Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS MUTU MINUMAN SERBUK SARI JAHE DENGAN

MEREK RAJAHE
Proposal Seminar Praktik Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2016/2017

oleh Kelompok PKT 50, XIII-7 :

Ilham Rahmat Nur Malik 13.59.07530

Nazahah Winusha Imroatul Muttaqien


13.59.07596

Rafica Pertiwi
13.59.07617

Wahyu Endranaka 13.59.07671

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Sekolah Menengah Kejuruan SMAK

Bogor

2016
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Analisis Mutu Minuman Serbuk Sari Jahe

Disetujui dan disahkan oleh :

Disetujui oleh,

Hj. Leila Nuryati, S.Pd

NIP

Pembimbing

Disahkan oleh,

Ir. Tin Kartini, M.Si

NIP 19640416 1994032003

Kepala Laboratorium Sekolah Menengah

Kejuruan SMAK Bogor


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wedang Jahe Minuman tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang


secara turun temurun menjadi sajian yang sangat unik. Minuman
tradisional dibuat dari bahan-bahan alami dan diolah dengan cara yang
sederhana. Beberapa minuman tradisional juga mempunyai khasiat yang
sangat baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya yaitu Wedang Jahe.

Wedang jahe (bahasa Indonesia: "Teh jahe") adalah hidangan


minuman teh jahe tradisional dari daerah Jawa Tengah dan
Timur,Indonesia yang umumnya dihidangkan panas. "Wedang" sendiri
adalah bahasa Jawa yang berarti "minuman panas", namun dalam hal ini
berarti "teh". Walaupun tanpa kandungan kafein, minuman ini sering kali
disajikan dan dinikmati seperti teh. Minuman ini dibuat darigula jahe dan
kelapa / gula batu. Masyarakat Indonesia juga menggunakan jahe bubuk
sebagai bahan umum di resep tradisional mereka.

Khasiat Wedang Jahe

Jahe sangat berkhasiat bagi kesehatan dan stamina tubuh manusia.


Biasanya minuman atau wedang Jahe ini diminum dikala suasana dingin
dan sejuk, misalnya saat musim hujan (udaranya dingin). Hal itu bertujuan
untuk menghangatkan badan. Manfaat lain minuman jahe ini sangat
ampuh untuk mengempeskan perut buncit jika wedang jahe ini diminum
sebelum makan, karena jahe efektif untuk melancarkan pencernaan.

Konsumsi jahe atau Zingiber offinale bisa membantu mengurangi


lemak berbahaya di bagian perut. Selain itu, jahe juga merupakan
kelompok rempah-rempah yang dianggap sebagai stimulan, yang memiliki
efek mirip kafein. Mengonsumsi 4 gram atau sekitar 2 sendok teh jahe per
hari dapat meningkatkan metabolisme dan melancarkan pencernaan.
Peningkatan tersebut membuat tubuh Anda lebih cepat membakar kalori
dan meratakan perut. Jahe juga hanya sedikit mengandung kalori, yaitu
sekitar 1 kalori per gram, sehingga tidak akan berkontribusi untuk
menaikkan berat badan.Wedang jahe juga ternyata bisa dijadikan obat
jerawat. Jerawat merupakan suatu kondisi peradangan. Sangat penting
membuat perubahan pola makan untuk mengendalikan peradangan pada
kulit tersebut.

Jahe telah dikenal sebagai obat anti-inflamasi (anti peradangan).


Jahe yang merupakan rimpang atau batang bawah tanah ini mengandung
beberapa bahan kimia yang melawan peradangan seperti gingerol,
shogaol dan enzim zingibain. jahe yang diolah menjadi wedang jahe selain
enak diminum juga mampu menurunkan berat badan. Tak hanya
menurunkan berat badan, jahe juga sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Manfaat jahe antara lain: Meringankan mual, mulas dan diare. Mengobati
radang sendi, Mengobati gangguan pencernaan, Meringankan efek
samping kemoterapi, Mencegah pembekuan darah dan Menurunkan
kolesterol jahat.

Kandungan Wedang Jahe Kemasan

Umumnya wedang jahe tradisioanl memiliki kandungan bahan-


bahan yang alami, seperti jahe, air, daun sereh, dan gula merah. Namun
kandungan wedang jahe kemasan biasanya akan mengandung zat-zat
yang bersifat aditif untuk meningkatkan kualitas minuman serbuk
tersebut.

Kandungan zat aditif yang mungkin ada dalam minuman wedang jahe
kemasan, antara lain:

1. Sakarin

2. Siklamat

3. Sakarosa

4. Pewarna tambahan

A. Pentingnya Masalah

Sari jahe yang masih memakai cara tradisional dalam proses


pembuatannya hanya akan mengandung bahan-bahan alami yang tidak
mempunyai efek samping yang berbahaya. Namun karena adanya
perkembangan teknologi, wedang jahe mulai diproduksi dalam bentuk kemasan.
Wedang jahe kemasan menggunakan bahan-bahan aditif makanan untuk
meningkatkan kualitas minuman tersebut. Tidak sedikit produk minuman
kemasan yang menggunakan bahan-bahan aditif yang berbahaya bagi
kesehatan maupun menggunakan bahan-bahan tersebut dengan takaran yang
tidak sesuai dengan SNI. Oleh karena itu masalah ini sangat penting untuk
dianalisis agar masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih produk.

B. Tujuan

Kami dari kelompok PKT 50 SMK-SMAK Bogor ingin menganalisis minuman


serbuk sari jahe agar mengetahui bahan apa saja yang terkandung dalam
minuman tersebut dan mengetahui takarannya sehingga masyarakat dapat
memilih produk yang aman untuk dikonsumsi. Banyak masyarakat awam yang
masih belum mengetahui kandungan serta efek samping dari bahan tersebut.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang isi dan kandungan dari bahan tersebut dan disesuaikan
dengan standar yang ada. Makalah ini diharapkan dapat membantu masyarakat
dalam memilih produk yang sesuai dengan stanndar. Selain untuk mengetahui
kandungan dari bahan yang dianalisis, makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas Praktikum Kimia Terpadu Kelas 13.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Minuman Tradisional

Minuman tradisional adalah minuman yang diolah secara tradisional dan


turun temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat kepercayaan
setempat, baik secara magis atau kepercayaan pengetahuan setempat. Menurut
penelitian masa kini minuman minuman tradisional memang sangat bermanfaat
dan berkhasiat dan kini lebih digencarkan pemakaiannya oleh pemerintah.

B. Wedang Jahe

Wedang jahe adalah hidangan minuman sari jahe tradisional dari daerah Jawa
Tengah dan Timur, Indonesia yang umumnya disajikan hangat atau panas.
Wedang" sendiri adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti "minuman
panas. Minuman ini dibuat dari irisan jahe segar, gula jawa atau gula batu yang
dicampur ke dalam air panas. Selain menggunakan jahe segar, masyarakat
Indonesia juga menggunakan jahe bubuk sebagai bahan umum di resep
tradisional mereka. Terkadang rempah-rempah seperti daun pandan, batang
sereh, cengkeh dan/atau kayu manis ditambahkan untuk menambah aroma.
Susu segar atau susu kental manis juga dapat ditambahkan.

