TERM OF REFERENCE
Mendapatkan Escalator secara mendasar teknis, harus sudah memenuhi standard pabrik atau mengikuti ketentuan standard
International dan SNI mengenai kekuatan ataupun keamanan (safety). Yang diuraikan dibawah ini hanyalah tambahan
penjelasan untuk melengkapi dan menjamin keselamatan pengguna
1. Escalator
Terbuat dari profil baja I dengan dimensi yang cukup untuk menahan beban reaksi yang mungkin timbul. , Rangka ini hanya
ditumpu pada dua lokasi balok struktur yaitu diatas dan dibawah, tidak ada intermediate beam. Bagian rangka harus dicat anti
karat dan cat finishing dengan ICI acrylic paint atau setara yang warnanya akan ditentukan kemudian.
2. Exterior Panel Bagian bawah dan samping dari rangka tersebut ditutup dengan plat stainless steel setebal 1,5 mm minimum,
dimana pertemuan sudut-sudutnya ditutup juga dengan plat stainless steel.
3. Step Eskalator Terbuat dari diecast alumunium Alloy atau Stainless Steel, dimana terdapat grove dan secara keseluruhan
dilapis dengan black resin yang kemudian diberikan strip kuning pada ketiga sisinya (strip kuning hanya khusus untuk
escalator), tidak untuk Travellator. Pada bagian atas dan bawah dari eskalator terdapat landing plate yang terbuat dari plat
stainless steel yang bermotif sehingga tidak licin. Comb plate terbuat dari bahan yang sama dengan landing plate terdapat
penomoran dari masing-masing lantai. Lebar step minimal 1000 mm.
4. Moving Hand Rail Terletak diatas hand rail frame stainless steel hairline finished. Dibawah hand rail frame dilengkapi
lampu penerangan. Moving hand rail dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
5. Balustrade Interior panel terbuat dari Stainless steel yang dipasang vertikal sesuai existing. Deck board terbuat dari
stainless steel hairline finished. Skrirt guard terbuat dari stainless steel hairline finished.
1.4 PENGETESAN
a. Cara pengetesan dari seluruh peralatan sesuai dengan standard pengetesan yang ditentukan
harus dilampirkan dalam shop drawing Dokumen Penyerahan.
b. Pengetesan kemampuan (performance test) sebagai syarat sebelum penyerahan hasil pekerjaan
pada Pengguna Jasa harus dilakukan pada seluruh daerah kerja yang ditentukan pada batas beban
maksimumnya.
C. Penyedia Jasa harus mengajukan prosedur pengetesan standard untuk disetujui lebih dulu oleh
Pengguna Jasa selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan test. Pengetesan dilakukan
sesuai dengan standard prosedur yang telah disetujui.
d. Setiap kegagalan harus dicari penyebabnya dan diperbaiki sampai instalasi ini mencapai
performance seperti yang dikehendaki sesuai dengan spesifikasi ini.
1.6 KOORDINASI
Penyedia Jasa harus menyediakan jadual pekerjaannya dengan Main Schedule proyek keseluruhannya,
sehingga tidak akan terjadi keterlambatan.
Designation ESC 1 - 2
Model Name ESCALATOR
Type PES 30° - 100K - R.5800
Quantity 2 units
Rise (Vertical Height) 5800 mm
Angle 30 degree
Step Width 1000 mm
Speed 0,5 mps
Power Voltage 380 Volts
Lighting Voltage 220 Volts
Frequency 50 Hz
Motor Protection Grade IP 21
Motor Power 11 Kw
Arrangement Duplex
Intermediate Support No
Balustrade Tempered Safety Glass
Balustrade Height 900 mm
Handrail EHC 80 NT
Handrail Frame Stainless Steel
Inner and Decking Stainless Steel Hairline
Skirting Assy Stainless Steel Hairline
Comb Plate Aluminium
Landing Plate Assy / Floor Plate Etched Plate
Step Stainless Steel
2,1. Pelaksana pekerjaan wajib mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di lingkungan Kantor
Kejaksaan Tinggi Aceh.
2.2. Dalam perencanaan harus di sesuaikan dengan kondisi lapangan
2.3. Dalam pengiriman pelakasanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengganggu operasional kantor
Kejaksaan, pelaksana pekerjaan diharapkan memperhitungkan pelaksanaan pekerjaan setelah jam
kantor atau malam hari jika pekerjaan tidak dimungkinkan dilakukan pada siang hari.
