MEREK RAJAHE
Proposal Seminar Praktik Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2016/2017
Rafica Pertiwi
13.59.07617
Bogor
2016
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui oleh,
NIP
Pembimbing
Disahkan oleh,
A. Latar Belakang
Kandungan zat aditif yang mungkin ada dalam minuman wedang jahe
kemasan, antara lain:
1. Sakarin
2. Siklamat
3. Sakarosa
4. Pewarna tambahan
A. Pentingnya Masalah
B. Tujuan
A. Minuman Tradisional
B. Wedang Jahe
Wedang jahe adalah hidangan minuman sari jahe tradisional dari daerah Jawa
Tengah dan Timur, Indonesia yang umumnya disajikan hangat atau panas.
Wedang" sendiri adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti "minuman
panas. Minuman ini dibuat dari irisan jahe segar, gula jawa atau gula batu yang
dicampur ke dalam air panas. Selain menggunakan jahe segar, masyarakat
Indonesia juga menggunakan jahe bubuk sebagai bahan umum di resep
tradisional mereka. Terkadang rempah-rempah seperti daun pandan, batang
sereh, cengkeh dan/atau kayu manis ditambahkan untuk menambah aroma.
Susu segar atau susu kental manis juga dapat ditambahkan.
C. Jahe
Jahe adalah tanaman rimpang yang memiliki batang semu dan beraroma
khas. Bentuknya yang unik dan rasa pedas yang dimilikinya membuatnya
sebagai salah satu minuman penghangat yang di faforitkan. Tanaman rempah ini
sudah digunakan sejak lama sebagai bumbu masakan, obat-obatan dan
minuman sehat. Industri-industri sudah banyak yang membuat produknya dari
bahan baku jahe.
Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih,
sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga
kuning kemerahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri
adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe.
Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa senyawa zingiberen
(C12H24) dan zingiberol (C12H26O2). Senyawa yang menyebabkan rimpang
jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fixed oil). Senyawa oleoresin
yang terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak 3%-4%. Senyawa oleoresin
ini dapat diekstrak dengan pelarut alkohol, keton ataupun ester. Komponen
utama oleoresin berupa senyawa gingerol (C17H26O4), shogaol (C7H24O3), dan
resin (Na2R) (Rukmana, 2003).
Genus : Zingiber
Komponen utama dari jahe segar adalah gingerol. Gingerol sangat tidak
stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi
shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol (Mishra, 2009).
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpang, jahe dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Ditandai ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning muda atau
kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma tapi berasa kurang tajam.
Dikonsumsi baik saat berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar
maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan
dan minuman.
2. Jahe kuning kecil disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
3. Jahe merah
Komposisi kimia jahe sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
waktu panen, lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, curah hujan, jenis tanah),
keadaan rimpang (segar atau kering) dan geografi (Ali, et al., 2008). Rasa pedas
dari jahe segar berasal dari kelompok senyawa gingerol, yaitu senyawa turunan
fenol yang merupakan komponen kimia utama keton aromatik (Hernani dan
Hayani, 2001). Adapun komposisi kimia jahe dalam 100 g bahan adalah seperti
yang tertera :
D. Gula
Gula aren dikenal masyarakat sebagai gula jawa. Gula aren merupakan
olahan nira pohon aren (enau) yang diambil dari tandan bunga jantan. Biasanya
apabila tidak dibuat menjadi gula aren, buahnya akan dibuat menjadi makanan
olahan salah satunya adalah kolang-kaling. Selain itu salah satu unsur yang
terkandung pada gula aren adalah riboflavin yang berfungsi melancarkan
metabolisme dan mengaktifkan fungsi sel sehingga stamina tubuh tetap terjaga
(Rumokoi, 1990).
Kalori yang terkandung di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan
gula putih. Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu
sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58. Indeks
glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu
berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah,
skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika berada
di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks
glikemik tinggi jika angkanya di atas 70 (Safari, 1993).
