Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKHNO SEDIAAN PADAT

PREFORMULASI TABLET
“DOMPERIDON TABLET”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SRI SEMINARWATI


NIM : 15020190205
KELAS : C2

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022

1
A. Deskripsi umum senyawa aktif
1. Pemerian
Pemerian serbuk berwarna putih atau hamper putih, praktis tidak larut dalam air, larut
dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol dan methanol (European
Pharmacopoeia 5.0).
2. Nama lain (sinonim), nama kimia, struktur kimia
a. Nama lain (sinonim) Domperidonum, Domperidona,
b. Struktur kimia

(European Pharmacopoeia 5.0)


c. Nama Kimia
Alpha - [2-diisopropylamino) ethyl]-alphaphenyl-2-pyridineacetamide;
Motilium; 5-Chloro-1-(1-(3-(2-oxo-1-benzimidazolinyl) propyl)-4piperidyl)-2-
benzimidazolinone (MSDS).
3. Rumus molekul & Bobot molekul
a. Rumus molekul: C22-H24-Cl-N5-O
b. Bobot Molekul: 425, 92 g/mol (MSDS)
4. Kelarutan
Tidak larut dalam air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol dan
methanol (European Pharmacopoeia 5.0).
5. pH larutan, Ph stabilitas
a. pKa 7,9 (Drugbank, 2014)
6. Titik didih atau leleh (terurai atau tidak pada suhu tersebut)
a. Titik didih: -
b. Titik leleh: 244 °C - 248 °C (European Pharmacopoeia 5.0).

7. Stabilitas

iv
Sensitif terhadap cahaya, stabil pada suhu ≤ 25 °C (MSDS)
8. Inkompatibilitas
Reaktif terhadap bahan yang bersifat mengoksidasi (MSDS).
9. Wadah dan penyimpanan
Simpan di tempat kering, tertutup rapat dan gelap, suhu ≤ 25° C dan Sifat
Khusus yang penting untuk formulasi
Tidak larut dalam air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol dan
methanol (European Pharmacopoeia 5.0).

B. Definisi Bentuk Sediaan Terkait


Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahanbahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi (Farmakope Indonesia IV, 1995).

C. Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat

Berdasarkan SK Menkes nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 tentang


penggolongan obat dan sediaam, maka sediaan tablet Domperidon
digolongkan menjadi obat keras sehingga berlaku peraturan sebagai obat keras
serta ketetntuan penandaan pada kemasan dan nomor registrasi.
D. Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur
Pada Sediaan Domperidon tablet berlaku aturan penandaan sebagai berikut:
 Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K
yang menyentuh garis tepi

 Pada wadah obat terdapat tanda khusus obat keras: “Harus dengan resep dokter”
E. Nomor Registrasi (dengan uraian/ penjelasan penomoran) & nomor bets
Nomor registrasi Domperidon ® adalah: DKL 14300010110 A1
D = Obat dengan nama dagang. K = Golongan obat keras
L = Produksi dalam negeri (lokal)
14 = Tahun penanda obat jadi
300 = Nomor urut pabrik di Indonesia
101 = Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik
10 = Nomor urut sediaan A = Kekuatan obat jadi
1 = Kemasan untuk kekuatan obat jadi tersebu
iv
Sediaan tablet domperidon dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi persyaratan
Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
Nomor batch sediaan adalah 14010705
14 = tahun produksi
01 = kode bentuk sediaan
705 = nomor urut pembuatan
F. Mekanisme Kerja Dalam Tubuh
1) Efek Farmol:
a) Antiemetik: Menghambat reseptor dopamine.
b) Antidispepsia: Mempercepat pengosongan lambung.
2) Mekanisme Kerja
Domperidon merupakan antagonis dopamin dengan sifat antiemetik mirip dengan
metoclopramide dan obat-obatan neuroleptik tertentu. Tidak seperti obat-obatan lain,
Domperidon tidak mudah menembus CSS sehingga tidak berefek sedatif. Jarang
menyebabkan efek samping ekstra- piramidal, tapi dalam jumlah kecil dapat memasuki
air susu ibu (Janssen, 2013).

