Oleh
Kelompok 4:
Oleh :
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
ii
Kami berharap semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih ada kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi pelayanan kesehatan, dunia pendidikan, instansi terkait dan
masyarakat luas. Akhir kata, segala saran dan masukan akan kami terima dengan
senang hati demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Padang, September 2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Pengesahan ..........................................................................................i
Kata Pengantar ....................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................iv
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pelayanan Antenatal care (ANC) yang berkualitas dan sesuai standar menjadi
upaya dalam menurunkan AKI, yaitu sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali
pada trimester ketiga (Kemenkes RI, 2011)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care bertujuan
untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada
kehamilan sehingga cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum
berpengaruh terhadap kehamilan (Winkjosatro dalam Damayanti, 2013 ).
Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (Permenkes 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan
berlangsung secara fisiologis, dan hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan
penyulit. Bidan dalam pelayanan kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk
memberikan pelayanan antenatal pada kehamilan normal (Permenkes 28, 2017)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. Y G1P0A0HO usia kehamilan 34-
35 minggu dengann keadaan umum ibu baik di Poli kebidanan RS Unand?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
2
1.4.3 Bagi Penulis
1.4.3.1 Sebagai aplikasi antara ilmu yang didapat di Institusi Pendidikan
dengan kondisi nyata di lapangan.
1.4.3.2 Untuk menambah wawasan, pola pikir, pengalaman dan
meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan Antenatal Care di
Poli Kebidanan RS UNAND.
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin dalam Damayanti, 2013.
Masih banyak ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan sehingga menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi
yang mungkin dialami oleh mereka. Hal ini bisa disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan, pengetahuan dan kurangnya informasi (Mass dalam Dewi,
2013). Pendidikan dan pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam perilaku
kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal
maupun informal. Penyuluhan atau penginderaan respon ibu hamil tentang
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keteraturan ANC. Jadi perilaku ibu hamil dalam merawat kehamilannya juga
dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap kehamilannya (Notoatmodjo dalam Dewi,
2013).
2.1.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010)
adalah :
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang
terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan
dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan
“missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas ; mendeteksi secara dini
adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan
intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada
ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan,
dan persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam Novita,
5
2011)
2.1.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/ Antenatal Care)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa
pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan
janinnya, antara lain :
1. Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan;
c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI;
d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2. Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu
sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi
lahir rendah.
2.1.4 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan
guna memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin (2007, dalam Ai
Yeyeh & Yulianti, 2014) pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu);
2. Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu);
3. Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu
hamil melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk
pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling
sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit
sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali
kunjungan dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012).
6
Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC
minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
1. Kunjungan 1/ K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali
yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami
terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care
adalah sebagai berikut :
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan;
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin
terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas;
c. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin;
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak;
e. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari,
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta
laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan
untuk memberikan informasi bagi ibu hamil supaya dapat
mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena
selama kehamilan akan terjadi peningkatan secret di
vagina;
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat
tinggi;
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan
tenaga kesehatan;
e. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan
kebiasaannya.
7
2. Kunjungan 2/ K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan
28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester
II antara lain :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan;
c. Mengulang perencanaan persalinan.
3. Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak
mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau
kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan
trimester III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak janin;
b. Memantapkan rencana persalinan;
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.
Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono,
2016) mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin
maka pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar
pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat
dilakukan setelah mengetahui adanya keterlambatan haid atau
menstruasi. Idealnya pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap
bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali
setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses
persalinan. Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan
dalam kondisi kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit
kehamilan baru akan timbul pada tirimester ketiga hingga menjelang
akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka jadwal
pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
8
2.1.5 Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan /
ANC
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut
Wagiyo (2016) adalah sebagai berikut :
1. Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan
kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan
sebesar 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2. Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,
apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg
maka perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang
kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada
puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui
pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa
pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus
neonatorum yang disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium
Tetani ke tubuh bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat
mengakibatkan kematian bayi dengan gejala panas tinggi, kaku
kuduk, dan kejang. Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian
selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan pada kunjungan awal dan
TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan TT1 (Bartini,
2012).
