Anda di halaman 1dari 5

Nama

Kelas/ kelompok
MA
Pokok Bahasan

:
:
:
:

Sub pokok bahasan

Bareh Catur Astuti


A Ekstensi 2014 / 4
Maternitas / KD7
Pengelolaan Nyeri Persalinan Secara Farmakologis & Nonfarmakologis
: Penatalaksanaan nyeri non farmakologis

PENATALAKSANAAN NYERI PERSALINAN


NON - FARMAKOLOGIS

Wanita hamil yang akan menghadapi proses persalinan sering dikhawatirkan tentang
rasa nyeri yang akan dialami dalam proses bersalin, dan bagaimana reaksi dalam mengatasi
nyeri tersebut. Rasa tidak nyaman dan nyeri selama proses bersalin dapat berasal dari adanya
kontraksi rahim. Menghilangkan rasa nyeri persalinan bagi klien merupakan hal yang penting
selama proses bersalin, sehingga hal ini dapat mempengaruhi harapan klien dalam mengatasi
rasa nyeri persalinan.
Maka dalam penulisan kali ini, akan dibahas pentingnya penatalaksanaan non
farmakologis yang dapat digunakan untuk program total managemen nyeri persalinan dan
sebagai pendamping intervensi farmakologi. Kebanyakan intervensi ini didasarkan pada teori
konsep the gate control dimana distraksi dapat secara efektif mencegah otak dalam
memproses sensasi datangnya nyeri .

( Pillitteri, A.2010 ).

Dalam Klossner & Hatfield, ( 2010) , beberapa terapi non farmakologi yang dapat
dilakukan oleh perawat dalam melakukan intervensi untuk menghadirkan rasa nyaman dan
mengatasi rasa nyeri persalinan pada klien , adalah sebagai berikut :
a. Hidroterapi
Hidroterapi merupakan metode terapi yang menggunakan air hangat untuk
relaksasi dan mengurangi rasa ketidaknyamanan . Dengan mandi shower atau
berendam dalam air hangat dapat memberikan rasa nyaman dan rasa rileks selama
persalinan baik dengan menggunakan semprotan/ pompa jet ataupun tidak dan
otot-otot yang tegangpun menjadi rileks. ( Koeing, 2007; Ricchi & Kyle 2009).
Hidroterapi dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, dan dengan
lembut diberikan semburan dengan shower air hangat dengan stabil diatas perut

atau punggung. Atau klien juga dapat berendam dalam air hangat, dengan
berendam daya apung air dapat mengurangi ketidaknyaman atau nyeri. Semburan
air hangat dapat menstimulasi saraf pada kulit sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan ketokolamin dan kontraksi biasanya berkurang karena air hangat.
Aliran air hangat dari pusaran air jet menenangkan dan memberikan pijat terus
menerus untuk pasien kaki, perut, dan punggung. Irama air di bak mandi atau
pusaran air menyediakan suara menenangkan yang membantu dalam relaksasi.
( Richi & Kyle, 2009).
Menurut Ward & Hisley, (2009) , metode ini dapat dilakukan bila tandatanda vital ibu dalam batas normal, serviks harus berdilatasi 4-5 cm, dan klien
berada dalam fase laten atau tahap awal persalinan. Selama hidroterapi tetap
dilakukan pemantauan denyut jantung janin (FHR) secara intermiten atau terusmenerus. Ini dapat dilakukan melalui teknik Doppler, fetoskop, atau penggunaan
nirkabel perangkat monitor eksternal.
mungkin

tidak

digunakan

dengan

Penempatan elektroda internal yang


pusaran

air

mandi,

klien

dengan membran pecah diperbolehkan untuk menggunakan jet hidroterapi,


dengan catatan cairan ketuban terpantau dan air ketuban harus jernih dan hanya
mengandung sedikit mekonium. Terapi ini dapat dilakukan selama 40 sampai 60
menit, selama waktu itu, jika suhu atau FHR meningkat atau
menenangkan

air berkurang,

terapi

dapat

dihentikan

jika efek

sementara,

dan

dilanjutkan kemudian hari.


