Anda di halaman 1dari 9

PROSES PEMBUATAN JAMU JAHE INSTAN DENGAN

METODE KONVENSIONAL DAN METODE INTRUMENTAL

Annita Karunia Savitri

Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412
annitasavitri@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan berupa tanaman yang


diketahui secara penelitian berkhasiat sebagai obat salah satunya ialah jahe yang
merupakan tanama rimpang yang sangat populer sebagai rempah dan bahan obat,
sehingga banyak kalangan yang meminumnya. Oleh karena itu, untuk memberikan
kemudahan untuk pengkonsumsian pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan serbuk
jamu jahe instan dengan cara konvensional dan cara instrumental .Metode konvensional
dilakukan dengan cara pemanasan dan penambahan gula pasir sebagai bahan pengkristal
dari sari jahe sedangkan metode instrumental dilakukan dengan cara destilasi,
penambahan etanol untuk mendapatkan ekstrak jahe, dan penambahan tepung singkong
sebagai bahan pengkristal dari sari jahe tersebut. Hasil serbuk yang dihasilkan pada
pembuatan jamu jahe instan dengan metode konvensional dengan metode instrumental
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan dari kedua metode yaitu berat yang dihasilkan,
lama proses pembuatan, kelarutan serbuk yang dihasilkan dalam air serta warna dari
serbuk jahe instan. Proses pembuatan jamu dengan metode konvesional memerlukan
waktu 9 jam lebih cepat dibandingkan dengan metode instrument yang memerlukan
waktu 3 hari. Sedangkan untuk warna serbuk jamu jahe yang dihasilkan metode
konvenstional lebih terang. Kedua metode memeliki sifat larut dalam air. Sehingga dapat
disimpulkan metode yang memiliki hasil maksimal ialah metode konvensional

Kata Kunci : Jahe ( Zingber officinale ), Metode Konvensional, Metode Instrumental.


1
instan, praktis, ekonomis, mudah dan
bermanfaat. Salah satunya adalah teknologi
I. PENDAHULUAN
pengolahan jahe. Pengolahan jahe dapat
Jahe (Zingiber officinale Rosc) berupa minuman bubuk instan yang siap
merupakan jenis rimpang yang mudah dikonsumsi (siap saji) dengan penambahan
ditemukan di Indonesia. Kita dapat air hangat atau panas dan penambahan satu
menemukannya dalam bentuk segar maupun atau lebih bahan tambahan lain.
hasil olahannya. Jahe banyak dimanfaatkan (Umia. 2013).
dalam pembuatan jamu, obat–obatan, bumbu Keuntungan yang diperoleh dari
masakan, bahan baku minuman dan pembuatan jamu jahe instan antara lain:
makanan serta industri minyak wangi karena konsumen tidak perlu membuang-buang
aromanya yang spesifik dan kandungan waktu untuk membuat jamu jahe karena
tertentu di dalamnya yang sangat bermanfaat hanya diseduh saja konsumen bisa langsung
untuk kesehatan (Afifah, Nok. 2011). meminumnya. Kemudian keuntungan lainya
Jahe banyak digunakan sebagai obat ialah jamu jahe instan memiliki daya simpan
tradisional karena mengandung gingerol, yang lebih lama. Hal ini karena jamu jahe
zingerone dan shogoal yang merupakan instan berbentuk padatan serbuk dimana
senyawa fenol dan bersifat antioksidan kadar airnya sangatlah rendah. Selain itu
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat jamu jahe instan juga lebih praktis untuk
anti inflamasi, obat nyeri sendi dan otot dibawa saat berpergian kemana saja.
(Saifudin, Azis.2013).
karena rematik, tonikum obat batuk, demam,
flu, dan gangguan pencernaan. Ketiga Pada percobaan kali terdapat proses
senyawa itulah yang menyebabkan rasa destilasi. Proses destilasi itu sendiri ialah
dominan pedas pada jahe sehingga dapat proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran
menghangatkan badan (Sri, Arifah. 2013). suatu komponen cairan/campuran dari
campurannya. Biasanya menggunakan pelarut
Seiring dengan berkembangnya
yang sesuai dengan kompnen yang
teknologi yang sangat pesat, kebutuhan
diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian
manusia juga semakin perlu dipenuhi
diuapkan sampai pada kepekatan tertentu.
dengan segala sesuatu yang bersifat serba
Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat
terlarut antar dua pelarut yang tidak saling
2
tercampur untuk mengambil zat terlarut Bahan yang digunakan antara
tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Hasil lain: Jahe 250 gram, gula pasir 250
akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi gram, gula merah, cengkeh, sereh,
adalah ekstrak kental atau liquid kental yang ,kayu manis, etanol 70%, tepung
mengandung sari / kandungan dari bahan baku singkong, dan air 1 liter.
tanaman tanpa adanya ampas tanaman.
1.3 Prosedur Kerja
Tujuan dari praktikum ini ialah
Pembuatan Jamu Jahe Instan
1. Mengetahui cara pembuatan jamu dengan Cara Konvensional
jahe instan
Jahe yang akan digunakan
2. Dapat membedakan pembuatan
dicuci terlebih dahulu dengan cara
jamu jahe instan dengan cara
menyikat permukaan kulitnya
konvensional dan cara
menggunakan spons hingga bersih.
instrumental
Jahe yang sudah bersih ditimbang
sebanyak 250 gram. Selanjutnya jahe
II. METODELOGI PENELITIAN
yang sudah di kupas, diparut,
1.1 Tempat Penelitian
Parutan jahe di tambahkan air sedikit
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat
demi sedikit hingga 1 liter
Laboratorium Terpadu, Fakultas
setelah itu disaring untuk
Sains dan Teknologi, UIN Syarif
memisahkan sari jahe dengan
Hidayatullah Jakarta pada bulan
ampasnya, kemudian di masukkan
September 2014.
kedalam panci dan ditambahkan gula
pasir sebanyak 250 gram. Lalu
1.2 Alat dan Bahan dilakukan proses perebusan sari jahe.
Alat yang digunakan antara lain: Setelah itu bahan-bahan seperti
baskom, panci, saringan, parutan, sereh, gula merah, cengkeh dan kayu
pisau, neraca analitik, oven, alat
manis dimasukkan sebagai
destilasi, heater, gelas beaker,
penambah cita rasa. Jangan lupa
kristalisasi disk, gelas ukur, spons,
untuk diaduk terus menerus. Setelah
blender, dan batang pengaduk.
2 jam proses perebusan, maka sari
jahe berubah warna menjadi