2,4. Kebutuhan penggunaan listrik untuk peralatan kerja tidak diperkenankan mengambil dari sumber
listrik Gedung Kantor Kejaksaan, pelaksana pekerjaan diharapkan memperhitungkan untuk
penyedian sumber listrik sendiri/ portable genset.
2.5. Segala bentuk administrasi perijinan di lingkungan kerja merupakan tanggungjawab pelaksana
pekerjaan.
2,6. Kontraktor bertanggung jawab terhadap proteksi pekerjaan lain terhadap pekerjaannya agar tidak
terjadi cacat ataupun kerusakan terhadap material dan pekerjaan pihak lain dan wajib
berkoordinasi dengan pihak terkait.
2,7. Kontraktor sanggup menggikuti program K3 yang diterapkan di Proyek seperti contohnya
pemakaian helm, sepatu untuk pekerjaan dan lain-lain.
2,8. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kebersihan area kerja dan daerah sekitaranya selama
proses pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai
3. SYARAT DAN KETENTUAN UMUM
3.1. Surat pernyataan sanggup memberikan jaminan pemeliharaan minimum selama 12 bulan, dalam
surat pernyataan kesanggupan wajib mencantumkan dengan jelas kesanggupan pemeliharaan
meliputi jasa perbaikan dan pergantian suku cadang atas setiap kerusakan yang terjadi. Baik masa
jaminan pemeliharaan dan jaminan sanggup melakukan maintenance berkala dengan melampirkan
bukti konntrak/SPK yang telah dilakukan digedung atau pusat perbelanjaan
3.2. Peserta yang di syaratkan adalah Distributor / agen tunggal atau pabrikkan, maka wajib menunjukkan
atau melampirkan bukti yang menerangkan sebagai Authorized Distributor atau agen tunggal yang sah
di tunjuk oleh pabrikan dan terdaftar dikementrian Perindustrian RI.
3.3. Surat keterangan asli produk yang di tawarkan dari pabrikan yang menyatakan sanggup memberikan
jaminan purna jual dan ketersedian suku cadang minimum 5 tahun.
3.4. Copy kontrak / SPK pengalaman pekerjaan minimum 3 pekerjaan dalam kurun waktu tahun 2019-
2022 untuk pekerjaan sejenis
3.5. Wajib menyampaikan brosur atas produk dan sistem yang ditawarkan, menerangkan spesifikasi dan
kemampuan sistem operasional Eskaltor dengan traning khusus untuk tim teknik
3.6. Memiliki Tim Teknis yang berdomisili Di Banda Aceh yang di tunjuk Resmi Oleh Distributor untuk
Perawatan Berkala unit Escalator
3.7 Memiliki Tenaga ahli bersifikat K3 Pemasangan Dan Pemeliharaan Lift Dan Escalator
4 . PERSYARATAN TEKNIS
LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
1.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.
1.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
1.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor / Pemborong harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pihak Kontraktor diwajibkan Membuat dinding Pembatas Lokasi Pekerjaan Pembongkaran Mulai
Dari Lantai dasar Setinggi 4,8 Meter, menggunakan Triplek ketebalan Min 3 mm, dengan rangka kayu
ukuran 5/5 cm. Atau amaterial pengganti lainnya sesuai arahan pengawas. Dinding tersebut di
lapisan cat atau stiker untuk menambah estetika bentuk sehingga tidak mengganggu keindahan
kantor selama Pelaksanaaan pekerjaan
3 Pembongkaran Beton Bertulang Tangga
Pekerjaam pembongkaran Menggunakan Peralatan Manual/ Palu atau pun Jack Hammer Pada Waktu
Hari Libur ataupun Malam Hari disaat Kantor tidak beroperasi
4 Pembersihan Lapangan dan Pembuangan Bongkaran Material
Kontraktor Berkewajiban Membersihkan Material Hasil Bongkaran dan Membawa Hasil bongkaran
ke areal yang diarahkan oleh oleh konsultan pengawas
6, Pekerjaan SMK3
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa wajib menerapkan system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) konstruksi berdasarkan
Peraturan menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2013.SMK3 Konstruksi
adalah merupakan bagian dari system manajemen organisasi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi (K3) pada setiap pekerjaan konstruksi. K3 Konstruksi
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
2. Pada paket pekerjaan ini penyedia jasa wajib membuat aspek K3, menempatkan
petugas K3, dan menyampaikan RK3K konstruksi pada saat rapat pelaksanaan
pekerjaan.
