Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi

Siti Raudhatul Ghina

Rangkuman : Parkinson
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan
suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak
adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency).
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia.
Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas
substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari
protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa
daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus,
korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom.
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan,
di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui,
terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut : Usia, geografi,
periode, genetic, dan faktor lingkungan.
Patofisiologi : Hipotesis radikal bebas dan hipotesis neurotoksin
Klasifikasi : Parkinsonismus sekunder atau simtomatik dan sindrom paraparkinson (parkinson
plus).
Gejala Klinik : Gejala Motorik (tremor/bergetar, rigiditas/kekakuan, akinesia/bradikinesia. tiba-
tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah, mikrografia, langkah dan gaya jalan (sikap
parkinson), bicara monoton, dimensia, gangguan behavioral, dan gejala lain).
Gejala non-motorik (disfungsi otonom, gangguan suasana hati, penderita sering mengalami
depresi, ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat, gangguan tidur, penderita mengalami
kesulitan tidur (insomnia), gangguan sensasi).
Pemeriksaan Penunjang : EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif) dan CT Scan
kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo).
Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan
penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini
akan menemani sepanjang hidupnya.
Terapi Obat-obatan : Antikolinergik, Carbidopa/levodopa, COMT inhibitors, Agonis dopamine,
MAO-B inhibitors, Amantadine (Symmetrel), Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa, Deep
Brain Stimulation (DBS)
Terapi Fisik, Terapi Suara, Terapi gen, Pencangkokan syaraf, Operasi, Terapi neuroprotektif,
Nutrisi, Qigong, dan Botox

Anda mungkin juga menyukai