“Kekuasan Korporat”
Disusun Oleh
Kelompok 9
Candra Permana
Mulki Mu’min
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya berupa kesehatan sehingga makalah yang
berjudul “Kekuasaan Korporat” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 11
C. Tujuan................................................................................................. 11
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu korporat ?
2. Bagaimana penggunaan kata korporat yang baik ?
3. Perbedaan perusahaan dan korporat !
4. Bagaimana pemisahan kepemilikan dan kontrol manajemen !
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu korporat
2. Untuk mengetahui penggunaan kata korporat yang baik
3. Untuk mengetahui perbedaan perusahaan dan korporat
4. Untuk mengetahui bagaimana pemisahan kepemilikan dan kontrol
manajemen
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Korporat
Secara legal, korporat ini sama halnya dengan perusahaan biasa hanya saja
kata korporat sudah terbiasa digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang
sudah well established.
PEMBAHASAN
Kekuasaan Korporat
Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan ialah jumlah pemilik dengan blok besar
(biasanya mereka yang memegang lima persen atau lebih saham yang
diterbitkan) dan seluruh persentase yang dipegang oleh pemilik blok besar
saham ini. Pemilik saham biasanya memantau sebuah perusahaan lewat
dewan direktur. Pemegang saham ini memilih anggota-anggota dewan
untuk mengawasi manajer dan menjamin bahwa perusahaan itu dijalankan
demi kepentingan terbesar pemegang saham.
Pemilik Institusional
Dewan Direktur
Peranan utama dewan direktur ialah memantau dan meratifikasi keputusan
strategis manajerial untuk melindungi kepentingan pemilik. Objektivitas,
keahlian, dan motivasi dewan adalah utama menetukan kemampuannya
melaksanakan fungsi ini. Fungsi sentral direktur di luar adalah
mengamankan investasi pemegang saham perusahaan dari kemungkinan
oportunisme dan ketidakefektifan manajerial. Akan tetapi, direktur luar
tidak mempunyai hubungan dengan pengoperasian perusahaan sehari-hari.
Oleh karena itu, untuk mengevaluasi prakarsa strategis secara efektif,
mereka sering membutuhkan banyak informasi kualitas manajemen dan
keputusan-keputusan manajemen.
Kompensasi Eksekutif
Kompensasi eksekutif ialah mekanisme kekuasaan yang berusaha
mensejajarkan kepentingan manajer dan pemilik lewat gaji, bonus, dan
khusunya kompensasi kompensasi insentif jangka panjang, seperti
pemilikan saham.
Kompensasi insentif tidaklah sederhana. Pertama, keputusan
strategis yang diambil top eksekutif biasanya kompleks dan tidak rutin.
Jadi pengawasan langsung terhadap top eksekutif tidak tepat untuk dipakai
dalam menilai kualitas keputusan mereka. Karena itu ada kecenderungan
mengkaitka kompensasi dengan hasil yang dapat diukur. Kedua,
Keputusan manajer sering mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
untuk tenggang waktu yang agak lama, dan menjadikan sulit menilai
pengaruh keputusan sekarang terhadap kinerja perusahaan. Ketiga,
sejumlah variabel turut campur di antara perilaku manajemen dan kinerja
perusahaan. Satu cara yang dapat menjadi kompensasi bagi semakin
besarnya risiko yang dahadapi manajer ialah mengusulkan tingkat
kompensasi yang lebih tinggi atau jaminan kontrak kerja jangka panjang.
Selain itu, penelitian membuktikan bahwa kompensasi insentif mempunyai
hubungan positif dengan diversifikasi.
Struktur Bentuk-M (Struktur Multidivisional)
Struktur bentuk-M berfungsi sebagai mekanisme kekuasaan
melalui pejabat-pejabat korporat pusat yang bersama dewan direktur,
memantau strategi dan kinerja mamajer divisi. Struktur bentuk-M
mungkin membatasi tindakan oprtunistik manajer divisi, tetapi tidak dapat
membatasi tindakan manajer tingkat korporat yang mementingkan diri
sendiri. Oleh karena itu, perusahaan dengan struktur bentuk-M
memerlukan tambahan mekanisme kekuasaan internal yang kuat untuk
melakukan kontrol efektif terhadap manajer korporat. Tanpa tambahan
mekanisme kekuasaan efektif ini, struktur bentuk-M benar-benar akan
memudahkan diversifikasi berlebihan dan kompensasi eksekutif korporat
yang terlalu tinggi dan mungkin mengakibatkan manajer divisi terlalu
menekankan kinerja jangka pendek.
