FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
REVIEW JURNAL
EMULSI
OLEH :
Alat dan Bahan Alat : zeta analyzer, HETTIC D-7200 (untuk tes sentrifugasi), Metrohm (pH
/Formula meter digital), spektrofotometri,
Definisi Operasional 1. Hair loss adalah keadaan dimana rambut terlepas dari permukaan kulit,
seperti pada daerah kepala dan badan. Kerontokan rambut menyebabkan
hilangnya fungsi biologis rambut sebagai pelindung dari sinar matahari
(terutama rambut kepala) dan dalam penyebaran produk kelenjar keringat
2. Eugenol adalah Eugenol termasuk senyawa fenol, akan bereaksi dengan
alkali hidroksida membentuk senyawa fenolat yang meningkat kelarutannya
dalam air. Prinsip ini dipakai untuk memisahkan eugenol dari senyawa
lainnya yang terdapat dalam minyak cengkeh
3. Emu oil adalah cairan kuning cerah, terdiri dari sebagian besar
lemak, yang dikumpulkan dari endapan di bawah kulit burung.
4. Conditioner adalah digunakan setelah menggunakan sampo, dibiarkan beberapa
saat dan dibilas sampai bersih sehingga rambut menjadi lembab, lembut, dan
berkilau. Kegunaan utamana dari Conditioner adalah mencegah ketombe dan
rambut berminyak.
Cara Kerja/Formulasi Emulsi dibuat dengan mencampur minyak emu dan eugenol 1%. Fase minyak
dipanaskan secara terpisah pada suhud 40-50ºC untuk mencapai homogenitas.
Kemudian fase air ditambahkan ke fase berminyak dengan dilakukan pengadukan
secara kontinyu pada 800 rpm untuk mendapatkan
emulsi dalam bentuk mikro yang transparan
Hasil Penelitian Formulasi yang dipilih ditunjukkan untuk kondisi rambut dengan perawatan dan
untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dengan jeda waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan minoxidil tapi setelah satu minggu pertumbuhan rambut
dipercepat. Hal tersebut dilihat dari hasil evaluasi emulsi sebagai berikut :
1. Otentikasi eugenol
a. Spektrum UV eugenol
Pada gambar 2 menunjukkan, pada konsentrasi 5-50 mg/mL dalam etanol
96% dengan panjang 200-400 nm, penyerapan maksimal eugenol terlihat
pada 282 nm. Spektrum UV yang diperoleh dari sampel eugenol dalam
etanol 96% larutan mirip dengan eugenol standar.
2. Persiapan Emulsi
Pada tabel formulasi diatas menunjukkan, formulasi terbaik adalah F6
mengandung eugenol (1%), minyak emu (5%), Cetrimonium klorida (0,5%),
Cremophor (2%), cetyl alcohol (2%), tween 80 (1%), kelapa diethanolamin asam
lemak (2%) dan minyak canola (hingga 100%). Fase minyak secara terpisah
dipanaskan sampai 50-60 ° C. Kemudian fase air (95 ml air) ditambahkan ke 5
mL fasa minyak sambil diaduk terus menerus. Ketika sudah terbentuk emulsi,
maka didinginkan sampai suhu kamar, dan dilakukan tes kontrol.
3. Uji Pengawasan Mutu
Formulasi F6 memiliki warna putih terang dan bau tertentu. Dilakukan
pemeriksaan mikroskopis dari formulasi f6 mengungkapkan homogenitas
globul dan fase internal.
4. Penentuan Ukuran Partikel Emulsi
Ukuran partikel standar yaitu kurang dari 10 μm, agar mampu menembus ke
dalam struktur folikular. Pada formulasi F6 diperoleh ukuran partikel yaitu
sekitar 7 μm
5. Profil pelepasan secara in vitro eugenol dari formulasi yang telah disiapkan
Penyelidikan dilakukan secara in vitro dari pelepasan obat dari formulasi
diperoleh pelepasan obat terkontrol untuk jangka waktu 4 jam ( Gambar 3 ).
6. Analisis kinetik pelepasan obat
Penyelidikan dilakukan secara in vitro pelepasan obat dari formulasi
diperoleh dalam jangka waktu 4 jam. Menurut pelepasannya berdasarkan
koefisien korelasi, orde pertama kinetic yang dominan.
7. Studi stabilitas
Menurut tabel 3 , F6 tidak menunjukkan perubahan warna dan pada
pemisahan fasa pada 8°C, 25°C dan 40°C dalam waktu satu bulan. Isi obat
formulasi ditemukan di kisaran 96,5% -98%.