Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“TEKNOLOGI TEPAT GUNA KEBIDANAN”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9 :

FAUZA ILMA
IRA MARLINA PUTRI
RESMA NURMAYANTI
TENGKU YULIANI RACHMAYANTI

POLTEKKES KEMENKES RIAU


JURUSAN KEBIDANAN
D4 KEBIDANAN ALIH JENJANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Teknologi
Tepat Guna yang berjudul “Teknologi Tepat Guna Kebidanan”
Dalam menyelesaikan makalah ini, kelompok mengalami banyak
mengalami kesulitan dan hambatan sehingga tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, MKM., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau.
2. Ibu Lailyana, SST, M.Kes, selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau.
3. Ibu Septi Indah Permata Sari, SST., M.Keb selaku dosen pembimbig mata
kulaih teknologi Tepat Guna
4. Teman-teman kelompok 9 yang turut andil dalam membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis mengharapkan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membaca dan membutuhkan.

Pekanbaru, November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat
supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan adanya teknologi. Pengenalan
teknologi yang telah berkembang didalam masyarakat adalah teknologi yang
telah dikembangkan secara tadisional, atau yang dikenal dengan “teknologi
tepat guna” atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkunga dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan
tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan
teknologi tepat guba perlu disesuaikan dengan kebutuhan yaitu kebutuhan
yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis dan profedi kehidupan
masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan
barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh
masyarakat tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan
faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang
bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan
atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Selama kesehatan termasuk dan pelayanan kebidanan, teknologi tepat
guna sangat dibutuhkan dan dapat membantu para bidan dalam memberikan
pelayanan yang lebih baik. Dalam kehamilan, teknologi tepat guna sangat
banyak dimanfaatkan baik berupa prosedur dalam pelayanan kebidanan,
sistem yang dapat digunakan maupun berupa alat yang dapat membantu
memberikan pelayanan terpadu bagi pasien. Oleh sebb itu, Teknologi tepat
guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya yang digunakan dengan sesuai (tepat guna) termasuk
dalam pelayanan kebidanan.
Bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang
dewasa, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu. Pada 30 menit
pertama bayi dapat mengalami penurunan suhu 3-4 0C. Pada ruangan dengan
suhu 20-250C suhu kulit bayi turun sekitar 0,30C per menit. Penurunan suhu
diakibatkan oleh kehilangan panas secara konduksi, konveksi, evaporasi dan
radiasi. Kemampuan bayi yang belum sempurna dalam memproduksi panas
maka bayi sangat rentan untuk mengalami hipotermia. (Hutagaol, Darwin, and
Yantri 2014)
WHO mendefinisikan suhu normal pada bayi baru lahir 36,5-37,5 °C,
dan gradasi hipotermia termasuk ringan (36-36,5 °C), sedang (32-36 ° C) dan
berat (<32 ° C). Bahkan di tempat suhu hangat,bayi baru lahir bisa mengalami
kesulitan mempertahankan panas, terutama karena cairan amnion menguap
dari cairan kulit. Sementara hipotermia membunuh lebih banyak bayi.
Infant warmer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan
untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan pada bayi yang baru
dilahirkan, dimana bayi tersebut membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu
didalam rahim ibu yaitu antara 34 °C – 37 °C, ini dimaksudkan agar suhu
tubuh bayi dapat disesuaikan dengan lingkungannya, maka alat ini dibuat agar
bayi yang baru lahir dapat merasakan suhu diluar rahim ibu akan sama dengan
suhu yang ada di dalam rahim ibu. Suhu yang dikondisikan dalam ruang bayi
infant warmer tersebut haruslah stabil
Dengan berkembangnya kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi
dalam bidang kesehatan, maka semakin berkembang pula model dan sistem
Infant Warmer. Alat Infant Warmer telah dibuat oleh Sulistya Anggara Wira
Bhuana dan Zuhendi pada tahun 2012 dengan judul “Digital Infant Warmer
Dilengkapi Dengan Phototherapy unit
alat tersebut menggunakan komponen digital serta menggunakan
tampilan seven segment. Kelemahan pada alat tersebut yaitu lampu fototerapi
yang digunakan masih menggunakan lampu bluelight halogen yang memiliki
suhu penyinaran lebih tinggi daripada menggunakan LED, tampilan berupa
seven segment dan pengontrolnya menggunakan IC logika atau sistem digital.
Perkembangan dan penelitian Infant Warmer juga terjadi di luar negeri,
seperti penilitian di Thailand dengan judul “Heat Transfer Efficiency Analysis
of Infant Radiant Warmer by 3D Finite Element Method” . Pada penelitian
tersebut menggunakan analisa FEM dengan bantuan software COMSOL
Multiphysics(versi 3.5a). Software tersebut berfungsi sebagai modul simulasi
penyebaran suhu pada matras dengan bentuk image proccessing. Sedangkan di
Amerika juga dilakukan penelitian Infant Warmer dengan Servo-controlled
System . Pada Journal of Perinotologi disebutkan bahwa alat tersebut
menggunakan sevo-controlled sebagai sistem untuk mengontrol stabilitas suhu
pada Infant Warmer. Hal ini dapat menyebabkan suhu pada Infant Warmer
tidak akan mengalami overheating yang akan berdampak pada keamanan bayi,
sehingga bayi tidak akan mengalami dehidrasi atau hipertermia. Sesuai dengan
analisa SWOT yang dibuat oleh penulis, alat Infant Warmer yang dilengkapi
dengan fototerapi terdapat pada kuadran I. Jika suatu alat berada pada
Kuadran 1 yang menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada
kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan.
Untuk itu dapat digunakan alternatif strategi 1 yakni pengembangan ( strategi
agresif ) diketahui dengan pengaturan PWM pada sebuah kontrol. Sehingga
dengan pengaturan tersebut dapat mengetahui waktu yang diperlukan agar
suhu mencapai keadan stabil.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk teknologi tepat guna procedure pada Infant Warmer
dalam pelayanan kebidanan?
2. Bagaimana bentuk teknologi tepat guna pada system Infant Warmer dalam
pelayanan kebidanan?
1.3 Manfaat
a. Mengetahui macam-macam bentuk teknologi tepat guna procedure dalam
pelayanan kebidanan
b. Mengetahui macam-macam bentuk teknologi tepat guna procedure dalam
pelayanan kebidanan
c. Mengetahui macam-macam bentuk teknologi tepat guna procedure dalam
pelayanan kebidanan

Anda mungkin juga menyukai