Efek antiemetik akibat dari penghambatan reseptor dopamine di


chemoreceptor trigger zone (CTZ) beserta stimulasi peristaltic dan pengosongan
lambung.
G. Nasib Obat Dalam Tubuh
1) Absorpsi
Domperidon diabsorbsi dengan baik, konsentrasi puncak di dalam plasma, terjadi pada 10
dan 30 menit setelah pemberian. Bioavaibilitas domperidone intramuscular sebesar
83% dan P.O 13 sampai 17
%.Bioavailabilitas per oral rendah akibat dari First-Pass yang terjadi dihati.
2) Distribusi
Kadar Puncak dalam plasma terjadi setelah 90 menit sebesar 21 ng / mL setelah dua
minggu pemberian oral 30 mg per hari hampir sama dengan 18 ng / mL setelah dosis
pertama. 91-93% domperidon terikat pada protein plasma.

4
3) Metabolisme
Domperidone mengalami metabolisme hepatik secara cepat dan luas melalui hidroksilasi
dan N-dealkilasi. Dalam percobaan in-vitro dengan inhibitor diagnostik mengungkapkan
bahwa CYP3A4 adalah bentuk utama dari sitokrom P-450 yang terlibat dalam N-
dealkilasi dari domperidone, sedangkan CYP3A4, CYP1A2 dan CYP2E1 terlibat dalam
domperidone hidroksilasi aromatic.
4) Ekskresi
Hasil eksresi berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%, masing-masing, dari dosis oral.
Proporsi obat yang diekskresikan tidak berubah atau sangat (sekitar 1% dari ekskresi urin
dan 10% dari ekskresi fekal). Waktu paruh dalam plasma (t1/2) setelah dosis oral tunggal
7-9 jam pada orang sehat tetapi berkepanjangan pada pasien dengan insufisiensi ginjal
berat (Janssen, 2013).
H. Indikasi dan Dasar Pemilihan
Dispepsia yang disertai pengosongan lambung yang lambat, rasa penuh pada epigastric dan
abdomen, mual, muntah. Obat ini juga di gunakan pada reflux- esophagitis untuk mencegah
pengaliran kembali dari asam lambung ke tenggorokan.
I. Kontraindikasi dan Alasannya
Domperidone Kontraindikasi dengan pasien yang mengalami pendarahan pada GI, karena
pendarahan pada GI menyebabkan domperidone tidak dapat diabsorbsi. Domperidon
kontraindikasi terhadap pasien yang mengalami gangguan hati, karena domperidon tidak
dapat berikatan dengan protein yang menyebabkan kadar domperidon dalam plasma
meningkat dan dapat menimbulkan efek toksik. Selain itu domperidon kontraindikasi
terhadap pasien yang mengalami Prolaktin-releasing-hipofisis-tumor (Prolactinoma),
Obstruksi atau perforasi, Hipersensitivitas terhadap domperidon (Janssen, 2013).
J. Dosis dan Perhitungan
1. Dewasa
- Dispepsia: 3x10mg sehari, 15-30 menit sebelum makan
- Mual-muntah: 3-4x 10-20mg/hari
- Dosis Maksimal 80 mg (Janssen, 2013).
2. Anak
- Mual-muntah: 0,25mg/KgBB 3x sehari,15-20 menit sebelum makan

5
K. Cara Pakai
1. Diberikan lewat oral (mulut).
2. Diberikan 15-30 menit sebelum makanan.
L. Efek Samping
Pusing 5,6%, Salmnolence 2,5%, Akathsia 1,0%, Diare 5,2%, Rash 2,8%,
Pruritus 1,7%, Gynacomastia 5,3%, Amenorrhea 2,9%, Asthenia 1,9 %
(Janssen, 2013).
M. Toksisitas
Overdosis pada penggunaan Domperidon dapat menyebabkan disorientasi dan reaksi
ekstrapiramidal (Janssen, 2013).
N. Interaksi Obat
 Domperidon dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sitokrom P450.
 Antifungi golongan Azole, seperti fluconazole, itracpnazole, ketoconazole, dan
voriconazole merupakan penghambat CYP3A4 yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
 Antibiotik golongan makrolida, seperti clarithromycin dan erythromycin merupakan
CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
 HIV protease inhibitors, sperti amprenavir, atazanavir, fosamprenavir. Indinavir, ritonavir,
and saquinavir; Obat antikolinergik, merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat
meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
 Calcium antagonists, seperti diltiazem dan verapamil merupakan CYP3A4 inhibitor
yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
 Amiodarone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
 Aprepitant merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
 Nefazodone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
 Telithromycin merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
 Antasida, Obat antisekretorik (Janssen, 2013)