9
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara
(T8)
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai
rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan
termasuk rencana persalinan.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13)
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
6. Tempat Pelayanan ANC
Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :
a. Klinik bersalin;
b. Rumah Sakit Bersalin;
c. Dokter Umum dan Puskesmas;
d. Organisasi Sukarela;
e. Bidan;
f. Perawatan mandiri
10
seluruh sistem tubuh, dimana perubahan ini berdampak pada sistem
kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem ginjal, sistem integumen, sistem
muskuloskeletal, sistem neurologi, sistem gastrointestinal, maupun sistem
endokrin (Bobak, 2005).
Kehamilan merupakan fenomena normal, namun dapat timbul masalah
seperti masalah yang terjadi pada sistem muskuloskeletal. Perubahan dalam
sistem muskuloskeletal merupakan hasil dari pengaruh hormonal,
pertumbuhan janin dan berat badan ibu (Ricci dan Kyle, 2009).
Masalah dalam sistem muskuloskeletal biasanya akan semakin terasa
setelah ibu memasuki tahap akhir kehamilan. Murkoff, Eisenberg, dan
Hathawa (2006) menemukan bahwa ibu hamil trimester III sering merasakan
keluhan pada sistem muskuloskeletal seperti kejang pada tungkai kaki, sakit
punggung bawah, pembengkakan ringan sampai berat pada kaki dan
pergelangan kaki serta kadangkadang pada tangan dan wajah, rasa tertekan
atau sakit pada panggul dan meningkatnya kekakuan.
2.2.1 Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil
Reeder, Martin dan Griffin (1999 dalam Indriyani, 2013)
menambahkan bahwa ibu hamil trimester III biasanya mengeluh nyeri
punggung pada bagian bawah akibat peningkatan ukuran tubuh yang besar
dan rasa canggung yang menggangggu kemampuannya merawat anak-
anak lain, melakukan pekerjaan rumah tangga yg rutin dilakukan, dan
kesulitan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istrahat.
Penelitian ini akan berfokus pada masalah adaptasi ibu hamil selama
trimester III terkait nyeri punggung khususnya punggung bagian bawah.
Nyeri Punggung Bawah The International Association for the study
of pain (IASP) (1994 dalam Setiyohadi, dkk., 2009) mendefinisikan nyeri
sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan
menyebabkan kerusakan jaringan. Sedangkan, Prasetyo (2010)
menemukan bahwa nyeri merupakan fenomena yang multidimensi
sehingga sulit untuk diberikan batasan yang pasti terhadap nyeri. Nyeri
yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas keseharian. Setiyohadi, dkk
11
(2009) mengemukakan bahwa nyeri dapat berdampak pada kualitas hidup
atau terhadap hal-hal yang lebih spesifik seperti pengaruhnya terhadap
pola tidur, selera makan, energi, aktivitas keseharian (activities of the daily
living), hubungan dengan sesama manusia (lebih mudah tersinggung dan
sebagainya) atau bahkan terhadap mood (sering menangis, marah atau
bahkan berupaya bunuh diri), kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau
pembicaraan dan sebagainya.
Nyeri punggung merupakan nyeri dibagian lumbal, lumbosakral,
atau didaerah leher. Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau
tekanan pada akar saraf dan biasanya dirasakan sebagai rasa sakit,
tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung (Huldani, 2012). Ibu hamil
biasanya akan mengeluh nyeri pada punggung terutama punggung bagian
bawah. Nyeri punggung pada ibu hamil disebabkan karena adanya tekanan
dari rahim yang membesar, yang menyebabkan banyak ketidaknyamanan
menyebabkan nyeri pada punggung bagian bawah, bokong dan tungkai
kaki (Murkoff, Einsenberg & Hathaway, 2006). Kurva lumbosakrum
normal harus semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus
berbentuk kurva (fleksi anterior kepala berlebihan/seperti menunduk)
untuk mempertahankan keseimbangan, karena pada wanita hamil pusat
gravitasi bergeser ke depan.