3. Biaya penyelanggaraan SMK3 konstruksi dialokasikan alam biaya umum yang
mencakup Sosialisasi dan Promosi K3, Alat pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri,
Personil K3, Fasilitas sarana kesehatan, rambu – rambu, dan lain – lain terkait
pengendalian K3.
- Besi Polos
b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat
persetujuan perencana/pengawas.
c. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan
pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton,
diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau
papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit
giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi
(R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas,
dalam waktu 2 x 24 jam.
3, Bekisting
LINGKUP PEKERJAAN
a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan pengangkuran-
pengangkuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan/sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.
c. Penyediaan Waterstops.
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
BAHAN
BEKISTING BETON BIASA (NON EKSPOSE)
Plywood t = 12 mm. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
a. Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
3 Pemasangan Granite
PEKERJAAN LANTAI GRANITE
3,1,1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
3.1.2 Persyaratan Bahan :
Jenis :
Homogenious Tile.
Ketebalan Minimum : 20 mm atau sesuai gambar
Daya Serap : <0.05 %.
Kekerasan : Minimum 8 skala Mohs.
Kekuatan Tekan : > 450 kg/cm2.
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : MU 408
Bahan Perekat : MU 450
3.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola lantai.
2. Homogenious tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan bernoda.
3. Alas dari lantai homogenious tile di atas plat beton struktur adalah lantai screed MU-440 dengan
ketebalan minimal 2-3 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
5. Bahan homogenious tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
6. Hasil pemasangan lantai homogenious tile harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
7. Jarak antara unit-unit pemasangan homogenious tile satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan homogenious tile cutting tanpa nat.
8. Pemotongan unit-unit homogenious tile harus menggunakan alat pemotong homogenious tile
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
9. Homogenious tile yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Hospital/ plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku,
lengkung dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar pasangan tidak
turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi homogenious tile harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
13. Sewaktu homogenious tile dipasang, permukaan homogenious tile bagian belakang harus terisi
padat dengan bahan perekat.
14. Pola pemasangan homogenious tile disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.
15. Naad homogenious tile diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air.
Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna homogenious tile.
16. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah homogenious tile dipasang.
17. Sewaktu pengisian naad ini, homogenious tile harus sudah benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan homogenious tile yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
19. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran
naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak
bergelombang dan terpasang dengan kuat.
22. Bila masih diperlukan, Homogenious Tile harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih lunak yang ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus
disediakan alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan
yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan Pengawas.
PERSYARATAN K3 ESKALATOR
(1) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan pada bagianEskalator meliputi:
(2) Bahan dan konstruksi bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus cukup kuat, tidak cacat,
aman dan sesuai dengan jenis dan peruntukannya.
(3) BagianEskalatorsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berasal dari luar negeri wajib memiliki
keterangan spesifikasi yang memenuhi persyaratan K3 yang dibuktikan melalui sertifikat yang
dikeluarkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang dari negara pembuat.
(4) Spesifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
RUANG MESIN
(1) Ruang mesin dan Lekuk Dasar harus mempunyai ukuran paling kecil 0,3 m2(nol koma tiga meter
persegi) dan salah satu sisinya harus lebih dari 500 (lima ratus)millimeter.
(2) Dalam hal sisi ruang mesin dan Lekuk Dasar kurang dari 500 (lima ratus) millimeter,harus dilengkapi
alat sensor pengaman batas (safety light barrier).
(3) Ruang mesin dan Lekuk Dasar harus mempunyai penerangan paling rendah 100 (seratus) lux
dan dilengkapi dengan jalan masuk yang aman.
Peralatan penggerak
Peralatan penggerak terdiri dari mesin, roda bergigi, rantai atau sabuk transmisi dan rantai penarik anak
tangga.
(1) Satu mesin dilarang untuk menggerakkan 2 (dua) atau lebih Eskalator.
(2) Setiap Eskalator harus dilengkapi dengan sistem elektro mekanis yang bekerja secara otomatis
yang dapat menghentikan Eskalator apabila sumber tenaga listrik putus.
(3) Eskalator dengan sudut kemiringan kurang dari 30 (tiga puluh) derajat kecepatannya paling tinggi
0,75 (nol koma tujuh puluh lima) meter per detik, dan untuk Eskalator dengan sudut kemiringan 30
(tiga puluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) derajat kecepatannya paling tinggi 0,5 (nol koma
lima) meter per detik.
