Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI SEDIAAN BAHAN TRADISIONAL

(SEDIAAN INSTAN JAHE)

Dosen Pengampu :
Siti Aisiyah, S.Farm, M.Sc., Apt

1. Nur Rahmiati (20171305B)

2. Octy Putri Permatasari (20171306B)

3. Dinda Ayu Putri (20171307B)

4. M. Ghani Haidar (20171308B)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
I. Judul : Sediaan Instan Jahe
II. Tujuan : Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan

mampu :
 Memahami prinsip dasar formulasi instan dengan bahan
aktif jahe
 Melakukan pembuatan produk instan jahe
III. Dasar Teori:
Jahe (Zingeber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton yang bernama zingeron. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe
dapat dibedakan menjadi 3 varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil
(jahe empriy), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah dan jahe kecil banyak
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, sedangkan jahe besar dimanfaatkan
sebagai bumbu masak (Matondang, 2005).
Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak
dan damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma
dan sejenis damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung
komponen gingerol, paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri.
Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton bebas,
melainkan dalam persenyawaan aldehid alifatis jenuh, terutama senyawa n-
heptanal (Ravindran et al., 2005).
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan
sebagai obat luar untuk mengobati gatal dan digigit serangga, keseleo, bengkak,
serta memar (Shukla, 2007).
Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat
tradisional dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati diare. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan
tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon
kekebalan inang terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh (Radiati
et al. 2003).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat
antioksidan dan antikanker. Mengkonsumsi jahe secara rutin sangat baik
pengaruhnya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa komponen utama
dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas
Vitamin E. Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah
putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor
dan sel yang terinfeksi virus (Zakaria et al., 1999).
IV. Alat dan Bahan :
a. Alat : talenan, pisau, blender, baskom sedang, saringan,wajan, timbangan,
spatula kayu,kompor
b. Bahan : jahe 1/4 kg, gula 1/4 kg , air matang secukupnya
V. Cara Kerja :

Siapkan alat dan bahan

Timbang jahe dan gula

Cuci jahe sampe benar-benar bersih, tidak


perlu mengupas kulit

Masukkan blender, tambahkan secukupnya


air dan blender lalu saring

Hasil saringan dimasak dengan gula pasir


sebanyak ¼ kg

Setelah mengkristal api dikecilkan, supaya kristal berubah menjadi


Jika masih berbentuk kristal lalu diayak
bubukdengan mesh 16, lalu kemas
jahe kedalam plastik

Masak dengan api sedang sampai mengkristal, dan aduk terus-


menerus agar tidak gosong dan berwarna coklat
VI. Formulasi :
Jahe : 1/4 kg
Gula : 1/4 kg
Bahan Tambahan : Sereh
VII. Hasil Pengamatan :
Uji Organoleptis :
 Warna : kuning kehijauan
 Bau : khas jahe
 Rasa : pedas manis
 Bentuk : serbuk
VIII. Pembahasan :
Jahe instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat
dari ekstrak jahe yang ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Jahe
memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar
yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis
damar sebagai pembawa rasa. Jahe instan tidak berwarna putih tapi agak
kekuning-kuningan ini diperkirakan pengaruh dari warna jahe yang gunakan.
Jahe instan ini rasa nya masih terasa pedas, dan untuk rasa manisnya sudah bisa
di katakan cukup karena sudah ditambahkan gula pasir. Pada pembuatan atau
pemrosesan jahe menjadi jahe instan/bubuk di butuhkan waktu kurang lebih 1
jam. Pembuatan jahe instan ini cukup lama dan ketelitian dalam mengaduknya
sampai menjadi bubuk kasar dan mengayaknya. Pengayakan ini di lakukan agar
bubuk halus dan bubuk kasar terpisah.
Pada proses pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi
yang didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat
kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Secara umum, mekanismenya
adalah sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampur
dengan bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi
butiran-butiran padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan
rendah (asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan
menjadi liat. Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk
instan asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan produk
yang baik sekitar 6,7 - 6,8. Pembuatan jahe menjadi jahe instan dibutuhkan
ketelitian dan kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar lalu
diayak. Pengayakan ini di lakukan agar bubuk halus dan bubuk kasar terpisah.
Berdasarkan hasil pembuatan jahe instan diuji organoleptisnya . Pada
kategori aroma dinyatakan aromanya khas jahe instan. Kategori warna
dinyatakan jahe instan memiliki warna yang kuning kehijauan. Kategori rasa
dinyatakan jahe instan memiliki rasa yang pedas manis hal ini dikarenakan rasa
jahe yang pedas masih dominan. Kategori bentuk sediaan dinyatakan jahe
instan memiliki bentuk sediaan serbuk
IX. Kesimpulan :
Dari praktikum pembuatan jahe instan dapat disimpulkan bahwa jahe
instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari ekstrak
jahe yang ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Pada proses
pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang didasarkan pada
pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat kembali membentuk kristal
setelah dicairkan. Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin
adalah minyak dan damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai
pembawa aroma dan sejenis damar sebagai pembawa rasa.
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut).
X. Daftar Pustaka :
Matondang, L. 2005. Zinngiber officinale L. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Obat Unas.
Radiati, L.E., et al,. 2003. Pengaruhekstrak diklormetan jahe (Zingiberofficinale)
terhadap pengikatan toksin koleraB-subunit conjugasi (FITC) pada
reseptor selhibridoma LV dan Caco-2. Jurnal Teknologidan Industri
Pangan XIV(1): 59−67.
Ravindran et al., 2005. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New
Momentum. Semarang : Fakultas Teknik 21 Universitas Wahid Hasyim.
Shukla, dan Sing M. 2007. Cancer Prevwntive Properties Of Ginger: A Brief
Review. J. Food And Chemical Toxicology.
Zakaria FR, Rajab TM. 1999. Pengaruh ekstrak jahe (Zingeber
officinale) terhadap produksi radikal bebas makrofag mencit sebagai
indikator imunostimulan secara in vitro. Yogyakarta: Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pangan.
XI. Lampiran :

Jahe setelah ditimbang

Menyaring hasil blender hasil saringan jahe


Hasil saringan dimasak bersamaan gula
Dan sereh

Hasil akhir jahe serbuk instan jahe siap saji

Anda mungkin juga menyukai