1. Gula kerekan
Gula kerekan ini dicetak menggunakan kerekan yang bentuknya bulat berukuran
panjang sekitar 5 cm dengan lingkaran sepanjang 3 cm. Kerekan tersebut
terbuat dari bambu.
2. Gula pasir
Gula aren yang dikristalkan kecil-kecil seperti pasir. Bedanya dengan gula pasir
(tebu) adalah warnanya. Gula pasir (aren) berwarna merah sedangkan gula pasir
(tebu) berwarna putih (bening).
3. Gula semut
Gula semut ini mirip dengan gula pasir, yaitu bentuknya kecil-kecil mengkristal
seperti gula pasir. Hanya saja lebih besar sedikit daripada gula pasir (Safari,
1993).
BAB III METODE ANALISIS
A. UJI FISIKA
1. Uji Organoleptik
a. Prinsip
Uji Organoleptik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang
karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu pada uji ini banyak sifat sensorik yang
dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah
terutama yang paling relevan terhadap mutu. Sifat-sifat sensorik mutu itu disebut
atribut mutu.
b. Reaksi
c. Alat dan Bahan
1. Formulir isian
2. Sampel sari jahe
3. Baki
4. Gelas kecil
5. Sendok
d. Cara Kerja
1. Disiapkan formulir isian.
2. Disiapkan panelis, ruangan dan peralatan pengujian.
3. Disiapkan sampel uji (Kriteria
4. Diperlihatkan cara penyajian sampel, meliputi pemberian kode (3 digit), cara
memberikan sampel (ada pembandingnya)
5. Diberikan pengarahan pada panelis tentang yang harus panelis lakukan
terhadap sampel dan cara mengisi formulir isian uji.
6. Dikumpulkan data dari panelis, dilakukan rekap data dan dibuat kesimpulan
B. UJI BIOLOGI
1. Angka Lempeng Total (ALT)
a. Prinsip
Perhitungan jumlah bakteri cara Angka Lempeng Total cara tuang, dengan
menggunakan media yang cocok. Bakteri akan tumbuh setelah diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24-48 jam.
b. Alat dan Bahan
c. Cara Kerja
1. Ditimbang sampel serbuk sebanyak 0.5 gram secara aseptik dan masukan
dalam wadah steril.
2. Dilarutkan dengan 100 ml buffer 1 : 800 atau BPW dan dihomogenkan (10-1).
3. Dipindahkan 1 ml suspensi pengencern 10-1 tersebut dengan pipet steril ke
dalam larutan 9 ml buffer 1:800 atau BPW untuk mendapatkan pengenceran
10-2 dan homogenkan
4. Buat pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5
5. Dimasukan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran kedalm cawn petri
secara duplo.
6. Ditambahkan 15-20 ml PCA yang sudah didinginkan pada masing-masing
cawan yang telah berisi suspensi. Agar larutan contoh dan media PCA
tercampur seluruhnya diratakanmembentuk angka delapan. Didiamkan hingga
padat.
7. Diinkubasikan pada suhu 34o-36oC dengan meletakan cawan pada posisi
terbalik.
8. Setelah 24-48 jam diamati perubahan yang terjadi.
d. Perhitungan
jumlah bakteri ratarata
13. Jumlah Bakteri = gramcontoh
14.
c. Cara Kerja
1. APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas laboratorium,
sepatu laboratorium).
2. Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan pembakar
3. Dilakukan labeling
4. Ditimbang 10 gram sampel
5. Dilarutkan dalam 100 ml BPW
6. Dipipet 1 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1,
homogenkan
7. Dipipet 1 ml larutan pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-
2
h.
i.
j.