(4) Kecepatan Eskalator yang memiliki palet (travelator) paling tinggi 0,75 (nol koma tujuh lima) meter
per detik. (5) Kecepatan Eskalator sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat ditingkatkan sampai paling tinggi 0,90 (nol koma sembilan puluh) meter per detik harus
memenuhi persyaratan:
a. lebar palet tidak melebihi 1100 (seribu seratus) milimeter;dan
b. palet bergerak horisontal paling sedikit sepanjang 1600(seribu enam ratus) milimeter sebelum
masuk pada pelat sisir.
(6) Pengaturan pergerakan Eskalator dapat menggunakan penambahan alat pengatur kecepatan
(variable speed device)
(7) Jarak pemberhentian Eskalator pada saat daya listrik putus atau peralatan pengaman listrik putus
ditetapkan: a. kecepatan 0,50 (nol koma lima) meter per detik paling rendah 200 (dua ratus)
milimeter danpaling tinggi 1000 (seribu) milimeter;
b. kecepatan 0,65 (nol koma enam puluh lima) meter per detik paling rendah 300 (tiga ratus) milimeter
danpaling tinggi 1300 (seribu tiga ratus) milimeter;
c. kecepatan 0,75 (nol koma tujuh puluh lima) meter per detik paling rendah 350 (tiga ratus lima puluh)
milimeter dan paling tinggi 1500 (seribu lima ratus) milimeter;dan
d. kecepatan 0,90 (nol koma sembilan puluh) meter per detik paling rendah 550 (lima ratus lima puluh)
milimeter dan paling tinggi 1700 (seribu tujuh ratus) milimeter.
(1) Rantai atau sabuk transmisi dan rantai penarik dari jenis rol atau engsel (roller chain) dengan
kepingan mata rantai harus terbuat dari plat baja yang dikeling.
(2) Kekuatan batas patah rantai transmisi dan rantai penarik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling kecil140 (seratus empat puluh) kilogram tiap lembar rantai.
Bidang Landas
(1) Bidang Landas Eskalator meliputi pelat pendaratan dan pelat sisir yang harus dipasang berderet yang
dikencangkan dengan sekrup.
(2) Gigi pada pelat sisir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat masuk dalam alur Anak Tangga
atau Palet dan terbuat dari bahan yang mudah patah apabila terjadi benturan.
(3) Eskalator tidak diperbolehkan dioperasikan apabila gigi sisir yang mengalami patah paling banyak 2
(dua) buah dan sejajar.
(4) Bidang Landas dan permukaan lantai bangunan harus rata atau terdapat perbedaan ketinggian paling
tinggi 7 (tujuh) milimeter.
(5) Penutup Bidang Landas harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin.
(6) Penutup Bidang Landas harus dilengkapi sakelar pemutus untuk menghentikan Eskalator jika
penutup Bidang Landas terbuka.
(7) Bidang Landas keluar dan masuk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mempunyai ruang bebas dengan ukuran paling sedikit 160 (seratus enam puluh) milimeter dari sisi
terluar Ban Pegangan dan panjang paling sedikit 2500 (dua ribu lima ratus) milimeter; atau
b. jika panjang Bidang Landas paling besar 2000 (dua ribu) milimeter, lebar ruang bebas 2 (dua) kali
lebar luar Ban Pegangan ditambah 160 (seratus enam puluh) milimeter.
Pagar Pelindung
1) Pagar Pelindung terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu:
a. Pelindung samping (balustrade); dan b. Pelindung bawah (skirt panel).
(2) Pagar Pelindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipasang pada kedua sisi Eskalator
disepanjang lintasan.
(3) Tinggi pelindung samping harus mempunyai tinggi yang sama, paling rendah 750 (tujuh ratus lima
puluh) milimeter dan paling tinggi 1100 (seribu seratus) milimeter.
(4) Pelindung samping dapat menggunakan plat, kaca tempered (tempered glass) atau bahan lain
yang apabila pecah tidak membahayakan.
(5) Pelindung samping sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai distribusi kekuatan tekanan
samping paling sedikit58,5 kg/m (lima puluh delapan koma lima kilogram per meter)
dan tekanan vertikalpaling sedikit 73 kg/m(tujuh puluh tiga kilogram per meter).
(6) Bagian kedua ujung pelindung samping harus cukup menjorok keluar sampai Bidang Landas.
(7) Pelindung bawah harus terbuat dari bahan tahan benturan, tahan gesekan, permukaan licin
dan tidak mudah aus.
