PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kebidanan menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu
profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban manusia. Profesi ini telah
menduduki peran dan posisi seorang bidan menjadi terhormat di masyarakat.
Secara popular seseorang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat
professional. Seseorang pekerja professional adalah seorang pekerja yang
terampil atau cakap dalam bekerja.. Profesi bidan itu merupakan suatu
pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus dalam beberapa bidang
ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yang telah disepakati oleh
anggota profesi dalam hal ini Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Bidan adalah
orang pertama yang melakukan penyelamat kelahiran sehingga ibu dan
bayinya lahir dengan selamat.
Bidan harus melalui pendidikan formal, mempunyai sistem pelayanan,
kode etik, dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara professional sehingga
semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu perlu
diperjelas batasan atau profesi
tidak ada
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Bidan
1.
Menurut WHO
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis,
dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan
dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.
2.
Menurut IBI
Bidan adalah
seorang
perempuan
yang
telah
mengikuti
dan
B. Definisi Kebidanann
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesis berbagai disiplin ilmu
atau multidisiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu
kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan
pelayanan kepada ibu dalam masa prakonsepsi, hamil, bersalin, postpartum
dan bayi yang baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, serta melaksanakan konseling dan
pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Midwifery is teh art and practice of combining the scientific,
philosophic, and human approach the provision of helath, maintenance of
women and their normal reproductive process, icluding child birth, with
involvement of the family and or significant other (Lang 1979)
Kebidanan adalah seni dan praktik yang mengombinasikan keilmiahan,
filosofi, dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam
pemeliharaan kesehatab perempuan sebagai syarat atau ketetapan dalam
pemeliharaan kesehatan perempuan dan proses reproduksinya yang normal,
termausk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang
berarti lainnya (Lang 1979)
Bidan adalah suatu profesi mempelajari ilmu kebidanan (midwifery).
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan No.369/MENKES/SK/III/2007,
5
C. Definisi Profesi
Profesi adalah aktifitas yang bersifat intelektual berdasarkan ilmu
pengetahuan digunakan untuk tujuan praktik pelayanan, dapat dipelajari,
terorganisir secara internal dan aktristik, mendahulukan kepentingan orang
lain (Abraham Flexman, 1915)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pelatihan khusus
dalam ilmu atau seni khususnya dan hal yang dipelajari dalam profesi yaitu
hukum, ilmu agama atau pengobatan. Namun dalam kenyataannya sosial
sangat kompleks (Mavis Kirkham, 1996)
Profesi berorientasi kepada pelayanan, memiliki ilmu pengetahuan
teoritik dengan otonomi dari kelompok pelaksana (Suessman, 1997)
Suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus dalam beberapa
bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yang telah disipakati
anggota profesi itu (Chin Yacobus, 1993)
D. Karakteristik dan Ciri-Ciri Profesi
Beberapa ahli mengemukakan bahwa karakteristik suatu profesi harus
berorientasi pada pelayanan melalui pendidikan dan mempunyai otonomi.
Secara umum profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.
2.
dalam pelaksanaan
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E. Profesional
Profesional berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara
popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional. Seorang
profesionak dalam bahasa kesehariannya adalah seseorang pekerja yang
terampil atau cakap dalam kerjanya. Biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.
Dalam hal ini, pengertian profesional perlu dibedakan dari jenis
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui kebiasaan melakukan
keterampilan tertentu (magang, terlibat langsung bekerja dalam situasi di
lingkungannya dan keterampilan sebagai warisan orang tuanya atau
pendahulunya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan seorang teknisi.