Menurut Mackey, 2001; Simkin & O'Hara, ( 2002 ) ,selama hidroterapi,
perawat dapat memberikan waslap dingin untuk wajah dan

fluida

untuk

mengurangi hidrasi . Menurut Florence & Palmer, ( 2003 ), untuk menghindari


overheating, suhu air harus dipertahankan pada 96.8 ke 100.4F (36 ke 38C) .
Ward & Hisley. 2009,
b. Ambulansi dan Posisi
Menurut Ward, S.,L. (2009) , salah satu cara perawat dalam memfasilitasi
relaksasi adalah dengan membantu pasien untuk mendapatkan posisi nyaman.
Gerakan dan perubahan

posisi ibu merupakan strategi penting untuk

memfasilitasi persalinan dan melahirkan.


Menurut Sleutel, Schultz, & Wyble, (2007); dalam Ward & Hisley,
(2009), walaupun belum ada bukti yang sesuai, posisi telentang dalam persalinan
lebih disukai selama persalinan. Perubahan posisi yang baik dapat dilakukan
setiap 30 menit atau lebih, mulai dari sitting, berjalan, berlutut, berdiri, berbaring,

mendapatkan pada tangan dan lutut, dan menggunakan melahirkan sebuah bola
besar dapat membantu menghilangkan rasa sakit.
Penelitian telah menemukan bahwa perubahan posisi dan frekuensi
perubahan posisi memiliki efek mendalam pada aktivitas uterus dan efisiensi.
Memungkinkan wanita untuk mendapatkan posisi nyaman dan dapat memfasilitasi
rotasi janin yang baik dengan mengubah alignment bagian presentasi dengan
panggul. Presentasi dapat optimal, saat ibu terus melakukan perubahan posisi yang
nyaman. (Gilbert, 2007 ; Ricci & Kyle. 2009).
Posisi terlentang dan posisi duduk harus dihindari, karena dapat
mengganggu kemajuan persalinan dan dapat menyebabkan kompresi vena cava
dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Bergoyang dari sisi ke sisi,
goyang, atau lainnya gerakan berirama juga dapat memberikan kenyamanan dan
menghibur. Jika persalinan berjalan lambat

, ambulansi mungkin dapat

mempercepat persalinan. Posisi tegak seperti berjalan , berlutut ke depan , atau


melakukan posisi pada birthing ball dapat memberikan rasa nyaman, gerakan
aktif dan terkontrol daripada hanya berbaring . ( Ricci & Kyle, 2009 ).

c. Akupuntur dan Akupresur


Akupuntur dan akupresur, keduanya merupakan terapi yang menggunakan
tehnik yang hampir sama dalam ilmu pengobatan Cina. Tujuannya adalah untuk
mengembalikan keseimbangan energi , dimana dapat menurunkan ketegangan
otot-otot, relaksasi, dan mengurangi persepsi nyeri. Beberapa penelitian

menyarankan penggunaan tehnik akupuntur untuk mengontrol nyeri persalinan.


( Smith, et.al.,2006 ; Klossner & Hatfield , 2010 ).
Akupunktur melibatkan perangsangan titik kunci dengan menggunakan
jarum, dengan cara merangsang titik pemicu menyebabkan pelepasan endorfin.
Klasik Cina mengajar menyatakan bahwa seluruh tubuh ada meridian atau saluran
energi