2. Kadar Abu
a. Prinsip
k. Dengan pemijaran pada suhu 550oC, zat-zat organik dalam contoh akan
menguap menjadi CO2 dan H2O sedangkan zat-zat anorganik yang berupa logam
akan membentuk oksida logam yaitu abu.
b. Reaksi
o
l. Sari Jahe 550 C Abu + CO2 + H2O
c. Alat dan Bahan
1. Cawan porselen
2. Pembakar teklu
3. Tanur
4. Desikator
5. Kassa asbes
6. Kaki tiga
7. Neraca analitik
8. Sampel Sari Jahe
d. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang dipe
2. rlukan.
3. Cawan porselin yang akan digunakan terlebih dahulu dipanaskan dan
dipijarkan dengan meker lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
4. Ditimbang ........... gram sampel serbuk sari jahe dalam cawan porselin yang
telah diketahui bobotnya tersebut.
5. Diabukan dengan menggunakan teklu lalu dipijarkan dengan meker atau tanur
hingga karbon hilang.
6. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
7. Ulangi proses pemijaran hingga diperoleh bobot tetap.
e. Perhitungan
bobot pemijaran terakhirbobot wadah kosong
x 100
m. Kadar abu = bobot sampel
n.
3. Uji Cemaran Logam (Pb, Cu, Zn, dan Sn)
a. Prinsip
o. Analisis logam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) berdasarkan
pada proses penyerapan energi radiasi oleh asam-asam yang berbeda pada tingkat
dasar. Contoh diukur intensitasnya dengan menggunakan lampu katoda dengan
panjang gelombang yang sesuai.
b. Reaksi
q. E + M+
r. M (gas) + X (gas)
E
Eh
s. M + Ehv M* M*
14)
d. Cara Kerja
a) Pembuatan Deret Standar :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipipet larutan induk Pb, Cu, Zn, Sn 1000 ppm masing-masing
sebanyak 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
3) Ditambahkan masing-masing 5 mL HNO3 4N ke dalam labu ukur.
4) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan.
5) Kemudian larutan induk Pb, Cu, Zn, Sn 100 ppm masing-masing
dimasukkan ke dalam buret 50 mL.
6) Dibuat deret standar
a) Pb (0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm) masing
masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
b) Cu (0 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm)
masing masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
c) Zn (0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm)
masing masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL
d) Sn (0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; 5 ppm) masing
masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL
7) Setiap deret ditambahkan 5 mL HNO3 4N
8) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan.
9) Dibaca deret standar pada alat AAS.
b) Preparasi Sampel Wedang Jahe Serbuk :
1) Ditimbang 5 gram sampel jamu serbuk.
2) Dilarutkan dengan 20 ml H2SO4 (p) lalu dipanaskan hingga 80o-100oC.
3) Ditambahkan HNO3 (p) 15-20 ml sedikit demi sedikit.
4) Diuapkan larutan tersebut hingga uap putih hilang.
5) Lalu ditambahkan HCl 1N dan larutan sampel dimasukkan dalam labu
ukur 250 ml dan dihimpitkan lalu dihomogenkan.
6) Dibaca larutan contoh pada alat AAS sebagai contoh original.
7) Dipipet larutan contoh original 10 mL dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL.
8) Ditambahkan 5 ml HNO3 4N.
9) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan. Lalu dibaca larutan
contoh pada alat AAS sebagai contoh pengenceran.
e. Perhitungan
|intersep| volume labu
xfpx
15) Kadar cemaran logam = slope 1000
x 100
mg sampel
16)
4. Uji Cemaran Arsen
a. Prinsip
17) Sampel didestruksi dengan asam menjadi larutan As. Larutan As 5+ direduksi
dengan KI menjadi As3+ dan dereaksikan dengan NaBH4 atau SnCl2 hingga
terbentuk AsH3 yang kemudian dibaca dengan AAs pada 193,7 nm.