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil, disebabkan karena adanya elastisitas perlunakan
berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat dan juga adanya peningkatan
hormon seks steroid yang bersirkulasi. Derajat relaksasi bervariasi, namun
pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar
dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan (Bobak, Lowdermilk &
Jensen., 2005).
Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal,
dan sendi di pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan
hormonal. Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur
ibu, dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman di punggung
bagian bawah, terutama pada akhir kehamilan (Cunningham, et al, 2006).
12
Indriyani (2013) menemukan bahwa peningkatan distensi abdomen
membuat panggul miring ke depan, tonus otot abdomen menurun, dan
berat badan meningkat, sehingga hal ini membutuhkan penyesuaian ulang
(realigment). Pusat gravitasi bergeser ke depan, kurva lumbosakrum
normal harus semakin melengkung dan daerah servikodorsal harus
terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan) untuk
mempertahankan keseimbangan. Pergerakan semakin sulit, ligamentum
dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan
berat. Perubahan ini serta parubahan lain membuat kondisi tidak nyaman
pada muskuloskeletal.
White (2005) menambahkan bahwa sebagai dampak dari
kehamilan maka pusat gravitasi ibu secara bertahap akan berubah karena
peningkatan ukuran dan berat rahim. Tubuh akan mengkompensasi dengan
meningkatnya kurva tulang belakang lumbosakral, yang sering
mengakibatkan nyeri pada punggung bawah dan dapat menyebabkan
postur ibu berubah.
Nyeri yang dirasakan ibu juga bervariasi. Wanita muda yang cukup
berotot dapat menoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi,
wanita yang lebih tua, yakni wanita yang mengalami gangguan punggung
atau wanita yang memiliki sensasi keseimbangan yang buruk, dapat
mengalami nyeri punggung yang cukup berat selama dan segera setelah
hamil (Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005). Selain usia, nyeri yang
dirasakan juga dapat dipengaruhi oleh bertambahnya berat badan ibu.
Pertambahan berat badan normal ibu hamil sekitar 10-12 kg (Manuaba,
dkk., 2007).
Fraser dan Cooper (2011) menambahkan bahwa terdapat
peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeal yang berperan
dalam perubahan postur ibu yang dapat menyebabkan nyeri punggung
bagian bawah di akhir kehamilan, terutama pada wanita multipara. Hal ini
berhubungan dengan penjelasan Varney, Kriebs dan Gegor (2007) bahwa
masalah nyeri punggung bawah akan memburuk jika otot-otot abdomen
wanita tersebut lemah sehingga gagal menopang uterus yang membesar.
13
Wanita primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang sangat baik
karena otot-otot tersebut belum pernah mengalami peregangan
sebelumnya. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa nyeri punggung
bawah biasanya meningkat seiring paritas. Beberapa gerakan pada ibu
hamil biasanya akan memperberat ketidaknyamanan pada punggung
bagian bawah. Untuk mencegah timbulnya masalah punggung kronis serta
ketegangan pada otot yang teregang, pertimbangan ekstra harus diberikan
pada area punggung ketika duduk, mengangkat, membungkuk, dan
bergerak, serta dalam melakukan pekerjaan rumah tangga dan aktivitas
kerja rutin (Brayshaw, 2008).
2.2.2 Skala Pengukuran Nyeri
Intensitas nyeri seseorang dapat diukur menggunakan skala nyeri
(Smeltzer dan Bare, 2001). Pengukuran nyeri penting dilakukan untuk
mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat diberikan
intervensi yang tepat (Setiyohadi, 2009). Kategori pengukuran nyeri
beragam. Tingkat nyeri ditentukan dari jumlah angka yang ditunjuk pasien
(Lyrawati, 2009 & Pareso dan McCaffery, 2011).
