D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok 5 :
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Jek Amidos Pardede, S.Kep, M.kepj
Kelas 2.2
Kelompok 5
DAFTAR ISI
b. Indikator psikologis
Menifestasi stress dalam indikator psikologis antara lain kecemasan (anxiety), takut,
marah, depresi dan mekanisme ego yang tidak disadari (Kozier,2015). Contoh manifestasi
stres di dalam indikator psikologis (DeLaunne ,2011): iritabilitas, perasaan sangat
sensitive, sedih, depresi, dan merasa dipojokan.
1. Anxiety (kecemasan) adalah keadaan dimana terjadi kondisi gelisah, takut, atau putus
asa terhadap ancaman yang datang atau ancaman yang tidak dapat diantisipasi oleh diri
sendiri (Kozier,2015). Menurut (Kozier,2015) anxietydapat di manifestasikan kedalam
empat level :
a) Mild anxiety (kecemasan ringan), peningkatan presepsi, pembelajaran dan
kemampuan produktif. Contohnya kecemasan ringan yaitu perasaan gelisah ringan
yang ingin lebih ingin mengetahui sesuatu dengan mencari informasi dan
mengajukan pertanyaan.
b) Moderate anxiety, keadaan dimana individu mengungkapkan perasaan tegang,
gugup, atau kekhawatiran.
c) Severe anxiety (kecemasan berat), individu tidak dapat fokus dengan apa yang
terjadi, berfokus hanya pada sesuatu yang spesifik dari suatu situasi yang akan
menghasilkan kecemasan.
d) Panik, tingkat yang paling tinggi yang menyebabkan individu kehilangan kontrol
2. Takut merupakan rasa khawatir yang muncul akibat presepsi bahaya nyeri, atau
ancaman yang akan terjadi atau Nampak (Kozier, 2015).
3. Depresi merupakan reaksi umum terhadap kejadian yang tampak kacau dan negatif
(Kozier,2015).
4. Mekanisme pertahanan ego yang tidak disadari atau disebut mekanisme adaptif
psikologik menurut pernyataan Sigmund (1946) dalam Kozier (2015) merupakan
mekanisme mental yang berkembang saat personalitas berupaya mempertahankan diri,
menciptakan gangguan terhadap implus yang bertentangan, dan meredakan ketegangan
di dalam diri. Pertahanan ego juga merupakan kerja tidak sadar untuk melindungi
seseorang dari kecemasan.
c. Indikator kognitif
Indikator kognitif stress adalah renspon berpikir yang mencakup penyelesaian masalh,
penstukturan, kontrol diri/ disiplin diri, supresi, dan fantasi (Kozier,2015). Contoh
manifestasi stres di dalam indikator kognitif (DeLaunne ,2011) : gangguan memori,
kebingungan, dan gangguan penilaian dan membuat keputusan.
1. Penyelesaian masalah yaitu berpikir melalui situasi yang mengancam, dan
menggunakan langkah spesifik untuk mencapai solusi (Kozier,2015).
2. Penstrukturan yaitu perencanaan supaya peristiwa yang mengancam tidak terjadi
(Kozier,2015).
3. Kontrol diri adalah menampilkan perilaku dan ekspresi wajah yang menggambarkan
rasa dapat mengontrol (Kozier,2015).
4. Supresi adalah menempatkan pikiran atau perasaan di luar ingatan secara disadari dan
disengaja (Kozier,2015).
5. Fantasi atau berkhayal merupakan keinginan yang tidak tercapai dibayangkan
tercapai, atau pengalaman yang mengancam dibayangkan terulang kembali sehingga
akhirnya berbeda dengan peristiwa nyata (Kozier,2015).
3.1 Kesimpulan
Stres merupakan reaksi psikologis tubuh terhadap stressor yang menimbulkan perubahan.
Stres dapat bersumber dari aspek fisiologis, psikologis, kognitif, lingkungan, dan sosial-
budaya. Stres terbagi menjadi dua jenis yaitu eustres berupa energi positif dan distres yang
meliputi stress kronis dan stress akut. Penilaian individu terhadap suatu hal yang dianggap
sebagai sumber stress dipengaruhi oleh faktor individu dan situasi. Respon stres ditandai oleh
pola kejadian fisiologis yang disebut sindrom adaptasi umum (GAS) dan reaksi tubuh secara
lokal yang disebut sindrom adaptasi lokal (LAS).
Model teoritical stress terbagi menjadi empat jenis yaitu model berbasis stimulus, model
berbasis respons, model berbasis transaksi dan model berbasis interaksional. Stres yang
berlangsung lama dapat menyebabkan terjadi gangguan fisiologis berupa penyakit
kardiovaskuler, pencernaan, defisiensi imun, kanker dan gangguan psikologis. Tiap individu
memiliki neurotransmitter yang terdiri dari dopamin, norepinefrin, serotonin, histamin,
asetilkolin, dan asam gama-aminobutirat. Cara mengatasi stress dapat dilakukan melalui
psikofarmakologi menggunakan antipsikotik, antidepresan, mood-stabilizing, antiansietas,
stimulants dan disulfiram.
Sekelompok individu dengan gangguan kejiwaan dapat diberikan terapi psikologis berupa
terapi aktivitas kelompok (TAK) dan terapi kelompok. Terapi aktivitas kelompok terbagi
menjadi 4 macam yaitu TAK stimulasi koginitif/persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK
stimulasi realita dan TAK sosialisasi. Penatalaksanaan TAK dapat dilakukan melalui kegiatan
seperti membaca puisi, mempelajari seni, bermain musik, menari dan menggambar. Individu
dengan gangguan psikologis akibat kejadian buruk yang dialami dan tidak mampu
menghilangkan kejadian buruk tersebut dari ingatannya berisiko lebih tinggi terserang PTSD
(Post Traumatic Syndrom Disorder).
PTSD dapat diatasi melalui terapi pengobatan meliputi psychopharmacotherapy,
psikoterapi, terapi neurokognitif dan eye movement desensitization an
reprocessing. Pengobatan farmakologis bagi penderita PTSD yaitu SSRI antidepresan,
antipsikotik, antidepresan lain, antidepresan trisiklik dan prazosin. Selain pengobatan,
perawat perlu mendorong klien untuk mengatasi stressor dengan kemampuan dirinya melalui
mekanisme koping berupa pembelajaran dalam menanggapi perubahan lingkungan, masalah
atau situasi tertentu.
3.2 Saran
Para penulis telah membuat makalah mengenai gangguan mobilisasi dengan sangat baik,
hanya saja perlu ditingkatkan penggunaan kalimat yang benar sesuai dengan aturan bahasa
Indonesia. Para penulis pun perlu lebih teliti kembali dalam hal pengejaan huruf pada setiap
kata yang ditulis dalam makalah. Selain itu, para penulis dapat meningkatkan referensi yang
digunakan dan menggunakan referensi terbaru.
DAFTAR PUSTAKA