Anda di halaman 1dari 5

GARBARATA (PASSENGER BOARDING BRIDGE)

Oleh : Semuel Pongbala, ST

Passenger Boarding Bridge atau lebih akrab dikenal dengan sebutan Garbarata adalah
merupakan lorong (Tunnel) yang dapat bergerak secara horizontal (memanjang dan memendek),
vertical (naik dan turun) dan berotasi sebesar 175o dengan Rotunda sebagai poros serta pada bagian
cabin (Contact Head) yang dapat berotasi ke kiri dan kekanan sebesar 100º (17° kanan dan 85° kiri).
Garbarata dibuat berbentuk lorong, dipasang pada sebuah terminal bandara. Melalui lorong jembatan
ini penumpang bisa leluasa naik atau turun dari atau menuju Fix Gate/pesawat udara di gedung
terminal. Jembatan penyebrangan ini akan menjaga penumpang dari hujan, salju, jet blast mesin
pesawat, suara bising dan debu.
Di Bandara-bandara yang ada di Indonesia terutama Bandara Internasional Garbarata sudah
merupakan peralatan yang wajib terpasang disetiap pintu menuju pesawat udara, dimana model yang
terpasang saat ini adalah R2 (Garbarata 2 tunnel) dan R3 (Garbarata 3 tunnel) tergantung pada kondisi
dari terminal dan jenis pesawat yang dilayani. Tipe ini ditentukan oleh panjang garbarata, diukur dari
pusat/titik tengah rotunda sampai ke ujung bamper kabin pada saat retract penuh dan extend penuh.
Garbarata ini menggunakan sistem Electro mechanical yang dikendalikan pada sebuah control
console (monitor control desk) yang berada di kabin yang dilengkapi dengan CCTV untuk memantau
keadaan disekitar Garbarata. Sistem kendali ini mengintegrasi peralatan keselamatan dan alat sistem
kendali elektronik. Sistem kendali elektronik menggunakan unit kendali yang disebut programmable
logic controller yang terletak pada kotak console.
Unit ini harus menghadap ke depan dan berada pada sebelah kiri depan cabin, dimana operator
dapat melihat langsung serta jelas ke arah pesawat pada saat operasi. Pada control console terdapat
semua peralatan yang diperlukan untuk operasi dan monitor garbarata. Semua fungsi dari peralatan
control harus jelas dan berbahasa Inggris. Operator harus benar benar dapat melihat dengan jelas
semua informasi yang di tampilkan Monitor Control Console, walaupun dalam keadaan ada sinar
pantulan matahari ataupun hujan sekalipun, fiture-fiture yang ada dalam monitor tetap dapat terlihat
dan terbaca. Monitor juga sekaligus berfungsi sebagai Touch Screen.
A. Bagian-Bagian Utama Garbarata :
1. Tunnel, yaitu bagian badan Garbarata yang dapat bergerak secara teleskopik serta dapat
menyesuaikan ketinggiannya terhadap pesawat yang hendak dijangkau. Garbarata dapat
terdiri dari dua Tunnel atau lebih.
2. Rotunda yaitu bagian dari Garbarata yang menjadi penghubung antara Fix Gate dengan
Tunnel. Rotunda adalah bagian Garbarata dimana Tunnel dapat bergerak ke kiri dan ke
kanan, dengan derajat rotasi tertentu.
3. Driving column dan Swiveling, adalah bagian dari garbarata yang dapat menggerakkan
garbarata secara elektro mekanik ke atas dan ke bawah (bergerak secara vertikal),
memanjang dan memendekkan (extend dan retract) Tunnel, serta dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan dengan Rotunda sebagai poros.
4. Cabin (Contact Head), bagian dari Garbarata yang berhubungan dengan pesawat. Bagian ini
dapat berputar terhadap Tunnel ke kiri ataupun ke kanan untuk menjangkau pintu pesawat
dimana penumpang akan ke luar dari dan menuju Tunnel/pesawat.
5. Self Leveling Device (Auto Leveler), Bagian penting dari Garbarata yang berfungsi sebagai
penyesuaian automatis ketinggian Garbarata terhadap pintu pesawat.
6. Safety Devices, bagian Garbarata yang berfungsi sebagai alat keselamatan. Alat ini bekerja
secara automatis untuk mencegah terjadinya kesalahan atau kegagalan operasional yang
dapat menyebabkan kerusakan pada garbarata serta keselamatan penerbangan.
7. Access Service (Landing Stair, Plate Form, serta Service Door) adalah bagian Garbarata
yang berfungsi sebagai access bagi yang berwewenang untuk menuju Cabin dari Apron atau
sebaliknya
8. Air Conditioning adalah bagian dari Garbarata yang berfungsi untuk mengkondisikan suhu
interior Garbarata sesuai dengan suhu yang diinginkan.
B. Standar Peraturan – Peraturan Acuan Perancangan Garbarata:
1. Struktur,Material,Mekanikal and Eletrical, sebagai berikut :
Standard Nasional :
a. Indonesian Steel Building Design Regulation (PPBBI, Edisi terakhir)
b. Indonesian Electrical Installation Regulation (PUIL 2000)
Standard Internasional :
a. American Institute of Steel Construction Specification for the Design (AISC) :
b. Fabrication and Erection Structural Steel of Building
c. AmericanWelding Society Standards (AWS D1.1-2002)
d. International Air Transport Association (IATA-AHM 922)
e. British Standard BS 5350
f. Loading and Deflection Test
g. Electro Magnetic Compatibility (EMC) Certification
2. Fire Protection :
National Fire Protection Association (NFPA 415-2002)
3. Pengakuan Lembaga Sertifikasi :
a. ICAO Registered Company
b. ISO 9001 : 2000 Certified
c. ISO 14001 : 2004 Certified
d. OHSAS 18001 : 1999 Certified

Gbr. Garbarata
C. Kriteria Perancangan :
1. Ketahanan terhadap Angin
Garbarata didesain untuk mampu menahan angin sebagai berikut:
- Keadaan parkir/tidak operasi (Full Retract) : 140 km/jam
- Keadaan operasi (Full Extend) : 95 km/jam
2. Beban Lantai
Garbarata harus mampu menahan beban lebih dari lantai dan atap yang disebabkan oleh
pergerakan penumpang, sebesar 200 kg/m2 dan 100 kg/m2.
3. Tinggi Servis Pesawat
Tinggi Miminal pintu pesawat komersial yang dapat dilayani adalah 2.00 meter sedang
tinggi maksimal adalah 5.40 meter.
4. Pelayanan Pesawat
Garbarata mampu memberi pelayanan kepada hampir semua jenis pesawat, komersial
yang beroperasi saat ini.
5. Slope/kemiringan Operasi
Maksimum kemiringan Lantai Tunnel adalah 10%.

D. Persyaratan dan Peralatan Listrik


1. Pengkabelan
a. Disyaratkan seluruh kabel harus terbungkus dengan warna dan nomer terentu.
b. Dimasukkan ke dalam pipa conduit bila disyaratkan atau asesories lain yang diperlukan
c. Semua kabel harus terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh benturan mechanical
dan cuaca.
d. Apabila kabel menggunakan conduit harus menggunakan galvanis steel conduit.
e. Semua sambungan terminasi untuk bahagia luar/external, harus menggunakan panel box
yang tahan cuaca (IP55) dan juga menggunaka cable gland yang tahan cuaca atau seal
utk cable yang masuk ke Panel Box.
2. Terminal Block
Terminal blok diberi tanda dan label permanen agar mempermudah identifikasi sirkuit atau
perawatan disemua tempat yang diperlukan.
3. Supply Listrik
a. Daya Maksimal: 35 KVA
b. Power Motor : 3 Phase, 380 volt, 50 Hertz,
c. Power lighting : 220 volt, 1 phase
d. Sistem control tidak melebihi 50 Volt DC
e. Circuit Breaker harur memenuhi persyaratan perundang-undangan
f. Semua terminasi cable harus diberi label untuk identifikasi.
4. Motor
a. Semua motor harus dapat digunakan dengan menggunakan jaringan listrik dengan
tegangan 380Vac, 3 Phase, 50 Hz. Tegangan nominal untuk motor adalah 380Vac fasa
ke fasa tetapi motor juga harus dapat beroperasi normal apabila tegangan naik/turun
mencapai 2% dari nilai nominalnya.
b. Motor harus outdoor type dan tertutup dangan pendingin kipas/fan.
c. Indek protection dari motor minimal IP55.
d. Motor yang dioperasikan secara variable harus menggunakan Electronic variable speed
drive/Inverter.

Anda mungkin juga menyukai