Skala nyeri meliputi visual analog scale, numeric rating scale,
verbal rating scale, dan faces pain scale-revised. Visual analog scale
merupakan skala nyeri yang berbentuk garis lurus yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus. Numerical rating scale (NRS) adalah
suatu alat pendeskripsian kata. Pasien menilai nyeri dengan skala 0 sampai
10. Angka 0 berarti kondisi klien tidak merasakan nyeri dan angka 10
mengindikasikan nyeri paling hebat yang dirasakan klien. Verbal rating
scale (VRS) merupakan alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk
menggambarkan level intensitas nyeri yang berbeda, range dari tidak nyeri
sampai nyeri hebat. Skala nyeri ini dinilai dengan memberikan angka pada
setiap kata sifat sesuai dengan tingkat intensitas nyeri. Faces pain scale-
revised terdiri dari enam gambar skala wajah kartun yang bertingkat dari
wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang berlinang
airmata untuk “nyeri yang paling buruk” (Prasetyo, 2010).
Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan skala nyeri
14
numerik (numerical rating scale). Olahraga dan kebugaran tubuh selama
dan sesudah kehamilan penting mendapat perhatian khusus. Ketika tubuh
bertambah besar dan berat badan akan bertambah, maka olahraga khusus
membantu mempertahankan kesehatan dan kenyamanan (Simkin, Whalley
& Kepler, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh yoga antenatal terhadap
keluhan ibu hamil trimester III, diketahui keluhan yang mengalami
pengurangan adalah nyeri punggung, posisi tidur tidaknyaman dan
insomnia, kontraksi, kram kaki dan cemas (Mediarti, Sulaiman, Rosnani &
Jawiah, 2014). Megasari (2015) menambahkan semakin sering ibu
melakukan senam hamil maka elastisitas otot semakin baik, sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri pada punggung ibu. Nyeri punggung bawah
bisa dikurangi dengan melakukan latihan punggung (Simkin, Whalley &
Kepler, 2008).
Latihan back exercise (latihan punggung) meningkatkan
fleksibiltas dan keseimbangan dari otot anterior dan posterior lumbal
sehingga dapat mengurangi dampak dari nyeri punggung bawah saat
kehamilan trimester III. Jika ibu tidak ada gangguan, maka ibu dapat
melakukan latihan selama 3 kali dalam seminggu (Indiarti, 2015).
Langkah yang dilakukan pada latihan punggung adalah duduk dengan
posisi tukang jahit, berjongkok, mengangkat panggul dengan posisi
merangkak dan latihan lutut ke bahu (Simkin, Whalley & Kepler, 2008).
Duduk dengan posisi tukang jahit adalah cara yang nyaman untuk
menjaga agar punggung bawah relaks. Latihan ini dilakukan dengan posisi
duduk dengan tungkai bersilang. Gerakan ini dapat dilakukan ibu dalam
aktivitas sehari-hari.
Latihan dengan posisi berjongkok dimulai dari berdiri dengan
posisi kaki terbuka sesuai kenyamanan ibu dan tumit menyentuh lantai.
Ibu diinstruksikan untuk berjongkok dan turunkan bokong ke bawah ke
arah lantai. Berat badan ditahan merata pada kedua tumit dan jari kaki
untuk mendapatkan kestabilan dan kelengkungan yang lebih besar dari
bagian bawah punggung. Jika ibu sulit untuk mempertahankan
15
keseimbangan, ibu diminta berjongkok dengan berpegang pada tangan
pasangan, bagian perabot yang stabil atau tombol pintu. Ibu juga diminta
untuk tidak melakukan gerakan mengayun.
Latihan lutut ke bahu diawali dengan posisi berbaring terlentang
dengan kedua tulut ditekuk dan kaki rata pada lantai. Kemudian tarik salah
satu lutut ke arah dada dan tahan dengan meletakkan satu tangan di paha.
