PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untukfungsi tubuh
yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkanmasalah pada
gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usustergantung
pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaanmasing-
masing orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dariperawat untuk
memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakitdapat
menghindari mereka sesuai dengan program yang teratur. Merekamenjadi
tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitastoilet yang
normal ; lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untukklien dengan
perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamarmandi. Untuk
menangani masalah eliminasi klien, perawata harus mengertiproses eliminasi
yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi.
B. TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar,
mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering. Untuk mengatasi
gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah tinggi
maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke
kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.
3. Diare, merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak
berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat.
Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer sehingga
pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.
C. ETIOLOGI
b. Cairan
e. Obat-obatan
Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat menurunkan stimulus
sensori untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasi kemampuan
klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat
menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami
konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena
sangat berkurangnya fungsi dari spinkter ani.
D. FAKTOR PREDISPOSISI/PENCETUS
2. Gaya hidup.
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine
dan defekasi. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat
mempengaruhi frekuensi eliminasi dan defekasi. Praktek eliminasi keluarga
dapat mempengaruhi tingkah laku.
3. Stress psikologi
4. Tingkat perkembangan.
5. Kondisi Patologis
E. TANDA DAN
GEJALA
a. Konstipasi
b.Impaction
1). Tidak BAB
2). anoreksia
3). Kembung/kram
4). nyeri rektum
c. Diare
1). BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2). Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
4). feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan
menahan BAB.
d. Inkontinensia Fekal
e. Flatulens
f. Hemoroid
1). pembengkakan vena pada dinding rectum
2). perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
3). merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
4). nyeri
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan USG
G. PENGKAJIAN
Pengkajiannya meliputi:
a.Pola eliminasi
b.Gambaran feses dan perubahan yang terjadi
c.Masalah eliminasi
d.Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat bantu,diet,
cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Diagnostik
H. Diagnosa Keperawatan