3
kecoklatan dan berubah tekstur rendaman diperas untuk di ambil
menjadi kental. Kemudian sari jahenya. Kemudian air perasan
dikeringkan dibawah sinar matahari jahe dengan etanol didestilasi
sampai kering Apabila sudah kering hingga pada labu destilat hanya
dihaluskan menggunakan blender tersisa 1/3 sari jahe. Langkah
hingga menjadi serbuk Langkah selanjutnya, 100 ml sari jahe yang
selanjutnya ialah diayak hingga sudah di destilasi dicampurkan
menjadi serbuk yang halus. dengan tepung singkong sebanyak
30 gram. Kemudian dikeringkan
didalam oven dengan suhu 700 C
Pembuatan Jamu Jahe Instan
hingga kering. Lalu bubuk dari sari
dengan Cara Instrumental
jahe dihaluskan menggunakan
Jahe yang akan di gunakan blender dan kemudian diayak
terlebih dahulu dicuci dengan cara hingga di dapatkan serbuk halus
menyikatnya menggunakan spons dari sari jahe tersebut.
hingga bersih. Lalu jahe yang sudah
Selain itu digunakan etanol
bersih dikupas dari kulitnya.
sebagai pelarut. Etanol digunakan
Selanjutnya jahe yang sudah di
karena relatif aman, dan bisa
kupas, diparut. Kemudian parutan
digunakan untuk melarutkan
jahe ditimbang menggunakan
berbagai senyawa organik yang
neraca analitik dengan berat
tidak dapat larut dalam air. Etanol
sebanyak 250 gram. Setelah itu
juga merupakan pelarut yang inert
parutan jahe di letakkan kedalam
sehingga pelarut etanol dapat
gelas beker, dan kemudian di beri
menghindari terjadinya
etanol sebanyak 250 ml. Dengan
dekomposisi, misalnya reaksi
begitu parutan dengan etanol
metilasi, sebagaimana yang terjadi
memiliki perbandingan 1:1.
bila menggunakan pelarut metana
Lalu rendaman tersebut
didiamkan selama 48 jam dan
ditutup dengan aluminium foil.
Setelah didiamkan selama 48 jam,

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pemanasan dan penambahan gula pasir.

