Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FARMAKOLOGI

NAMA : YOSEFINA FEBRIATI AMBOR

NIM : 18330010

KELAS : C

Jelaskan jenis-jenis obat analgesik opioid, NSAID dan parasetamol. Tugas memuat :

1.Nama obat dan golongan

Jawab :

 obat analgesik opioid


1. tramadol
Merek dagang tramadol : Dolocap, Forgesic, Medcotram, Thramed, Tradosik,
Tradyl, Tramadol HCL, Tramadol Hydrochloride, Tramadol, Tramal, Tramofal,
Tugesal, Zephanal.
Bentuk obat:Kapsul, tablet, suppositoria, dan suntik
Golongan :Obat resep
2. fentanil
Merek dagang fentanyl: Durogesic, Etanyl, Fentanyl, Fentanyl Citrate
Bentuk obat:Suntik dan patch transdermal
Golongan:Obat resep
3. kodein
Merek dagang codeine: Codeine Phosphate Hemihydrate, Codikaf 10, Codikaf 15.
Codikaf 20, Codipront, Codipront Cum Expectorant, Coditam
Bentuk obat:Tablet, kapsul, kapsul pelepasan lambat, dan sirop
Golongan :Obat resep

 NSAID

1. Ibuprofen
Bentuk obat: tablet, kapsul, sirop, suntik.
Merek dagang: Ibuprofen, Intrafen, Neo Rheumacyl, Oskadon SP, Bodrex Extra, Bodrexin
IBP, Procold Obat Sakit Kepala, Novaxifen, Arbupon, Proris.
Golongan : obat anti inflamsi nonsteroid (NSAID)
2. Naproxen
Bentuk obat: tablet.
Merek dagang: Xenifar.
Golongan :obat resep

3. Ketoprofen
Bentuk obat: tablet salut selaput, kapsul, suntik, suppositoria, gel.
Merek dagang: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen, Nasaflam,
Profika, Remapro, Profenid.
Golongan : obat resep

4. Diclofenac
Bentuk obat: tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria.
Merek dagang: Cataflam, Flamar, Flamic, Gratheos, Laflanac, Merflam, Troflam, Zegren,
Eflagen, Flamar Eye Drops, Galtaren 50, Kaditik, Megatic Emulgel, Renadinac, Voltaren.
Golongan :obat resep
5. Piroxicam
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan gel.
Merek dagang: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic, Fleroxi, Xicalom,
Faxiden, Artimatic 20, Rheficam, Denicam, Scandene, Tropidene, Roxidene 20, Licofel,
Lexicam, Counterpain PXM, Lanareuma, Wiros, Kifadene, Pirofel, Omeretik, Triadene 20,
Maxicam, Miradene, Infeld, Rosic, Benoxicam 20, Feldco, Grazeo, Samrox 20, Rexil,
Yasiden, Campain, Roxidene 20.
Golongan : obat resep

6.Asam mefenamat
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan sirop.
Merek dagang: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan, Ponstan, Tropistan, Asimat,
Dogesic, Lapistan, Menifal, Poncofen, Solasi.

 Parasetamol
Bentuk obaat : tablet, kaplet, sirop, drop, infus, dan suppositoria.
Merek dagang: Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK, Sanmol,
Sumagesic, Tempra, Termorex, dan Poro.
Golongan :obat anti inflamasi nonsteroid