Pasar Sebagai kontrol Korporat
Terdiri dari individu dan perusahaan yang membeli posisi
kepemilikan perusahaan yang kemungkinan besar akan merugi sehingga
mereka dapat membentuk divisi baru perusahaan mapan yang
terdiversifikasi atau melakukan merger dua perusahaan yang sebelumnya
terpisah; mereka biasanya menggantikan tim manajemen sasaran usaha
untuk merevisi strategi yang menyebabkan kinerja perusahaan itu rendah.
Kekuasaan Koorporat Jepang dan Amerika Serikat
Perbandingan mekanisme kekuasaan yang digunakan dalam sistem
ekonomi yang berbeda, seperti di Jepang, dengan mekanisme yang
digunakan di Amerika Serikat memberikan gambaran yang mnenarik.
Perbandingan seperti itu harus memperhatikan lebih daripada mekanisme
pada umumnya, seperti dewan direktur. Dewan dan perlengkapan
kekuasaan lain hanya memperlihatkan sebagian perangkat pengaman dan
insentif yang mempengaruhi aktivitas korporasi dan pemegang saham.
Pembedaan yang paling penting terjadi antara sistem keuangan
Jepang dan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, pemegang saham
individu di pasar modal eksternal menyediakan lebih banyak dana bagi
perusahaan besar. Di Amerika Serikat, pemilik dan dewan direktur
memainkan peran mengontrol yang penting. Sebaliknya, bank memainkan
peranan yang lebih penting dalam pendanaan dan pemantauan perusahaan-
perusahaan umum besar di Jepang. Bank utama memliki hubungan paling
erat dengan manajemen perusahaan tersebut. Bank utama tidak hanya
memberika nasihat keuangan kepada perusahaan itu, tetapi juga
bertanggung jawab dalam pemantauan manajemen tersebut secara
melekat. Jadi, jepang mempunyai sistem keuangan dan kekuasaan
berdasarkan bank, sementara Amerika Serikat mempunyai sistem
keuangan dan kekuasaan berdasarkan pasar.
Dalam berbagai kasus, hubungan dengan bank utama merupakan
bagian dari keiretsu, yaitu kelompok industri perusahaan yang saling
berinteraksi dengan bank utama yang sama. Perusahaan meminjam dari
bank-bank lain dan juga dari bank utamanya, dan bank utama itu
meminjamkan uang kepada perusahaan dalam keiretsu lain. Terdapat
kesepakatan implisit di antara bank-bank bahwa bank utama bertanggung
jawab terhadap pemantauan perusahaan dan membantunya saat kesulitan.
Bank utama bersedia melakukannya karena mempertahankan reputasi
sebagai pengontrol yang bertanggung jawab dianggap penting demi
mempertahankan hubungan yang efektif dengan bank-bank lain. Bank
utama mempunyai insentif dan proses untuk memantau secara aktif
perusahaan dalam kelompok industri mereka. Bank utama Jepang biasanya
memantau perusahaan secara efisien, perusahaan Jepang cenderung tidak
melakukan diversifikasi tak terkait yang tidak efektif. Oleh krena itu,
perusahaan Jepang memfokuskan diri untuk mencapai keberhasilan luar
biasa dengan diversifikasi melalui kooperasi dan sinergi ekonomi dalam
perusahaan dan dalam keiretsu. Penekanan pada hasil keuangan sering
membuat para eksekutif berfokus pada tindakan jangka pendek.
Sistem kekuasaan Jepang bukan tanpa trade off. Sistem keuangan
tersentralisasi seperti di Jepang mempunyai keterbatasan. Proyek inovasi
dievaluasi oleh sejumlah kecil sumber daya dalam sistem keuangan
tersentralisasi ketimbang dengan sistem keuangan terdesentralisasi di
Amerika Serikat. Oleh karena itu, sebuah proyek mempunyai kesempatan
lebih kecil untuk mendapatkan dana dalam sistem keuangan tersentralisasi
ketimbangvdalam sistem keuangan terdesentralisasi, karena terdapat lebih
banyak kesempatan dalam sistem terdesentralisasi untuk mengurangi
ketidakpastian proyek itu.
Kekuasaan dan Perilaku Etis
Mekanisme kekuasaan didesain untuk menjamin manajemen
berjalan dengan efektif, dan manajer bekerja untuk mencapai tujuan pihak-
pihak yang berkepentingan. Salah satu pihak berkepentingan yang paling
utama ialah pemilik (pemegang saham). Akan tetapi, masih ada juga pihak
yang berkepentingan lainnya. Dalam jangka panjang, para pihak
berkepentingan ini (pelanggan) harus dipuaskan guna memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham. Oleh karena itu, hal yang penting jika
mekanisme kekuasaan tidak terlalu terfokus pada manajer.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan