Anda di halaman 1dari 6

PENGOPERASIAN PERALATAN GENERATING SET

Prosedur pengoperasian generating set secara khusus harus mengikuti guide manual dari
product dan tipe genset yang akan dipergunakan.
Prosedur ini merupakan prosedur umum yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
standar pengoperasian generating set dengan water coolant.
Beberapa hal yang harus menjadikan perhatian sebelum pelaksanaan pengoperasian :
1. Biasakan melaksanakan keselamatan operasi kerja seperti gunakanlah kelengkapan
keselamatan kerja seperti wear ear protectors, safety shoes, work clothes, hardhat dan
lain-lain sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Biasakan membersihkan engine dari kotoran terutama dari tumpahan oli dan juga tempat
dimana engine diletakkan.
3. Biasakan mengganti setiap bagian/kelengkapan engine dari spesifikasi yang tertera pada
manual book dan laksanakan pemeliharaan engine secara periodik.

A. PROSEDUR PENGOPERASIAN GENSET SECARA MANUAL


1. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan menjadi perhatian sebelum
mengoperasikan genset secara manual.
a. Periksa dan pastikan electrical wiring termasuk pada sistem starter dan alternator,
kencangkan dan perbaiki bila terdapat terminal yang kendur atau terjadi
kerusakan. Periksa pula kondisi battery atau sistem tekanan udara bila sistem
starter engine menggunakan udara/pneumatic, bila terjadi ketidak normalan
lakukan penggantian (untuk battery) dan penambahan tekanan untuk pneumatic
starter atau lakukan perbaikan bila terjadi kebocoran tekanan pada pemipaan
sistem starter.
b. Periksa dan pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran pada engine terutama pada
sistem bahan bakar dan sistem pelumas.
c. Periksa jumlah/level minyak pelumas dengan mempergunakan batang pengukur
minyak/oli level gauge guide. Caranya dengan menarik batang pengukur minyak
dari dudukannya dimesin, kemudian membersihkannya dengan mempergunakan
kain lap setelah itu kembalikan batang pengukur minyak pada kedudukannya
semula. Tarik batang pengukur minyak dan periksalah posisi level batang
pengukur minyak yang dibasahi oleh minyak pelumas.
Bila pengukuran minyak pelumas pada posisi low level tambahkan dengan minyak
pelumas yang telah direkomendasikan oleh pabrik pembuat engine.
d. Periksa keadaan air pendingin dengan cara membuka expansion tank, pastikan
bahwa levelnya telah sesuai dengan yang tercantum pada buku manual/guide
book manual. Bila terjadi kekurangan lakukan penambahan sesuai dengan
ketentuan yang telah dipersyaratkan (beberapa engine mempergunakan air
pendingin khusus karenanya ikuti petunjuk buku manual).
e. Periksa posisi level bahan bakar pada tangki harian yaitu dengan cara melihat
posisinya pada gelas duga yang terdapat di tanki bahan bakar. Bila terjadi
kekurangan lakukan penambahan dengan cara manual atau automatik, untuk itu
periksa dan pastikan sistem pemipaan bahan bakar tidak mengalami kerusakan
dan dapat dioperasikan secara normal, lakukan perbaikan segera bila mengalami
ketidak normalan.
f. Periksa semua bagian mesin yang bergerak secara visual untuk memastikan
engine dalam kondisi baik, bila memungkinkan periksa ketegangan belt.
g. Periksa dan pastikan pula kondisi panel, termasuk indikator dan alat ukur yang
tersedia bila dianggap perlu dapat dilakukan pengesetan atau kalibrasi.
h. Pastikan juga bahwa posisi engine dalam kondisi beban nol atau main circuit
breaker posisi OFF.

2. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan menjadi perhatian pada saat menstarter
genset secara manual.
a. Proses starter engine dapat dilakukan dari panel engine yaitu dengan
mempergunakan kunci kontak atau secara elektrikal pada push button. Jangan
sering melaksanakan start stop engine pada waktu yang sama dalam waktu 10
detik.
b. Periksa fungsi dari semua indikator yang tedapat pada panel engine atau panel
distribusi, pastikan indikator yang ditampilkan telah sesuai dengan output
sebenarnya.
c. Lakukan pemindahan load break switch, catat dan periksa kembali posisi pada
semua indikator yang terdapat pada panel engine atau panel distribusi.
Indikasi yang harus dicatat secara umum adalah ; lamanya waktu operasi genset,
oil pressure, water temperature, coolant temperature (option).
d. Pindahkan posisi operasi engine pada main power supply, catat dan periksa
kembali posisi pada semua indikator yang terdapat pada panel engine atau panel
distribusi. Bandingkan hasil yang terukur/tercatat pada main power supply dengan
engine.
3. Prosedur yang harus dilakukan dalam mematikan engine.
Hindari mematikan engine secara tiba-tiba, lakukanlah pelepasan beban terlebih
dahulu secara bertahap, biarkan engine beroperasi dengan beban rendah atau tanpa
beban untuk sesaat hingga putaran engine turun lebih kurang 5 menit (proses
recooling) setelah itu engine dapat dimatikan dengan cara menutup aliran bahan
bakar atau dengan cara menutup atau menarik tuas dekompresi.
Setelah engine berhenti beroperasi, lakukan langkah-langkah berikut :
a. Kembalikan posisi tuas dekompresi pada posisi normal/operasi.
b. Putar kunci kontak starter pada posisi OFF.

B. PROSEDUR PENGOPERASIAN GENSET SECARA OTOMATIS


1. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan menjadi perhatian sebelum
mengoperasikan genset secara otomatis.
a. Lakukan langkah-langkah pada A.1.a sampai dengan g.
b. Periksa dan pastikan posisi selector pada posisi auto.
c. Periksa dan pastikan bahwa tidak ada indikator alarm failure yang aktif, bila ada
yang aktif lakukan reset.
d. Periksa dan pastikan posisi circuit breaker beban pada posisi ON.

2. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan menjadi perhatian pada saat menstarter
dan mematikan genset secara otomatis.
a. Proses starter engine dapat dilakukan secara auto, bilaman posisi selector
diposisikan pada posisi auto. Apabila terjadi kegagalan pada main power supply
maka secara otomatis engine akan start, hal yang sama juga berlaku untuk genset
yang beroperasi secara auto parallel. Untuk operasi paralel posisi start engine
harus dibuatkan urutan kerjanya serta harus diperlengkapi dengan load sharing
dan load shedding.
b. Pada engine yang beroperasi secara auto atau auto parallel dapat dilakukan start
engine secara independen, caranya yaitu dengan memindahkan posisi selector
pada posisi yang diinginkan misalnya manual atau test. Posisi test dilakukan
bilamana akan dilakukan proses pemanasan dan secara auto genset dapat aktif
masuk ke beban bila main power supply OFF. Saat engine beroperasi indikasi
yang harus dicatat secara umum adalah ; lamanya waktu operasi genset, oil
pressure, water temperature, coolant temperature (option).
c. Bilamana akan dilaksanakan menonaktifkan operasi engine dapat dilakukan
dengan menekan tombol stop pada panel. Hindari mematikan engine secara tiba-
tiba, lakukanlah pelepasan beban terlebih dahulu dan biarkan engine beroperasi
tanpa beban untuk sesaat hingga putaran engine turun lebih kurang 5 menit
(proses recooling) setelah itu engine dapat dimatikan dengan menekan tombol
stop.
PEDOMAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN GENERATING SET

Tipe generating set yang akan dipergunakan sebagai standby power unit adalah dari jenis
penggerak diesel.

SPESIFIKASI DIESEL ENGINE

Power rating : Prime power rating atau stanby power rating


Energy transferred to generator 38,5 %
Energy used by engine driven radiator fan 1,5 %
Heat lost in exhaust gases 30 %
Heat lost form radiator 25 %
Heat lost from engine casing 5 %
Tipe : Water cooled, 4 stroke cycle, 1500 rpm, turbocharged diesel
Governor : Electronic
Combustion type : Direct injection
Starting method : Electrical atau electrical dan pneumatic
Engine cooling : Termostatically controlled forced circulation water cooling / fan
radiator
cooling.
Control box : Water temperature gauge, oil pressure gauge, oil temperature
gauge,
hour meter dan speedometer.
Barometric pressure : 100 kPa ( 1 bar )
Air temperature : 25 0C
Relative humidity : 30 %
Altitude : 110 meter sea level (diatas 100 m kapasitas dihitung ulang)
Protection : Over speed, over temperature, oil pressure, operasi engine stop

SPESIFIKASI ALTERNATOR
Kapasitas : > 100 kVA atau disesuaikan dengan beban terpasang
Output voltage : 220 / 380 volt, 3 phase + N, 50 Hz
Total harmonic: < 4 %
Power factor : 0.8
Efficiency generator : 95 %
Altitude : δ 1000 meter
Mode of operation : Auto atau auto parallel
- Pada operasi paralel harus diperlengkapi dengan load sharing
dan
load shedding, serta panel untuk pengaturan speed drop dan load
limit.
- Start engine setelah main failure harus < 1.7 detik
- Start engine dari main failure sampai full load harus < 15 detik
Protection pada kapasitas > 500 kVA : Overcurrent protection / overload, earth fault
protection,
differential current protection, unbalance load
protection.

Anda mungkin juga menyukai