Angkat lutut satunya dan tahan. Posisi lutut dijaga terbuka untuk
menghindari tertekannya perut ibu. Dengan kepala bersandar pada lantai,
perlahan gerakkan lutut ke bahu sampai ibu merasakan sedikit regangan di
bagian bawah punggung. Ibu diinstruksikan untuk berguling miring ke
satu sisi segera setelah menyelesaikan latihan ini. Jika latihan ini
menyebabkan ibu merasa pusing, maka latihan ini jangan dilakukan.
BAB III
16
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN
34-35 MINGGU, TUNGGAL, HIDUP, INTRAUTERIN, PRESENTASI
KEPALA, KESAN JALAN LAHIR KEMUNGKINAN NORMAL,
KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK
DI POLI KEBIDANAN RS UNAND
TANGGAL 28 AGUSTUS 2019
I. DATA SUBYEKTIF
1.1 IDENTITAS
1.2 ANAMNESIS
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 30 hari
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut pada hari ke-1
Lamanya : 6 hari
Sifat darah : encer
Teratur/tidak : teratur
Dismenorhoe : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
HPHT : 04-01-2019
HPL : 11-10-2019
17
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
1 Saat ini - - - - - - - - - - - - -
± 20 minggu
18
DM : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Asma : tidak ada Hipertensi : tidak ada
Gemelli : tidak ada
7. Pola Aktivitas sehari-hari
7.1 Pola Nutrisi
Saat hamil : makan 3x/hari porsi sedang ( nasi, lauk, sayur)
Minum 8-10 gelas / hari ( air putih )
Makan dan Minum terakhir : pukul 08.00 wib
7.2 Pola Istirahat dan tidur
Saat hamil : siang hari ±1 jam malam hari ±7 jam
Istirahat dan tidur terakhir : ± 7 jam istirahat malam
7.3 Pola Personal Hygiene
Saat Hamil : Mandi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam dua kali sehari,
keramas 3 kali dalam satu minggu, gosok gigi 3 kali
sehari.
7.4 Pola Eliminasi
Saat hamil : BAK --> frekuensi 6-7x/hari Warna kuning jernih
Keluhan tidak ada
BAB --> frekuensi 1x/hari Warna kecokelatan
Konsistensi lunak-sedang Keluhan
tidak ada
Eliminasi terakhir : BAK pukul 09.00 wib
7. 5 Pola Kebiasaan
Merokok : tidak ada
Minum alkohol : tidak ada
Obat-obatan : tidak ada
Konsumsi Jamu : tidak ada
19
Perkawinan : kapan 2018, lama 1 tahun
Kehamilan ini : direncanakan (ya), diterima (ya)
Tradisi yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
9 Status Spiritual : pelaksanaan ibadah (lancar)
II. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
1.1 Keadaan umum : baik
1.2 Kesadaran : composmentis cooperatif
1.3 TTV :
TD : 110/70 mmHg Suhu : 36,2oC
Nadi : 80x/menit Pernafasan : 18x/menit
1.4 Pengukuran
BB sebelum hamil : 40,8 kg BB sekarang : 52,4 kg
LILA sebelum hamil : 21 cm LILA : 23,5 cm
TB : 148 cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
2.1 Inspeksi
Kepala : bersih, ada rambut rontok
Wajah : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak kuning
Telinga : bersih
Mulut : bibir tidak kering dan tidak pucat, tidak ada sariawan,
lidah bersih, tidak ada gigi berlubang
Dada : payudara simetris, pembesaran payudara normal, ada
hiperpigmentasi, puting menonjol
Abdomen : pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada luka
bekas operasi, ada striae gravidarum, ada linea nigra
Ekstremitas : tidak oedema, gerakan aktif
Genitalia : bersih, tidak ada varises
Anus : tidak ada hemoroid
Punggung : normal
20
2.2 Palpasi
Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar
limfe dan vena jugularis
Dada : tidak teraba massa abnormal, kolostrum (+)
Abdomen :
Leopold I : TFU teraba 4 jari dibawah px. Pada
fundus teraba bundar, lunak, tidak melenting,
kemungkinan bokong janin
Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba
keras, panjang dan memapan, kemungkinan
pungggung janin. Pada perut ibu sebelah kiri
teraba tonjolan-tonjolan kecil yang aktif
bergerak, kemungkinan ekstremitas janin
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat, keras, dan melenting dan masih bisa
digoyangkan, kemungkinan kepala janin belum
masuk PAP
Leopold IV : konvergen
Mc. Donald : 30 cm
Penurunan :-
TBJ : 2.635 gram
2.3 Auskultasi
DJJ
frekuensi : 138 x/menit Irama : teratur
Intensitas : kuat puntum maximum : 1/3 sias kiri ke pusat.
