. corong ini diisi dengan
adsorben sampai setinggi 2,5 cm, kemudian bagian luar corong diketuk-ketuk
dengan jari sambil dihisap dengan pompa vakum dan permukaan diratakan.
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik tertentu yang mudah menguap
yaitu umumnya untuk ekstrak nonpolar digunakan eter minyak bumi, sedangkan
untuk ekstrak polar digunakan metil klorida atau kloroform .
Pengelusian dan penampungan fraksi. Pengelusian diawali dengan komposisi
pelarut yang nonpolar, kemudian dilanjutkan komposisi pelarut berdasarkan yang
meningkat. Jumlah pelarut yang digunakan setiap kali elusi harus dapat
membasahi isi kolom
Kromatografi Preparatif
Kromatografi mungkin preparatif atau analitis. Tujuan dari kromatografi
preparatif adalah untuk memisahkan komponen campuran untuk digunakan lebih
lanjut (dan dengan demikian suatu bentuk pemurnian). Analisis kromatografi
dilakukan biasanya dengan jumlah yang lebih kecil bahan dan untuk mengukur
proporsi relatif dari analit dalam campuran. Keduanya tidak saling eksklusif.
Pada kromatografi preparative, proses isolasi yang terjadi berdasarkan
perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen
kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak
dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan. Kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
dari campuran
Kekurangan
HPLC
Kelebihan
• Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan daya
memisah yang tinggi.
• Dapat dihindari terjadinya dekomposisi kerusakan bahan analisis.
• Dapat digunakan bermacan-macam detektor dengan kepekaan yang tinggi.
• Kolom dapat digunakan kembali.
• Waktu analisa cukup singkat.
• HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat
yang tidak stabil.
• Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya.
• Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.
Kekurangan
• Harga sebuah alat HPLC cukup mahal.
• Sering ada larutan standar yang tertinggal diinjektor.
• Pada kolom dengan diameter rata-rata partikel fase diam dengan ukuran 5
dan 3 mikrometer sela-sela partikel lebih mudah tertutup oleh kotoran, jadi
harus seringkali dicuci dan kemurnian larutan harus dijaga.
• Suhu , perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran
• Kertas , pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan
serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi
kecepatan aliran.ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi
• Sifat dari campuran , berbagai senyawa mengalami partisi dan antara volume
volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga
harga Rfnya
7. Tuliskan 4 contoh zat yang digunakan sebagai fasa diam pada kromatografi
kolom
• Silika
• Alumina
• Selulosa
• Kaca
8. Apa yang harus diperhatikan jika bahan yang akan diteliti adalah “herbal
medicine”
Catatan :