yang seimbang dapat mengatur fungsi tubuh. Nyeri mencerminkan

ketidakseimbangan atau obstruksi aliran energi.(Koenig,2007; Ricci & Kyle,


2009).
Sedangkan akupresur melibatkan tehnik penekanan atau pijat pada titik-titik
pemicu yang sama untuk mengurangi rasa sakit sensasi. Jumlah dan intensitas
tekanan sangat penting dan ditentukan oleh kebutuhan klien. Beberapa titik-titik
akupresur dapat dilakukan di sepanjang tulang belakang, leher, bahu, jari kaki, dan
telapak kaki (Armstrong & Feldman, 2007 ; Ricci & Kyle, 2009).
d. Aromaterapi dan Essensial Oil
Aromaterapi merupakan terapi yang menggunakan minyak aromatik sebagai
media , dimana penggunaannya dapat menghadirkan rasa nyaman secara fisik dan
emosional. Penggunaannya didasarkan pada prinsip bahwa sensasi penciuman
merupakan peran yang signifikan dalam kesehatan. Saat aroma terhirup, molekul
aromatik tersalurkan melalui sistem olfaktori ke sistem limbik dalam otak.
Kemudian otak memberikan respon terhadap partikular aroma dengan respon
emosional. Dan ketika minyak essensial dioleskan ke seluruh tubuh, maka akan
terjadi penyerapan nutrien atau oksigen ke dalam sel melalui kulit dan dapat
dirasakan efeknya oleh klien dalam 15 detik. ( Pillitteri, A.2010 ).
e.

Yoga dan Meditasi


Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti satu, dimana latihan
Yoga ini menggambarkan kedekatan individu kepada Sang Pencipta. Latihan
yoga memberikan beberapa keuntungan dalam kesehatan, seperti meningkatkan
efisiensi kerja jantung, menstabilkan tekanan darah, pernapasan menjadi teratur,
menurunkan stress dan cemas. Latihan meliputi latihan tarik nafas dalam,
peregangan otot-otot tubu, dan meditasi terhadap tubuh untuk fokus dan tenang.
Latihan ini membantu dalam menurunkan rasa nyeri persalinan dan membantu
tercapainya relaksasikan tubuh

karena adanya pelepasan hormon endorpin.

( Smith, 2009; Pittileri, A. 2010).


Menurut Gauder,(2007) ; Pilitteri,A. (2010) , meditasi merupakan latihan
a self-directed untuk merelaksasikan tubuh dan menenangkan pikiran . Dalam

tehnik yoga dan meditasi klien masuk ke dalam istirahat yang dalam yang dapat
merubah fisik dan respon emosional terhadap stress.
Maka dapat disimpulkan bahwa banyak tehnik dan cara dalam mengatasi
masalah rasa ketidaknyaman karena adanya nyeri persalinan. Dengan adanya beberapa
tehnik non fakmakologi yang telah dijelaskan diatas, diharapkan perawat mampu
memberikan edukasi kepada klien atau ibu hamil dan keluarga tentang beberapa cara
dan strategi dalam menghadirkan rasa nyaman menghadapi persalinan dan bagaimana
mengurangi nyeri persalinan, dan meyakinkan keluarga tentang keuntungan dari setiap
terapi yang akan dilakukan dimana terapi komplementer dan alternatif ini merupakan
terapi yang mudah dan aman untuk diterapkan .

DAFTAR PUSTAKA

Ricci, S.,C., Kyle, T. ( 2009 ) . Maternity and pediatric nursing . Philadhelpia :


Lippincott Williams & Wilkins.
Klossner, N. Jayne, Hatfield, T, N,. ( 2010 ). Introductory maternity & pediatric
nursing . 2nd edition. Philadhelpia : Lippincott Williams & Wilkins
Ward, Susan L. Hisley, M., S. ( 2009 ). Maternal-child nursing care: optimizing
outcomes for mothers, children, and families . Philadhelpia : F.A. Davis
Company
Chapman, Linda, Durham, F. R. ( 2010 ) . Maternal-newborn nursing : the critical
components of nursing care . Philadhelpia : F. A. Davis Company
Pillitteri, Adele. ( 2010 ). Maternal and child health nursing : care of the childbearing
and childrearing family. 6th ed. Philadhelpia : Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai