Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Kekuasan Korporat”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas

Mata Kuliah Manajemen Strategi

Dosen Pengampu : Anita Pancawati, S.Farm.,Apt.

Disusun Oleh

Kelompok 9

 Candra Permana
 Mulki Mu’min

PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

STAI MUHAMMADIYAH GARUT-CIKELET

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya berupa kesehatan sehingga makalah yang
berjudul “Kekuasaan Korporat” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Manajemen


Strategi. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dari segi penulisan maupun segi penyususan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. i

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 11
C. Tujuan................................................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Apa itu korporat.................................................................................. 15


B. Bagaimana penggunaan kata korporat yang baik............................... 19
C. Perbedaan perusahaan dan korporat................................................... 20

BAB III PEMBAHASAN

Bagaimana pemisahan kepemilikan dan kontrol manajemen............. 20

BAB VI PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki


tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi
manajemen. Perusahaan adalah sebuah organisasi yang berbasis nilai-nilai bisnis
tertentu bersifat rasional dan logis. Sementara organisasi beranggotakan keluarga
berlandaskan pada nilai-nilai keluarga yang bernuansa emosional. Penggabungan
kedua nilai ini menghasilkan kekuatan yang sangat besar, karena tujuan dan
langkah rasional diiringi dengan ikatan emosional akan menghasilkan komitmen
dan semangat tinggi. Terbukti bahwa perusahaan keluarga menjadi juara dalam
bisnis global dan menjadi kontributor handal dalam perekonomian di berbagai
negara

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu korporat ?
2. Bagaimana penggunaan kata korporat yang baik ?
3. Perbedaan perusahaan dan korporat !
4. Bagaimana pemisahan kepemilikan dan kontrol manajemen !
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu korporat
2. Untuk mengetahui penggunaan kata korporat yang baik
3. Untuk mengetahui perbedaan perusahaan dan korporat
4. Untuk mengetahui bagaimana pemisahan kepemilikan dan kontrol
manajemen
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Korporat

Korporat atau korporasi (bahasa Inggris: Corporate) adalah sekelompok


orang yang bersatu mendirikan sebuah entitas berbadan hukum. Kata corporate
berasal dari bahasa latin yaitu corporationem yang artinya “mendirikan badan”.

Secara legal, korporat ini sama halnya dengan perusahaan biasa hanya saja
kata korporat sudah terbiasa digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang
sudah well established.

B. Penggunaan Kata Corporate

Kata corporate biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah perusahaan


besar atau induk perusahaan. Artinya, perusahaan tersebut merupakan perusahaan
inti yang memiliki bermacam-macam anak perusahaan di bawahnya.

Namun, sebenarnya korporat sendiri tidak menggambarkan betapa


besarnya suatu perusahaan melainkan menggambarkan ada atau tidaknya anak
perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.

Kalau Anda punya warung yang dinamakan PT Warung Sejahtera yang


bermodalkan Rp10.000.000 lalu membeli PT Warung Sebelah, Anda boleh saja
menganggap PT Warung Sejahtera itu merupakan korporat. Namun, perusahaan
biasanya pada malu kalau modal cuma Rp10.000.000 menganggap dirinya
korporat.

C. Perbedaan Kata Perusahaan dan Corporate

Meskipun sebenarnya corporate adalah salah satu bentuk perusahaan,


tetapi ada perbedaan secara common sense. Kata “perusahaan” biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan satu entitas perusahaan tanpa
mengikutsertakaan asumsi adanya anak perusahaan. Sedangkan kata “korporat”
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan satu entitas perusahaan dengan
mengasumsikan adanya anak perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.
BAB III

PEMBAHASAN

Kekuasaan Korporat

Pemisahan Kepemilikan dan Kontrol Manajemen


Korporasi publik modern didasarkan pada pemisahan antara kepemilikan
dan kontrol manajerial yang efisien. Pemegang saham membeli saham, dan
memberi hak kepada mereka untuk memperoleh penghasilan dari pengoperasian
perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya. Akan tetapi, hak istimewa ini menuntut
bahwa mereka juga harus mengambil risiko; biaya perusahaan mungkin saja lebih
besar daripada pemasukannya. Untuk mengelola risiko investasi ini, pemegang
saham berusaha mempertahankan diversifikasi portfolio investasi.

Pemegang saham dapat melakukan diversifikasi risiko dengan membeli


saham dari beberapa perusahaan. Begitu pemilik melakukan diversifikasi investasi
mereka pada sejumlah perusahaan, risikonya berkurang. Akan tetapi, pemisahan
antara pemilik dam manajer menimbulkan beberapa kemungkinan beban biaya
bagi pemilik. Pendelegasian tanggung jawab manajemen menciptakan
kemungkinan timbulnya konflik kepentingan. Jadi, manajer mungkin akan
memilih alternatif strategis yang tidak selalu memenuhi kepentingan pemegang
saham. Penyimpangan utama dari harapan pemilik, seperti kinerja buruk mungkin
sebagian dikontrol oleh pasar pengambilalihan eksternal yang aktif, misalnya
diversifikasi produk.

Diversifikasi produk mendatangka dua keuntungan bagi manajer yang


tidak dapat menikmati pemegang saham, di antaranya :

1. Diversifikasi dan besarnya perusahaan mempunyai hubungan


positif, sebagaimana juga besarnya perusahaan dan kompensasi
eksekutif. Jadi, diversifikasi yang semaikn banyak membuka
kemungkinan lebih tingginya kompensasi manajer lewat
pertumbuhan besarnya perusahaan.
2. Diversifikasi dapat mengurangi risiko ketenagakerjaan manajer.
a) Risiko ketenagakerjaan manajer (managerial employment
risk) ialah risiko kehilangan pekerjaan, kehilangan
kompensasi, atau kehilangan reputasi manajer. Semua
risiko ini dikurangi oleh bertambahnya diversifikasi karena
perusahaan itu dan manajernya tidak begitu rapuh terhadap
pengurangan permintaan.
b) Arus kas bebas (free cash flow) adalah sumber keuangan
yang dihasilkan setelah melakukan investasi di semua
proyek yang memiliki nilai netto positif saat ini dalam ciri
produk perusahaan itu saat ini.

Manajer yang ingin menghindari risiko barangkali akan menginvestasikan


dana dalam diversifokasi tak terkait di luar jangkauan di mana tingkat
pengembalian yang diharapkan dari bisnis baru tersebut menyamai perkiraan
biaya, karena diversifikasi seperti itu mengurangi risiko ketenagakerjaan mereka.

Mekanisme kekuasaan yang dirancang untuk memantau dan mendorong


manajer mengambil keputusan strategis yang memihak kepentingan terbaik
pemegang saham adalah :

 Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan ialah jumlah pemilik dengan blok besar
(biasanya mereka yang memegang lima persen atau lebih saham yang
diterbitkan) dan seluruh persentase yang dipegang oleh pemilik blok besar
saham ini. Pemilik saham biasanya memantau sebuah perusahaan lewat
dewan direktur. Pemegang saham ini memilih anggota-anggota dewan
untuk mengawasi manajer dan menjamin bahwa perusahaan itu dijalankan
demi kepentingan terbesar pemegang saham.
 Pemilik Institusional

Pemilik institusional ialah institusi-institusi keuanga, seperti dana


saham bersama dan dana pensiun yang mengontrol posisi pemegang
saham terbesar.