A. Hasil Sedangkan metode instrumental dilakukan


dengan cara destilasi dan penambahan
Berdasarkan praktikum yang telah
etanol untuk mendapatkan ekstrak dari jahe
dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
tersebut.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Metode
No Pengamatan
Konvensional Instrumental
1 Massa Jahe yang Digunakan 250 gram 250 gram

2 Massa Serbuk Jahe yang Dihasilkan 676,8081 gram 120,0308 gram

3 Kelarutan dalam Air Larut Tidak Larut

4 Lama Proses Pembuatan 9 Jam 3 Hari


5 Warna Serbuk Jahe Cokelat Muda Terang Cokelat Muda Gelap

B. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan jahe sebagai
Pada proses pembuatan jamu jahe
bahan baku dalam pembuatan minuman
instan, metode konvensional, bobot jahe
instan. Jahe dipilih karena merupakan jenis
yang digunakan sebanyak 250 gram. Setelah
rempah-rempah yang paling banyak
melalui proses pemasakkan bobot jahe
digunakan dalam berbagai jenis makanan
serbuk yang dihasilkan bertambah menjadi
dan minuman. Selain itu, secara penelitian
676,8081 gram. Bobot yang dihasilkan
jahe memiliki berbagai macam khasiat.
bertambah karena adanya penambahan gula
Pembuatan jamu jahe instan pada praktikum
pasir dan gula merah kedalam sari jahe.
kali ini dilakukan dengan 2 metode yang
Pada proses pembuatan jamu jahe instan,
berbeda yaitu metode konvensional dan
metode konvensional menggunakan teknik
metode instrumental. sehingga tujuan dari
kristalisasi. Teknik kristalisasi adalah teknik
praktikum kali ini ialah membandingkan
pada proses pembentukkan bahan padat dari
kedua metode tersebut. Pada metode
pengendapan larutan. Pemisahan dengan
konvensional dilakukan dengan cara
teknik kristalisasi didasari atas pelepasan

5
pelarut dari zat terlarutnya dari sebuah Bila pemanasan melebihi suhu tersebut maka
campuran yang homogen sehingga terbentuk akan terjadi karamelisasi dan tidak terjadi
kristal dari zat terlarutnya. Teknik ini kristalisasi, sehingga pada saat pembuatan
merupakan teknik alternatif yang sederhana jamu jahe instan metode konvensional yang
dan murah yang dapat menghasilkan produk perlu diperhatikan ialah penggunaan apinya
serbuk instan. Pada metode konvensional yaitu harus api sedang. Selain itu proses
digunakan bahan pengkristal jahe yaitu pengadukkan juga sangat berpengaruh
sukrosa atau gula pasir. terhadap pembuatan jamu jahe instan karena
Secara umum mekanisme proses proses pengadukkan harus dilakukan terus
kristalisasi pada metode pembuatan jamu menerus karena jika pengadukan yang
jahe instan kali ini adalah sebagai berikut dilakukan merata, maka homogenitas akan
sukrosa dipanaskan akan mencair dan tercapai dan penguapan air dalam jahe akan
bercampur dengan bahan lainnya, ketika air semakin cepat dan baik. Dalam praktikum
menguap membentuk kristal kembali yang kali ini, pembuatan atau pemprosesan jahe
terlihat sebagai butiran-butiran padat. Sifat menjadi jahe instan/bubuk di butuhkan waktu
sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH kurang lebih 9 jam. Pembuatan jahe instan ini
larutan rendah (asam) maka proses terbilang tidak terlalu lama. Lalu pada akhir
kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan proses pembuatan jamu jahe instan dilakukan
menjadi liat. Beberapa hasil penelitian pengayakan agar bubuk halus dan bubuk
menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat kasar terpisah.
menghasilkan produk yang baik sekitar 6,7-
6,8. Selain nilai PH, suhu pemasakkan juga
mempengaruhi kristalisasi. Jika suatu larutan
sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan
meningkat, demikian juga dengan titik
didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung
sehingga seluruh air menguap. Bila keadaan
Gambar 1. Hasil Serbuk Jahe Metode
tersebut telah tercapai dan pemanasan
Kovensional (Kiri), Metode Instrumental
diteruskan tanpa ada pengkontrolan suhu
(Kanan)
maka sukrosa akan melebur. Titik lebur
sukrosa adalah 160oC.
6
Sedangkan pada proses pembuatan ditambahkan dengan ekstrak jahe hasil dari
jamu jahe instan, metode instrumental, proses destilasi.
bobot jahe yang digunakan juga sebanyak Pembuatan jahe menjadi jahe instan
250 gram. Setelah melalui proses dalam metode instrumental diperlukan
pemasakkan bobot jahe serbuk yang waktu kurang lebih 3 hari. Pembuatan jahe
dihasilkan mengalami penyusutan menjadi instan ini terbilang lama karena dibutuhkan
120,0308 gram. Pada metode instrumental waktu untuk merendam campuran parutan
ini menggunakan teknik destilasi. Teknik jahe dengan etanol yaitu selama 48 jam dan
destilasi adalah teknik pemisahan (separasi) proses pengeringan selama 23 jam. Pada
yang berdasarkan perbedaan sifat kelarutan metode ini dilakukan pengeringan
dari masing-masing komponen campuran menggunakan oven agar kandungan air pada
terhadap jenis pelarut tertentu yang sesuai bubuk jahe instan menguap sehingga kadar
dengan komponen yang diinginkan. airnya rendah.
Hasil akhir yang diperoleh pada Pada pembuatan jamu jahe instan
proses ekstraksi adalah ekstrak kental atau dengan metode konvensional dan
liquid kental yang mengandung sari / instrumental memiliki beberapa perbedaan
kandungan dari bahan baku tanaman tanpa hasil antara lain: pembuatan jamu jahe
adanya ampas tanaman berupa pati. Pada instan dengan metode konvensional
praktikum kali ini digunakan etanol sebagai menghasilkan serbuk jahe berwarna cokelat
pelarut untuk mendapatkan ekstrak sari jahe. yang lebih cerah di banding jamu dengan
Etanol digunakan sebagai pelarut dalam metode instrumental. Hal ini dikarenakan
ekstraksi jamu jahe karena etanol lebih pada proses pengeringan metode
mudah menguap, bersifat polar, dan bersifat konvensional dilakukan dibawah sinar
inert. Pelarut polar akan mampu menetrasi matahari lebih baik dibandingkan
sel dan menyari semua senyawa yang menggunakan oven pada metode
terdapat dalam sel. Pelarut inert digunakan instrumental
untuk menghindari terjadinya dekomposisi, Selain itu, perbedaan hasil lainnya
misalnya reaksi metilasi, sebagaimana yang ialah metode konvensional lebih banyak
terjadi bila menggunakan pelarut metanol menghasilkan serbuk jahe instan di banding
Sedangkan bahan pengkristal yang dengan metode instrumental. Ini di
digunakan ialah tepung singkong yang karenakan pada metode konvensional terjadi

7
penambahan air maupun bahan pendukung dihasilkan dalam air serta warna
yang lain seperti gula pasir maupun gula dari serbuk jahe instan.
jawa sehingga dari hasil proses pemasakan 2. Bila dibandingkan metode
lebih banyak didapatkan dari campuran konvensional yang memberikan
tersebut. Sedangkan dengan metode hasil maksimal, waktu yang
instrumental sari jahe sangatlah sedikit dibutuhkana singkat, biaya irit, serta
didapatkan karena hasil dari proses destilasi alat dan cara yang digunakan
pun sangat sedikit akan tetapi didapatkan mudah dibanding dengan metode
ekstrak jahe yang lebih maksimal. instrumental.
Lalu perbedaan hasil dari kedua 3. Perbedaan cara kerja pada kedua
metode ialah dari lama proses pembuatan metode tersebut, yaitu pada metode
jamu jahe instan metode konvensional lebih konvensional dilakukannya proses
singkat dibandingkan dengan metode pemasakan menggunakan kompor
instrumental. Hal ini dikarenakan pada sedangkan metode instrumental
metode instrumental terjadi perendaman dilakukannya proses destilasi.
parutan jahe dengan etanol selam 48 jam. B. Saran
Penulis menyarankan agar
IV. KESIMPULAN DAN SARAN dilakukannya pembuatan jamu jahe
A. Kesimpulan instan dengan metode lain yang

Setelah dilakukan praktikum berbeda.

mengenai pembuatan jamu jahe


instan dengan menggunakan metode
konvensional dan metode V. DAFTAR PUSTAKA
instrumental dapat disimpulkan
Afifah, Nok. 2011. Rancangan Prses
bahwa:
Prduksi Minuman Instan Skala Industri
1. Terdapat perbedaan hasil serbuk
Kecil dari Empon-Empon. Prosiding
jahe instan dari kedua metode
SNAPP. Balai Besar Pengembangan
tersebut, yaitu mengenai: berat yang
Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu
dihasilkan, lama proses pembuatan,
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
kelarutan serbuk yang
Tangerang Selatan

8
Saifudin, Azis. 2013. Jamu Rebusan vs
Jamu Ekstrak. www.
stereofarmasi.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 26 September 2014 pukul
21.00 WIB

Umia. 2013. Pembuatan Minuman Sehat Instan


(Jahe Instan). www. umiarsih.
wordpress.com . Diakses pada tanggal 26
September 2014 pukul 18.00 WIB

Sri, Arifah. 2013. Pelatihan Pembuatan Jamu


Instan Bagi Siswa. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai