ISI
Domperidone termasuk obat antagonis dopamin yang manfaat dan fungsinya sama
seperti metoklopramid. Obat ini digunakan sebagai obat antiemetik untuk
penggunaan jangka pendek dari mual dan muntah akibat dari berbagai macam sebab.
Obat ini tidak cocok pada penggunaan mual dan muntah kronis, dan tidak dapat
digunakan untuk mencegah mual rutin setelah pembedahan. Domperidone yang
mempunyai khasiat sebagai prokinetik digunakan pada pengobatan penyakit
gangguan pencernaan. Domperidone dianjurkan pada terapi tukak lambung dan pada
reflux-oesophagitis. Pada penggunaannya dengan paracetamol, domperidone dapat
digunakan pada pengobatan gejala migrain (Sweetman, 2009; McQuaid, 2010; Tan
dan Rahardja, 2007).
Domperidon merupakan antiemetik pilihan pertama di banyak negara. Domperidon
menjadi obat antiemetik dengan mekanisme kerja menghambat aksi dopamin dengan
menginhibisi dopamin pada reseptornya. Obat ini memiliki 7 afinitas yang cukup
kuat pada reseptor dopamin D2 dan D3 yang ditemukan dalam CTZ (Chemoreseptor
Trigger Zone) yang berada pada bagian luar sawar darah otak yang meregulasi nausea
dan vomit. Domperidon tidak dapat menembus sawar darah otak sehingga tidak
menimbulkan gangguan ekstrapiramidal sehingga lebih aman digunakan bila
dibandingkan metoklopramid. Domperidon juga efektif dalam mengatasi
gastroparesis, gastroesophageal pediatrik (muntah bayi). Saat digunakan secara
peroral, domperidon mengalami metabolisme lintas pertama di lambung dan hepatik
sehingga menghasilkan bioavailabilitas yang rendah (sekitar 15%) yang artinya pada
konsentrasi tersebut tidak akan meminimalisir laju muntah pada pasien (Champion, et
al., 1986).
Walaupun domperidon dinyatakan lebih aman namun pemberiannya tetap perlu
mendapat perhatian khusus terutama karena ternyata domperidon memiliki efek
samping dapat merangsang kadar prolaktin plasma yang dalam jangka panjang dapat
menyebabkan galaktore dan ginekomastia. Di samping itu, domperidon dilaporkan
dapat menyebabkan reaksi alergi kulit seperti rush dan urtikaria. Domperidon
dikontraindikasikan dengan penderita yang hipersensitif dengan domperidon,
penderita prolaktinoma dan pada pasien yang mendapat pendarahan, obstruksi
mekanik perforasi gastrointestinal saat terdapat serangan motilitas lambung
(Champion, et al., 1986).
No Jenis pengujian Farmakope Indonesia VI 2020 Farmakope lainnya (BP)
Langkah Identifikasi
1. Larutan Uji
Larutan Uji
2. Larutan Baku
Larutan Baku