Keduanya (pekerja profesional dan teknisi) dapat saja terampil dalam unsur
kerja yang sama (misalnya, mengatasi prosedur kerja yang sama, dapat
memecahkan masalah teknis dalam kerjanya), tetapi seorang pekerja
profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang
menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap
yang positif dalam melaksanakan dan mengembangkan mutu kerja (Joni,
1980 dalam Koesno, 2004)
C.V. Good (dalam Rooks, 1997) menjelaskan bahwa pekerjaan yang
berkualitas profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukan
persiapan dan pendidikan khusus bagi calon pelakunya (membutuhkan
prajabatan yang relevan dengan kecakapan seorang pekerja). Profesional
memerlukan persyaratan yang telah dilakukan oleh pihak yang berwenang
(misal, pemerintah, organisasi profesi atau konsorsium) dan jabatan
profesional tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah.
10
F. Jabatan Profesional
Ciri-ciri jabatan profesional adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
yang
bersangkutan
untuk
selalu
meningkatkan
11
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pedoman Organisasi
b.
c.
Standar
Profesi
Standar
Organisasi,
Standar
pendidikan
b.
b.
c.
b.
c.
hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan
cepat
2) Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri.
Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan
memiliki
harga
diri
dan
kepercayaan
diri
sehingga
2.
3.
I.
bidan
mengalamkan
senantiasa
sumpah
menjunjung
jabatannya
tinggi,
dalam
menghayati
melaksanakan
dan
tugas
pengabidannya
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan
15
3.
4.
16
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan
profesinya
sesuai
dengan
perkembangan
ilmu
6.
kepada
pemerintah
untuk
meningkatkan
mutu
2.
3.
4.
5.
anggota
profesi
(AP)
praktik
dengan
bersendikan
profesi
demi
menjaga
kompetensi
pengetahuan
dan
ketrampilan bagi AP
2.
Kesejahteraan
yang
cukup,
dapat
membantu
AP
19
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keputusan Menteri Kesehatan RI dan Kesos Nomor 1446 a/MenkesKesos/SK/IX/2000 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perpanjangan
Masa Bakti Bidan PTT dan Pengembangan Karier Bidan Pasca-PTT
8.
Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan
Masa
bakti
PTT
dan
20
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan
Program
Pendidikan
Kebidanan
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1285/SJ/Diknakes/VII/1987
tentang penetapan Ijazah Pendidikan DIII Kesehatan Departemen
Kesehatan RI
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 4118/Kep/Diknakes/XI/1987
tentang Masa Bakti Bidan
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2221/Kep/Dinakes/VIII/1986
tentang Pedoman Permintaan Izin Penyelenggaraan Program Pendidikan
Bidan
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 386/Menkes/SK/VII/1985
tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1527/Kep/Diknakes/VII/1985
tentang Berlakunya Kurikulum Program Pendidikan Bidan
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 386/Menkes/SK/VII/1985, 22
Juli 1985, tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan
20. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980, 27
September 1980, tentang Wewenang Bidan
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 572 Tahun 1996, 4 Juni 1996,
tentang Registrasi dan Praktik Bidan Instruksi Presiden pada sidang
Kabinet Paripurna tentang perlunya penempatan bidan di desa, 5 Januari
1993
21
Pelaksanaan
Peraturan
Menkes
Nomor
Kedokteran
Universitas
Gajah
Mada
Nomor
Kedokteran
Universitas
Gajah
Mada,
Nomor
22
33. Surat Edaran dari Dirjen Anggaran Nomor 28 Mei 2000 tentang
Penyesuaian Gaji Pokok Dokter Umum, Dokter Gigi dan Bidan sebagai
PTT
34. Himbauan
Mendagri
Nomor
446/1742/SJ
kepada
seluruh
jawab
seorang
bidan
disamping
keluarganya
sangat
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan
praktiknya bekerja berlandaskan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,
metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimiliki yang
diatur oleh organisasi profesinya yaitu Ikatan Bidan Indonesia. Bidan
merupakan profesi, yang dapat diterangkan sebagai berikut :
1.
Disiapkan
melalui
pendidikan
formal
agar
lulusannya
dapat
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
25
B. Saran
1.
Bagi Bidan
Diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika profesinya
2.
3.
Bagi Pemerintah
Berupaya secara terus menerus dalam mendukung profesi bidan dengan
cara meningkatkan kualitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas
pendidikan yang bermutu.
26