b. Reaksi
18) BH4- + 3 H2O + H+ H3BO3 + 4 H2
19) 2 As3+ + 6 H2 2 AsH3(g) + 6 H+
20) 2 AsH3(g) 2 As(g) + 3 h2(g)
c. Alat dan Bahan
1. Kaca arloji
2. Gelas ukur 50 ml
3. Hot plate
4. Labu ukur 50 ml
5. Sampel wdank jahe
6. HNO3 p.a
7. NaBH4
8. HCl 1 N
d. Cara kerja
a) Preparasi
1) Ditimbang 10 gram sampel
2) Dilarutkan dengan 20 ml HNO3 p
3) Dipanaskan (digest) 150oC sampai larutan sampel menjadi jernih dan
volme 5 ml
4) Setelah volume sampel 5 ml dan warna jernih, dimasukan ke dalam labu
50 ml
5) Dihimpitkan dengan HCl 1N
6) Diukur dengan SSA
e. perhitungan
|intersep| volume labu
xfpx
9. Kadar cemaran logam = slope 1000
x 100
mg sampel
5. Uji Sakarin
a. Prinsip
10.Garam sakarin larut dalam air diubah ke dalam bentuk samnya yang larut
dalam pelarut organik sehingga dapat dipisahkan melalui ekstraksi dengan ether.
Setelah dipisahkan melalui ekstraksi dan diubah ke dalam bentuk asamnya,
sakarin direaksikan dengan resolsinol membentuk senyawa rangkai sakarin
resolsinol berwarna hijau fluoresein ligkungan basa.
b. Reaksi
11.
12.
13.
14.
c. Alat dan Bahan
1. Kaca arloji 8. Sampel wdank jahe
2. Neraca 9. HCl 10%
3. Gelas ukur 50ml 10. Ether
4. Piala gelas 100 ml 11. H2SO4 p.a
5. Labu kocok 250 ml 12. Resolsinol
6. Pipet tetes 13. NaOH 10%
7. Pembakar teklu 14. Air suling
15.
d. Cara Kerja
1. Ditimbang 5 gram sampel, diasamkan dengan HCl 10%, lalu diekstrak 1 kali
dengan 25 ml ether.
2. setelah larutan terpisah, ether diuapkan di udara terbuka
3. ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resolsinol.
4. Dipanaskan perlahan lahan dengan api kecil sampai berubah menjadi hijau
kotor
5. Didinginkan dan ditambahkan 10 ml air suling dan larutan NaOH 10%
berlebih. Bila terbentuk warna hijau fluoreseins berarti sakarin positif
6. Uji Siklamat
a. Prinsip
1. Siklamat merupakan garam sulfat sehingga bila direaksikan dengan NaNO2
akan membebaskan sulfatnya yang kemudian diendapkan sebagai BaSO4 (putih)
dengan pereaksi BaCl2 dalam suasana asam (HCl).
b. Reaksi
c. Alat dan Bahan
d. Cara Kerja
1. Ditimbang 5 gram sampel, dilarutkan dengan menggunakan air. Bila terdapat
kekeruhan dalam sampel terlebih dahulu disaring dengan kertas saring.
2. Ditambahkan 10 ml larutan HCl 10% ke dalam hasil saringan sampel dan
ditambahkan 10 ml BaCl2 10%.
3. Dibiarkan selama 30 menit lalu disaring dengan kertas saring whatman 42,
lalu ditambahkan 10 ml NaNO2 10 % lalu dipanaskan di atas penangas air.
4. Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti siklamat positif.
e. Catatan : bila sampel berwarna dapat ditambahkan arangaktif untuk
menghilangkan warna tersebut baru sampel disaring.
7. Uji Benzoat
a. Prinsip
b. Natrium Benzoat dapat larut dalam air dengan sempurna dan tidak larut dalam
pelarut organik sehingga dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi. Asam benzoat
dapat larut dalam larutan yan bercampur air, contoh yang mengandung lemak
harus dipisahkan, karena akan manambah kadar.
c. Reaksi
d. C6H5COOH + NaOH C6H5COONa + H2O
e. Alat dan Bahan
f. Cara kerja
1. Ditimbang 20 gram contoh
2. Dicek pH kemudian dinaikan pH hingga netral dengan NaOH 1 N sampai pH
7 lalu diasamkan dengan H2SO4 4N hingga pH 4
3. Ditambahkan buffwr pH 4 sebanyak 5 ml
4. Dimasukan ke dalam labu kocok
5. Diekstrak dengan 3 x 25 ml ether
6. Hasil ekstraksi dimasukan ke dalam labu kocok dan dicuci dengan air hingga
bebas asam (uji dengan lakmus biru)
7. Dimasukan ke dalam erlenmeyer hasil ekstraksi yang telah bebas asam,
kemudian diuapkan dengan menggunakan soxhlet hingga terbentuk kristal
asam benzoat pada dasar Erlenmeyer
8. Ditambahkan 35ml aseton, 25 ml air dan dibubuhi indikator pp
9. Dititar dengan NaOH 0,1 N hingga TA MMS
g. perhitungan
8. Uji Pewarna buatan
a. Prinsip
b. Penyerapan zat warna oleh benang wol pada suasana asam dan proses
pemanasan, dilanjutkan dengan pelrutan benang wol yang telah berwarna.
Larutan zat warna yang telah dipekatkan dengan amonia diidentifikasi dengan
menggunakankromatografi lapis tipis.
c. Reaksi : -
d. Alat dan Bahan
a.
b.
A. KEBUTUHAN ALAT
d. Alat yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :
lj.
B. KEBUTUHAN BAHAN
lk. Bahan yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :
mp.
5
sa.
sb.
sc.BAB V ALAT DAN BAHAN
C. KEBUTUHAN ALAT
sd. Alat yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :
afp.
5
ala.
alb.
alc.
ald. BAB VI RENCANA ANGGARAN
alv.
alw. Alkohol alx. aly. alz.
ama.
amb. Buffer pH 4 amc. amd. ame.
4
amf.
amg. Buffer pH 7 amh. ami. amj.
amk.
aml. Pb(CH3COO)2 amm. amn. amo.
6
amp.
amq. (NH4)2HPO4 10 amr. ams. amt.
7
%
amu.
amv. HCl 25% amw. amx. amy.
8
amz.
ana. NaOH 30% anb. anc. and.
9
ane.
anf. Indikator PP ang. anh. ani.
anj.
ank. Larutan Luff anl. anm. ann.
ano.
anp. HCl 10% anq. anr. ans.
ant.
anu. NaNO2 10% anv. anw. anx.
any.
anz. HCl (p) aoa. aob. aoc.
aod.
aoe. Ether aof. aog. aoh.
aoi.
aoj. H2SO4 (p) aok. aol. aom.
aon.
aoo. Hablur aop. aoq. aor.
resorsinol
aos.
aot. NaOH 1 N aou. aov. aow.
aox.
aoy. H2SO4 4 N aoz. apa. apb.
apc.
apd. HNO3 (p) ape. apf. apg.
aph.
api. HNO3 4N apj. apk. apl.
apm.
apn. Larutan standar apo. app. apq.
22
Pb
apr.
aps. Larutan standar apt. apu. apv.
Cu
apw.
apx. Larutan standar apy. apz. aqa.
24
Zn
aqb.
aqc. Larutan standar aqd. aqe. aqf.
Sn
aqg.
aqh. Larutan standar aqi. aqj. aqk.
As
aql.
aqm. Aseton aqn. aqo. aqp.
aqq.
aqr. NaOH 0.02 N aqs. aqt. aqu.
aqv.
aqw. HCl 1 N aqx. aqy. aqz.
ara.
arb. NaBH4 1% arc. ard. are.
arf.
arg. HCl 1.2 M arh. ari. arj.
ark.
arl. HCl 4N arm. arn. aro.
asu.
asv. KI 10 % asw. asx. asy.
asz.
ata. Na2S2O3 0,1 N atb. atc. atd.
ate.
atf. Indikator kanji atg. ath. ati.
ato.
atp. Zat arang aktif atq. atr. ats.
att.
atu.
atv. DAFTAR PUSTAKA
atw.