6
O. Penggunaan Pada Kondisi Khusus
1) Penurunan fungsi hati
Domperidon kontra indikasi pada pasien dengan gangguan hati sedang atau berat. Pada
subyek dengan gangguan hati sedang (Pugh skor 7 sampai 9, Child-Pugh rating B), AUC,
Cmax dan eliminasi terminal paruh domperidone meningkat secara substansial, fraksi
terikat dari domperidone meningkat sebesar 25%.
2) Penurunan fungsi ginjal
Pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat (kreatinin serum> 6 mg / 100 mL, yaitu > 0,6 mmol / L)
waktu paruh domperidone meningkat 7,4-20,8 jam, namun kadar obat dalam plasma lebih rendah
dari pada subjek dengan fungsi ginjal normal.
3) Penggunaan saat menyusui
Domperidon dalam dosis kecil dapat terdistribusi ke air susu ibu sehingga harus waspada
pada anak-anak yang masih menyusu terhadap efek ekstrapiramidal.
4) Penggunaan saat hamil
Penelitian mengenai hubungan Domperidon dengan terjadinya efek toksik saat kehamilan
masih sangat sedikit. Namun penelitian pada tikus membuktikan bahwa terdapat efek toksik
pada kehamilan (Janssen, 2013).
P. Peringatan
1. Gangguan ginjal
2. Gangguan hati
3. Ibu hamil (Janssen, 2013)
Q. Cara Penyimpanan
Disimpan pada suhu ruang 25°C, tertutup rapat terlindung cahaya dan lembab.

R. Contoh sediaan yang beredar di pasaran


 Costi ®, Domperidon 10 mg (tab)
 Galflux®, Domperidon 10 mg (tab)
 Domedon®, Domperidon 10 mg (tab)
(MIMS, 2010)

S. Analisis Farmakologi
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan tablet domperidon adalah bentuk basanya, karena untuk
meningkatkan bioavailabilitas obat serta mempercepat absorbsi obat. Dengan bentuk senyawa aktif

7
berupa basa, maka bentuk ini dalam kondisi asam di lambung dapat terionisasi sehingga absorbsi dapat
meningkat. Domperidon cocok dalam bentuk sediaan tablet dengan metode granulasi basah.
Domperidon merupakan obat antiemetic dan antidispepsia, untuk efek antiemetic, domperidon
tentunya harus memiliki efek yang cepat. Sehingga di perlukan tablet domperidon yang memiliki
waktu disolusi yang cepat. Indikasi domperidon yang dibuat adalah sebagai antiemetic dan dyspepsia.
Dosis yang digunakan adalah 10 mg baik untuk antiemetic maupun dyspepsia. Tablet domperidon
dengan berat 100 mg terdiri dari 10 mg zat aktif dan 90 mg zat tambahan/ eksipien. Kekuatan dari
tablet asam mefenamat yang akan dibuat adalah 10 mg karena mempertimbangkan efek resiko dan
manfaat. Dipilih kekuatan sediaan 10 mg karena pada kekuatan 10 mg ini sudah dapat memberikan
efek sebagai anti emetik sehingga sudah masuk dalam indeks terapi, dan dengan dosis 10 mg dapat
untuk mengobati dispepsia. Obat domperidon sebagai antiemetic dan dyspepsia sehingga
penggunaannya yaitu diminum 15-30 menit sebelum makan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, European Pharmacopoeis 5th, volume 5,0., The Councilof Europe, 1473.

Anonim, 2003, Tabelet Secara Umum, Teknologi Sediaan Farmasi.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3., Departemen
Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ,1995, Farmakope Indonesia, edisi 4., Departemen
Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
http://www.drugbank.ca/drugs/DB01184. Diakses pada 5 november 2014. Janssen, 2013,
Motilitium, CCDS, Pdf.
Lachman, L., Liebermann, H.A., and Kaning, J.L., 1994. Teori dan praktek industry,
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, edisi 3, Universitas Indonesia, Jakarta, 760-779.
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10 20010/2011. www.mims.com

Parrot, E. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.

Burgess Publishing Company. United States of America.


Rowe, R. C. , Paul, J.S., and Sian, C.O., 2006, Handbook of Pharmaceutical Exipients , 5Th ed.,
Pharmaceutical Press, United Kingdom.Siregar, 2008
USP, 2007, This Unique E-Book of The US Pharmacopoeia 30-NF25 is Made Especially for
Arabswell,USP 30-NF25, Amerika.

Anda mungkin juga menyukai