Perkusi : Refleks patella kiri : positif
Reflek patella kanan : positif
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
21
3.1 USG
Usia kehamilan : 34-35 minggu
TBJ : 2.635 gram
Letak plasenta : fundus meluas ke corpus depan
3.2 Hb : 12 gr/dl
Protein urine : negatif
Reduksi urine : negatif
HIV : negatif
HbsAg : negatif
Sifilis : negatif
III. ASSESMENT
3.3 Kebutuhan :
Jelaskan penyebab nyeri punggung dan cara mengatasinya
Jelaskan tanda-tanda persalinan
Jelaskan persiapan persalinan yang perlu dilakukan
IV. PLANNING
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan penyebab nyeri punggung dan cara mengatasinya
3. Jelaskan tanda-tanda persalinan
4. Jelaskan persiapan persalinan yang perlu dilakukan
5. Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan
6. Rencanakan kunjungan ulang
22
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 34-35 MINGGU, TUNGGAL, HIDUP, INTRAUTERIN,
PRESENTASI KEPALA, KESAN JALAN LAHIR KEMUNGKINAN NORMAL, KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK DI
POLI KEBIDANAN RS UNAND TANGGAL 28 AGUSTUS 2019
23
Leopold II : pada perut ibu Jelaskan persiapan 2. Menjelaskan penyebab nyeri
sebelah kanan kemungkinan persalinan yang perlu punggung yang ibu rasakan saat
pungggung janin. Pada dilakukan ini yaitu karena seiring
perut ibu sebelah kiri bertambahnya usia kehamilan,
kemungkinan ekstremitas maka ukuran janin juga akan
janin bertambah sehingga pada saat ibu
Leopold III : pada bagian beraktivitas, tulang punggung ibu
bawah perut ibu akan bekerja lebih keras untuk
kemungkinan kepala janin mencapai keseimbangan tubuh.
belum masuk PAP Cara mengatasi nyeri punggung
Leopold IV : konvergen yang terkadang ibu rasakan
Mc. Donald : 30 cm adalah dengan cara menerapkan
TBJ : 2635 gram body mekanik yang benar seperti:
DJJ : menerapkan duduk
Frekuensi : 138x/menit dengan posisi tegap dan
24
meluas ke corpus depan bagian panggul terlebih
Hb : 12 gr/dl dahulu
Protein urine : negatif mengurangi aktivitas
Reduksi urine : negatif berat
3. Menjelaskan tanda-tanda
persalinan. Masa persalinan
ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show),
adanya kontraksi yang semakin
teratus dan semakin kuat, adanya
pembukaan dan penipisan mulut
rahim serta keluarnya air
ketuban. Jika ibu merasakan
tanda-tanda tersebut, ibu harus
segera ke fasilitas kesehatan
tujuan ibu untuk memeriksakan
diri.
25
E : ibu telah mengetahui tanda-
tanda persalinan dan bersedia
untuk segera ke fasilitas
kesehatan jika merasakan tanda-
tanda tersebut.
26
membawa buku KIA ke fasilitas
kesehatan yang ibu pilih sebagai
tempat persalinan, serta
menentukan calon pendonor
darah jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
E : ibu dan keluarga mengerti
serta telah menentukan tempat
dan penolong persalinan.
27
kesehatan untuk segera diperiksa.
E : ibu dan keluarga mengerti
serta keluarga bersdia membawa
ibu ke faskes jika ibu mengalami
salah satu gejala tersebut.