 Dewan Direktur
Peranan utama dewan direktur ialah memantau dan meratifikasi keputusan
strategis manajerial untuk melindungi kepentingan pemilik. Objektivitas,
keahlian, dan motivasi dewan adalah utama menetukan kemampuannya
melaksanakan fungsi ini. Fungsi sentral direktur di luar adalah
mengamankan investasi pemegang saham perusahaan dari kemungkinan
oportunisme dan ketidakefektifan manajerial. Akan tetapi, direktur luar
tidak mempunyai hubungan dengan pengoperasian perusahaan sehari-hari.
Oleh karena itu, untuk mengevaluasi prakarsa strategis secara efektif,
mereka sering membutuhkan banyak informasi kualitas manajemen dan
keputusan-keputusan manajemen.
 Kompensasi Eksekutif
Kompensasi eksekutif ialah mekanisme kekuasaan yang berusaha
mensejajarkan kepentingan manajer dan pemilik lewat gaji, bonus, dan
khusunya kompensasi kompensasi insentif jangka panjang, seperti
pemilikan saham.
Kompensasi insentif tidaklah sederhana. Pertama, keputusan
strategis yang diambil top eksekutif biasanya kompleks dan tidak rutin.
Jadi pengawasan langsung terhadap top eksekutif tidak tepat untuk dipakai
dalam menilai kualitas keputusan mereka. Karena itu ada kecenderungan
mengkaitka kompensasi dengan hasil yang dapat diukur. Kedua,
Keputusan manajer sering mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
untuk tenggang waktu yang agak lama, dan menjadikan sulit menilai
pengaruh keputusan sekarang terhadap kinerja perusahaan. Ketiga,
sejumlah variabel turut campur di antara perilaku manajemen dan kinerja
perusahaan. Satu cara yang dapat menjadi kompensasi bagi semakin
besarnya risiko yang dahadapi manajer ialah mengusulkan tingkat
kompensasi yang lebih tinggi atau jaminan kontrak kerja jangka panjang.
Selain itu, penelitian membuktikan bahwa kompensasi insentif mempunyai
hubungan positif dengan diversifikasi.
 Struktur Bentuk-M (Struktur Multidivisional)
Struktur bentuk-M berfungsi sebagai mekanisme kekuasaan
melalui pejabat-pejabat korporat pusat yang bersama dewan direktur,
memantau strategi dan kinerja mamajer divisi. Struktur bentuk-M
mungkin membatasi tindakan oprtunistik manajer divisi, tetapi tidak dapat
membatasi tindakan manajer tingkat korporat yang mementingkan diri
sendiri. Oleh karena itu, perusahaan dengan struktur bentuk-M
memerlukan tambahan mekanisme kekuasaan internal yang kuat untuk
melakukan kontrol efektif terhadap manajer korporat. Tanpa tambahan
mekanisme kekuasaan efektif ini, struktur bentuk-M benar-benar akan
memudahkan diversifikasi berlebihan dan kompensasi eksekutif korporat
yang terlalu tinggi dan mungkin mengakibatkan manajer divisi terlalu
menekankan kinerja jangka pendek.
 Pasar Sebagai kontrol Korporat
Terdiri dari individu dan perusahaan yang membeli posisi
kepemilikan perusahaan yang kemungkinan besar akan merugi sehingga
mereka dapat membentuk divisi baru perusahaan mapan yang
terdiversifikasi atau melakukan merger dua perusahaan yang sebelumnya
terpisah; mereka biasanya menggantikan tim manajemen sasaran usaha
untuk merevisi strategi yang menyebabkan kinerja perusahaan itu rendah.
 Kekuasaan Koorporat Jepang dan Amerika Serikat
Perbandingan mekanisme kekuasaan yang digunakan dalam sistem
ekonomi yang berbeda, seperti di Jepang, dengan mekanisme yang
digunakan di Amerika Serikat memberikan gambaran yang mnenarik.
Perbandingan seperti itu harus memperhatikan lebih daripada mekanisme
pada umumnya, seperti dewan direktur. Dewan dan perlengkapan
kekuasaan lain hanya memperlihatkan sebagian perangkat pengaman dan
insentif yang mempengaruhi aktivitas korporasi dan pemegang saham.
Pembedaan yang paling penting terjadi antara sistem keuangan
Jepang dan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, pemegang saham
individu di pasar modal eksternal menyediakan lebih banyak dana bagi
perusahaan besar. Di Amerika Serikat, pemilik dan dewan direktur
memainkan peran mengontrol yang penting. Sebaliknya, bank memainkan
peranan yang lebih penting dalam pendanaan dan pemantauan perusahaan-
perusahaan umum besar di Jepang. Bank utama memliki hubungan paling
erat dengan manajemen perusahaan tersebut. Bank utama tidak hanya
memberika nasihat keuangan kepada perusahaan itu, tetapi juga
bertanggung jawab dalam pemantauan manajemen tersebut secara
melekat. Jadi, jepang mempunyai sistem keuangan dan kekuasaan
berdasarkan bank, sementara Amerika Serikat mempunyai sistem
keuangan dan kekuasaan berdasarkan pasar.
Dalam berbagai kasus, hubungan dengan bank utama merupakan
bagian dari keiretsu, yaitu kelompok industri perusahaan yang saling
berinteraksi dengan bank utama yang sama. Perusahaan meminjam dari
bank-bank lain dan juga dari bank utamanya, dan bank utama itu
meminjamkan uang kepada perusahaan dalam keiretsu lain. Terdapat
kesepakatan implisit di antara bank-bank bahwa bank utama bertanggung
jawab terhadap pemantauan perusahaan dan membantunya saat kesulitan.
Bank utama bersedia melakukannya karena mempertahankan reputasi
sebagai pengontrol yang bertanggung jawab dianggap penting demi
mempertahankan hubungan yang efektif dengan bank-bank lain. Bank
utama mempunyai insentif dan proses untuk memantau secara aktif
perusahaan dalam kelompok industri mereka. Bank utama Jepang biasanya
memantau perusahaan secara efisien, perusahaan Jepang cenderung tidak
melakukan diversifikasi tak terkait yang tidak efektif. Oleh krena itu,
perusahaan Jepang memfokuskan diri untuk mencapai keberhasilan luar
biasa dengan diversifikasi melalui kooperasi dan sinergi ekonomi dalam
perusahaan dan dalam keiretsu. Penekanan pada hasil keuangan sering
membuat para eksekutif berfokus pada tindakan jangka pendek.
Sistem kekuasaan Jepang bukan tanpa trade off. Sistem keuangan
tersentralisasi seperti di Jepang mempunyai keterbatasan. Proyek inovasi
dievaluasi oleh sejumlah kecil sumber daya dalam sistem keuangan
tersentralisasi ketimbang dengan sistem keuangan terdesentralisasi di
Amerika Serikat. Oleh karena itu, sebuah proyek mempunyai kesempatan
lebih kecil untuk mendapatkan dana dalam sistem keuangan tersentralisasi
ketimbangvdalam sistem keuangan terdesentralisasi, karena terdapat lebih
banyak kesempatan dalam sistem terdesentralisasi untuk mengurangi
ketidakpastian proyek itu.
 Kekuasaan dan Perilaku Etis
Mekanisme kekuasaan didesain untuk menjamin manajemen
berjalan dengan efektif, dan manajer bekerja untuk mencapai tujuan pihak-
pihak yang berkepentingan. Salah satu pihak berkepentingan yang paling
utama ialah pemilik (pemegang saham). Akan tetapi, masih ada juga pihak
yang berkepentingan lainnya. Dalam jangka panjang, para pihak
berkepentingan ini (pelanggan) harus dipuaskan guna memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham. Oleh karena itu, hal yang penting jika
mekanisme kekuasaan tidak terlalu terfokus pada manajer.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Korporat atau korporasi (bahasa Inggris: Corporate) adalah sekelompok


orang yang bersatu mendirikan sebuah entitas berbadan hukum. Kata corporate
berasal dari bahasa latin yaitu corporationem yang artinya “mendirikan badan”.

Kata corporate biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah perusahaan


besar atau induk perusahaan.

Kata “perusahaan” biasanya digunakan untuk mendeskripsikan satu entitas


perusahaan tanpa mengikutsertakaan asumsi adanya anak perusahaan. Sedangkan
kata “korporat”

biasanya digunakan untuk mendeskripsikan satu entitas perusahaan dengan


mengasumsikan adanya anak perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro Mudrajad. 2005. Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Penerbit


Erlangga

Anda mungkin juga menyukai