(8) Kelenturan Pelindung Bawah tidak lebih dari 4 (empat) millimeter jika diberi tekanan 50 (lima puluh)
kilogram.
(9) Celah antara Anak Tangga atau Palet dan Pelindung Bawahpaling besar 4 (empat) milimeter dan
jumlah jarak antar keduanya paling besar 7 (tujuh) milimeter.
Ban Pegangan
(1) Ban Pegangan harus kuat, tidak cacat dan terbuat dari karet vulkanisir berkanvas diperkuat sejumlah
tali baja atau plat baja yang ditanam dalam Ban Pegangan.
(2) Kecepatan Ban Pegangan harus sama dan searah dengan Anak Tangga atau Palet.
(3) Dalam hal terjadi perbedaan kecepatan Anak Tangga atau Palet terhadap Ban Pegangan,
kecepatan Ban Pegangan harus lebih cepat dan tidak melebihi 2% (dua persen).
(4) Lebar Ban Pegangan harus 70 (tujuh puluh) milimeter sampai dengan 100 (seratus)millimeter.
(5) Eskalator dilarang dioperasikan apabila kecepatan Ban Pegangan tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
(1) Eskalator yang dipasang di area terbuka harus dipasang pagar pengaman dengan jarak 80
(delapan puluh) milimeter sampai dengan 120 (seratus dua puluh) milimeter dari sisi luar
Ban Pegangan.
(2) Jarak antara pagar pengaman atau bangunan dengan pelindung samping paling besar 120
(seratus dua puluh) milimeter.
(3) Tinggi pagar pengaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus lebih tinggi 100 (seratus)
milimeter dari permukaan Ban Pegangan.
(4) Pemasangan ornamen di area Eskalator harus mempunyai jarak paling sedikit 80
(delapan puluh) milimeter dari sisi luar Ban Pegangan dan mempunyai tinggi paling sedikit 2100
(dua ribu seratus) milimeter dari Anak Tangga atau Palet.
(5) Apabila Eskalator dioperasikan pada area terbuka, jarak antara pelindung luar (outer deck) dengan
balok struktur atau dinding yang terbuka paling sedikit 400 (empat ratus) milimeter, apabila
kurang maka harus dipasang rambu peringatan sebelum balok struktur atau dinding yang terbuka
tersebut.
Peralatan Pengaman
dimaksud pada ayat (1) huruf b harus ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai dan dipasang pada
lantai penghantar atas dan bawah dengan jarak antar tombol penghenti harus kurang dari 30000 (tiga
puluh ribu) milimeter.
(3) Tombol penghenti pada kondisi darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
mempunyai tanda yang jelas dan bertuliskan tombol penghenti.
Instalasi Listrik
(1) Rangkaian, pengamanan, dan pelayanan listrik harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang listrik.
(2) Sumber daya listrik yang digunakan untuk Eskalator harus berasal dari panel tersendiri.
(3) Dalam hal terjadi gangguan daya listrik, pengoperasian kembali Eskalator harus dilakukan secara
manual.
(4) Tahanan pembumian Eskalator paling besar 5 (lima) Ohm pada sub panel daya Eskalator
dengan ukuran kabel pembumian paling kecil 6 (enam) millimeter persegi.
(1) Bangunan yang memiliki instalasi proteksi alarm kebakaran otomatik maka instalasi alarm
harus dihubungkan dengan instalasi listrik Eskalator.
(2) Pada kondisi terjadi kebakaran, Eskalator harus dapat berhenti secara otomatis.
PERSONIL K3
Perencanaan, pembuatan, pemasangan, perakitan, perawatan, dan perbaikan Elevator dan Eskalator wajib
dilakukan oleh perusahaan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan.
(1) Pemasangan, perakitan, perbaikan, perawatan, pemeliharaan dan/atau pengoperasian Elevator dan
Eskalator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 harus dilakukan Teknisi K3 Elevator dan Eskalator.
(2) Dalam hal pemeliharaan dan pengoperasianElevator dan Eskalator sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dapat dilakukan Operator K3 Elevator dan Eskalator.
(3) Teknisi K3 dan Operator K3 bidang Elevator dan Eskalator dan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus memiliki kompetensi dan kewenanganK3 Elevator dan Eskalator.
(4) Sertifikasi kompetensi Teknisi K3 dan Operator K3 Elevator dan Eskalator sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Kewenangan Teknisi K3 dan Operator K3 Elevator dan Eskalator sebagaimana dimaksud ayat (1)
dibuktikan dengan lisensi K3.