6. Merencanakan kunjungan ulang
yaitu 2 minggu lagi pada tanggal
11 September 2019.
E : ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang
28
BAB IV
ANALISIS KASUS
Data subjektif yang didapat dari ny. Y ini merupakan kehamilannya yang
pertama. Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya, HPHT ibu 04-01-
2019. Hasil pengkajian data objektif didapatkan keadaan umum ibu baik, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,2oC, pernapasan 18x/menit, LILA
23 cm, BB sekarang 52,4 kg Pemeriksaan pada wajah, mulut, leher dan
ekstremitas semua dalam batas normal. Hasil pemeriksaan fisik abdomen yaitu
tidak terdapat bekas luka operasi, PUKA, presentasi kepala , TFU 30cm. Hasil
pemeriksaan laboratorium Hb 12,1 protein (-), reduksi (-), HbSAg (-), dan Sifilis
(-) Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diperoleh maka didapat
hasil analisa yaitu Ny. Y G1P0A0H0, UK 34-35 Minggu, janin hidupi, tunggal,
intrauterine, presentasi kepala kesan jalan lahir normal dan keadaan umum ibu
dan janin baik.
Asuhan yang dapat diberikan pada ibu hamil G1P0A0H0 UK 34-35 mg
adalah menjelaskan penyebab nyeri punggung dan cara mengatasinya. Pada kasus
Ny. Y penyebab nyeri yang dialami oleh ibu adalah karena pertumbuhan janin
yang membuat ukuran rahim semakin membesar, bisa menekan pembuluh darah
serta saraf di area panggul dan punggung, yang kemudian memicu nyeri
punggung dan juga perubahan hormon ibu dimana hormon estrogen dan
progesteron makin meningkat. Cara mengatasinya adalah dengan menerapkan
body mekanik yang benar yaitu menerapakan duduk dengan posisi tegap dan idak
membungkuk, jika dalam posisi berdiri ingin mengambil barang dibawah ibu
dapat menurunkan badan secara perlahan-lahan dimulai dari bagian panggul
terlebih dahulu, mengurangi aktivitas berat dan banyak beristirahat.
Pada kasus ny. promosi kesehatan tentang nutrisi selama masa kehamilan
sangat perlu di berikan agar ibu mengetahui jenis makanan apa saja yang sebaik
dikonsumsi oleh ibu. Peran bidan disini yaitu memberi pendidikan kesehatan
kepada ibu tentang gizi yang seimbang untuk ibu hamil. Makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40%
dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.Untuk memperoleh anak
yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama
29
kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi
bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi
makanan yang dimakan.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi:
a. Energi
Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari
adalah 1.735,5 kkal.
b. Protein
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gramtiap
harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut
Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap
hari. Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin,
pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah dan Persiapan
masa menyusui.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak
akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
d. Karbohidrat
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan
asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
e. Vitamin, seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D,
Vitamin E dan Vitamin K.
f. Mineral mencakup zat besi, zat seng, kalsium, yodium, fosfor, flour dan
natrium.
Pendidikan kesehatan yang harus ibu ketahui selama masa kehamilan.
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk ibu hamil agar keaadan ibu tetap stabil
dan tidak terjadi masalah selama masa kehamilan dan menjelang masa persalinan.
KIE yang perlu juga didapatkan oleh ibu yaitu kebutuhan istirahat ibu selama
hamil.
30
Kebutuhan istirahat ibu hamil yaitu istirahat pada malam hari 7-8 jam dan
siang 1-2 jam.
