Konsep Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dan Anak Dengan
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dan Anak Dengan
Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan
mengeluarkan
2. Gangguan Eliminasi Fekal
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air
besar, keras, feses kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya
dilakukan huknah, baik huknah tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan
hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELIMINASI URINE DAN FECAL
1. URINE
pertumbuhan dan perkembangan
sosio kultural
Psikologi
kebiasaan seseorang
tonus otot
intak cairan dan makanan
kondisi penyakit
Pembedahan
Pengobatan
pemeriksaan diaknostik
2. FECAL
1. Usia
2. Diet
3. Intak Cairan
4. Aktifitas
Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
5. Psikologis
7. Gaya Hidup
Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB dan kebiuasaan menahan BAB.
8. Penyakit
Diare, konstipasi.
10. Nyeri
Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk
mengosongkan diri.
Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol
keluarnya urine dari kandung kemih.
Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
Konstipasi
merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang
sulit, keras, dan mengejan. BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi karena feses
berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.
Impaction
merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa
dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.
Diare
merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus
dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol
Inkontinensia fecal
yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya
banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma
spinal cord dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan
kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien tergantung pada perawat.
Flatulens
yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.
Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus). Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus
adalah pemecahan makanan oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang menghasilkan CO2.
Hemoroid
yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal atau eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi
yang keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit hati menahun. Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding
pembuluh darah teregang. Jika terjadi infla-masi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal. Kadang-
kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami konstipasi.
PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan eliminasi fekal dan urin membantu perawat menentukan pola
defekasi normal klien. Perawat mendapatkan suatu gambaran feses normal dan beberapa
perubahan yang terjadi dan mengumpulkan informasi tentang beberapa masalah yang
pernah terjadi berhubungan dengan eliminasi, adanya ostomy dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola eliminasi.
Pengkajiannya meliputi:
Pola eliminasi
Gambaran feses dan perubahan yang terjadi
Masalah eliminasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat bantu, diet, cairan, aktivitas dan
latihan, medikasi dan stress.
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi
dan palpasi dikhususkan pada saluran intestinal. Auskultasi dikerjakan sebelum palpasi, sebab
palpasi dapat merubah peristaltik. Pemeriksaan rektum dan anus meliputi inspeksi dan palpasi.
Inspeksi feses, meliputi observasi feses klien terhadap warna, konsistensi, bentuk permukaan,
jumlah, bau dan adanya unsur-unsur abdomen
TERIMA KASIH