C. Jahe

Jahe adalah tanaman rimpang yang memiliki batang semu dan beraroma
khas. Bentuknya yang unik dan rasa pedas yang dimilikinya membuatnya
sebagai salah satu minuman penghangat yang di faforitkan. Tanaman rempah ini
sudah digunakan sejak lama sebagai bumbu masakan, obat-obatan dan
minuman sehat. Industri-industri sudah banyak yang membuat produknya dari
bahan baku jahe.

Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih,
sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga
kuning kemerahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri
adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe.
Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa senyawa zingiberen
(C12H24) dan zingiberol (C12H26O2). Senyawa yang menyebabkan rimpang
jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fixed oil). Senyawa oleoresin
yang terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak 3%-4%. Senyawa oleoresin
ini dapat diekstrak dengan pelarut alkohol, keton ataupun ester. Komponen
utama oleoresin berupa senyawa gingerol (C17H26O4), shogaol (C7H24O3), dan
resin (Na2R) (Rukmana, 2003).

Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan rempah-rempah Indonesia yang


sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kesehatan.
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan
termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Menurut Rukmana (2003)
secara botanis tanaman jahe dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas :


Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Subfamili : Zingiberoidae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Rosc.

Komponen utama dari jahe segar adalah gingerol. Gingerol sangat tidak
stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi
shogaol. Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol (Mishra, 2009).

Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak


menguap (non volatile oil). Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri
merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak menguap
yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan
pahit. Komponen yang terdapat pada oleoresin merupakan gambaran utuh dari
kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dari fixed oil yang terdiri dari zingerol,
shogaol, dan resin (Paimin dan Murhananto, 1999).

Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi shogaol


atau zingerol. Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan.
Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol menjadi [6]-shogaol tergantung pada pH,
stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu 100C dan pH 1, degradasi
perubahan relatif cukup cepat (Wohlmuth, et al., 2005). Adapun struktur kimia
dari gingerol dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur kimia gingerol (Wohlmuth, et al., 2005)

Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpang, jahe dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :

1. Jahe putih/kuning besar disebut juga jahe gajah atau jahe badak

Ditandai ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning muda atau
kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma tapi berasa kurang tajam.
Dikonsumsi baik saat berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar
maupun olahan. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan
dan minuman.
2. Jahe kuning kecil disebut juga jahe sunti atau jahe emprit

Jahe ini ditandai ukuran rimpangnya termasuk kategori sedang, dengan


bentuk agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa
tajam. Jahe ini selalu dipanen setelah umur tua. Kandungan minyak atsirinya
lebih besar dari jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas. Jahe ini cocok untuk
ramuan obat- obatan, atau diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

3. Jahe merah

Ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,


berserat kasar, beraroma dan berasa tajam. Dipanen setelah tua dan memiliki
minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil sehingga jahe merah umumnya
dimanfaatkan sebagai obat-obatan (Paimin dan Murhananto, 1999).

Komposisi kimia jahe sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
waktu panen, lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, curah hujan, jenis tanah),
keadaan rimpang (segar atau kering) dan geografi (Ali, et al., 2008). Rasa pedas
dari jahe segar berasal dari kelompok senyawa gingerol, yaitu senyawa turunan
fenol yang merupakan komponen kimia utama keton aromatik (Hernani dan
Hayani, 2001). Adapun komposisi kimia jahe dalam 100 g bahan adalah seperti
yang tertera :

Komposisi kimia jahe dalam 100 g jahe

Komponen Satu Jumla


an h
Karbohidrat g 10,10
Air g 86,20
Kalori kal 51,00
Kalsium mg 21,00
Fosfor mg 39,00
Vitamin A SI 30,00
b.d.d % 97,00
Vitamin C mg 4,00
Besi mg 1,60
Vitamin B1 mg 0,02
Protein g 1,50
Lemak g 1,00

Sumber : Departemen Kesehatan RI, (2000).

D. Gula

Gula aren dikenal masyarakat sebagai gula jawa. Gula aren merupakan
olahan nira pohon aren (enau) yang diambil dari tandan bunga jantan. Biasanya
apabila tidak dibuat menjadi gula aren, buahnya akan dibuat menjadi makanan
olahan salah satunya adalah kolang-kaling. Selain itu salah satu unsur yang
terkandung pada gula aren adalah riboflavin yang berfungsi melancarkan
metabolisme dan mengaktifkan fungsi sel sehingga stamina tubuh tetap terjaga
(Rumokoi, 1990).

Kalori yang terkandung di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan
gula putih. Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu
sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58. Indeks
glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu
berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah,
skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika berada
di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks
glikemik tinggi jika angkanya di atas 70 (Safari, 1993).

Adapun jenis dan macam gula aren adalah :

1. Gula kerekan

Gula kerekan ini dicetak menggunakan kerekan yang bentuknya bulat berukuran
panjang sekitar 5 cm dengan lingkaran sepanjang 3 cm. Kerekan tersebut
terbuat dari bambu.

2. Gula pasir

Gula aren yang dikristalkan kecil-kecil seperti pasir. Bedanya dengan gula pasir
(tebu) adalah warnanya. Gula pasir (aren) berwarna merah sedangkan gula pasir
(tebu) berwarna putih (bening).

3. Gula semut

Gula semut ini mirip dengan gula pasir, yaitu bentuknya kecil-kecil mengkristal
seperti gula pasir. Hanya saja lebih besar sedikit daripada gula pasir (Safari,
1993).
BAB III METODE ANALISIS

A. UJI FISIKA
1. Uji Organoleptik
a. Prinsip
Uji Organoleptik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang
karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu pada uji ini banyak sifat sensorik yang
dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah
terutama yang paling relevan terhadap mutu. Sifat-sifat sensorik mutu itu disebut
atribut mutu.
b. Reaksi
c. Alat dan Bahan
1. Formulir isian
2. Sampel sari jahe
3. Baki
4. Gelas kecil
5. Sendok
d. Cara Kerja
1. Disiapkan formulir isian.
2. Disiapkan panelis, ruangan dan peralatan pengujian.
3. Disiapkan sampel uji (Kriteria
4. Diperlihatkan cara penyajian sampel, meliputi pemberian kode (3 digit), cara
memberikan sampel (ada pembandingnya)
5. Diberikan pengarahan pada panelis tentang yang harus panelis lakukan
terhadap sampel dan cara mengisi formulir isian uji.
6. Dikumpulkan data dari panelis, dilakukan rekap data dan dibuat kesimpulan

B. UJI BIOLOGI
1. Angka Lempeng Total (ALT)
a. Prinsip
Perhitungan jumlah bakteri cara Angka Lempeng Total cara tuang, dengan
menggunakan media yang cocok. Bakteri akan tumbuh setelah diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24-48 jam.
b. Alat dan Bahan

1. Cawan petri 8. Bulb


2. Erlemeyer 9. Media PCA
3. Neraca analitik 10. Sampel serbuk
4. Pipet serologi 10ml
5. Tabung reaksi 11.
6. Rak tabung
12.
7. Pembakar spirtus

c. Cara Kerja
1. Ditimbang sampel serbuk sebanyak 0.5 gram secara aseptik dan masukan
dalam wadah steril.
2. Dilarutkan dengan 100 ml buffer 1 : 800 atau BPW dan dihomogenkan (10-1).
3. Dipindahkan 1 ml suspensi pengencern 10-1 tersebut dengan pipet steril ke
dalam larutan 9 ml buffer 1:800 atau BPW untuk mendapatkan pengenceran
10-2 dan homogenkan
4. Buat pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5
5. Dimasukan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran kedalm cawn petri
secara duplo.
6. Ditambahkan 15-20 ml PCA yang sudah didinginkan pada masing-masing
cawan yang telah berisi suspensi. Agar larutan contoh dan media PCA
tercampur seluruhnya diratakanmembentuk angka delapan. Didiamkan hingga
padat.
7. Diinkubasikan pada suhu 34o-36oC dengan meletakan cawan pada posisi
terbalik.
8. Setelah 24-48 jam diamati perubahan yang terjadi.
d. Perhitungan
jumlah bakteri ratarata
13. Jumlah Bakteri = gramcontoh

14.

2. Perhitungan Jumlah Coliform Cara APM (Angka Paling Mungkin)


a. Prinsip
15. Perhitngan jumlah coliform cara APM dilakukan dengan pengenceran contoh
10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian dari masing masing pengenceran dipipet
sebanyak 1 ml ke dalam tabung ulir berdurham yang berisi media BGBB steril
lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Adanya tabug durham terbalik
pada tabung ulir bertujuan untuk memudahkan pengamatan gas yang terbentuk.
Hitung jumlah tabung yang bergas pada masing-masing pengenceran kemudian
dihitung dengan menggunakan bantuan tabel indeks APM.
b. Alat dan Bahan

1. Tabung ulir berdurham 11. Bulb


2. Tabung reaksi 12. Spirtus
3. Sumbat 13. Erlenmeyer 100 ml
4. Pipet serologi 1 ml 14. Korek api
5. Pipet serologi 10 ml 15. Bak desinfektan
6. Rak tabung 16. Tissue
7. Baki 17. Koran
8. Inkubator 18. Label No. 123
9. Oven 19. Gunting
10. Piala gelas 400 ml 20. Tali kasur

c. Cara Kerja
1. APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas laboratorium,
sepatu laboratorium).
2. Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan pembakar
3. Dilakukan labeling
4. Ditimbang 10 gram sampel
5. Dilarutkan dalam 100 ml BPW
6. Dipipet 1 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-1,
homogenkan
7. Dipipet 1 ml larutan pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-
2

8. Dipipet 1 ml larutan pengenceran 10-2 ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-


3

9. Inokulasikan masing masing 1 ml larutan dari setiap pengenceran ke dalam


tiga tabung ulir berdurham berisi Brilliant Green Bile Broth (BGBB).
10. Masukan tabung tabung tersebut ke dalam inkubator pada suhu 37 oC selama
242 jam.
11. Diamati jumlah tabung bergas pada masing-masing pengenceran lalu hitung
jumlah bakteri dengan bantuan tabel APM
d.
C. UJI KIMIA
1. Kadar Air
a. Prinsip
e. Sampel dapat ditetapkan dengan pemanasan langsung secara gravimetri. Pada
suhu 105oC, air yang ada dalam sampel akan menguap. Selisih bobot awal dan
akhir pengerjaan adaalh banyaknya air yang menguap. Pengerjaan dilakukan
hingga bobot tetap.
b. Reaksi
f. Sari jahe.XH2O 105oC Sari jahe + XH2O
c. Alat dan Bahan
1. Kotak timbang
2. Neraca analitik
3. Oven
4. Desikator
5. Sampel minuman sari jahe
6. Alkohol
d. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Kotak timbang dibilas dengan alkohol dan dikeringkan dalam oven 1 jam
lalu didinginkan dalam desikator.
3. Ditimbang 2 gram sampel sari jahe.
4. Dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam.
5. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
6. Ulangi proses pemanasan dalam oven hingga diperoleh bobot tetap.
e. Perhitungan
( bobot wadah +sampel )bobot pemanasan terakhir
g. Kadar air = bobot sampel x 100%

h.
i.

j.
2. Kadar Abu
a. Prinsip
k. Dengan pemijaran pada suhu 550oC, zat-zat organik dalam contoh akan
menguap menjadi CO2 dan H2O sedangkan zat-zat anorganik yang berupa logam
akan membentuk oksida logam yaitu abu.
b. Reaksi

o
l. Sari Jahe 550 C Abu + CO2 + H2O
c. Alat dan Bahan
1. Cawan porselen
2. Pembakar teklu
3. Tanur
4. Desikator
5. Kassa asbes
6. Kaki tiga
7. Neraca analitik
8. Sampel Sari Jahe
d. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang dipe
2. rlukan.
3. Cawan porselin yang akan digunakan terlebih dahulu dipanaskan dan
dipijarkan dengan meker lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
4. Ditimbang ........... gram sampel serbuk sari jahe dalam cawan porselin yang
telah diketahui bobotnya tersebut.
5. Diabukan dengan menggunakan teklu lalu dipijarkan dengan meker atau tanur
hingga karbon hilang.
6. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
7. Ulangi proses pemijaran hingga diperoleh bobot tetap.
e. Perhitungan
bobot pemijaran terakhirbobot wadah kosong
x 100
m. Kadar abu = bobot sampel

n.
3. Uji Cemaran Logam (Pb, Cu, Zn, dan Sn)
a. Prinsip
o. Analisis logam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) berdasarkan
pada proses penyerapan energi radiasi oleh asam-asam yang berbeda pada tingkat
dasar. Contoh diukur intensitasnya dengan menggunakan lampu katoda dengan
panjang gelombang yang sesuai.
b. Reaksi

p. MX (Larutan) MX (aerosol) MX (Padatan) MX (gas)

q. E + M+

r. M (gas) + X (gas)
E
Eh
s. M + Ehv M* M*

c. Alat dan Bahan


1) Pipet Volumetri 10 ml 8) Kaca arloji
2) Gelas ukur 50 ml 9) Neraca analitik
3) Buret 50 ml 10) Larutan induk Pb 1000 ppm
4) Labu ukur 100 ml 11) Larutan induk Cu 1000 ppm
5) Pipet tetes 12) HNO3 4N
6) Kertas saring 13) Alat AAS
7) Tisu

14)

d. Cara Kerja
a) Pembuatan Deret Standar :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dipipet larutan induk Pb, Cu, Zn, Sn 1000 ppm masing-masing
sebanyak 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
3) Ditambahkan masing-masing 5 mL HNO3 4N ke dalam labu ukur.
4) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan.
5) Kemudian larutan induk Pb, Cu, Zn, Sn 100 ppm masing-masing
dimasukkan ke dalam buret 50 mL.
6) Dibuat deret standar
a) Pb (0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm) masing
masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
b) Cu (0 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm)
masing masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL.
c) Zn (0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm)
masing masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL
d) Sn (0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; 5 ppm) masing
masing dimasukkan ke labu ukur 100 mL
7) Setiap deret ditambahkan 5 mL HNO3 4N
8) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan.
9) Dibaca deret standar pada alat AAS.
b) Preparasi Sampel Wedang Jahe Serbuk :
1) Ditimbang 5 gram sampel jamu serbuk.
2) Dilarutkan dengan 20 ml H2SO4 (p) lalu dipanaskan hingga 80o-100oC.
3) Ditambahkan HNO3 (p) 15-20 ml sedikit demi sedikit.
4) Diuapkan larutan tersebut hingga uap putih hilang.
5) Lalu ditambahkan HCl 1N dan larutan sampel dimasukkan dalam labu
ukur 250 ml dan dihimpitkan lalu dihomogenkan.
6) Dibaca larutan contoh pada alat AAS sebagai contoh original.
7) Dipipet larutan contoh original 10 mL dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL.
8) Ditambahkan 5 ml HNO3 4N.
9) Diencerkan, dihimpitkan, dan dihomogenkan. Lalu dibaca larutan
contoh pada alat AAS sebagai contoh pengenceran.
e. Perhitungan
|intersep| volume labu
xfpx
15) Kadar cemaran logam = slope 1000
x 100
mg sampel
16)
4. Uji Cemaran Arsen
a. Prinsip
17) Sampel didestruksi dengan asam menjadi larutan As. Larutan As 5+ direduksi
dengan KI menjadi As3+ dan dereaksikan dengan NaBH4 atau SnCl2 hingga
terbentuk AsH3 yang kemudian dibaca dengan AAs pada 193,7 nm.
b. Reaksi
18) BH4- + 3 H2O + H+ H3BO3 + 4 H2
19) 2 As3+ + 6 H2 2 AsH3(g) + 6 H+
20) 2 AsH3(g) 2 As(g) + 3 h2(g)
c. Alat dan Bahan

1. Kaca arloji
2. Gelas ukur 50 ml
3. Hot plate
4. Labu ukur 50 ml
5. Sampel wdank jahe
6. HNO3 p.a
7. NaBH4
8. HCl 1 N
d. Cara kerja
a) Preparasi
1) Ditimbang 10 gram sampel
2) Dilarutkan dengan 20 ml HNO3 p
3) Dipanaskan (digest) 150oC sampai larutan sampel menjadi jernih dan
volme 5 ml
4) Setelah volume sampel 5 ml dan warna jernih, dimasukan ke dalam labu
50 ml
5) Dihimpitkan dengan HCl 1N
6) Diukur dengan SSA
e. perhitungan
|intersep| volume labu
xfpx
9. Kadar cemaran logam = slope 1000
x 100
mg sampel

5. Uji Sakarin
a. Prinsip
10.Garam sakarin larut dalam air diubah ke dalam bentuk samnya yang larut
dalam pelarut organik sehingga dapat dipisahkan melalui ekstraksi dengan ether.
Setelah dipisahkan melalui ekstraksi dan diubah ke dalam bentuk asamnya,
sakarin direaksikan dengan resolsinol membentuk senyawa rangkai sakarin
resolsinol berwarna hijau fluoresein ligkungan basa.
b. Reaksi
11.
12.
13.
14.
c. Alat dan Bahan
1. Kaca arloji 8. Sampel wdank jahe
2. Neraca 9. HCl 10%
3. Gelas ukur 50ml 10. Ether
4. Piala gelas 100 ml 11. H2SO4 p.a
5. Labu kocok 250 ml 12. Resolsinol
6. Pipet tetes 13. NaOH 10%
7. Pembakar teklu 14. Air suling

15.

d. Cara Kerja
1. Ditimbang 5 gram sampel, diasamkan dengan HCl 10%, lalu diekstrak 1 kali
dengan 25 ml ether.
2. setelah larutan terpisah, ether diuapkan di udara terbuka
3. ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resolsinol.
4. Dipanaskan perlahan lahan dengan api kecil sampai berubah menjadi hijau
kotor
5. Didinginkan dan ditambahkan 10 ml air suling dan larutan NaOH 10%
berlebih. Bila terbentuk warna hijau fluoreseins berarti sakarin positif
6. Uji Siklamat
a. Prinsip
1. Siklamat merupakan garam sulfat sehingga bila direaksikan dengan NaNO2
akan membebaskan sulfatnya yang kemudian diendapkan sebagai BaSO4 (putih)
dengan pereaksi BaCl2 dalam suasana asam (HCl).
b. Reaksi
c. Alat dan Bahan

1. Kaca arloji 8. Pembakar teklu


2. Neraca 9. Sampel wdank jahe
3. Kertas saring berabu 10. Arang aktif
4. Corong 11. HCl 10%
5. Penyangga corong 12. BaCl2 10%
6. Gelas ukur 50 ml 13. NaNO2
7. Kertas saring whatman 42

d. Cara Kerja
1. Ditimbang 5 gram sampel, dilarutkan dengan menggunakan air. Bila terdapat
kekeruhan dalam sampel terlebih dahulu disaring dengan kertas saring.
2. Ditambahkan 10 ml larutan HCl 10% ke dalam hasil saringan sampel dan
ditambahkan 10 ml BaCl2 10%.
3. Dibiarkan selama 30 menit lalu disaring dengan kertas saring whatman 42,
lalu ditambahkan 10 ml NaNO2 10 % lalu dipanaskan di atas penangas air.
4. Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti siklamat positif.
e. Catatan : bila sampel berwarna dapat ditambahkan arangaktif untuk
menghilangkan warna tersebut baru sampel disaring.
7. Uji Benzoat
a. Prinsip
b. Natrium Benzoat dapat larut dalam air dengan sempurna dan tidak larut dalam
pelarut organik sehingga dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi. Asam benzoat
dapat larut dalam larutan yan bercampur air, contoh yang mengandung lemak
harus dipisahkan, karena akan manambah kadar.
c. Reaksi
d. C6H5COOH + NaOH C6H5COONa + H2O
e. Alat dan Bahan
f. Cara kerja
1. Ditimbang 20 gram contoh
2. Dicek pH kemudian dinaikan pH hingga netral dengan NaOH 1 N sampai pH
7 lalu diasamkan dengan H2SO4 4N hingga pH 4
3. Ditambahkan buffwr pH 4 sebanyak 5 ml
4. Dimasukan ke dalam labu kocok
5. Diekstrak dengan 3 x 25 ml ether
6. Hasil ekstraksi dimasukan ke dalam labu kocok dan dicuci dengan air hingga
bebas asam (uji dengan lakmus biru)
7. Dimasukan ke dalam erlenmeyer hasil ekstraksi yang telah bebas asam,
kemudian diuapkan dengan menggunakan soxhlet hingga terbentuk kristal
asam benzoat pada dasar Erlenmeyer
8. Ditambahkan 35ml aseton, 25 ml air dan dibubuhi indikator pp
9. Dititar dengan NaOH 0,1 N hingga TA MMS
g. perhitungan
8. Uji Pewarna buatan
a. Prinsip
b. Penyerapan zat warna oleh benang wol pada suasana asam dan proses
pemanasan, dilanjutkan dengan pelrutan benang wol yang telah berwarna.
Larutan zat warna yang telah dipekatkan dengan amonia diidentifikasi dengan
menggunakankromatografi lapis tipis.
c. Reaksi : -
d. Alat dan Bahan

1. Benang wol 9. Kaca alas


2. Piala gelas 100 mL 10. Ether
3. Kaca arloji 11. Sampel wdank jahe
4. Neraca analitik 12. Air suling
5. Lakmus biru 13. Amonia encer
6. Penangas air 14. Zat pembanding
7. Kertas saring berabu 15. N-butanol
8. Corong dan penyangga 16. Asam asetat glasial
e. Cara kerja
1. Disiapkan benang wol bebaslemak (sebelumnya direndam dahulu dalam
ether atau petroleum)
2. Ditimbang
f. Perhitungan
9. Kadar Gula

a.
b.

c. BAB V ALAT DAN BAHAN

A. KEBUTUHAN ALAT
d. Alat yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :

e. f. Metode g. Parameter h. Alat i. Ju


N mLah
o
j. k. Organole l. Uji Bau, Rasa m. Gelas kecil q. 4
n. Baki
1 ptik dan Warna buah
o. Sendok
r. 1
p.
buah
s. 4
buah
t. u. Fisika v. Uji Derajat w. Piala gelas aa. 2
2 Non Keasaman 100 mL buah
x. pH meter ab. 1
Instrumental
y. Labu semprot
buah
z.
ac. 1
buah
ad. ae. Gravimet a. Kadar Air af. Kotak timbang al. 1
ag. Spatula
3 ri buah
ah. Desikator
am. 1
ai. Oven
aj. Neraca buah
an. 1
analitik
ak. buah
ao. 1
buah
ap. 1
buah
aq. ar. b. Kadar Abu as. Cawan bb. 1
porselen buah
at. Spatula bc. 1
au. Kaki tiga
buah
av. Kasa asbes
bd. 1
aw. Teklu
ax. Neraca buah
be. 1
analitik
ay. Desikator buah
az. Tanur bf. 1
ba. buah
bg. 1
buah
bh. 1
buah
bi. 1
buah
bj. bk. Titrimetr a. Kadar Gula bl. Piala gelas cn. 2
4 i Total 100 mL buah
bm. Piala gelas co. 2
400 mL buah
bn. Piala gelas cp. 1
800 mL buah
bo. Labu ukur 250 cq. 1
mL buah
bp. Labu ukur 100 cr. 1
mL buah
bq. Labu semprot cs. 1
br. Pipet tetes
buah
bs. Gelas ukur 25
ct. 1
mL
buah
bt. Gelas ukur
cu. 1
100 mL
buah
bu. Lemari
cv. 1
pendingin
buah
bv. Corong
cw. 1
bw. Penyangga
buah
corong
cx. 1
bx. Kertas saring
buah
berabu
cy. 1
by. Teklu
bz. Kaki tiga buah
ca. Kasa asbes cz. 1
cb. Erlenmyer
buah
asah 250 mL da. 1
cc. Pendingin
buah
tegak db. 1
cd. Termometer
buah
ce. Penangas air
dc. 1
cf. Pipet volume
buah
10 mL
dd. 2
cg. Pipet volume
25 mL buah
ch. Pipet volume de. 2
50 mL buah
ci. Statif df. 1
cj. Klem
buah
ck. Buret 50 mL
dg. 1
cl. Pengaduk
cm. buah
dh. 1
buah
di. 1
buah
dj. 1
buah
dk. 3
buah
dl. 3
buah
dm. 1
buah
dn. 1
buah
do. dp. b. Uji Pemanis dq. Piala gelas eb. 2
Buatan 100 mL buah
dr. Piala gelas ec. 2
(Siklamat)
400 mL buah
ds. Piala gelas ed. 1
800 mL buah
dt. Corong ee. 1
du. Penyangga
buah
corong ef. 1
dv. Kertas saring
buah
berabu eg. 1
dw. Gelas ukur 25
buah
mL eh. 1
dx. Teklu
buah
dy. Kaki tiga
ei. 1
dz. Kasa asbes
ea. Pengaduk buah
ej. 1
buah
ek. 1
buah
el. 1
buah
em. en. c. Uji Pemanis eo. Piala gelas ey. 2
Buatan (Sakarin) 100 mL buah
ep. Piala gelas ez. 2
400 mL buah
eq. Piala gelas fa. 1
800 mL buah
er. Labu kocok fb. 1
es. Gelas ukur 25
buah
mL fc. 1
et. Erlenmeyer
buah
250 mL fd. 1
eu. Hot plate
buah
ev. Pengaduk
fe. 1
ew. Pipet tetes
ex. buah
ff. 1
buah
fg. 1
buah
fh. fi. d. Pewarna fj. fl.
fk.
fm. fn. e. Kadar Pengawet fo. Piala gelas gg. 2
100 mL buah
fp. Piala gelas gh. 2
400 mL buah
fq. Piala gelas gi. 1
800 mL buah
fr. Labu kocok gj. 1
fs. Gelas ukur 25
buah
mL gk. 1
ft. Erlenmeyer
buah
300 mL gl. 1
fu. Labu Kocok
buah
fv. Soklet
gm. 1
fw. pH universal
fx. Kertas lakmus buah
gn. 1
biru
fy. Statif buah
fz. Klem go. 1
ga. Buret 50 mL
buah
gb. Pengaduk gp. 1
gc. Hot plate
buah
gd. Neraca
gq. 1
analitik
buah
ge. Pipet tetes
gr. 1
gf.
buah
gs. 1
buah
gt. 1
buah
gu. 1
buah
gv. 1
buah
gw. 1
buah
gx. gy. Spektrof a. Cemaran Logam gz. Neraca hn. 1
5 otometri Pb, Cu, Zn dan analitik buah
ha. Piala gelas ho. 2
Serapan Atom Sn
100 mL buah
hb. Piala gelas hp. 2
400 mL buah
hc. Piala gelas hq. 1
800 mL buah
hd. Teklu hr. 1
he. Gelas ukur 25
buah
mL hs. 1
hf. Labu ukur 100
buah
mL ht. 1
hg. Pipet volume
buah
5 mL hu. 1
hh. Pipet ukur 10
buah
mL hv. 1
hi. Labu semprot
buah
hj. Buret 50 mL
hw. 1
hk. Statif
hl. Klem buah
hm. hx. 1
buah
hy. 1
buah
hz. 1
buah
ia. ib. b. Cemaran logam ic. Neraca iq. 1
As analitik buah
id. Labu semprot ir. 1
ie. Pipet volume
buah
10 mL is. 1
if. Piala gelas
buah
100 mL it. 1
ig. Piala gelas
buah
400 mL iu. 1
ih. Piala gelas
buah
800 mL iv. 1
ii. Kaca arloji
buah
ij. Pipet tetes
iw. 1
ik. Gelas ukur 25
buah
mL
ix. 1
il. Labu ukur 50
buah
mL
iy. 1
im. Labu ukur 100
buah
mL
iz. 1
in. Pipet serologi
buah
10 mL
ja. 1
io. Teklu
ip. buah
jb. 1
buah
jc. 1
buah
jd. je. Mikrobio a. Angka Lempeng jf. Neraca ju. 1
6 logi Total analitik buah
jg. Kaca arloji jv. 1
jh. Spatula
buah
ji. Tabung reaksi
jw. 1
jj. Oven
jk. Erlenmeyer buah
jx. 4
100 mL
jl. Cawan petri buah
jm. Inkubator jy. 1
jn. Pipet serologi
buah
10 mL jz. 2
jo. Pipet serologi
buah
1 mL ka. 8
jp. Autoclaf
buah
jq. Pembakar
kb. 1
spirtus
buah
jr. Bulp merah
kc. 1
js. Colony
buah
counter
kd. 1
jt.
buah
ke. 1
buah
kf. 1
buah
kg. 1
buah
kh. 1
buah
ki. kj. b. Coliform kk. Tabung reaksi kw. 5
kl. Erlenmeyer
buah
100 mL kx. 1
km. Rak tabung
buah
kn. Bulp merah
ky. 1
ko. Pipet serologi
buah
1 mL
kz. 1
kp. Pipet serologi
buah
10 mL
la. 1
kq. Tabung ulir
buah
berdurham
lb. 1
kr. Pembakar
buah
spirtus
lc. 11
ks. Baki
kt. Inkubator buah
ku. Oven ld. 1
kv. Penangas air
buah
le. 1
buah
lf. 1
buah
lg. 1
buah
lh. 1
buah
li.

lj.
B. KEBUTUHAN BAHAN
lk. Bahan yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :

ll. lm. Metode ln. Parameter lo. Bahan lp. Ju


No mLah
lq. lr. Organole ls. Uji Bau, Rasa lt. Contoh Sari Jahe lv.
lu.
1 ptik dan Warna
lw. lx. Fisika ly. Uji Derajat lz. Contoh Sari Jahe me. 10
ma. Buffer pH 4
2 Non Instrumental Keasaman 0 mL
mb. Buffer pH 7
mf. 50
mc. Air suling
md. mL
mg. 50
mL
mh. 80
0 mL
mi.
mj. mk. Gravimetr a. Kadar Air ml. Contoh Sari Jahe mo.
mm. Alkohol 2
3 i
mn.

mp.
5

mq. mr. b. Kadar Abu ms. Contoh Sari Jahe mu. 2


mt.
g
mv. mw. Titrimetri a. Kadar Gula Total mx. Contoh Sari Jahe nk. 5
my. Pb(CH3COO)2
4 g
mz. (NH4)2HPO4 10
nl. 20
%
mL
na. Air suling
nm. 50
nb. HCl 25%
nc. NaOH 30% mL
nd. Indikator PP nn. 10
ne. Larutan Luff
00 mL
nf. H2SO4 25%
no. 30
ng. KI 10 %
nh. Na2S2O3 0,1 N 0 mL
ni. Indikator kanji np. 30
nj.
mL
nq. 25
mL
nr. 10
0 mL
ns. 10
0 mL
nt. 50
mL
nu. 10
0 mL
nv. 50
mL
nw. nx. b. Uji Pemanis ny. Contoh Sari Jahe of.
nz. Air suling
Buatan
oa. Zat arang aktif
(Siklamat) ob. BaCl2 10%
oc. HCl 10%
od. NaNO2 10%
oe.
og. oh. c. Uji Pemanis oi. HCl (p) op.
oj. Ether
Buatan (Sakarin)
ok. H2SO4 (p)
ol. Hablur
resorsinol
om. Air suling
on. NaOH 30%
oo.
oq. or. d. Pewarna os. ou.
ot.
ov. ow. e. Kadar Pengawet ox. Contoh Sari Jahe ph. 20
oy. NaOH 1 N
g
oz. H2SO4 4 N
pi. 50
pa. Buffer pH 4
pb. Ether mL
pc. Air suling pj. 50
pd. Aseton
mL
pe. Indikator PP
pk. 25
pf. NaOH 0.02 N
pg. mL
pl. 20
0 mL
pm. 50
0 mL
pn. 10
0 mL
po. 20
mL
pp. 10
0 mL
pq. pr. Spektrofo a. Cemaran Logam ps. Contoh Sari Jahe qb. 10
pt. HNO3 (p)
5 tometri Serapan Pb, Cu, Zn dan mL
pu. HNO3 4N
qc. 50
Atom Sn pv. Air suling
pw. Larutan standar mL
qd. 20
Pb
px. Larutan standar 0 mL
qe. 40
Cu
py. Larutan standar 00 mL
qf. 10
Zn
pz. Larutan standar mL
qg. 10
Sn
qa. mL
qh. 10
mL
qi. 10
mL
qj. qk. b. Cemaran logam ql. Contoh Sari Jahe qv.
qm. HNO3 (p)
As
qn. Air suling
qo. HCl 1 N
qp. NaBH4 1%
qq. HCl 1.2 M
qr. Larutan standar
As
qs. HCl 4N
qt. Aquabides
qu.
qw. qx. Mikrobiol a. Angka Lempeng qy. Contoh Sari Jahe rf. 1
qz. Larutan
6 ogi Total g
fisiologis rg. 10
ra. (NaCl 0.85%)
0 mL
rb. Air suling
rh.
rc. Alkohol 70 %
ri. 10
rd. Media Plate
0 mL
Count Agar
rj. 50
re.
mL
rk. 10
mL + 5.5
g
rl. rm. b. Coliform rn. Contoh Sari Jahe rt. 1
ro. Larutan
g
fisiologis ru. 10
rp. (NaCl 0.85%) 0 mL
rq. Air suling rv.
rr. Alkohol 70 % rw. 10
rs. Media Brilliant
0 mL
Green Bile Broth rx. 50
mL
ry. 5.
5g
rz.

sa.

sb.
sc.BAB V ALAT DAN BAHAN

C. KEBUTUHAN ALAT
sd. Alat yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel berikut :

se. sf. Metode sg. Parameter sh. Alat si. Ju


N mLah
o
sj. sk. Organole sl. Uji Bau, Rasa sm. Gelas kecil sq. 4
sn. Baki
1 ptik dan Warna buah
so. Sendok
sr. 1
sp.
buah
ss. 4
buah
st. su. Fisika sv. Uji Derajat sw. Piala gelas ta. 2
2 Non Keasaman 100 mL buah
sx. pH meter tb. 1
Instrumental
sy. Labu semprot
buah
sz.
tc. 1
buah
td. te. Gravimet c. Kadar Air tf. Kotak timbang tl. 1
tg. Spatula
3 ri buah
th. Desikator
tm. 1
ti. Oven
tj. Neraca buah
tn. 1
analitik
tk. buah
to. 1
buah
tp. 1
buah
tq. tr. d. Kadar Abu ts. Cawan ub. 1
porselen buah
tt. Spatula uc. 1
tu. Kaki tiga
buah
tv. Kasa asbes
ud. 1
tw. Teklu
tx. Neraca buah
ue. 1
analitik
ty. Desikator buah
tz. Tanur uf. 1
ua.
buah
ug. 1
buah
uh. 1
buah
ui. 1
buah
uj. uk. Titrimetr f. Kadar Gula ul. Piala gelas vn. 2
4 i Total 100 mL buah
um. Piala gelas vo. 2
400 mL buah
un. Piala gelas vp. 1
800 mL buah
uo. Labu ukur 250 vq. 1
mL buah
up. Labu ukur 100 vr. 1
mL buah
uq. Labu semprot vs. 1
ur. Pipet tetes
buah
us. Gelas ukur 25
vt. 1
mL
buah
ut. Gelas ukur
vu. 1
100 mL
buah
uu. Lemari
vv. 1
pendingin
buah
uv. Corong
vw. 1
uw. Penyangga
buah
corong
vx. 1
ux. Kertas saring
buah
berabu
vy. 1
uy. Teklu
uz. Kaki tiga buah
va. Kasa asbes vz. 1
vb. Erlenmyer
buah
asah 250 mL wa. 1
vc. Pendingin
buah
tegak wb. 1
vd. Termometer
buah
ve. Penangas air
wc. 1
vf. Pipet volume
buah
10 mL
wd. 2
vg. Pipet volume
buah
25 mL
we. 2
vh. Pipet volume
50 mL buah
vi. Statif wf. 1
vj. Klem
buah
vk. Buret 50 mL
wg. 1
vl. Pengaduk
vm. buah
wh. 1
buah
wi. 1
buah
wj. 1
buah
wk. 3
buah
wl. 3
buah
wm. 1
buah
wn. 1
buah
wo. wp. g. Uji Pemanis wq. Piala gelas xb. 2
Buatan 100 mL buah
wr. Piala gelas xc. 2
(Siklamat)
400 mL buah
ws. Piala gelas xd. 1
800 mL buah
wt. Corong xe. 1
wu. Penyangga
buah
corong xf. 1
wv. Kertas saring
buah
berabu xg. 1
ww. Gelas ukur 25
buah
mL xh. 1
wx. Teklu
buah
wy. Kaki tiga
xi. 1
wz. Kasa asbes
xa. Pengaduk buah
xj. 1
buah
xk. 1
buah
xl. 1
buah
xm. xn. h. Uji Pemanis xo. Piala gelas xy. 2
Buatan (Sakarin) 100 mL buah
xp. Piala gelas xz. 2
400 mL buah
xq. Piala gelas ya. 1
800 mL buah
xr. Labu kocok yb. 1
xs. Gelas ukur 25
buah
mL yc. 1
xt. Erlenmeyer
buah
250 mL yd. 1
xu. Hot plate
buah
xv. Pengaduk
ye. 1
xw. Pipet tetes
xx. buah
yf. 1
buah
yg. 1
buah
yh. yi. i. Pewarna yj. yl.
yk.
ym. yn. j. Kadar Pengawet yo. Piala gelas zg. 2
100 mL buah
yp. Piala gelas zh. 2
400 mL buah
yq. Piala gelas zi. 1
800 mL buah
yr. Labu kocok zj. 1
ys. Gelas ukur 25
buah
mL zk. 1
yt. Erlenmeyer
buah
300 mL zl. 1
yu. Labu Kocok
buah
yv. Soklet
zm. 1
yw. pH universal
yx. Kertas lakmus buah
zn. 1
biru
yy. Statif buah
yz. Klem zo. 1
za. Buret 50 mL
buah
zb. Pengaduk
zp. 1
zc. Hot plate
zd. Neraca buah
analitik zq. 1
ze. Pipet tetes
buah
zf.
zr. 1
buah
zs. 1
buah
zt. 1
buah
zu. 1
buah
zv. 1
buah
zw. 1
buah
zx. zy. Spektrof c. Cemaran Logam zz. Neraca aan. 1
5 otometri Pb, Cu, Zn dan analitik buah
aaa. Piala gelas aao. 2
Serapan Atom Sn
100 mL buah
aab. Piala gelas aap. 2
400 mL buah
aac. Piala gelas aaq. 1
800 mL buah
aad. Teklu aar. 1
aae. Gelas ukur 25
buah
mL aas. 1
aaf. Labu ukur 100
buah
mL aat. 1
aag. Pipet volume
buah
5 mL aau. 1
aah. Pipet ukur 10
buah
mL aav. 1
aai. Labu semprot
buah
aaj. Buret 50 mL
aaw. 1
aak. Statif
aal. Klem buah
aam. aax. 1
buah
aay. 1
buah
aaz. 1
buah
aba. abb. d. Cemaran logam abc. Neraca abq. 1
As analitik buah
abd. Labu semprot abr. 1
abe. Pipet volume
buah
10 mL abs. 1
abf. Piala gelas
buah
100 mL abt. 1
abg. Piala gelas
buah
400 mL abu. 1
abh. Piala gelas
buah
800 mL abv. 1
abi. Kaca arloji
buah
abj. Pipet tetes
abw. 1
abk. Gelas ukur 25
buah
mL
abx. 1
abl. Labu ukur 50
buah
mL
aby. 1
abm. Labu ukur 100
buah
mL
abz. 1
abn. Pipet serologi
buah
10 mL
aca. 1
abo. Teklu
abp. buah
acb. 1
buah
acc. 1
buah
acd. ace. Mikrobio c. Angka Lempeng acf. Neraca acu. 1
6 logi Total analitik buah
acg. Kaca arloji acv. 1
ach. Spatula
buah
aci. Tabung reaksi
acw. 1
acj. Oven
ack. Erlenmeyer buah
acx. 4
100 mL
acl. Cawan petri buah
acm. Inkubator acy. 1
acn. Pipet serologi
buah
10 mL acz. 2
aco. Pipet serologi
buah
1 mL ada. 8
acp. Autoclaf
buah
acq. Pembakar
spirtus adb. 1
acr. Bulp merah
buah
acs. Colony
adc. 1
counter
buah
act.
add. 1
buah
ade. 1
buah
adf. 1
buah
adg. 1
buah
adh. 1
buah
adi. adj. d. Coliform adk. Tabung reaksi adw. 5
adl. Erlenmeyer
buah
100 mL adx. 1
adm. Rak tabung
buah
adn. Bulp merah
ady. 1
ado. Pipet serologi
buah
1 mL
adz. 1
adp. Pipet serologi
buah
10 mL
aea. 1
adq. Tabung ulir
buah
berdurham
aeb. 1
adr. Pembakar
buah
spirtus
aec. 11
ads. Baki
adt. Inkubator buah
adu. Oven aed. 1
adv. Penangas air
buah
aee. 1
buah
aef. 1
buah
aeg. 1
buah
aeh. 1
buah
aei.
aej.
D. KEBUTUHAN BAHAN
aek. Bahan yang digunakan pada metode analisis dicantumkandalam tabel
berikut :

ael. aem. Metode aen. Parameter aeo. Bahan aep. Ju


No mLah
aeq. aer. Organole aes. Uji Bau, Rasa aet. Contoh Sari Jahe aev.
aeu.
1 ptik dan Warna
aew. aex. Fisika aey. Uji Derajat aez. Contoh Sari Jahe afe. 10
afa. Buffer pH 4
2 Non Instrumental Keasaman 0 mL
afb. Buffer pH 7
aff. 50
afc. Air suling
afd. mL
afg. 50
mL
afh. 80
0 mL
afi.
afj. afk. Gravimetr c. Kadar Air afl. Contoh Sari Jahe afo.
afm. Alkohol 2
3 i
afn.