2. Farmakokinetik serta farmakodinamiknya (termasuk mekanisme kerja)


 obat analgesik opioid
 tramadol
farmakokinetik
Setelah pemakaian secara oral seperti dalam bentuk kapsul atau tablet, tramadol akan
muncul di dalam plasma selama 15 sampai 45 menit, mempunyai onset setelah 1 jam
yang mencapai konsentrasi plasma pada mean selama 2 jam. Absolute oral
bioavailability tramadol kira-kira sebesar 68% setelah satu dosis dan kemudian
meningkat menjadi 90 hingga 100% pada banyak pemakaian (multiple
administration).
Tramadol mengalami metabolisme hepatik, secara cepat dapat diserap pada traktus
gastrointestinal, 20% mengalami first-pass metabolism di dalam hati dengan hamper
85% dosis oral yang metabolisir pada relawan muda yang sehat. Hanya 1 metabolit.
O-demethyltramadol. yang secara farmakologis aktif. Mean elimination half-life dari
tramadol setelah pemakaian secara oral atau pemakaian secara intravena yakni 5
hingga 6 jam.
Hampir 90% dari suatu dosis om diekskresi melalui ginjal. Elimination half-life
meningkat sekitar dua kali lipat pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hepatic
atau renal. Pada co-administration (pemakaian bersam-sama) dengan carbamazepine
untuk mempengaruhi enzim hepatic, elimination half-life dari tramadol merosot.
Tramadol didistribusikan secara cepat di seluruh tubuh dengan volume distribusi 203
L/Kg pada dewasa muda. Volume distribusi akan berkurang 25% pada usia 75 tahun.
Dua puluh persen berikatan dengan protein plasma, dengan konsentrasi 10 pg/mL.
Tramadol melewati sawar plasenta dan sawar darah otak. Sejumlah kecil ditemukan
dalam ASI (0,1% dari dosis pemberian).
Pada wanita hamil dan menyusui, tramadol dapat melintasi plasenta dan tidak
merugikan janin bila digunakan jauh sebelum partus, hanya 0,1% yang masuk dalam
air susu ibu. meskipun demikian tramadol tidak dianjurkan selama masa kehamilan
dan laktasi. Walau memiliki sifat adiksi ringan, namun dalam praktek ternyata
resikonya praktis nihil, sehingga tidak termasuk dalam daftar narkotika dikebanyakan
negara termasuk Indonesia.
Farmakodinamik
Tramadol mempunyai 2 mekanisme yang berbeda pada manajemen nyeri yang
keduanya bekerja secara sinergis yaitu agonis opioid yang lemah dan penghambat
pengambilan kembali monoamine neurotransmitter. Tramadol mempunyai
bioavailabilitas 70% sampai 90% pada pemberian peroral, serta dengan pemberian
dua kali sehari dapat mengendalikan nyeri secara efektif.
Tramadol termasuk analgesik opioid sintesis golongan amino sikloheksanol yang
bekerja pada sentral dan berefek pada neurotransmitter noradregenik dan serotogenik.
Aktivitas seperti opioid disebabkan karena daya ikat lemah terhadap komponen
reseptor u-opioid dan daya ikat yang kuat metabolit aktif, O-desmethyltramadol
terhadap reseptor u-opioid.
Tramadol mempunyai efek merugikan yang paling lazim dalam penggunaan pada
waktu yang singkat dan biasanya hanya pada awal penggunaannya saja yaitu pusing,
mual, sedasi,mulut kering, berkeringat dengan insidensi berkisar antara 2,5 sampai
6,5%. Tidak dilaporkan adanya depresi pernafasan yang secara klinis relevan setelah
dosis obat yang di rekomendasikan. Depresi pemafasan telah ditunjukkan hanya pada
beberapa pasien yang diberikan tramadol sebagai kombinasi dengan anastesi,
sehingga membutuhkan malokson pada sedikit pasien. Pada pemberian tramadol pada
nyeri waktu proses kelahiran, tramadol intravena tidak menyebabkan depresi
pernafasan pada neonates.
 Fentanil
Farmakokinetik
Sebagai dosis tunggal, fentanil memiliki onset kerja yang cepat dan durasi yang lebih
singkat dibanding morfin. Disamping itu juga terdapat jeda waktu tersendiri. antara
konsentrasi puncak fentanil plasma, dan konsentrasi puncak dari melambatnya EEG.
Jeda waktu ini memberi efek waktu Equilibration antara darah dan otak selama 6,4
menit.
Semakin tinggi potency dan onset yang lebih cepat mengakibatkan Lipid solubility
meningkat lebih baik daripada morfin, yang memudahkan perjalanan obat menuju
sawar darah otak.. Dikarenakan durasi dan kerja dosis tunggal fentanil yang cepat,
mengakibatkan distribusi ke jaringan yang tidak aktif menjadi lebih cepat pula,
seperti jaringan lemak dan otot skelet, dan ini menjadi dasar penurunan konsentrasi
obat dalam plasma.
Paru-paru memiliki tempat penyimpanan tidak aktif yang cukup besar, dengan
estimasi 75% dari dosis awal fentanil yang di uptake disini. Fungsi non respiratory.
dari paru ini yang membatasi jumlah obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dan
memegang peranan utama dari penentuan farmakokinetik dari fentanil. Bila
dosisberulang IV berulang atau melalui infus yang terus menerus dari fentanil
dilakukan,saturasi yang progesif dari jaringan yang tidak aktif ini terjadi.Sebagai
akibatnya konsentrasi dari fentanil plasma tidak menurun secara cepat.. sehingga
durasi dari analgesia seperti depresi dari vantilasi memanjang.
Farmakodinamik
Fentanil adalah analgesik narkotik yang poten, bisa digunakan sebagai tambahan.
untuk general anastesi maupun sebagai awalan anastetik. Fentanil menyediakan
stabilitas jantung dan stress yang berhubungan dengan hormonal, yang berubah pada
dosis tinggi. Dosis 100 mg (w.o ml) setara dengan aktifits analgesik 10mg morfin.
Fentanil memiliki kerja cepat dan efek durasi kerja kurang lebih 30 menit setelah
dosis tunggal IV 100mg. Fentanil bergantung dari dosis dan kecepatan pemberian
bisa menyebabkan rigiditas otot, euforia, miosis dan bradikardi. Seluruh efek dari
kerja fentanil secara cepat dan secara penuh teratasi dan hilang dengan menggunaka
narkotik antagonis seperti Naloxone.

 Kodein
Farmakokinetik
Absorbsi : Diabsorspsi dengan baik dan cepat setelah pemberian oral (50%). Onset
kerja oral 30-60 menit, melalui intramuskular 10-30 menit. Untuk kadar puncak oral
mencapai 60-90 menit, dan kadar puncak obat kodein melalui intramuskular selama
30-60 menit. Untuk durasi obat kodein ini mencapai 4-6 jam. Memanjang pada
geriatri.
Distribusi : di dalam darah kodein berikatan dengan protein plasma sebesar 7 %
Metabolisme : kodein di metabolisme di hepar
Ekskresi : sekitar 3-18 % melalui urin dengan bentuk tidak diubah ,norkodein dan
bentuk bebas serta morfin terkonjugasi .T ½ →2,5 -3,5 jam .
Farmakodinamik
Susunan saraf pusat. Efek codein atau morfin terhadap SSP berupa analgesia dan
narkosis. Analgesia olch morfin dan oploid lain sudah timbul sejak sebelum penderita
tidur dan seringkali analgesia terjadi tanpa disertai tidur (Mutchler. 1993).

Anda mungkin juga menyukai