Memberikan KIE Tentang tanda-tanda bahaya selama hamil agar ibu dapat
mengatasi masalah yang terjadi pada ibu antara lain :
1. Pendarahan
Pada kehamilan trimester 3 kondisi perkembangan janin sudah mengarah
pada bentuk fisik yang lengkap dan mulai mempersiapkan proses persalinan yang
sudah mulai dekat. Tanda bahaya kehamilan trimester 3 yang paling sering
menjadi pertanda utama jika ada keadaan yang tidak baik pada kondisi kehamilan
adalah pendarahan. Pendarahan terkadang memang secara normal dapat terjadi
pada kehamilan terutama di awal awal masa kehamilan dengan kondisi yang
ringan tanpa rasa sakit atau nyeri. Pendarahan dapat menjadi tanda adanya kondisi
berbahaya pada kehamilan trimester 3 jika memiliki ciri ciri yang disebutkan
dibawah ini.
a) Pendarahan terjadi sangat berat dan memilik waran yang gelap atau
memiliki warna coklak kemerahan dengan disertai rasa nyeri atau sakit
pada bagian perut.
b) Pendarahan berat dengan rasa sakit di daerah perut bagian bawah dan
bagian punggung pada awal trimester 3 yang merupakan salah satu tanda
kondisi gejala solusio plasenta atau plasenta yang terlepas dari dinding
rahim.
c) Pendarahan dengan frekuensi yang sangat sering dan memiliki bentuk
darah seperti gumpalan gumpalan dengan jumlah yang sangat banyak
sebagai ciri ciri darah keguguran.
2. Tidak adanya pergerakan pada janin
Dalam proses perkembangannya, janin pada usai kehamilan yang sudah
memasuki trimester ketiga biasanya akan dapat denga mudah dirasakan
gerakannya oleh ibu hamil. Salah satu tanda bahaya kehamilan trimester 3 yang
dapat menjadi petunjuk adanya kondisi tidak normal pada kehamilan seorang ibu
hamil adalah keadaan dimana tidak ada pergerakan dari janin di dalam
kandungan. Kondisi ini dapat diketahui dengan pasti sebagai tanda bahaya
terutama jika kondisinya bayi sangat aktif bergerak sebelumnya menjadi diam
tanpa gerakan.
31
3. Detak jantung bayi tidak terdeteksi
Selain gerakan yang tidak ada, keadaan berbahaya pada kehamilan terutama yang
berkitan dengan kondisi janin juga dapat dideteksi dari detak jantung janin namun
memerlukan alat pemeriksa dalam proses konsultasi bersama dengan dokter
kandungan dan tidak dapat dilakukan sendiri.
32
harus diketahui adalah Masa persalinan ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show), adanya kontraksi yang semakin lama semakin
kuat, adanya pembukaan dan penipisan mulut rahim serta keluarnya air ketuban.
Jika ibu merasakan tanda-tanda tersebut, ibu harus segera ke fasilitas kesehatan
tujuan ibu untuk memeriksakan diri.
BAB V
PENUTUP
33
5.1 Kesimpulan
1. Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua
2. Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi
yang mencolok. Perubahan ini dimulai segera setelah pembuahan dan
berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respon
terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta
5.2 Saran
1. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya
pelayanan ANC untuk mencegah AKI dan AKB
2. Tenaga Kesehatan
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan ANC agar mencegah AKI
dan AKB
3. Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi dalam membuat kajian mengenai
pelayanan ANC
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K.2015. Hubungan Karakteristik Bidan
34
dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015.
Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. 2014. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan
Pertama. Jakarta: Trans Info Media.
Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. 2015. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: In Media.
Bobak, Lowdermilk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Depkes R.I. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes R.I. Jakarta: 25
Fraser dan Cooper. 2009. Buku Ajar Bidan Myles . Yogyakarta : Nuha Medika
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.
https://hanibalhamidi.files.wordpress.com/2014/04/pedoman-ancterpadu.pdf
. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian
kesehatan Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/MENKES/SK/III/2010. Tentang
Standar Profesi Bidan.
Kumalasari, I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antental, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta:
Salemba Medika.
Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. 2014. Asuhan Kebidanan II PERSALINAN.
Jakarta :CV. Trans Media.
Saifudin, Abdul Bahri. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Hellen; Kriebs J.M; Gegor C.L. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan” Volume
1. Jakarta. EGC; 2016.
Zaluchu, F. 2015. SDGs dan kematian ibu di Indonesia.pdf. diakses tanggal 2
September
35