afp.
5

afq. afr. d. Kadar Abu afs. Contoh Sari Jahe afu. 2


aft.
g
afv. afw. Titrimetri f. Kadar Gula Total afx. Contoh Sari Jahe agk. 5
afy. Pb(CH3COO)2
4 g
afz. (NH4)2HPO4 10
agl. 20
%
mL
aga. Air suling
agm. 50
agb. HCl 25%
agc. NaOH 30% mL
agd. Indikator PP agn. 10
age. Larutan Luff
00 mL
agf. H2SO4 25%
ago. 30
agg. KI 10 %
agh. Na2S2O3 0,1 N 0 mL
agi. Indikator kanji agp. 30
agj.
mL
agq. 25
mL
agr. 10
0 mL
ags. 10
0 mL
agt. 50
mL
agu. 10
0 mL
agv. 50
mL
agw. agx. g. Uji Pemanis agy. Contoh Sari Jahe ahf.
agz. Air suling
Buatan
aha. Zat arang aktif
(Siklamat) ahb. BaCl2 10%
ahc. HCl 10%
ahd. NaNO2 10%
ahe.
ahg. ahh. h. Uji Pemanis ahi. HCl (p) ahp.
ahj. Ether
Buatan (Sakarin)
ahk. H2SO4 (p)
ahl. Hablur
resorsinol
ahm. Air suling
ahn. NaOH 30%
aho.
ahq. ahr. i. Pewarna ahs. ahu.
aht.
ahv. ahw. j. Kadar Pengawet ahx. Contoh Sari Jahe aih. 20
ahy. NaOH 1 N
g
ahz. H2SO4 4 N
aii. 50
aia. Buffer pH 4
aib. Ether mL
aic. Air suling aij. 50
aid. Aseton
mL
aie. Indikator PP
aik. 25
aif. NaOH 0.02 N
aig. mL
ail. 20
0 mL
aim. 50
0 mL
ain. 10
0 mL
aio. 20
mL
aip. 10
0 mL
aiq. air. Spektrofo c. Cemaran Logam ais. Contoh Sari Jahe ajb. 10
ait. HNO3 (p)
5 tometri Serapan Pb, Cu, Zn dan mL
aiu. HNO3 4N
ajc. 50
Atom Sn aiv. Air suling
aiw. Larutan standar mL
ajd. 20
Pb
aix. Larutan standar 0 mL
aje. 40
Cu
aiy. Larutan standar 00 mL
ajf. 10
Zn
aiz. Larutan standar mL
ajg. 10
Sn
aja. mL
ajh. 10
mL
aji. 10
mL
ajj. ajk. d. Cemaran logam ajl. Contoh Sari Jahe ajv.
ajm. HNO3 (p)
As
ajn. Air suling
ajo. HCl 1 N
ajp. NaBH4 1%
ajq. HCl 1.2 M
ajr. Larutan standar
As
ajs. HCl 4N
ajt. Aquabides
aju.
ajw. ajx. Mikrobiol c. Angka Lempeng ajy. Contoh Sari Jahe akf. 1
ajz. Larutan
6 ogi Total g
fisiologis akg. 10
aka. (NaCl 0.85%)
0 mL
akb. Air suling
akh.
akc. Alkohol 70 %
aki. 10
akd. Media Plate
0 mL
Count Agar
akj. 50
ake.
mL
akk. 10
mL + 5.5
g
akl. akm. d. Coliform akn. Contoh Sari Jahe akt. 1
ako. Larutan
g
fisiologis aku. 10
akp. (NaCl 0.85%)
0 mL
akq. Air suling
akv.
akr. Alkohol 70 %
akw. 10
aks. Media Brilliant
0 mL
Green Bile Broth
akx. 50
mL
aky. 5.
5g
akz.

ala.

alb.

alc.
ald. BAB VI RENCANA ANGGARAN

ale. Kebutuhan Bahan Analisis

alf. Anggaran dana yang diperlukan untuk pengerjaan triplo analisis


dapat dilihat pada tabel berikut :

alg. alh. B ali. Jumlah alj. S alk.


ahan a Harg
t a
u
a
n
all.alm. Contoh Sari aln. 5 alo. alp.
00 gram Rupi Rp
Jahe
a 4
h 9
.
0
0
0
alq.
alr. Air suling als. alt. alu.

alv.
alw. Alkohol alx. aly. alz.

ama.
amb. Buffer pH 4 amc. amd. ame.
4
amf.
amg. Buffer pH 7 amh. ami. amj.

amk.
aml. Pb(CH3COO)2 amm. amn. amo.
6
amp.
amq. (NH4)2HPO4 10 amr. ams. amt.
7
%
amu.
amv. HCl 25% amw. amx. amy.
8
amz.
ana. NaOH 30% anb. anc. and.
9
ane.
anf. Indikator PP ang. anh. ani.

anj.
ank. Larutan Luff anl. anm. ann.

ano.
anp. HCl 10% anq. anr. ans.

ant.
anu. NaNO2 10% anv. anw. anx.

any.
anz. HCl (p) aoa. aob. aoc.

aod.
aoe. Ether aof. aog. aoh.
aoi.
aoj. H2SO4 (p) aok. aol. aom.

aon.
aoo. Hablur aop. aoq. aor.
resorsinol
aos.
aot. NaOH 1 N aou. aov. aow.

aox.
aoy. H2SO4 4 N aoz. apa. apb.

apc.
apd. HNO3 (p) ape. apf. apg.

aph.
api. HNO3 4N apj. apk. apl.

apm.
apn. Larutan standar apo. app. apq.
22
Pb
apr.
aps. Larutan standar apt. apu. apv.
Cu
apw.
apx. Larutan standar apy. apz. aqa.
24
Zn
aqb.
aqc. Larutan standar aqd. aqe. aqf.
Sn
aqg.
aqh. Larutan standar aqi. aqj. aqk.
As
aql.
aqm. Aseton aqn. aqo. aqp.

aqq.
aqr. NaOH 0.02 N aqs. aqt. aqu.

aqv.
aqw. HCl 1 N aqx. aqy. aqz.

ara.
arb. NaBH4 1% arc. ard. are.

arf.
arg. HCl 1.2 M arh. ari. arj.
ark.
arl. HCl 4N arm. arn. aro.

arp. arq. A arr. ars. art.


quabid
es
aru.
arv. Larutan arx. ary. arz.
fisiologis
arw. (NaCl 0.85%)
asa.
asb. Media Plate asc. asd. ase.
Count Agar
asf.
asg. Media Brilliant ash. asi. asj.
Green Bile Broth
ask.
asl. Alkohol 70 % asm. asn. aso.
asp.
asq. H2SO4 25% asr. ass. ast.

asu.
asv. KI 10 % asw. asx. asy.

asz.
ata. Na2S2O3 0,1 N atb. atc. atd.

ate.
atf. Indikator kanji atg. ath. ati.

atj.atk. BaCl2 10% atl. atm. atn.

ato.
atp. Zat arang aktif atq. atr. ats.

att.

atu.
atv. DAFTAR PUSTAKA

atw.

Anda mungkin juga menyukai